Anda di halaman 1dari 10

ASKEP SEHAT JIWA SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN BAYI

OLEH:

KELOMPOK 2 KELAS A

ANISA SUSIANTI C051171019


A. ZULFIANA TENRI LENGKA C051171018
ANUGRAH TRIYANI C051171017
ADANI NOVITASARI C051171016
RIDHA RAHMADANI C051171013
SUMARNI C051171011
ARISMA EKA SAPUTRI JANNATI C051171010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2019
A. Teori Perkembangan Usia Bayi

1. Perkembangan Bayi
Perkembangan dalam lingkup psikologi merupakan sebuah konsep
yang cukup rumt dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi.
Secara sederhana, Seifer dan Hoffnum mendefinisikan perkembangan
sebagai “longterm changein a person growth feeing, pattern of thinking,
sosial, relationship, and motor skill.” Dalam konsep perkembangan juga
terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan atau growth merupakan sebuah
istilah yang sering digunakan dalam biologi, sehingga pengertian lebih
bersifat biologis.
Masa bayi berlangsung pada usia 0-1 tahun pertama setelah priode
bayi yang baru lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap
sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk
membedakannya dengan priode pascanatal yang ditandai dengan keadaan
sangat tidak berbahaya. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak
berdaya secara cepat menghilang dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap
hari setiap minggu dan setiap bulan bayi semangkin mampu mandiri
sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun ke-2 ia menjadi seseorang
yang berbeda dengan awal masa bayi.
Karena istilah bayi banyak ditafsirkan sebagai individu yang tidak
berdaya, maka semangkin umum orang menamakan masa bayi selama dua
tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah
anak bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri.
(Hurlock, Elizabeth, 2002).

2. Perkembangan fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa
bayi dan pada periode pubertas. Selama eenam bulan pertama, pertumbuhan
terus terjadi dengan pesat seperti pada priode pranatal dan kemudian mulai
menurun dalam kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun selama tahun
pertama peningkatan berat tubuh lebih besar dari pada peningkatan tinggi
selama tahun ke-2 terjadi hal sebaliknya. Kalau pertumbuhan pesat yang
meruupakan ciri dari periode pranatal dari awal priode pascanatal tidak
berkurang setelah lahir, anak dapat tumbuh menjadi raksasa. Meskipun pola
umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi
tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik, dan bidang
perkembangan fiisik lain. Beberapa bayi memulai kehidupan dengan badan
yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini
disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi fisik yang buruk akibat ibu
kurang gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama
pranatal. Akibatnya bayi itu cendrung ketinggalan dengan tema-teman
sebayanya dalam tahun-tahun dimasa bayi. (Hurlock, Elizabeth : 2002).
3. Perkembangan Psikososial Usia Bayi
a. Ciri-ciri Perkembangan Psikososial
1) Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan
memperlihatkan rasa senang-nyaman berdekatan dengan orang yang
dikenal
2) Usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial
3) Usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat
merangkak atau meraih sesuatu.
4) Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau
pengasuhnya dan
5) Usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan orang lain diluar ibu atau
pengasuhnya, bermain sendiri atau dengan orang lain. (Desmita :
2009).
b. Tahap Perkembangan Usia Bayi
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi
menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua
komponen, yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak
baik (yang tidak diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya
tergantung pada pemecahan masalah pada tahap masa sebelumnya.
Dari pendapat Erik Erikson tadi maka tahap-tahap perkembangan
psikososial yang dilalui bayi hanya ada satu yaitu sebagai berikut :
1) Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa
percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama
kehidupan. Begitu bayi lahir dan kontak dengan dunia luar maka ia
mutlak tergantung dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya
pada lingkungan merupakan kebutuhan. Alat yang digunakan bayi
untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indera,
sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah
ibu.
c. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak
fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi
menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan, kesabaran,
dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa
bersalah, dan kesedihan). Sedangkan, yang dinamakan dengan
emosionalitas pada perangai bayi adalah kecenderungan untuk mengalami
kesulitan (distressed). (Desmita : 2009).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan
tertentu, seperti, media untuk penyesuaian diri dan mempertahankan
kelangsungan hidup (adaptation & survival). Emosi pun memiliki fungsi
sebagai media pengaturan diri (regulation).Dan juga berfungsi sebagai
media komunikasi. (Desmita : 2009).
Gejala awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum
terhadap stimulus yang kuat. Keterangsangan berlebih-lebihan tampak
dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meski begitu,
reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo natal, kurang
spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap kesenangan dan
ketidak senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi emosional bayi
sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang ditampakkan oleh
orang dewasa. (Desmita : 2009).
Biasanya, emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan menangis
dan tersenyum, karena kedua hal itu adalah mekanisme yang terpenting
untuk mengembangkan komunikasi bayi tersebut. (Desmita : 2009).

Perkembangan Emosi Bayi:

NO UMUR UMUR EKSPRESI EMOSI

1. 0 – 1 bulan Senyuman sosial


2. 3 bulan Senyuman kesenangan
3. 3 – 4 bulan Kehati-hatian
4. 4 bulan Kelurahan
5. 4 – 7 bulan Kegembiraan, kemarahan
6. 5 – 9 bulan Ketakutan
7. 18 bulan Malu

d. Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang
menyelubungi seseorang secara umum, yang dibentuk oleh
kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional,
perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang dihasilkan rangsangan.
Temperamen juga bisa dilihat sebagai reaksi seseorang terhadap respon
lingkungannya. Temperamen umumnya diperoleh seseorang melalui
orang tuanya dengan cara diturunkan, juga dipengaruhi lingkungan
sekitar. Perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta
pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak
lahir, yang relatif stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua
situasi yang dipengaruhi oleh interaksi antara pembawaan, kematangan,
dan pengalaman. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan
mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang.
Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet, rewel
dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan tempramen seorang
bayi. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
e. Tahap Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan
oleh J. Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan
antara ibu dan anak. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan
mempercayai bahwa attachment pada bayi merupakan dasar utama bagi
pembentukan kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J.
Bowlby, pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi
adalah karena bayi dan ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk
membentuk suatu katerikatan. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai berikut :
a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang
dengan atau menerima dengan senang orang yang dikenal dan yang
tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal,
tersenyum pada orang yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh
pertama lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya,
akan menangis ketika berpisah dengannya.
d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh
pertama, bayi tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau
pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang lama. (Aziz Alimul
Hidayat : 2008).
4. Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2
bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya
dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya
apabila mereka diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat
muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya
tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang keterikatan
yang aman (secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun
pertama kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap
perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat
anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat
mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga
membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua
ini, anak mengatasi rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak
yang meninggalkan masa bayi dengan rasa percaya pasti pada tahap
selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang mungkin terjadi
karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson
menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi
versus rasa malu dan ragu-ragu. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
5. Tugas Perkembangan
Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi yang
berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia yang agak
berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial dalam bentuk
tugas-tugas perkembangan. Misalnya, semua bayi diharapkan belajar berjalan,
memakan makanan padat, sedikit mengendalikan alat-alat pembuangan,
mencapai stabilitas fsiologis yang baik (terutama dalam irama lapar dan tidur),
mempelajari dasar-dasar berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan
orang tua dan saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak
sepenuhnya tersendiri seperti pada saat dilahirkan. (B. Hurlock, Elizabeth :
2002).
Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan
mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan
selanjut nya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting.Lagi pula,pada
periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali. Bayi yang
baru lahir dan sehat,dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam
lingkungan nya,dan melalkukan tugas-tugas perkembangan tertentu.Ada
tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus dilatihnya setiap waktu, agar bayi
atau anak mampu melakukan adaptasi sosial (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial), dan mampu mempertahan kan kelangsungan
hidupnya.Misal nya tugas pendisiplinan diri atau pembiasaaan diri, makan dan
tidur secara teratur, dan belajar patuh.(Aziz Alimul Hidayat : 2008).

B. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Sepanjang Usia Bayi

1. Diagnosa keperawatan :
”Kesiapan peningkatan perkembangan bayi”
2. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda,
memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan
pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi
mengalami masalah kesehatan atau sakit.

Intervensi Spesialis
 Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.
Daftar Pustaka

Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar
Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram Magister
Keperawatan Jiwa FIK UI

Anda mungkin juga menyukai