Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313860243

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO KELAS IV


SEKOLAH DASAR

Article · January 2016

CITATIONS READS

3 5,787

1 author:

Muhibuddin Fadhli
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
15 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The Influence of Gamification Method and Linguistic Intelligence on Children Early Reading Ability View project

Call For Research Collaboration "The development of early childhood education through local wisdom (REYOG PONOROGO)" View project

All content following this page was uploaded by Muhibuddin Fadhli on 02 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS VIDEO KELAS IV
SEKOLAH DASAR

Muhibuddin Fadhli
Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Email : themadrock@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) yang mengunakan prosedur
pengembangan Borg & Gall. Pemrosesan media pembelajaran berbasis video menggunakan
software Sony Vegas Pro, diperoleh produk akhir berupa video pembelajaran. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi, angket, dan tes. Hasil wawancara dan observasi dianalisis
secara deskriptif kualitatif, sedangkan angket dan tes dianalisis secara kuantitatif.
Pemanfaatan media pembelajaran untuk kelas IV pada mata pelajaran IPS belum maksimal;
Prosedur pengembangan menggunakan desain pengembangan Borg & Gall, dengan bantuan
software Sony Vegas Pro; Dari hasil uji-t diperoleh tobs = 2,98 > ttabel= 2,024, artinya bahwa
kedua kelompok memiliki prestasi belajar yang berbeda atau tidak sama. Hasil post test
menunjukkan bahwa rerata prestasi belajar kelompok yang menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan lebih besar daripada rerata prestasi belajar kelompok yang mengunakan media
buku bergambar (71,3 > 62,5). Dari perolehan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa media
yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar.

Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, video, peninggalan sejarah.

PENDAHULUAN
Media belajar diakui sebagai berbagai jenis komponen dalam
salah satu faktor keberhasilan belajar. lingkungan siswa yang dapat
dengan media, peserta didik dapat merangsangnya untuk dapat belajar.
termotivasi, terlibat aktif secara fisik Alasan-alasan inilah yang membuat
maupun psikis, memaksimalkan seluruh banyak pengembang media yang
indera peserta didik dalam belajar, dan mengembangkan media pembelajaran
menjadikan pembelajaran lebih sebagai bentuk upaya optimalisasi
bermakna. Smaldino et.al (2008: 7) potensi dan proses pembelajaran hingga
mengatakan; A medium (plural, media) mencapai target yang diharapkan. Upaya
is a means of communication and source pengkajian proses pembelajaran
of information. Derived from the latin terutama pembelajaran Ilmu
word meaning “between,” the term Pengetahuan Sosial (IPS) masih terus
refers to anything that carries dilakukan. Perlu diketahui bahwa
information between a source and a sampai saat ini pembelajaran Ilmu
receiver (Sebuah media adalah sebuah Pengetahuan Sosial masih dipandang
sarana komunikasi dan sumber sebagai pelajaran yang sulit dan
informasi. Berasal dari bahasa latin yang membosankan oleh sebagian siswa.
berarti “antara”, istilah tersebut merujuk Upaya untuk mengatasi masalah ini
pada segala sesuatu yang membawa telah dilakukan oleh pemerintah yaitu
informasi antara sumber dan penerima). dengan mengadakan penataran-
Dikatakan media pembelajaran, karena penataran guru tentang pelajaran Ilmu
segala sesuatu tersebut membawakan Pengetahuan Sosial (IPS). Disisi lain
pesan untuk suatu pembelajaran. peningkatan pemahaman isi pelajaran
Sedangkan menurut Menurut Gagne Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga
yang dikutip oleh Arief Sadiman (2003: menuntut siswa banyak berlatih
6) menyatakan bahwa media adalah mengenai pemahaman materi.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari 2015 | 24


