PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah salah satu penyakit zoonosis yang terabaikan (negleted disease) yang
disebabkan oleh cacing Schistosoma ini, dapat menginfeksi manusia dan hewan
mamalia, diantaranya yaitu sapi (Bos sundaicus), kerbau (Bubalus bubalis), kuda
(Equus cabalus), anjing (Canis familiaris), babi (Sus. Sp), musang (Vivera
tangalunga), rusa (Carvus timorensis), dan berbagai jenis tikus (Rattus exulans,
menginfeksi kurang lebih 240 juta penduduk di dunia, dan terdapat sekitar 700
Secara global, ditemukan kematian sebanyak 200.000 orang per tahunnya karena
Tesch pada tahun 1937 yang disebabkan oleh Schistosoma japonicum dengan
1
2
daerah persawahan, danau Lindu pada tahun 1971 oleh Carney et al., dan
Tengah yaitu di daerah dataran tinggi Lembah Napu, Lindu, dan Bada. Sulawesi
tahun 2006, kurang lebih terdapat 560 titik fokus atau tempat perindukan keong.
Sejumlah 380 titik fokus di Lembah Napu dan 180 titik fokus di dataran tinggi
mengalami fluktuasi pada tahun 2001-2010, prevalensi terendah yaitu 0,70% pada
tahun 2003, dan prevalensi tertinggi yaitu 5,68 % pada tahun 2010. Pada tahun
Pada tahun 2013 survei yang dilakukan pada 15 desa di Lembah Napu
sebanyak 10.569 dari 13.658 total penduduk, ditemukan sekitar 205 (1,9%) yang
Kegiatan survei yang dilakukan oleh P2B2 Donggala, dalam program rutin
semester I (Januari-Juni) di Napu Kec. Lore Utara, dari jumlah penduduk 4886
orang yang diperiksa, terdapat 338 orang (6,92%) yang terinfeksi oleh satu atau
lebih jenis cacing. Infeksi kecacingan yang ditemukan di Kec. Lore Utara bukan
hanya S.japonicum, tetapi ada juga terdapat infeksi kecacingan usus atau yang
sering disebut Soil Transmitted Helminth (STH) yang disebabkan oleh beberapa
jenis cacing. Jenis cacing yang termasuk dalam STH yaitu Ascaris lumbricoides,
sebesar 2,37% (116 0rang), infeksi Hookworm sebesar 2,15 (115 orang), dan
infeksi Tricuris trichiura sebesar 0,29% (14 orang) (Nurwidayati, et al., 2015).
metode kato-katz pada tahun 2015 semester II, di Desa Dodolo Kecamatan Lore
Utara, dari jumlah penduduk sebanyak 378 orang, terdapat 12 orang yang
rutin semester I tahun 2016, dari jumlah penduduk 378 orang, hanya 296 orang
positif pada tahun 2015, dan 7 orang lainnya merupakan kasus baru. Hal ini
yang sudah dinyatakan positif dan kemudian diberikan obat Praziquantel tidak
eleminasi yaitu pada tahun 2020, dengan harapan bisa menurunkan prevalensi
<1% sesuai dengan standar WHO. Upaya yang telah dilakukan dalam
survei, penelitian dan uji coba lapangan dengan tujuan untuk lebih mengetahui
5
kegiatan rutin untuk penanggulangan dan pemberantasan pada daerah fokus keong
yang merupakan hospes perantara dari cacing schistosoma japonicum pada tahun
1982. Kegiatan rutin lainnya yaitu seperti, pemberian obat kepada penderita
pola hidup sehat dan bersih (PHBS) kepada masyarakat setempat, khususnya pada
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dinkes Provinsi Sulteng setiap
Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh Dinkes Provinsi Sulteng, jika hanya
jumlah telur cacing sudah rendah akan sulit dideteksi menggunakan mikroskop
rendah dalam mendeteksi infeksi dengan intensitas yang ringan. Sehingga untuk
dibutuhkan alat diagnostik yang lebih sensitif dan spesifik, agar penemuan
penderita cepat dan tepat, sehingga pengobatan yang diberikan juga tepat dan
6
menjadi salah satu pilihan, sebagai alat diagnostik untuk schistosomiasis yang
memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi, karena dengan 1 DNA saja dapat
diamplifikasi dan akan menghasilkan 106-109 kali jumlah DNA target awal,
sehingga akan lebih mudah untuk dideteksi, walaupun jumlah telur dari cacing
enzim Taq Polymerase untuk mengamplifikasi DNA. Proses PCR terdiri dari tiga
DNA menjadi dua untai tunggal DNA pada suhu 90o-95°C selama 3-5 menit.
pada suhu 72°C selama 5-7 menit (Elrod dan William, 2011).
Schistosomiasis pada Sampel Feses Penduduk desa Dodolo, Lembah Napu Kab.
AAT GCT ATT GGT TTG AGT-3’) dan (reverse 5’-TTC CTT ATT TTC ACA
AGG TGA-3’) dengan band target pada 230 bp. SjR2 (Retrotransposon)
7
merupakan DNA target utama dari primer tersebut yang bisa dideteksi dari sampel
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Keaslian Penelitian
Utara, Lembah Napu Kabupaten Poso Sulawesi Tengah Indonesia” belum pernah
1. Penelitian yang dilakukan oleh Pontes et al., (2003) di Brazil yang berjudul
species yang akan diteliti. Untuk species yang akan diteliti yaitu Schistosoma
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fung et al., (2012) yang berjudul “Field
digunakan, yaitu menggunakan sampel feses yang diambil dari manusia yang
Schistosoma japonicum.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Satrija et al., (2015) yang berjudul “Deteksi
berada di Napu Sulawesi Tengah, namun hanya diambil di satu desa saja,
E. Manfaat Penelitian
menggunakan alat serta metode dengan tingkat sensitifitas yang tinggi dan akurat
lebih cepat akan berdampak pada penanganan dan pengobatan yang cepat, serta