ASURANSI
ASURANSI
ASURANSI
Asuransi atau Pertanggungan adalah Perjanjian dengan mana penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen(peristiwa
tidak pasti). (PASAL 246 KUHD)
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan
premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
1. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin di derita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
2. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana. (UU 40/2014 TENTANG PERASURANSIAN)
TUJUAN ASURANSI
1. Pengalihan resiko (Risk Transfer Theory)
Adanya ancaman bahaya terhadap harta benda kekayaan milik seseorang
dan jiwanya
2. Pembayaran ganti kerugian-pemayaran premi
Sifat kerugian meliputi: sebagian (partial loss) dan seluruhnya (total loss)
3. Pemabayaran santunan (asuransi sosial)
Melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan,
kematiaan/cacat tubuh. Dengan mambayar sejumlah premi kontribusi
tertanggung untuk memperoleh perlindungan dari ancaman bahaya.
MANFAAT ASURANSI
1. Memberikan rasa aman dan perlindungan
2. Sebagai tabungan
3. Alat ganti kerugian
JENIS-JENIS ASURANSI
1. Asuransi jiwa
2. Asuransi kesehatan
3. Asuransi pendidikan
4. Asuransi kendaraan
5. Asuransi rumah
RESIKO
Merupakan ancaman bahaya yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian,
cacat badan atau kematian. Kriteria resiko meliputi :
1. Bahaya yang mengancam benda/obyek asuransi
2. Berasal dari faktor ekonomi, alam, dan manusia.
3. Diklasifikasikan menjadi resiko pribadi, kekayaan, tanggungjawab
4. Hanya berpeluang menimbulkan kerugian
POLIS
Isi polis dan syarat-syarat pertanggungan pada umumnya disusun sendiri oleh
masing-masing penanggung (perusahaan asuransi) sehingga di dalam praktek
asuransi, bisa saja didapat perbedaan isi dan syarat-syarat pertanggungan antara
penanggung yang satu dengan penanggung yang lain untuk jenis asuransi yang
sama.
Berbagai macam polis mempunyai isi sendiri-sendiri sesuai dengan jenis polis
itu. Isi polis asuransi tentu berbeda dengan polis perjalanan, juga berbeda dengan
polis kerugian. Polis kebakaran, polis kendaraan bermotor, dan lain-lain.
PENYERAHAN POLIS
Penanggung harus menyerahkan polis kepada tertanggung dalam jangka
waktu sebagai berikut :
Bila perjanjian dibuat seketika dan langsung antara penanggung dan
tertanggung atau yang dikuasakan tertanggung, maka polis yang telah
ditandatangani oleh penanggung harus diserahkannya kepada tertanggung ddalam
tempo 24 jam (pasal 259 KUHD).
Jika pertanggungan dilakukan melalui makelar asuransi (broker), maka polis
yang telah ditandatangani oleh penanggung harus diserahkan kepada tertanggung
paling lama dalam tempo 8 hari (pasal 260 KUHD).
Sekalipun secara otentik telah ditetapkan batas waktu penyerahan polis oleh
penanggung kepada tertanggung, namun di dalam praktek asuransi, penanggung
baru mau menyerahkan polis kepada tertanggung setelah dia memperoleh
pembayaran premi dari tertanggung.
ASURANSI JIWA
“Perjanjian 2 pihak atau lebih antar penanggung dengan tertanggung degan
menrima premi asuransi, untuk memberikan ganti kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggungjawab
hukum pada pihak ke-3” (UU NO.2/1992).
ASURANSI JIWA
“Perjanjian 2 pihak atau lebih yang mana penangung mengikatkan diri pada
tertanggung dengan menerima premi, untuk memberikan pembayaran atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan”
“ Jiwa seseorang yang dapat diasuransikan untuk orang yang berkepentingan,
baik selama hidup maupun waktu yang ditentukan “ (pasal 302 KUHD)
“orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa
diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya itu” (Pasal 303 KUHD)
ASURANSI RANGKAP
Pasal 252 KUHD ditentukan;
“kecuali dalam hal yang ditentukan oleh UU, tidak boleh diadakan asuransi
kedua untuk waktu yang sama dan untuk evenemen yang sama atas benda
yang sudah diasuransikan dengan nilai penuh, dengan ancaman asuransi
kedua tersebut batal”
Akan tetapi, ada asuransi rangkap yang tidak dilarang, yaitu asuransi yang
diatur dalam Pasal 277 KUHD. asuransi dengan itikad baik diadakan untuk benda
yang sama, sedangkan asuransi pertama diadakan dengan nilai penuh, maka
asuransi inilah yang mengikat dan asuransi lainnya dibebaskan. Apabila asuransi
pertama tidak diadakan dengan nilai penuh, maka asuransi-asuransi berikutnya
hanya mengikat untuk nilai sisanya menurut waktu asuransi itu diadakan”
Maksud diadakannya peraturan mengenal asuransi rangkap adalah untuk
mencegah jangan sampai terjadi bahwa tertanggung memperoleh ganti kerugian
melebihi nilai benda sesungguhnya, sehingga melanggar asas keseimbangan.
Dalam Pasal 252 KUHD tidak dipersoalkan apakah asuransi rangkap itu dibuat
dengan itikad baik atau tidak, apakah dibuat dalam polis yang berlainan atau tidak.
Pokoknya, asuransi rangkap dilarang.