Sementara itu masih banyak siswa yang budaya di negara kita saat ini, menonton
malas untuk membaca, belajar dan video merupakan aktivitas yang dapat
mengerjakan soal-soal latihan secara dilakukan oleh seluruh kalangan. Video
mandiri, dan tugas guru adalah yang dimaksud dalam penelitian ini
mengupas dan menyajikan pembelajaran adalah gambar hidup yang mempunyai
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi tampilan visual dan audio, saat ini video
mata pelajaran yang menarik bagi siswa. telah mengalami perkembangan yang
Keberhasilan dalam pembelajaran pesat seiring dengan perkembangan
biasanya diukur dari siswa dalam teknologi yang ada. Video memiliki
memahami dan menguasai materi yang berbagai peran, selain sebagai sarana
dipelajari. Semakin banyak siswa yang hiburan, video juga dapat berfungsi
dapat mencapai tingkat pemahaman dan sebagai media pembelajaran.
penguasaan materi maka semakin tinggi Pengembangan multimedia
keberhasilan dari pengajaran tersebut. pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu
Salah satu mata pelajaran yang Pengetahuan Sosial (IPS) pada materi
mempunyai prestasi belajar yang kurang peninggalan sejarah Indonesia
maksimal di SD Kanisius 2 Keprabon merupakan salah satu upaya yang
kelas IV adalah Ilmu Pengetahuan dilakukan dalam meningkatkan kualitas
Sosial (IPS). Selain itu mata pelajaran proses dan hasil pembelajaran, dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berdasar pada adanya pengembangan
khususnya materi pokok Peninggalan media berbasis video pembelajaran ini
Sejarah merupakan mata pelajaran yang diharapkan dapat mengatasi persoalan
kurang menarik bagi siswa. Hal ini yang sedang dihadapi, seperti
terjadi karena mata pelajaran membahas monotonnya proses pembelajaran,
hal-hal yang terjadi masa lampau model belajar yang masih berpusat pada
dimana anak tidak mengalami dan guru, peserta didik yang pasif dalam
menyaksikannya. Sehingga hal ini pembelajaran, kurangnya variasi
berdampak pada prestasi belajar IPS pembelajaran serta kejenuhan ketika
siswa kelas IV SD Kanisius 2 Keprabon pembelajaran berlangsung.
yang kurang maksimal terutama pada Media berbasis video ini di desain
materi peninggalan sejarah Indonesia, dengan menggunakan prinsip-prinsip
hal ini bisa dibuktikan dari sekitar 64 pengembangan yang memperhatikan
siswa kelas IVA dan IVB masih ada berbagai aspek yang mempengaruhi
sekitar 15 siswa yang belum tuntas. keberhasilan pembelajaran. Dengan
Dalam kehidupan sehari-hari harapan menjadikan peserta didik
kita sudah tidak asing dengan kehadiran termotivasi dalam belajar, optimalisasi
video. Menurut Munir (2012: 289), potensi raga dan jiwa peserta didik
“Video adalah teknologi penangkapan, ketika pembelajaran berlangsung. Serta
perekaman, pengolahan, dan dapat dipergunakan sesuai tingkat
penyimpanan, pemindahan, dan kecepatan berpikir peserta didik dalam
perekonstruksian urutan gambar diam memahami materi dan kebutuhannya.
dengan menyajikan adegan-adegan
METODE PENELITIAN
dalam gerak secara elektronik”. Video
Penelitian ini dilakukan di SD
menyediakan sumberdaya yang kaya
Kanisius Keprabon 02 Surakarta,
dan hidup bagi aplikasi
Penelitian ini menggunakan penelitian
multimedia.Video merupakan gambar
dan pengembangan model Borg dan
yang bergerak. Jika objek pada animasi
Gall yang dimodifikasi (Borg dan Gall.
adalah buatan, maka objek pada video
2007).
adalah nyata. Dengan kemajuan
Langkah-langkah penelitian dan
teknologi dan perkembangan soasial
pengembangan ini secara garis besar

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari 2015 | 25


dapat diringkas menjadi tiga langkah tersebut membawakan pesan untuk
utama. Pertama, studi pendahuluan dan suatu pembelajaran.
literatur mengenai pembelajaran IPS di
SD Kanisius Keprabon 02. Kedua,
adalah menjelaskan proses pembuatan b. Pengertian Media Video
media pembelajaran IPS berbasis video. Istilah video berasal dari bahasa
Ketiga, mengkaji k e e f e k t i f a n latin yaitu dari kata vidi atau visum
media pembelajaran berbasis video yang artinya melihat atau mempunyai
khususnya pada mata pelajaran IPS daya penglihatan. Video
kelas IV SD. Teknik pengolahan dan menyediakan satu cara penyaluran
analisa data studi pendahuluan dengan informasi yang amat menarik dan
metode kualitatif untuk menggambarkan langsung (live). Video merupakan
pembelajaran IPS di SD Kanisius media yang paling bermakna
Keprabon 02 Surakarta. Pada dibandingkan media lain seperti
pengembangan media data diobservasi grafik, audio dan sebagainya.
secara kualitatif selanjutnya direvisi dan Penggunaan video dalam multimedia
diuji coba. Data hasil pembelajaran IPS interaktif akan memberikan
serta nilai dan post test kelompok pengalaman baru. Menurut Munir
eksperimen dan kelompok kontrol (2012: 289), “Video adalah
dianalisis secara kuantitatif dengan uji-t, teknologi penangkapan, perekaman,
digunakan untuk pembandingkan hasil pengolahan, dan penyimpanan,
belajar IPS kelompok eksperimen dan pemindahan, dan perekonstruksian
kelompok kontrol. Analisis kuantitatif urutan gambar diam dengan
dalam penelitian ini menggunakan menyajikan adegan-adegan dalam
bantuan program Microsoft Excel. gerak secara elektronik”. Video
menyediakan sumberdaya yang kaya
TINJAUAN PUSTAKA dan hidup bagi aplikasi
a. Pengertian Media Pembelajaran multimedia.Video merupakan
Kata media berasal dari kata latin, gambar yang bergerak. Jika objek
yang merupakan bentuk jamak dari pada animasi adalah buatan, maka
kata medium, yang berarti sesuatu objek pada video adalah nyata.
yang terletak di tengah antara dua
c. Pembelajaran IPS di Sekolah
pihak atau suatu alat (Anitah, 2008:
Dasar
1). Sedangkan Smaldino et.al (2008:
Pembelajaran merupakan salah
7) mengatakan : A medium (plural,
satu proses kegiatan belajar mengajar
media) is a means of communication
yang berlangsung di dalam kelas dan
and source of information. Derived
dipandu oleh seorang guru sebagai
from the latin word meaning
pembimbing. Salah satu wujud dari
“between,” the term refers to
pembelajaran IPS sebagaimana
anything that carries information
tercantum dalam kurikulum
between a source and a receiver
pendidikan dasar (2006: 149),
(Sebuah media adalah sebuah sarana
tentang pendidikan IPS di Sekolah
komunikasi dan sumber informasi.
Dasar, sebagai berikut;
Berasal dari bahasa latin yang berarti
Mata pelajaran yang mempelajari
“antara”, istilah tersebut merujuk
tantang kehidupan sosial yang
pada segala sesuatu yang membawa
didasarkan pada bahan kajian
informasi antara sumber dan
Geografi, Antropologi, Tatanegara,
penerima). Dikatakan media
dan Sejarah. IPS yang diajarkan di
pembelajaran, karena segala sesuatu
SD terdiri dari bahan pokok,
pengetahuan sosial dan sejarah.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari 2015 | 26


Bahkan kajian pengetahuan sosial Ada tiga prinsip belajar yaitu adanya
mencakup, lingkungan sosial, ilmu perubahan perilaku, terjadi suatu proses
bumi, ekonomi, dan pemerintah. dan menjadi pengalaman. Pengalaman
Bahkan kajian sejarah meliputi pada dasarnya adalah hasil interaksi
perkembangan masyarakat Indonesia antara peserta didik dengan
sejak masa lampau hingga sekarang. lingkungannya. Dibutuhkan sebuah
Pendapat di atas menunjukkan media yang tepat untuk memaksimalkan
bahwa pembelajaran IPS berisi proses pembelajaran, salah satunya
tentang kehidupan sosial yang adalah dengan media video. Akan tetapi
mencakup lingkungan sosial dan ada beberapa kendala yang ditemui
sebagainya. Sementara itu menurut dalam pengembangan media video
kurikulum berbasis kompetensi diantaranya; waktu guru yang terbatas
(2006: 203) dijelaskan bahwa; untuk membuat media, keterbatasan atau
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah kurang menguasai dalam menggunakan
bahan kajian yang merupakan software editing video, dan pada
penyederhanaan adaptasi, seleksi dan akhirnya dalam menyampaikan
modifikasi dari konsep-konsep dan pembelajaran guru hanya memanfaatkan
keterampilan disiplin ilmu sejarah, media yang sudah ada.
geografi, sosiologi, antropologi dan Pembelajaran IPS di SD
ekonomi, yang diorganisasikan Kanisius Keprabon 02 masih kurang
secara ilmiah dan psikiologis untuk maksimal, meskipun sudah terdapat
tujuan pembelajaran. LCD di di dalam kelas, namun guru
Pendidikan IPS di SD merupakan masih terpaku pada buku ajar cetak dan
perwujudan terdisiplinan dari metode ceramah. Siswa kurang antusias
berbagai ilmu sosial, yang didasarkan dalam pembelajaran karena media
bahan kajian geografi, ekonomi, pembelajaran yang digunakan guru
sosiologi, antropologi, tatanegara, hanya sebatas slide presentasi. Maka
dan sejarah, sehingga pendidikan IPS siswa berharap ada media alternatif agar
bukanlah mata pelajaran dengan pembelajaran lebih menarik.
disiplin ilmu tunggal melainkan Secara garis besar penelitian
gabungan dari berbagai disiplin ilmu, pengembangan ini dilakukan dengan
kajian dari beberapa disiplin ilmu melalui beberapa langkah, yaitu: 1)
terhadap dimensi-dimensi pengajaran melakukan penelitian pendahuluan; 2)
IPS meliputi empat dimensi yaitu; pembuatan desain media pembelajaran
“Dimensi personal, sosial, waktu dan IPS berbasis video; 3) pengembangan
tempat.” produk awal; 4) revisi produk; dan 5)
produk final/produk jadi. Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN pendahuluan ini meliputi identifikasi
Hasil dari penelitian kebutuhan pembelajaran, penulisan
menunjukkan bahwa sebenarnya guru tujuan pembelajaran, menentukan
mempunyai keinginan besar untuk pengalaman belajar, perumusan materi,
mengembangkan sebuah media penulisan indikator, menyusunan
pembelajaran yang efektif dan inovatif, strategi pembelajaran dan
yang mampu merangsang keaktifan mengembangkan materi pembelajaran.
siswa, merangsang kreatifitas mereka Adapun mengenai pembuatan desain
dan meningkatkan prestasi belajar mengembangkan prototype menjadi
belajar. Martinis Yamin (2008: 120) media pembelajaran IPS berbasis video,
mengungkapkan bahwa “Belajar dapat berupa: 1) media pembelajaran
merupakan proses orang memperoleh IPS; 2) struktur pelajaran mencakup
kecakapan, keterampilan dan sikap”. judul pembelajaran, SK, KD, indikator,

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari 2015 | 27


tujuan pembelajaran, waktu, pengantar, kelompok yang menggunakan media
(uraian materi), rangkuman. Langkah pembelajaran IPS berbasis video adalah
berikutnya adalah mengembangkan 71,3. Dari hasil uji-t diperoleh tobs =
produk awal, kemudian produk awal ini 2,98 > ttabel= 2,024 maka dapat
diuji cobakan (judgement) kepada ahli disimpulkan H0 ditolak, artinya bahwa
materi dan ahli media. Hasil dari kedua kelompok memliki prestasi
validasi ahli materi memperoleh skor 55 belajar yang berbeda atau tidak sama.
dan apabila di rata-rata memperoleh Hal tersebut dapat ditunjukkan
nilai 4,23, menurut ahli materi media ini dengan nilai rerata prestasi belajar kelas
sangat baik dan layak untuk diterapkan eksperimen (kelompok yang dikenai
dalam proses pembelajaran dengan media pembelajaran IPS berbasis video)
beberapa revisi sesuai saran. Kemudian = 71,3 > rerata nilai prestasi belajar
untuk validasi ahli media pembelajaran kelas kontrol (kelompok yang dikenai
memperoleh skor 56 dan apabila dirata- media buku bergambar) = 62,5 sehingga
rata memperoleh nilai 4,31 dan menurut dapat disimpulkan bahwa media yang
ahli media pembelajaran media yang dikembangkan efektif untuk
dikembangkan sangat baik dan layak meningkatkan prestasi belajar peserta
untuk di terapkan dalam proses didik.
pembelajaran dengan revisi sesuai saran Perbandingan rata-rata nilai
yang tertulis. Secara keseluruhan dari kelompok kontrol dan eksperimen dapat
hasil expert judgement menunjukkan ditunjukan pada gambar dibawah ini:
bahwa media ini layak untuk diterapkan
dalam proses pembelajaran IPS kelas Rata -rata
IV.
Setelah mendapatkan saran revisi, 75,0
saran perbaikan dan kelayakan dari
70,0
kedua ahli kemudian secara bertahap
dilakukan uji coba, yaitu uji coba 65,0 71,3 Rata -rata
preliminary test, uji coba main field test Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-rata
60,0 62,5
dan uji coba operational field test.
Setiap akhir dari masing-masing uji Gambar
55,0 1. Perbandingan Nilai Rata-rata
coba tersebut dilakukan analisis data dan Kelas Kelas
Post Test EksperimenEksperimen
Kelas Kontroldan Kelas

revisi produk berdasarkan hasil dari Kontrol


masing-masing tahapan pada uji coba
tersebut sampai kemudian menghasilkan KESIMPULAN
produk final. Setelah dilakukan tahapan Jika ditarik benang merah terkait
uji coba terhadap produk pengembangan dengan penelitian dan pengembangan
media pembelajaran IPS berbasis video media pembelajaran berbasis video
terdapat perbedaan skor post test siswa peninggalan sejarah untuk pembelajaran
dalam penguasaan materi peninggalan IPS kelas IV Sekolah Dasar. Maka dapat
sejarah pada pembelajaran IPS. Hal ini ditarik kesimpulan sebagai berikut;
dibuktikan pada uji coba operational Penggunaan media pembelajaran
field test, ada perbedaan skor rata-rata dalam mata pelajaran IPS kelas IV SD
dari nilai post-test kelompok yang Kanisius Keprabon 02 Surakarta dapat
menggunakan media pembelajaran IPS dikatakan belum maksimal, hal ini
berbasis video dan kelompok yang dikarenakan beberapa faktor dan
menggunakan Buku bergambar. Skor kendala, diantaranya adalah terbatasnya
rata-rata post test kelompok yang waktu bagi guru untuk mengembangkan
menggunakan buku bergambar adalah sebuah media, guru masih terpaku pada
62.5 dan skor rata-rata post test media pembelajaran yang sudah ada.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari 2015 | 28


Hasil uji-t sebagai uji efektifitas
penggunaan media pembelajaran IPS Martinis Yamin. 2008. Paradigma
berbasis video materi peninggalan Pendidikan Konstruktivistik.
sejarah dalam meningkatkan prestasi Jakarta: Gaung Persada Press.
belajar memperoleh nilai tobs = 2,98 >
ttabel= 2,024, dan karena tobs > ttabel maka Munir. 2012. Multimedia : Konsep &
H0 ditolak ini berarti bahwa kedua Aplikasi dalam Pendidikan.
kelompok (eksperimen dan kontrol) Bandung : Alfabeta.
mempunyai prestasi belajar yang tidak
sama. Dari 20 siswa kelas eksperimen Rudi dan Cepi. 2008. Media
yang dikenakan media pembelajaran IPS Pembelajaran. Hakikat,
berbasis video sebanyak 85% siswa Pengembangan, Pemanfaatan,
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan dan Penilaian. Bandung: CV.
Minimal), denga nilai rata-rata 71,3. Wacana Prima.
Sedangkan peserta didik pada kelas
kontrol yang dikenai media buku Rudi dan Cepi. 2008. Media
bergambar sebanyak 35 % siswa Pembelajaran. Hakikat,
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Pengembangan, Pemanfaatan,
Minimal) dengan skor rata-rata 62,5, dan Penilaian. Bandung: CV.
dari hasil rerata tersebut dapat ditarik Wacana Prima.
kesimpulan bahwa kelompok yang
menggunakan media pembelajaran IPS Sharon E. Smaldino. 2005. Instructional
berbasis video yang dikembangkan technology and media for
mempunyai prestasi belajar yang lebih learning 8th. United states of
baik dibandingkan dengan kelompok America: Pearson Prantice Hall.
yang menggunakan media buku
bergambar. Sehingga dapat disimpulkan Undang-undang
bahwa media pembelajaran IPS berbasis Depdiknas. 2005. Undang-undang
video yang dikembangkan dapat Sistem Pendidikan Nasional.
meningkatkan prestasi belajar. Jakarta: Sinar Grafika.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Anitah, Sri. 2009. Teknologi
Pembelajaran. Surakarta: Yuma
Pustaka.

Arief Sadiman. 2003. Media


Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Asnawir, dan Basyiruddin Usman.


2002. Media Pembelajaran .
Jakarta: Ciputat Pers.

Borg, Walter & Gall, Meredith Damien.


2007. Educational Research. New
York: Longman.

Budiyono. 2009. Statistika Untuk


Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 3. No. 1 Januari 2015 | 29

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai