Hasil Pengamatan
Hasil uji pH
Nilai pH
Yoghurt
Awal Setelah Fermentasi
A 6,46 3,78
B 6,60 4,06
C - 4,03
Hasil Uji Organoleptik
Uji pH
Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman yoghurt yang
dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan menggunkan pH meter digital, yoghurt
yang baik memilki pH 4,5. Hasil uji pH menunjukkan bahwa nilai pH awal susu
segar 6,46 setelah difermentasi selama 4 hari dan dilakukan uji pH pada yoghurt
yang dihasilkan nilai pH menjadi 3,78. Pada susu bubuk nilai pH awal 6,60, dan
setelah difermentasi selama 4 hari pH-nya menjadi 4,06. Penurunan pH ini dapat
dijadikan indikator bahwa proses fermentasi telah berlangsung karena telah
terbentuk asam.
Dari data hasil pengamatan terlihat bahwa pH yoghurt yang dihasilkan tidak
ada yang mencapai pH 4,5. Hal ini disebabkan karena proses inkubasi terlalu
lama, seharusnya proses inkubasi cukup selama tiga hari saja namun kami
melakukannya selama empat hari, sehingga proses fermentasi terus berlangsung
dan asam laktat yang dihasilkan semakin banyak menyebabkan pH semakin
menurun. Rasa dari yoghurt yang dihasilkan juga sangat asam. Untuk mengatasi
hal ini, yoghurt ditambahkan dengan air gula agar rasanya tidak terlalu asam.
Penambahan air gula dilakukan dengan cara melarutkan 0,5 kg gula pasir
kedalam 300 mL air. Kemudian, tiap satu liter susu yang digunakan dan
menghasilkan yoghurt, ditambahkan 150 mL air gula dan diaduk merata.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat
atau panelis dan penerimaannya terhadap mutu yoghurt. Uji ini meliputi warna,
aroma, rasa, dan kekentalannya melalui lembar angket penilaian. Panelis sebanyak
16 orang yang terdiri dari 12 mahasiswa dan 4 dosen Kimia FMIPA UNESA.
Yoghurt yang diuji yaitu yoghurt dari susu sapi, yoghurt susu bubuk dan yoghurt
yang sudah ada dipasaran.
Setelah dilakukan uji organoleptik dan direkap, didapatkan data uji dari 16
panelis seperti pada table dibawah ini :
Warna
Warna merupakan salah satu parameter fisik suatu bahan pangan yang
penting. Kesukaan konsumen terhadap produk pangan juga ditentukann oleh
warna pangan tersebut. Warna suatu bahan pangan dipengaruhi oleh cahaya yang
diserap dan dipantulkan dari bahan itu sendiri dan juga ditentukan oleh faktor
dimensi yaitu warna produk, kecerahan, dan kejelasan warna produk (Rahayu,
2001)
Uji organoleptik terhadap warna yoghurt susu sapi, susu bubuk, dan yoghurt
yang beredar dipasaran diperoleh data pada Gambar 1.
60
50
10
0
STS TS S SS
Tingkat Kesukaan
Data hasil uji organoleptik terhadap warna dari yoghurt berbahan baku susu
sapi segar, susu bubuk, dan yoghurt yang beredar dipasaran diatas menunjukkan
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna dari yoghurt susu sapi, yoghurt
susu bubuk dan yoghurt dipasaran lebih dominan pada range suka dan sangat
suka. Yoghurt berbahan baku susu sapi segar dan susu bubuk berwarna putih
kekuningan, namun warna kukuningan dari yoghurt berbahan susu sapi segar
lebih pekat daripada yoghurt susu bubuk. Sedangkan yoghurt yang ada dipasaran
berwarna putih seperti susu.
Nilai tertinggi tingkat kesukaan panelis terhadap warna yoghurt ini
diperoleh pada yoghurt berbahan baku susu bubuk dengan banyaknya panelis
yang menyukai sebanyak 8 panelis dari 16 panelis.
Kekentalan
Menurut Shani (2010) bakteri akan mengolah gula susu alami menjadi asam
laktat. Hal itu akan meningkatkan keasaman sehingga menyebabkan protein susu
menyusut menjadi masa yang padat atau kental. Kesukaan konsumen terhadap
produk pangan juga ditentukann oleh tekstur atau kekentalan pangan tersebut.
Uji organoleptik terhadap kekentalan yoghurt susu sapi, susu bubuk, dan
yoghurt yang beredar dipasaran diperoleh data pada Gambar. 2
80
70
60
Jumlah Panelis (%) 50
40 Susu sapi segar
30 Susu bubuk
20 Yoghurt dipasaran
10
0
STS TS S SS
Tingkat Kesukaan
Data hasil uji organoleptik terhadap kekentalan dari yoghurt berbahan baku
susu sapi segar, susu bubuk, dan yoghurt yang beredar dipasaran diatas
menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna dari yoghurt susu
sapi, yoghurt susu bubuk dan yoghurt dipasaran lebih dominan pada range suka
dan tidak suka. Yoghurt berbahan baku susu sapi segar dan susu bubuk lebih
kental jika dibandingkan dengan yoghurt yang ada dipasaran, yoghurt yang ada
dipasaran yang sangat encer seperti susu. Yoghurt berbahan susu bubuk lebih
kental daripada yoghurt berbahan susu sapi segar, kedunya terdapat gumpalan-
gumpalan lembut namun gumpalan pada yoghurt bebahan susu bubuk lebih besar
daripada gumpalan pada yoghurt susu sapi segar.
Nilai tertinggi tingkat kesukaan panelis terhadap kekentalan yoghurt ini
diperoleh pada yoghurt berbahan baku susu bubuk dengan banyaknya panelis
yang menyukai sebanyak 12 panelis dari 16 panelis.
Aroma
Aroma merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan mutu
suatu bahan pangan. Kesukaan konsumen terhadap produk pangan juga
ditentukann oleh aroma pangan tersebut. Uji organoleptik terhadap aroma yoghurt
susu sapi, susu bubuk, dan yoghurt yang beredar dipasaran diperoleh data pada
Gambar 3.
60
50
0
STS TS S SS
Tingkat Kesukaan
Data hasil uji organoleptik terhadap aroma dari yoghurt berbahan baku susu
sapi segar, susu bubuk, dan yoghurt yang beredar dipasaran diatas menunjukkan
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna dari yoghurt susu sapi, yoghurt
susu bubuk dan yoghurt dipasaran lebih dominan pada range suka dan sangat
suka. Yoghurt berbahan baku susu sapi segar memiliki aroma agak asam, hal ini
dipengaruhi oleh rasa yoghurt yang cukup asam karena pH nya mencapai 3,5.
Sedangkan aroma dari yoghurt berbahan susu bubuk lebih manis seperti aroma
susu balita. Berbeda dengan yoghurt berbahan susu sapi segar dan susu bubuk,
yoghurt yang ada dipasaran memiliki aroma khas susu sapi.
Nilai tertinggi tingkat kesukaan panelis terhadap aroma yoghurt ini
diperoleh pada yoghurt berbahan baku susu bubuk dengan banyaknya panelis
yang menyukai sebanyak 8 panelis dari 16 panelis.
Rasa
Rasa merupakan atribut mutu yang paling penting dalam menetukan tingkat
penerimaan terhadap suatu produk makanan. Berdasarkan cita-rasa yoghurt dapat
dibedakan menjadi yoghurt alami atau sederhana dan yoghurt buah. Yoghurt
alami yaitu yoghurt yang tidak ditambahkan cita rasa/flavor yang lain sehingga
asamnya tajam. Sedangkan yoghurt buah adalah yoghurt yang ditambahkan
dengan komponen cita-rasa yang lain seperti buah-buahan, sari buah, flavor
dintetik, dan zat pewarna (Anonim, 2012)
Uji organoleptik terhadap rasa yoghurt susu sapi, susu bubuk, dan yoghurt
yang beredar dipasaran diperoleh data pada Gambar. 4
60
50
Jumlah Panelis (%)
40
0
STS TS S SS
Tingkat Kesukaan
Data hasil uji organoleptik terhadap rasa dari yoghurt berbahan baku susu
sapi segar, susu bubuk, dan yoghurt yang beredar dipasaran diatas menunjukkan
bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa dari yoghurt susu sapi, yoghurt susu
bubuk dan yoghurt dipasaran diperoleh pada yoghurt berbahan baku susu bubuk
dengan banyaknya panelis yang menyukai sebanyak 8 panelis dari 16 panelis.
Ketiga yoghurt memiliki rasa yang sama-sama asam khas yoghurt, namun
yoghurt berbahan susu susu sapi segar yang memiliki rasa lebih asam jika
dibandingkan dengan 2 yoghurt yang lain, hal ini disebabkan karena yoghurt
berbahan susu sapi segar mencapai pH 3,78 ketika dilakukan uji pH. Sedangkan
yoghurt yang ada dipasaran memiliki rasa yang tidak terlalu asam namun rasanya
masih seperti susu dimana rasa susunya masih terasa kuat. Yoghurt berbahan susu
bubuk yang lebih disukai panelis berdasarkan uji organoleptik memiliki rasa asam
yang tidak terlalu kuat karena memiliki pH 4,06 yang mendekati pH yang
disarankan sehingga rasanya pas.
Berdasarkan data hasil pengamatan dan analisis diatas, maka dapat
dibandingkan tingkat kesukaan yoghurt yang berbahan baku susu sapi segar, susu
bubuk, dan yoghurt yang beredar dipasaran dari aspek warna, kekentalan, dan rasa
didapatkan bahwa yoghurt yang lebih disukai adalah yoghurt yang berbahan baku
susu bubuk.
IX. Kesimpulan
Yoghurt dapat dibuat dari bahan susu segar dan susu bubuk.
Hasil dari uji pH terhadap tiga jenis yoghurt didapatkan bahwa yoghurt dari
susu sapi memiliki pH sebesar 3,78; yoghurt dari susu bubuk memiliki pH
sebesar 4,06; dan yoghurt yang ada di pasaran memiliki pH sebesar 4,03.
Berdasarkan hasil uji organoleptik dapat ditarik kesimpulan bahwa yoghurt
yang paling disukai oleh panelis dalam segi warna, kekentalan, aroma, dan
rasa adalah yoghurt yang berbahan baku susu bubuk.
X. Saran
Dalam pembuatan yoghurt pada proses fermentasi sebaiknya dilakukan 3 hari
saja, agar rasa yoghurt tidak terlalu asam dan memenuhi kriteria yoghurt yang
baik yaitu memilki pH 4,5.
DAFTAR PUSTAKA
Askar, Suraya dan Sugiarto. 2005. “Uji Kimiawi dan Organoleptik Sebagai Uji
Mutu Yoghurt”. (online). (http://www.balitnak.litbang.pertanian.go.id
Diunduh Pada 5 April 2016)
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2981-1992 Tentang Syarat Mutu
Yoghurt. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional
Koswara, Sutrisno. 2009. “Teknologi Pembuatan Yoghurt”. (online).
(http://www.bkp.madiunkab.go.id Diunduh pada 19 Maret 2016)
Lala, andi.2010 .”Yoghurt”. (online). (http://dokumen.tips/documents/makalah-
biologi-tentang-yoghurt-3.html Diakses pada 20 Maret 2016)
Rusmiati, Dewi dkk.2008. “Penyuluhan Pentingnya KonsumsiYoghurt Dan
Metode Pembuatannya Dengan Cara Sederhana Dalam Rangka Peningkatan
Derajat Kesehatan Dan Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sukaluyu Kota
Bandung”. (online).
(http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/09/pustaka_unpad_pen
yuluhan_Pentingnya_Konsumsi_Yoghurt.pdf Diunduh pada 20 Maret 2016)
Widodo, Wahyu. 2002. “Bioteknologi Fermentasi Susu”. (online).
(http://www.wahyuwidodo.staff.umm.ac.id Diunduh Pada 19 Maret 2016)