PENDAHULUAN
1
1.3 Ruang Lingkup Praktikum
Adapun praktikum Mekanika Tanah II ini secara garis besarnya di bagi
menjadi 6 macam pengujian, antara lain:
• Uji Tekan Bebas ( Unconfined Compressive Strength Test )
• Uji Geser langsung ( Direct Shear Test )
• Uji Pemadatan ( Compaction Test )
• California Bearing Ratio Test ( CBR )
• Uji Konsolidasi ( Consolidation Test )
• Uji Triaxial ( Triaxial Test )
2
• BAB V Uji Tekan Bebas ( Unconfined Compressive Strength Test )
Pada bab ini berisi tentang tujuan, ruang lingkup, teori, peralatan yang
digunakan, bahan yang digunakan, prosedur pengujian, perhitungan, tata cara
pembuatan laporan, gambar peralatan pengujian, contoh perhitungan, serta
lampiran formulir pengujian.
• BAB VI Uji Geser langsung ( Direct Shear Test )
Pada bab ini berisi tentang tujuan, ruang lingkup, teori, peralatan yang
digunakan, bahan yang digunakan, prosedur pengujian, perhitungan, tata cara
pembuatan laporan, gambar peralatan pengujian, contoh perhitungan, serta
lampiran formulir pengujian.
• BAB VII Uji Triaxial ( Triaxial Test )
Pada bab ini berisi tentang tujuan, ruang lingkup, teori, peralatan yang
digunakan, bahan yang digunakan, prosedur pengujian, perhitungan, tata cara
pembuatan laporan, gambar peralatan pengujian, contoh perhitungan, serta
lampiran formulir pengujian.
• BAB VIII Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh bab pada laporan ini.
3
BAB II
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
(ASTM D-2435)
2.1Tujuan
• Menentukan harga Compression index (Cc), yang berguna untuk
menunjukkan besarnya penurunan.
• Menentukan harga Coefficient of Consolidation (Cv) yang berguna untuk
menunjukkan kecepatan penurunan per satuan waktu, akibat pembebanan.
• Menentukan tekanan prakonsolidasi dimana tanah tersebut dapat diketahui
apakah Over Consolidated atau Normally Consolidated.
• Dapat menentukan koefisien permeabilitas (k), koefisien Compressibility
(av), Coefficient of Volume Compressibility (mv)
• Untuk menentukan pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat – sifat
perubahan isi dari dalam pori tanah yang di akibatkan adanya perubahan tekanan
vertikal yang bekerja pada tanah tersebut.
• Memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan mengukur
perubahan volume (perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu.
2.2 Teori
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan isi tanah jenuh secara perlahan-
lahan dengan permeabilitas rendah akibat keluarnya air pori. Proses tersebut
berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh
kenaikan tegangan total telah benar-benar hilang.
4
Prakonsolidasi akan didapat :
• Over Consolidated → Pc > Po
• Normally Consolidated → Pc = Po
Dimana : Po = tekanan efektif tanah sekarang (overburden pressure)
Cv .av . y
♠ Koefisien Permeabilitas (k) =
1 +e
av
♠ Koefisien Kompresibilitas Volume (mv) =
1 + eo
5
sampai cincin terisi penuh oleh tanah dengan menggunakan extruder.
Potong dan ratakan bagian atas dan bawahnya dengan pisau perata.
Kemudian timbang beratnya (W2).
• Letakkan cincin benda uji diantara batu pori yang telah dilapisi dengan
kertas saring pada sel konsolidasi.
• Atur alat (nivo) pada kondisi seimbang dengan memutar span skrup
pengatur dan letakkan bola baja kecil dalam coakan plat penekan supaya
menyentuh bola baja.
• Atur arloji pengukur (dial deformasi) pada posisi tertekan di atas batu pori
kemudian di nol kan.
• Tuangkan air pada sel konsolidasi dan diamkan selama 24 jam agar contoh
tanah jenuh air.
• Letakkan beban pertama pada tempat beban sehingga besar tekanan yang
diterima 0,25 kg/cm2. Lepaskan span baut pengatur.
• Baca penurunan pada 0; 0,25; 1; 2,25; 4; 6,25; 9; 12,25; 20,25; 25; 36; 60;
120; 240; 480; dan 1440 menit (24 jam).
• Setelah dilakukan pembacaan selama 24 jam, tambahkan beban kedua
sebesar 0,5 kg/cm2 dan atur baut pengatur hingga menyentuh lengan
beban dan lakukan pembacaan seperti langkah-langkah pada pembebanan
sebelumnya.
• Setelah itu lakukan penambahan beban ketiga dan seterusnya. Lakukan
pula pembacaan seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
• Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam dua
tahap sampai mencapai beban pertama. Baca dial deformasi 24 jam setelah
pengurangan beban lalu beban dikurangi lagi. Lakukan pembacaan
kembali setelah 24 jam berikutnya.
• Pada akhir pembacaan, keluarkan benda uji dan timbang beratnya dan ukur
tingginya.
• Masukkan contoh tanah tadi ke dalam oven untuk diukur kadar airnya.
6
2.6Perhitungan
• Hitung terlebih dahulu kadar air (w).
W
• Tinggi efektif benda uji =
A x Gs
Dimana :
W = Berat benda uji W2-W1 (gr)
A = Luas benda uji (cm2)
Gs = Berat jenis butir tanah
H 0 − H1
• Angka pori mula-mula (e0 ) =
H1
Dimana:
H0 = Tinggi contoh mula-mula
∆H
• Perubahan angka pori setiap pembebanan (∆e) =
H1
Dimana :
∆ H = Pembacaan arloji pengukur mula-mula dikurangi dengan
pembacaan
arloji pengukur setelah pembeban yang bersangkutan.
Ht = Tinggi contoh tanah setelah terkonsolidasi (cm)
• Angka pori (e) pada setiap pembebanan = eo - ∆ e
• Gambar harga-harga angka pori pada kurva angka pori terhadap tekanan dengan
menggunakan skala logaritmik untuk tekanan.
w xGs
• Derajat Kejenuhan sebelum dan setelah pengujian ( Sr ) =
e
Dimana :
w = kadar air (%)
• Koefisien Konsolidasi:
0,848 (0,5 H ) 2 0,197 ( H ) 2
Cv = Cv =
t 90 t 50
Dimana :
H = tinggi benda uji = 0,5 (H0 - 0,5 Ht) (cm)
t90 = waktu untuk mencapai konsolidasi 90%
t50 = waktu untuk mencapai konsolidasi 50
7
• Contoh Perhitungan
• Dial Change (mm) = Final Dial 1 – Final Dial 2
= 0.93950 – 0.92870
= 0.0108 mm
• 2H from Change = 2H + Dial Change
= 32.37 + 0.0108
= 32.3808 mm
32 .3808 + 32 .37
• H (Heigth of soil) = = 16 .1877 mm
4
2H − 2H 0
• e (void ratio) =
2H 0
32.38 - 11.79
= = 1.746
11.79
e0 + e1 0.2387 + 1.746
• eav = = = 0.992
2 2
• t90 = 2081.526 (didapat dari grafik)
0.848 × H 2 0.848 ×16 .1877 2
• C v= = = 0.1067
t90 2081.526
∆e 1.746 − 1.731
• Cc = = = 0.015
log ( P2 − P1 ) log (0.35 − 0.241 )
Konsolidometer
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BAB III
19
UJI PEMADATAN (COMPACTION TEST)
(ASTM D-698 DAN D-1557)
3.1 Tujuan
Untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah, sehingga
dapat diperoleh kadar air optimum (Optimum Moisture content/OMC) pada saat
kepadatan kering maksimum (Maximum Dry Density / MDD).
3.3 Teori
Pemadatan sebenarnya bertujuan untuk Meningkatkan shear strength,
Meningkatkan swell potential, Meningkatkan kepadatan/kerapatan butir ,tanah
Memperkecil shrinkage,Memperkecil compressibility. Tingkat pemadatan tanah
diukur dari berat volume kering tanah yang dipadatkan. Bila air ditambahkan
kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan berfungsi sebagai
unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikel tanah. Karena adanya air,
partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah bergerak dan bergeser satu sama
lain dan membentuk kadudukan yang lebih rapat/padat.
20
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp 022-7272215
21
• Wadah tempat mencampur tanah dengan air (can)
• Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram dan 0,1 gram
• Oven dengan suhu 105˚-110˚ C
• Wadah tempat penyimpanan sample tanah (desicator)
• Palu karet, kantong plastik
• Penyemprot air (sprayer), oli, kuas
22
h. Ambil sedikit contoh tanah tersebut pada bagian atas dan bagian
bawahnya untuk diukur kadar airnya.
i. Pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali untuk kadar air yang berbeda,
sehingga diperoleh 5 titik koordinat.
j. Gambarkan hubungan antara berat isi kering (γd) dan kadar air (w).
Titik puncak pada kurva jika diproyeksikan pada absis sumbu akan
diperoleh berat isi kering meksimum (γd) (Maximum Dry Density =
MDD) dan kadar air optimum (Optimum Moisture Content = OMC).
k. Gambarkan hubungan antara berat isi kering (γd) dengan kadar air pada
derajat kejenuhan 100% (Zero Air Void Line = ZAVL).
1 2
1 1 2 2
5 8 1 6 2
0 1 32
5 1 1 2 2
3 9 4 1
7 1 0 5 4
4 1 1 1 1
7 6
2 3 2 9 8
Dimana :
Ww = berat air (gram)
Ws = berat tanah kering (gram)
W2 −W1
• Berat isi tanah (γ) = (gr/cm3)
V
Dimana :
W1 = berat mold + alas (gram)
W2 = berat mold + alas + berat contoh tanah (gram)
V = volume mold (cm3)
γ
• Berat isi kering (γd) = (gr/cm3)
(1 + w)
23
Dimana :
w = kadar air setelah kompaksi (%)
γ w xG s
• Berat isi kering Z.A.V (γZ.A.V) = (gr/cm3)
γ w + wG s
Dimana :
Z.A.V = Zero Air Void (kondisi kada udara = 0)
γw = berat isi air (= 1 gr/cm3)
Gs = berat jenis butiran tanah
G s (1 + w)γ w Gs γ w
• Kadar pori (e) = -1= -1
γ γd
e
• Porositas (n) =
1 +e
• Contoh Perhitungan
• Sample 3 (1250ml)
• Spesific Gravity = 2.65
• Berat mold = 2810 gr
• Diameter mold = 15.3 cm
• Tinggi mold = 11.3 cm
• Volume mold = 2115.2 cm3
• Berat cetakan+alas+tanah basah (W2) = 9858 gr
• Berat cetakan+alas (W1) = 5788 gr
• Berat Tanah Basah (W) = W2 – W1
= 9858 – 5788 = 4070 gr
• Volume Tanah Basah (V) = Volume mold
= 2115.2 cm3
24
• Volume
• Porositas (n)
A.V.C
Z.A.V.C
25
26
27
28
29
30
31
BAB IV
CALIFORNIA BEARING RATIO TEST (CBR TEST)
(ASTM D - 1883)
32
4.1 Tujuan
Untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang
akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan
sebagai nilai CBR (California Bearing Ratio) Laboratorium yang digunakan
dalam menentukan kualitas relatif tanah subbase dan menentukan prosentase
pengembangan suatu tanah (evaluasi kemungkinan tanah mengembang/expansive
soils)
4.3 Teori
California Division of Highway (CBR) dikembangkan pada tahun 1929
bertujuan untuk memeriksa kelayakan suatu tanah untuk digunakan sebagai
material subgrade, subbase suatu perkerasan. Ada. 2 (dua) kondisi dalam
penentuan nilai CBR laboratorium, yaitu CBR Soaked (CBR Rendaman) CBR
Unsoaked (CBR Tanpa Rendaman) Uji CBR laboratorium dilakukan untuk
mengetahui kekuatan geser tanah pada kondisi kadar air dan kepadatan
tertentu.Nilai CBR merupakan rasio antara tegangan satuan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan penetrasi pada kedalaman tertentu dari suatu piston
penetrasi dengan luas 19,4 cm2 pada sample tanah yang telah dipadatkan pada
kadar air dan kepadatan tertentu terhadap tegangan satuan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai penetrasi yang sama dari suatu sample batu pecah
standar (standard crushed stone).
Pada perencanaan jalan baru, tebal perkerasaan biasanya ditentukan dari
nilai CBR tanah dasar yang dipadatkan. Nilai CBR yang dipergunakan untuk
perencanaan disebut CBR desain (CBR design). Desain CBR didapat dari
percobaan di laboratorium dengan memperhitungkan dua faktor, yaitu :
• Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan.
• Percobaan pada kadar air yang mungkin terjadi setelah perkerasan selesai
dibuat.
Ada. 2 (dua) kondisi dalam penentuan nilai CBR laboratorium, yaitu:
33
• CBR Soaked (CBR Rendaman)
• CBR Unsoaked (CBR Tanpa Rendaman)
Nilai CBR dapat dihitung dengan persamaan:
tegangan pengujian
CBR = x 100%
tegangan standar
Tabel 4.2 Korelasi Nilai CBR dengan Kondisi Tanah, Kegunaan dan Klasifikasi
Tanah
3-7 Poor tb Fair Subgrade OH, CU, MH, OL A4, AS, A6, A7
7-20 Fair Subgrade OL, CL, ML, SC, SM, SP A2, A4, A6, A7
34
• Menentukan prosentase pengembangan tanah (khusus untuk CBR soaked)
Uji CBR pada saa ini hanya dikaitkan dengan keperluan perancangan tebal
perkerasan. Agar hasilnya valid, prosedur standar harus dijaga. CBR merupakan
parameter tak berdimensi dan tidak berkaitan langsung dengan sifat tanah yang
lain.
35
4.5 Bahan Yang Digunakan
• Tanah yang lolos saringan No. 4 (4,75 mm)
• Kertas pori (filter paper)
36
4.7 Perhitungan
S
• Presentase Pengembangan = x 100%
H
Dimana :
S = Pengembangan sample/perubahan tinggi sample (mm)
H = Tinggi awal sample tanah (mm)
• Gambarkan kurva tahanan penetrasi sebagai ordinat terhadap penetrasi
sebagai absis.
• Tentukan tegangan penetrasi untuk sample pada penetrasi 0,1” dan 0,2”.
Harga CBR untuk :
• Penetrasi 0,1”
Tegangan Pengujian. (lbs)
CBR = x 100%
3 x 1000
• Penetrasi 0,2”
Tegangan Pengujian. (lbs)
CBR = x 100%
3 x 1500
• Hitung berat isi basah (γ) dan berat isi kering (γd)
Contoh perhitungan
*Atas
*Bawah
CBR 0.1 = = 4.66 %
CBR 0.2 = = 4.44 %
37
Diperoleh CBR 4.66 %
38
39
BAB V
UJI KUAT TEKAN BEBAS
((UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGHT [UCS] TEST)
40
Dalam penelitian ini akan diteliti bagaimana korelasi antara hasil
uji kuat tekan bebas dari alat Unconfined Compression Strength Test
(UCT) dengan hasil uji kekuatan dengan Laboratory Vane Shear Test
untuk benda uji dari remolded clay.
5.4 Teori
41
tekuk (buckling) sebelum terjadi bidang keruntuhan.
L≤2D L>2D
L>3D
100%
Luas sample
42
qu
• Kekuatan geser undrained (Cu) =
2
qu undisturbe d
• Derajat Kepekaan (St) =
q u remolded
b. Sample Extruder,
c. Stopwatch,
g. Jangka sorong,
i. Oven, desicator,
j. Pisau.
43
5.7 Prosedur Pengujian
44
Contoh perhitungan
45
46
47
48
49
BAB VI
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST)
(ASTM D-3080, ASSHTO T-236)
6.1 Tujuan
Untuk memperoleh besarnya tahanan geser tanah pada tegangan normal
tertentu. Untuk mendapatkan kuat geser tanah.
6.3 Teori
Direct Shear dapat dikategorikan 3 macam yaitu UU Test,CU Test,CD Test:
50
Untuk tanah non-kohesif,
Direct Shear dari tiga kondisi test diatasPengertian
akan memberikan hasil
a. Unconsolidated – Undrained Gaya geser diberikan sebelum
atau UU Test contoh tanah mengalami
konsolidasi akibat gaya normal
Pv.Bila tanah kohesif dan jenuh,
kemungkinan tekanan air pori
dapat bertambah. Test ini
analogi dengan Unconsolidated
– Drained Traxial Test.
51
Uji geser langsung (direct shear) tidak dapat mengukur tekanan air pori yang
timbul saat pergeseran dan tidak dapat mengontrol tegangan yang terjadi di
sekeliling contoh tanah
Untuk tanah kohesif parameter tanah dipengaruhi oleh metode test, derajat
kejenuhan, dan kondisi tanah Normally atau Consolidated.
Pv
• Tegangan Normal (σn) : σ= (kg/cm2)
A
Ph
• Tegangan Geser (τ) : τ= (kg/cm2)
A
• Tanah Kohesif : τ = c + σn.tgφ (kg/cm2)
52
• Siapkan 4 contoh tanah dengan alat pencetak dan keluarkan dengan
extruder kemudian ratakan permukaan dengan pisau perata dan timbang
beratnya, ukur luasnya.
• Atur bak geser (shear box) dimana plat geser bawah diletakkan pada
permukaan dasar bak perendaman kemudian kencangkan baut pengunci.
• Setelah itu pasang plat geser atas dan pasang pen sehingga lubang tekan
plat geser bawah dan atas simetris. Masukkan plat kemudian baut pori.
• Letakkan contoh tanah kemudian himpit dengan baut pori dan penekan
contoh.
• Pasang instalasi muatan dan palang kecilnya akan berhubungan dengan
lengan keseimbangan kemudian atur handle setelah seimbang.
• Pasang dial pergeseran dan proving ring. Kemudian atur posisi jarum
pergeseran dan dial proving ring pada angka nol.
• Isi bak perendam sampai menutup contoh tanah dan jaga permukaan air
tetap selama pengujian.
• Putar pen pengunci kemudian putar pen perenggang.
• Putar engkol sehingga tanah mulai menerima beban geser. Kecepatan
pemutaran engkol 0,5 sampai dengan 2 mm permenit.
• pembacaan dial proving ring dan dial gesekan dilakukan setiap 15 detik
sampai mencapai beban maksimum atau deformasi 10% diameter beban
uji.
• keluarkan contoh tanah, dan bersihkan shear box dari sisa-sisa tanah.
• Lakukan kembali langkah-langkah prosedur di atas untuk contoh tanah
yang lain dengan penambahan beban 2 kali beban pertama untuk contoh
tanah kedua dan 3 kali beban pertama untuk contoh tanah ketiga.
6.7 Perhitungan
• Gaya Geser = Pembacaan dial x kalibrasi proving ring
π.d 2
• Luas bidang geser : A=
4
Dimana : d = Diameter sample
53
P
• Tegangan geser : τ=
A
• Pergeseran = waktu x kecepatan pergeseran
• Tebal benda uji = tebal awal – penurunan
• Gambar grafik hubungan antara tegangan geser τ dan tegangan normal σ,
kemiringan garis terhadap sumbu σ adalah sudut geser dalam φ dan
perpotongan garis tersebut dengan sumbu τ ordinat adalah nilai kohesif
tanah sesuai rumus coulomb :
τ = c + σ tan φ
• Contoh Perhitungan
• Gaya geser =0.1 ×0.4818 = 0.4818 kg
28 .3
• Volume sample
π × d 2 × t π × 6 2 × 1 .9
V = = = 53 .7 cm 3
4 4
• Berat volume
Berat sample 94 .4
γ = = = 1.75 gr/cm3 3
Volume Sample 53 .7
• Tegangan Geser
Gaya Geser 0.48
σ= = = 0.0170 kg/cm 3
Luas Sample 28 .3
54
Alat Direct Shear
55
56
57
58
BAB VII
UJI TRIAXIAL (TRIAXIAL TEST)
(ASTM D-2850, AASHTO T-234)
7.1 Tujuan
Untuk menentukan sudut geser dalam (φ ) dan kohesi suatu jenis tanah,
dimana dan φ diperlukan untuk menghitung besarnya daya dukung tanah,
tegangan tanah, dan kestabilan lereng.
7.3 Teori
Test Triaxial ada 3 (tiga) macam, yaitu :
• Undrained Test (Unconsolidated – Undarained Test) (UU Test)
Uji kompreksi triaksial dimana tidak diperkenankan perubahan kadar air
dalam contoh tanah. Sample tidak dikonsolidasikan dan air pori tidak teralir
saat pemberian tegangan geser.
• Consolidated – Undrained Test (CU Test)
59
Pada pengujian ini mula-mula diberikan tegangan normal dan air
diperbolehkan mengalir dari contoh tanah sampai konsolidasi selesai.
Setelah itu jalan aliran air ditutup dan contoh tanah diberi tegangan geser
sampai contoh tanah runtuh, biasanya tegangan air pori diukur selama
tegangan geser diberikan.
• Consolidated – Drained Test (CD Test)
Pada pengujian ini aliran air diperbolehkan mengalir selama pengujian, mula-
mula diberikan tegangan normal sampai konsolidasi selesai, kemudian
diberikan tegangan geser sampai terjadi keruntuhan dengan aliran air tetap
dibuka. Pemberian tegangan harus dilakukan secara perlahan-lahan, supaya
tegangan air pori tetap nol tidak berubah.
Dalam praktikum ini dilakukan Unconsolidated – Undarained Test.
Tabel 7.1 Parameter Kuat Geser yang Didapat dari Hasil Uji Triaxial
Tipe Pengujian Parameter yang Didapat
Unconsolidated Undarained (UU) Cu ; φ
Consolidated Undrained (CU) c ; φ ; u ; c’ ; φ ’
Consolidated Drained (CD) c ; φ ; u ; c’ ; φ ’
Dimana :
c(c’) = kohesi (efektif)
φ (φ ’) = sudut geser dalam
u = tekanan air pori
∆L
• Regangan vertikal (ε ) = L
0
60
• Tegangan Keliling (σ3) = k0 . γ . H
Dimana :
k0 = koefisien tegangan tanah (keadaan strain = 0) = 0,4 – 0,8
H = kedalaman/ketinggian contoh tanah (cm)
61
7.6 Prosedur Pengujian
• Keluarkan contoh tanah dari tabung dengan menekan cetakan silinder
berukuran tinggi 3” dan diameter 1,5 “ sampai tanah terisi penuh oleh
tanah dengan menggunakan extruder.
• Ratakan kedua permukaan dan keluarkan contoh tanah dari cetakan
kemudiaan timbang beratnya.
• Dengan bantuan strectcher contoh tanah diselubungi membran karet.
• Pasang batu pori dibagaian bawah.
• Membran bagian bawah atas diikat dengan karet membrane.
• Letakkan contoh tanah pada alat triaxial, percobaan dilakukan dengan cara
UU.
• Sel triaxial diisi air destilasi hingga penuh dan meluap, tegangan air pori
dinaikkan hingga 0,5 kg/cm2 (σ3).
• Tegangan vertical diberikan dengan cara menekan tangkai beban dibagian
atas contoh tanah yang dijalankan oleh mesin dengan kecepatan tertentu.
• Untuk mengukur tekanan air pori, kran penghubung batu pori dengan alat
pengukur tekanan air pori dibuka dan tekanan air pori dibaca pada pipa U.
Pembacaan tekanan air pori tersebut harus dilakukan tanpa terjadi aliran
air dari contoh tanah (Undrined), yaitu dengan mengatur screw control.
Pembacaan tekanan air pori dilakukan bersama dengan pembacaan
proving ring dial pada setiap strain dial bergerak 20 devisi.
• Pembacaan dilanjutkan sampai pembacaan proving ring dial
memperlihatkan penurunan sebanyak tiga kali atau sampai strain
mencapai ± 15%.
• Keluarkan contoh tanah dari sel triaxial kemudian digambarkan bidang
runtuhnya.
• Kemudian contoh tanah dibagi menjadi tiga bagian untuk diperiksa kadar
airnya.
• Lakukan lagi pengujian ini dengan tegangan sel 1 kg/cm2, dan 2 kg/cm2
seperti prosedur diatas.
7.7 Perhitungan
62
Setelah melakukan prosedur pengujian, data-data dianalisis dengan rumus-
rumus yang ada.
63