PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai suatu upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang
pendidikan. Pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa
dalam belajar. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, tidak bisa
siswa yang cenderung pasif, tetapi hal ini nampaknya masih banyak diterapkan
dalam proses pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini adalah
Menurut walker belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan
mengumpulkan atau menerimanya. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini
secara esensial belum memadai. Belajar merupakan proses sistemik yang dinamis,
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif
yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang
1
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan
dilakukan. Harapan yang tidak pernah sirna bagi seorang guru yaitu bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas.
Ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lainnya yaitu aspek
Penulis telah mendapatkan informasi dari salah satu guru mata pelajaran IPA
mempunyai sarana dan prasarana sekolah seperti laboratorium yang cukup memadai,
SMPN-8 Palangka Raya sudah tertata rapi dan buku-buku sudah cukup tersedia,
yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap
pengetahuan yang telah dimiliki. Artinya dengan menggunakan metode ilmiah dalam
Raya bahwa ketuntasan minimum (KKM) adalah sebesar 70. Kualitas pembelajaran
2
fisika di sekolah dapat diamati dari hasil belajar siswa, Penulis mendapatkan
informasi dari guru fisika bahwa siswa kelas VII tidak mencapai KKM (tidak tuntas)
pada materi kalor hal ini dikarenakan, guru lebih sering menyampaikan materi
terbiasa belajar dengan menerima langsung materi yang diberikan oleh guru. Kendala
tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa pada materi
tersebut, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses
tercapainya tujuan pembelajaran. Nilai rata-rata fisika kelas VII SMPN-8 Palangka
Tabel 1
Nilai rata-rata fisika kelas VII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015
Kelas VII-1 VII-2 VII-3 VII-4 VII-5 VII-6 VII-7 VII-8 VII-9
Nilai
rata- 75 72 67 68 73 67 71 66 67
rata
Sumber : Guru Mata Pelajaran Fisika SMPN-8 Palangka Raya Tahun 2015
Kalor merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP kelas VII yang
memerlukan banyak praktik (percobaan) pada setiap bab materinya, sehingga dapat
metode yang tepat agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Model
kooperatif dan metode eksperimen dapat dijadikan salah satu alternatif sebagai
pemecahan masalah diatas karena model dengan metode tersebut mengacu pada
pembelajaran yang tidak hanya terpusat pada guru melainkan pembelajaran yang
terpusat kepada siswa itu sendiri, serta metode eksperimen menggunakan percobaan
yang mengaitkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai konteks belajar bagi
3
siswa yang dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik dengan lebih
efektif.
dengan metode eksperimen. Penulis memilih materi kalor karena pada penyampaian
materinya siswa tidak hanya dituntut untuk dapat memahami materi secara teori saja
akan tetapi siswa juga harus dapat menyimpulkan karakteristik dari kalor melalui
kegiatan eksperimen sehingga keaktifan siswa juga sangat diperlukan dalam kegiatan
pada materi kalor diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran.
Di Kelas VII Semester I SMPN-8 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/ 2016. ”
sebagai berikut:
2. Bagaimana ketuntasan hasil belajar kognitif siswa Kelas VII setelah menggunakan
4
1.3 Tujuan Penelitian
mengetahui :
Palangka Raya.
3. Hasil belajar yang diteliti adalah keterampilan proses sains dan hasil belajar
kognitif siswa.
5
1.5 Manfaat Penelitian
berikut :
1. Bagi Guru:
2. Bagi Siswa: