Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

“PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN”

DISUSUN OLEH :

Desi Sitompul (5153311009)

PTB EKSTENSI – D 2015

Dosen Pengampu : Pdt. Selfi Sihombing, S.Th.,M.Si., MP.dK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan Kasih dan
KaruniaNya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan tugas critical Book review(CBR)
“Pendidikan Agama Kristen Protestan “ ini tepat pada waktunya. Selesainya tugas ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada penulis
sehingga termotivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, bantuan dan do’a serta
pengertian yang besar kepada penulis baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan makalah ini .
Dalam penulisan CBR ini, penulis menyadari bahwa dalam mengupas dan mengkritik buku
Okultisme ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya.
Kiranya tiada lain karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan
mendalam. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya penulis harapkan,
sebaga imasukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.

Demikianlah makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, bagi pembaca umumnya, dalam memberikan informasi tentang membangun masa
depan yang berkelanjutan.

Medan , 22 Mei 2018

Desi Sitompul
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Tujuan .............................................................................................................. 1
C. Manfaat ............................................................................................................ 1
D. Identitas Buku ................................................................................................. 3

BAB II Rangkuman Isi Buku ...................................................................................... 4

2.1 Rangkuman Isi Buku Okultisme ( Buku Utama) ........................................ 4


2.2 Meninggal Adat Dalihan Natolu (Buku Pembanding)................................ 7
BAB III Pembahasan ................................................................................................... 9

A. Keunggulan Buku............................................................................................ 9
B. Kelemahan Buku ............................................................................................. 9

BAB IV Penutup .......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 11


BAB I PENDAHULUAN
A . Latar Belakang

Melalui kegiatan critical book ini review ini mahasiswa dapat diajak untuk berfikir
kritis melalui suatu permasalahan , menilai dan menganalisis suatu kajian secara objektif serta
mampu menantang suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.

Critical review adalah tugas menulis yang mengharuskan anda untuk meringkas dan
mengevaluasi tulisan. Tugas critical review bisa berupa buku, bab atau artikel. Dalam menulis
critical review anda harus membaca secara seksama dan juga membaca tulisan lain yang serupa
agar anda bisa memberikan tinjauan atau evaluasi yang lebih konfrehensif, objektif, dan
factual.

Critical berarti kritis bukan berarti anda harus mengkritik segi negative dari suatu hal ,
namun hal ini anda harus bertanya tentang informasi atau opini. Anda harus paham banyak
perspektif untuk bisa memberikan evaluasi atau keputusan,sehingga kritik anda bisa
dipertanggung jawabkan.

B. Tujuan

Tujuan utama dari penulisan Critical Book Report ini adalah untuk menyelesaikan salah satu
tugas mahasiswa pada mata kuliah Pendidikan Agama Kristen yang mengulas isi buku
“Okultisme”. Mengkritik buku bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai
identitas buku, ringkasan buku, analisis isi buku, mengulas kelebihan dan kekurangan buku, baik
dari segi sisitematika penulisan, maupun kepaduan isi buku itu sendiri. Selain itu, mengkritik buku
juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang
disajikan oleh penulis, sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya.

C. Manfaat

 Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca terhadap materi yang dibahas,
yaitu okultisme sebagai penyembahan berhala dan kepercayaan terhadap hal hal gaib .
 Menjadikan penulis untuk lebih kreatif, aktif dan produktif dalam mencapai tujuan dari
kependidikan.
 Mengetahui lebih mendalam masalah okultisme dan akibatnya .
 Mengetahui bagaimana cara menangani atau menolong orangan yang terikat dengan
okultisme dan bagaimana seharusnya sikap seorang kristen terhadap okultisme
3

D. IDENTITAS BUKU YANG DILAPORKAN

BUKU UTAMA :

Judul buku : OKULTISME


Penulis : Pdt. Selfi Sihombing, S.Th.,M.Si.,MP.dK
Pdt. Bangun Sihombing, ST. MOiv
Penerbit :-
Tahun terbit : 2018 cetakan VII
Kota terbit :-
Jumlah halaman : 108 halaman
No ISBN :-

BUKU PEMBANDING :

Judul buku : Meninggal Adat Dalihan Natolu


Penulis :Drs. Richard Sinaga (Op livia)
Penerbit :Dian utama dan Kerabat (Kerukunan Masyarakat Batak)
Tahun terbit : 2013
Kota terbit : Jakarta
Jumlah halaman : 143
No ISBN :979-95576-1-5
4

BAB II RANGKUMAN ISI BUKU

2.1 RANGKUMAN ISI BUKU OKULTISME(BUKU UTAMA)

Pada BAB pertama menjelaskan Latar Belakang Masalah Terjadinya Okultisme.


Okultisme ini menyangkut dengan alam roh, kuasa-kuasa diluar rasio dan hal-hal misteri. Dari
zaman kezaman topik ini selalu tidak ketinggalan zaman, oleh sebab itu maka penulis
membahas tentang pengertian okultisme.

Pada BAB ke-dua membahas tentang Masalah Okultisme Dan Akibatnya. Pada dasarnya
membahas pengertian okultisme yaitu gelap, yang rahasia, yang berhubungan dengan kuasa
kegelapan. Dan terdapat nama-nama lain yang dikenakan terhadap okultisme yaitu setan dan
iblis.

Setan digambarkan sebagai seekor naga merah yan besar . (Wahyu 12 : 3,7,9) . Ini
menegaskan sifatnya yang buas dan kejam terutama sekali di dalam konflik . Salah satu
kegiatan setan adalah menjadi pemfitnah atau pendakwa saudara saudara (Wahyu 12: 10)
Setan juga sebagai penggoda , pencoba (Mat 4:3;1 Tes 3:5) .

Sedangkan Iblis adalah nama dalam Alkitab yang diberikan pada pemimpin pemimpin
malaikat yang jatuh . Iblis melakukan dengan mencobai manusia Salah satu sarana utama yang
dipakai iblis adalh penyesatan (2 Kor 11 : 14-15).

Nama - nama yang bersangkutan paut dengan hal hal yang menakutkan manusia yaitu
Hantu ,Jin ,Roh Kedasyatan, nama nama yang bersangkutan paut dengan keinginan tubuh
yang tidak wajar yaitu roh penidur ,roh perzinahan. Nama-nama yang bersangkutan paut
dengan penyakit tertentu yaitu roh membisukan , roh yang menyebabkan orang menjadi tuli
,roh yang menyebabkan orang menjadi buta , roh yang menyebabkan orang menjadi bungkuk
,roh di belakang skit ayan, nama-nama yang bersangkutan paut dengan praktek okultisme
secara langsung yaitu roh tenung , roh peramal. Nama-nama yang bersangkutan paut dengan
penyembahan kepada dewi dewi yaitu hermes, beelzebul ,adramelek ,amon , anamelekh ,apis
,artemis dan Nama nama yang bersangkutan paut dengan jenis hewan tertentu yaitu : nama-
nama hewan juga dipakai oleh setan sebagai gelar bagi dirinya seperti : naga, ular, singa,
lewihan, hewan purbakala yang bisa dibangkitkan amarahnya. Nama-nama yang bersangkutan
paut dengan situasi zaman yaitu roh dunia, bumi, ilah zaman, dan barang barang duniawi.
Nama-nama yang bersangkutan paut dengan kepercayaan yang anti kristus yaitu roh yang
menyesatkan dan roh anti kristus. Dan masih banyak nama-nama yang berpaut pada sifat-sifat
jahat dan dosa.
5

Ada 4 Bentuk-Bentuk Praktek Okultisme terdiri dari : spiritisme, jimat-jimmat, mujizat


palsu, dan olahraga demonis yaitu yoga, silat memakai ilmu gelap, dan peniruan cara
penyembahan oleh Tuhan Yesus. Dan Dampak akibat penggunaan Okultisme baik itu secra
rohani, psikologi, fisik, keluarga dan masih banyak lagi.

Tanggapan yang salah terhadap okultisme dan dampak tidak dibukanya hal ini pada jemaat
. adalah sebagai berikut:

 Adanya pola pikir penolakan terhadap okultisme


 Dampak tidak dibukakannya okultisme
 Okultisme dalam Televisi
 Okultisme di media cetak
 Okultisme pada adat
 Okultisme pada zaman modern

Pada BAB III membahas tentang Pandangan Kekristenan Tentang Okultisme. Terdapat
masalah okultisme pada perjanian lama dapat kita lihat pada nats alkitab kita yaitu kekuatan
kekuatan gaib terdapat dalam Daniel 1:20 ;2:23 ; 27;:4:7,9;5:11 dan masih banyak hal yang
lain. Dan contoh pemangilan roh yaitu Kejadian yang dialami oleh Saul yang pergi ke Endor
untuk menemui perempuan pemanggil arwah adalah sebuah spiritisme dalam perjanjian lama
(1 Samuel 28:1-25).

Berikut ini adalah pandangan para bapa gereja tentang okultisme yang pertama Justin
Martyer (100-163) yaitu Ia berpandangan bahwa setan mungkin kan patuh jiak diusir oleh
orang yahudi dalam nama Allah Abraham , Ishak dan yakub. Dan yang kedua yaitu Luther
Dalam katekismus kecil Martin Luther mengemukakan maksud dari perintah Allah yang
kedua dalam titanhnya yang artinya kita harus takut kepada Allah dan janga bersembah sujud
kepada Allah lain dan meminta kehidu[an kepadanya dan jangan memanggil roh roh dan yakin
pada benda sakti. Dan yang terakhir yaitu Calvin Pengusiran setan pada upacara baptisan
dilarang oleh Calvin . Sebaliknya ia menekankan perlunya orang kristen mengenakan dan
menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah dalam perlawanan dalam kuasa kuasa setan
,doa, dan iman adalah sangat penting .

Sifat Allah Tidak Mau diduakan dalam hidup orang kristen dan Allah selalu berdiam
dalam orang percaya serti yang tertulis Roh kudus diam dalam para rasul (Yoh 14:17). Ada
Kuasa Di Dalam Nama Yesus Kristus. Ketika orang percaya berhadapan dengan pelepasan
akan kuasa iblis maka otoritas yang dipakai adalah otoritas di dalam kuasa kristus untuk
membebaskan orang orang dari kuasa jahat.
6

Pada BAB IV membahas tentang Membebaskan Dari Ikatan Okultisme. Ada beberapa
istilah dalam pelayanan pelapasan yaitu possession (dikuasai iblis), Obsession, dan Opression
(dikendalikan iblis). Maka dari itu kita perlu mempersiapkan diri untuk pelayanan pelepasan
dari okultisme, baik itu persiapan rohani, persiapan pengetahuan, persiapan perlengkapan
senjata Allah yakni persiapan mental dan persiapan pribadi & keluarga.

Kita bisa menganalisa masalah okultisme baik itu masalah biologis, psikologis dan
demonis. Sehingga akibat-akibat yang terjadi pada praktek okultisme ( ilmu gelap) yakni
akibat untuk diri sendiri seperti yang tertulis dalam (Luk. 13:11; Kis. 10:38) hidup dalam
keadaan sakit aneh, (2 Taw. 33:1-11) hidup dalam keadaan sesat dan masih banyak lagi. Ada
juga akibat keturunan dan lain sebagainya. Cara pelepasan okultisme atau ikatan-ikatan setan
yakni membawa oran itu kepada Yesus Kristus, memusnakan benda-benda okultisme,, kontrak
dan persahabatan dengan medium mistik dihentikan, mau mengakui dosa-dosa okultisme
tersebut, mengadakan doa pelepasan, dan selalu mengadakan follow up pelayanan okultisme.
7

2.2 MENINGGAL ADAT DALIHAN NATOLU (buku pembanding)


Pada bagian pertama ini membahas tentang makhluk berbudaya. Bahwa sesungguhnya
manusia itu adalah makhluk yang memiliki pikiran atau akal budi yang dapat bekerja dan
menghasilkan sesuatu yang di anggap berguna atau baik untuk kehidupan manusia.
Keseluruhan hasil kerja akal budi itu di sosialisasikan dan di di wariskan secara turun
menurun dari generasi kegenarisi berikutnya itulah yang dinamakan kebudayaan.
Adat istiadat sebagai budaya adalah ciptaan manusia. Disebut namanya adat karena sudah
dilakukan secara berulang-ulang dan sudah lazim lalu di anggap sebagai aturan yang harus di
patuhi anggota masyarkat pemiliknya, penulis tidak sependapat dengan kelompok orang-orang
kristen yang mengatakan bahwa adat tidak sesuai dengan alkitab.
Pada bahasan kedua tentang manulangi natua-tua yaitu memberi makan orang tua dengan
menyuapkannya ke mulut. Itu dilakukan bukan karena orang tua itu tidak bisa mengambil
sendiri, tetapi adalah sebagai penghormatan anak-anak pada orang tuanya.
Pada bahasan ketiga membahas tentang klasifikasi orang meninggal di adat dalihan natolu
orang meninggal di sebut mate. Konotasi kata mate cukup netral. Lebih halus di sebut jomolo
yang secara harfiah berarti lebih dulu.jadi ada pengklasifikasian untuk orang yang sudah mate,
seperti mate panggol berarti seseorang yang meninggal pada umur sudah dewasa. Mate
paralang-alangan sebutan bagi seseorang yang meninggal ketika sudah menikah tetapi belum
mempunyai anak, mate mangkar berarati seseorang yang meninggal tetapi masih
meninggalkan keturan yang masih kecil-kecil, mate hatungganeon berarti seseorang yang
meninggal jika di lihat dari usianya sudah pantas bercucu, walaupun pada keadaan sebenarnya
ia belum bercucu, mate saurmatua berarti seseorang yang meninggal telah bercucu, saur matua
bulung yaitu seseorang yang meninggal sudah menjadi marnini dan marnono.
Pada bahasan keempat yaitu ulos untuk yang meninggal. Ulos yang di berikan untuk
orang yang meninggal banyak sekali jenisnya. Di berikan sesuasi dari pengklasifikasian diatas.
Pada bahasan kelima ini yaitu boan, ola, galang ni na mate, maksudnya sesorang yang
meninggal saur matua, saur matua saur matua bulung sudah harus marboan artinya di acara
adat pemberangkatan ke kubur seekor ternak harus di sembeli.
Pada bahasan keenam ini yaitu sijagaron dan mardondon tua, maksudnya adalah ikatan
dari bunga bakung(ompu-ompu) ranting pohon beringin (jabi-jabi) dan pimping sanggar.
Ikatan ketiga jenis tanaman itu di himpun dalam sebuah kantong pandan lalu di letakkan di
dalam bakul yang telah berisi padi dan di atas pada ini di taruh kemiri kegiatan ini di lakukan
jika yang meninggal sudah bercucu.
Pada bahasan ketujuh tentang adat pemakaman. Terdapat di dalamnya upacara adat.
Pada bahasan kedelapan yaitu adat ungkap hombung atau pisa naganjang tentang
membagi warisan dari keluarga yang meninggal.
8

Pada bahasan kesembilan yaitu martunggu raja yaitu pertemuan keluarga besar dalihan
natolu berbicara untuk menyepakati acara adat.
Pada bahasan kesepuluh yaitu pemberangkatan kekubur. Hari H pemberangkatan jenazah
ke kuburan dapat di beagi beberapa acara, hal ini di sepakati dari kegiatan martonggo raja.
Pada bahasan sebelas yaitu tentang penghiburan ada 15 hari setelah di kubur seseorang
yang telah meninggal, kerabat-kerabat yang terkait pada umumnya datang lagi ke rumah duka
untuk mengadakan penghiburan.
Pada bahasan dua belas mangokal holi berarti menggali tulang belulang orang mati. Ada
beberapa alasan mengapa tulang belulang orang yang sudah mati itu di gali kembali, pertama
karena tempat berkubur itu sudah terdesak oleh lahan pertanian, jalanan dan perkembangan
kota. Alasan kedua untuk di pendahkan dan di kubur ke tambok na timbo atau akan disimpan
di batu napir.
Pada bahasan ketiga belas yaitu tambak, batu napir dan tugu. Tambak yaitu dari
gundukan pusara seseorang yang dikubur dapat diketahui sudah bercucu atau belum. Batu
napir adalah bangunan yang terbuat dari bahan batu dan semen, yang didalamnya disediakan
kapling-kapling kuburan untuk 5 atau 7 orang. Sedangkan tugu adakalnya digunakan untuk
batu napir. Menurut penulis tugu tidak lah terkait dengan kuburan.
9

BAB III

PEMBAHASAN

A . Keunggulan Buku

Berdasarkan tampilan buku, cover yang dipakai penulis cukup bagus. Penulis memilih
warna gelap penuh dengan misteri sebagai warna dasar cover buku ini. Tata letak penulisan dan
sistematikanya juga rapi, sehingga enak untuk dibaca. Kata-kata yang disampaikan penulis juga
telah sesuai dengan kaidah EYD yang berlaku. Berdasarkan isi dari buku yang disampaikan,
sangat tepat dan real di dalam kehidupan rohani orang kristen sehingga buku ini menjadi pedoman
untuk lebih waspada terhadap praktek okultisme . Penyampaian teori yang digunakan pada buku ini
juga cukup sederhana, sehingga tidak menyulitkan pembaca dalam memahaminya.

Sedangkan Buku pembanding cover yang dipakai cukup menarik. Buku ini banyak
mengutip konsep-konsep dari pendapat teori yang telah diterapkan.ini memberikan penjelasan yang
sangat lengkap mengenai adat dalihan natolu serta menjelaskan aturan dalam pelaksanaan adat
tersebut, saya sebagai pembaca sangat tertarik ketika membahas mengenai penghormatan yang
tinggi kepada kedua orang tua dan selain itu nilai kekeluargaan dalam adat Dalihan natolu ini
sangat solid ini terbukti pada sebuah pernyataan yaitu: “patuhlah terhadap peraturan di mana kalian
tinggal tetapi jika bertemu sesama kita janganlah malu untuk berhasa daerah dan kita adalah
bersaudara”. Dan buku ini selalu terdapat food note di setiap lembarannnya.

B . Kelemahan

Pada buku utama banyak ditemukan perulangan kalimat yang sama sehingga pemborosan
kata-kata pada tiap kalimat, tidak memiliki alamat penerbit yang jelas, tidak memiliki nomor ISBN,
tidak disertai gambar yang jelas untuk menunjang penampilan buku ini, dan tidak mencantumkan
daftar pustka yang jelas agar setiap pembaca mengetahui sumber isi buku tersebut.

Sedangkan pada buku pembanding Penulis sepertinya beranggapan bahwa yang membaca
buku ini adalah orang dalihan natolu, sehingga penulis tidak banyak menjelaskan makna dari
bahasa daerah yang di gunakan contohnya hula-hula, tulang rorobot, bere suhut dan banyak lagi.
10

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Okultisme merupakan kepercayaan terhadap ilmu gaib atau kuasa kegelapan , yang dari
dulu dipercayai orang orang yang tidak percaya di dalam Tuhan . Hal inilah yang membuat
manusia jauh dari Tuhan . Sehingga mengakibatkan kehidupan manusia dikuasai okultisme tersebut
, namun tuhan memberikan pelepasan kepada manusia ketika manusia mempercayai tuhan maka
Tuhan akan melepaskan manusia tersebut dan akan jauh dari kutuk dosa .

kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh yang
bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia
serta menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang
berharga atau tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena
kebudayaan itu diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah
pada pandangan hidup dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz,
1973b).
DAFTAR PUSTAKA

Sihombing Selfi,dkk.2018.Okultisme.Medan.Cetakan VII

Sinaga, Richard.( 2013). Meninggal Adat Dalihan Natolu. Jakarta: Dian utama dan Kerabat
(Kerukunan Masyarakat Batak)

Anda mungkin juga menyukai