Tugas Mandiri
Stase Praktik Keperawatan Dasar
Disusun Oleh:
Bella Wilita Desi
18/436102/KU/20958
Tingkat ketergantungan/ kemandirian seseorang dapat dikaji melalui salah satu alat
ukur, yaitu: Pengkajian Fungsional Barthel Index, seperti berikut ini:
No. Fungsi Skor Kondisi
Mengendalikan rangsang 0 Inkontinen/ tidak teratur (perlu pencahar)
1. defekasi (mengontrol 1 Kadang tak terkendali (1 kali seminggu)
BAB) 2 Mandiri
Mengendalikan rangsang 0 Inkontinen dan menggunakan kateter
2. berkemih (mengontrol 1 Kadang tak terkendali (maksimal 1 x 24 jam)
BAK) 2 Mandiri
3 Membersihkan diri (cuci 0 Membutuhkan pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, gosok Mandiri
1
gigi)
Penggunaan toilet masuk/ 0 Tergantung pertolongan orang lain
keluar (melepas, pakai Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas, tapi
4. 1
celana, menyeka, aktivitas lain dapat mengerjakan sendiri
menyiram) 2 Mandiri
Makan 0 Tidak mampu
5. 1 Perlu bantuan memotong makanan
2 Mandiri
Pindah tempat dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk duduk (2 orang)
6.
2 Bantuan minimal, 1 orang
3 Mandiri
Mobilisasi/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa mobilitas dengan kursi roda
7.
2 Berjalan dnegan bantuan 1 orang/ walker
3 Mandiri
Berpakaian/ memakai 0 Tergantung orang lain
8. baju 1 Sebagian dibantu, misal mengancing baju
2 Mandiri
Naik turun tangga 0 Tidak mampu
9. 1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
No. Fungsi Skor Kondisi
1 Mandiri
Total Skor
Keterangan:
20 = Mandiri
12-19 = Ketergantungan ringan
9-11 = Ketergantungan sebagian
5-8 = Ketergantungan berat
0-4 = Ketrgantungan penuh
Untuk skor ≤ 8 dikonsulkan ke bagian Rehabilitasi Medik. Di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, setiap pasien yang telah dikaji menggunakan Barthel Index,
selanjutnya akan dipantau mulai dari sebelum sakit, saat masuk rumah sakit, minggu I,
minggu II, dan saat pulang. Dengan demikian, petugas medis dapat memonitor dengan
mudah perkembangan ketergantuangan/ kemandirian pasien dilihat dari fungsional
aktivitas sehari-harinya.
C. Hal-Hal yang Perlu Dikaji pada Klien yang Mengalami Gangguan
Kebutuhan Perawatan Kebersihan Diri
1. Riwayat keperawatan
Kebiasaan personal hygiene (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki,
perawatan rambut, mata, hidung, telinga, dan perineal care)
Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Riwayat masalah membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki,
rambut dan perineal
Pola kebersihan tubuh
Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
2. Pemeriksaan fisik
Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung,
telinga, kuku, kaki, rambut dan perineal akibat terapi
Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kodisi lesi
Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki,
rambut dan perineal: warna, tekstur, kekebalan, turgor dan hidrasi
Kaji masalah-masalah membran mukosa, kulit, mata, mulut, gigi, hidung,
telinga, kuku kaki dan tangan, rambut dan perineal.
3. Kemampuan melakukan self care
Kaji tingkat kemampuan klien melakukan Pengkajian Fungsional Barthel Index
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Gambaran diri
Kebiasaan sosial
Status sosial ekonomi
Pengetahuan
Budaya
Kondisi fisik/status kesehatan
Pilihan individu
Tingkat perkembangan
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Defisit perawatan diri: Mandi
2. Defisit perawatan diri: Berpakaian
3. Defisit perawatan diri: Eliminasi
4. Risiko kerusakan membran mukosa oral
IV. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN