Anda di halaman 1dari 5

Sterilisasi Dengan Cara Kimia

Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :

a. Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas

b. Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan


merkuroklorid

Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba
disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu.

Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain :

Desinfektan lingkungan misalnya :

1. Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.

2. Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain

3. Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol
70%.

Cara Kimia (Khemis)


Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu difahami:
- Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad
renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak hidup, karena akan merusak jaringan.
Prosesnya disebut desinfeksi.
- Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan maupun membunuh
pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut
antiseptis.
- Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh mikroorganisme, misal :
bakterisid, virosid, sporosid.
- Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan organisme,
misal : bakteriostatik, fungistatik.
Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.
1. Fenol dan derivatnya
Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara aktif atau merusak
selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan
maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada
suasana alkali, suhu rendah, dan adanya sabun.
2. Alkohol
Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan melarutkan
lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil
alkohol (etanol) 50-70% mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya
bakterisidnya kurang dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.
3. Halogen beserta gugusannya
Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme dengan cara mengoksidadi
protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan enzim-enzim. Misalnya :
- Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan pembedahan
- Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang umum dipakai adalah
kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.

4. Logam berat dan gugusannya


Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein esensial lain dalam sel
sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.
Contoh :
- Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.
- Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada bayi (Neonatol
gonococcal ophthalmitic).
5. Deterjen
Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran sitoplasma.
i. Aldehid
Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein. Contoh : formalin (formaldehid)
ii. Gas sterilisator
Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau dengan
zat kimia cair. Pada proses ini material disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang
dipakai adalah ethilen oksida.
Kebaikannya : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan daya penetrasinya
besar
Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.

Flambir dgn cara nembakar alat didalam kom, dengan menggukan alkohol.
GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai