Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TIM


KEPERAWATAN DAN TIM KESEHATAN LAINNYA (AHLI
GIZI ) DALAM KONTEKS KEPERAWATAN INTENSIF

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi


Keperawatan Lanjutan

Dosen Pembimbing :
Hj. Yeni Mulyani, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Adityana Suhendar P07120215042


Lailati Ulpah P07120215060
Muhammad Ikhsan S P07120215068
Nadya Destia Rakhmi P07120215069
Noviyanti Dyah Hestiningtyas P07120215072

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIV
BANJARBARU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul Penerapan Komunikasi
Terapeutik Dengan Tim Keperawatan dan Tim Kesehatan Lainnya (Ahli Gizi)
Dalam Konteks Keperawatan Intensif. Makalah ini merupakan tugas yang
diberikan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah komunikasi keperawatan
lanjutan yaitu Ibu Hj. Yeni Mulyani, S.Kp, M,Kes untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.
Makalah ini disusun agar para pembaca bisa menambah wawasan serta
menerapkan komunikasi terapeutik dengan tim keperawatan dan tim kesehatan
lainnya khususnya tenaga ahli gizi dalam konteks keperawatan intensif dan
diharapkan para pembaca dapat memahaminya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat.
Dalam makalah ini, penyusun menyadari masih terdapat kekurangan
dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan
pada pembuatan laporan selanjutnya.

Banjarbaru, September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

ISI
HLM.

KATA PENGANTAR..............................................................................................................
2

DAFTAR ISI............................................................................................................................
3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................
4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................
5

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................
5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


........................................................................................................................
........................................................................................................................
6

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik


........................................................................................................................
........................................................................................................................
6

C. Unsur-Unsur Dalam Komunikasi


........................................................................................................................
........................................................................................................................
6

D. Komunikasi Dengan Tim Kesehatan Lain

3
........................................................................................................................
........................................................................................................................
7

E. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi


........................................................................................................................
........................................................................................................................
8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................
9

B. Saran........................................................................................................................
................................................................................................................................................
9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Komunikasi merupakan upaya individu dalam menjaga dan


mempertahankan individu untuk tetap berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi
seseorang adalah suatu proses yang melibatkan perilaku dan interaksi antar
individu dalam berhubungan dengan orang lain. Pada profesi keperawatan

4
komunikasi menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam
melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi
ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Sebagai ilmu komunikasi, individu diposisikan untuk menentukan
potensi diri dalam melakukan komunikasi yang efektif. Untuk dapat
melakukannya, individu tentu saja harus memiliki pemahaman dasar akan proses
komunikasi dan bagaimana teori komunikasi berfungsi dalam hidup individu.

Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena


komunikasi mencakup pencapaian informasi, pertukaran pikiran dan perasaan.
Proses komunikasi terapeutik sering kali meliputi kemampuan dan komitmen
yang tulus pada pihak perawat untuk membantuk klien mencapai keberhasilan
keperawatan bersama.

Di indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan. Profesi


tersebut juga mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan, diantaranya dokter,
bidan, ahli gizi, kesehatan masyarakat, radiologi, , farmasi, analis kesehatan, dan
perawat. Semua profesi tadi diwajibkan salaing bekerjasama dalam menjalankan
profesionalitas profesinya masing-masing.

Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada.


Semua profesi kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni
terwujudnya pelayanan kesehatan yang prima. Namun dalam pelaksanaannya
perawat tidak sendirian. Perawat ditemani oleh dokter, analis kesehatan, tim
kesehatan masyarakat, analis kesehatan, ahli gizi, radiologi dan lainnya.

Komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari kehidupan kita,


tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan dengan
orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.
Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam
memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana komunikasi dalam lingkup pelayanan kesehatan?

5
2. Bagaimana komunikasi terapeutik antara perawatdengan ahli gizi?
3. Bagaimana peran ahli gizi dalam konteks keperawatan intensif ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik.
2. Memahami komunikasi dalam lingkup pelayanan kesehatan.
3. Memahami komunikasi terapeutik antara perawat dengan ahli gizi.
4. Memahami peran ahli gizi dalam konteks keperawatan intensif .

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Pada
dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional yang
mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien.
Komunkikasi terapeutik termasuk interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar
dari komunikasi ini adalah adanya saling kebutuhan antara perawat dengan
pasien, sehingga dapat dikategorikan kedalam komunikasi pribadi diantara
perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan.

B. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Menurut Purwanto,(1994) tujuan dari komunikasi terapeutik yaitu:
1. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran mempertahakan kekuatan egonya.
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang
ada
3. Mengulang keraguan membantu dalam pengambilan tindakan yang efektif
dan mempengaruhi orang lai lingkungan fisik dan dirinya.

C. Unsur-Unsur Dalam Komunikasi


Unsur-unsur dari komunikasi terapeutik adalah:
1. Sumber proses komunikasi yaitu pengirim dan penerima pesan.
Prakarsa berkomunikasi dilakukan oleh sumber ini dan sumber juga
menerima pesan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam mengirim.
2. Pesan- pesan yang disampaikan dengan menggunakan penyandian
baik yang berupa bahasa verbal maupun nonverbal.
3. Penerima yaitu orang yang menerima pengiriman pesan dan
membalas pesan yang disampaikan oleh sumber, sehingga dapat
diketahui mengerti tidaknya suatu pesan.
4. Lingkungan waktu komunikasi berlangsung, yang dalam hal ini
meliputi saluran penyampaian dan penerimaan pesan serta lingkungan
alamiah saat pesan disampaikan. Saluran penyampaian pesan melalui

7
indra manusia yaitu: pendengaran, penglihatan, pengecap dan
perabaan.

D. Komunikasi Dengan Tim Kesehatan Lain


Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa
berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah
dokter, ahli gizi, tenaga laboratorium, tenaga rontgen dan sebagainya. Setiap
tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan
pasien, hanya pendekatannya saja yang berbeda disesuaikan dengan profesi
masing-masing.
Dalam menjalankan tugasnya, setiap profesi di tuntut untuk
mempertahankan kode etik profesi masing-masing. Kelacaran tugas masing-
masing profesi tergantung dari ketaatannya dalam menjalankan dan
mempertahankan kode etik profesinya.
Kode Etik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2000), Tanggung jawab perawat
terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat
dan dengan tenaga kesehatan lain, baik dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara “keseluruhan”.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalamnnya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan
dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan
kemampuan dalam bidang perawatan

E. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi


Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi
di RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai
pelayanan yang bermutu.

Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka
perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang diet
pasienmaupunobat–obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak
mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi

8
yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah
komunikasi dua arah yang baik antara perawat dengan ahli gizi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat dituntut untuk lebih mengutamakan pelayanan terhadap pasien,
terutama dalam memenuhi kebutuhan pasien.Hubungan yang baik ini akan
lebih baik lagi bila perawat dapat meningkatkan pengetahuannya dalam
komunikasi khususnya komunikasi terapeutik yang sesuai.

9
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
diharapkan perawat mampu membangun komunikasi antar tim kesehatan di
Rumah Sakit, termasuk Ahli Gizi. Dengan mampu menjalin hubungan baik
dengan petugas kesehatan lain maka perawat menjalankan fungsi
kolaborasinya.

B. Saran
Dalam melakukan komunikasi dengan sesama tim kesehatan dan dengan
profesi keperawatan lain diharapkan perawat dapat berkomunikasi dengan
efektif dan efisien serta menghindari komunikasi yang bersifat bias.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono,Andry.2006.Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta :EGC

Ismani,Nila.2001. Etika Keperawatan.Jakarta: Widya Medika

Purwanto, Heri. 1994. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta : EGC

Suhaemi,Mimin Emi.2003.Etika Keperawatan Aplikasi Pada praktik.


Jakarta:EGC

10
NASKAH ROLEPLAY

Disebuah rumah sakit terdapat seorang pasien bernama Tn. Udin dengan
usia 60 tahun dibawa kerumah sakit oleh keluarganya pada pukul 03.00 WITA dan
dipindahkan ke ruang penyakit dalam pada pukul 05.00 WITA, Tn.udin sudah
menderita diabetes melitus type II selama 30 tahun, ia memiliki riwayat hipertensi
dengan anemia ringan dan mengeluhkan kenaikan berat badan yang mendadak
serta pembengkakan pada kedua kakinya, berat badan sebelum ia mengalami
pembengkakan adalah 70 kg dengan tinggi badan 180 cm. Pada pemeriksaan
antropometrik yang sekarang ditemukan berat badan 80 kg dengan lingkar perut
105 cm.Pasien mendapatkan insulin untuk mengendalikan gula darahnya. Pada

11
pukul 05.30 WITA perawat dinas malam menelpon ahli gizi untuk
mengkonsultasikan diet yang tepat untuk Tn.udin.

Perawat 1 : (menelpon ahli gizi) Assalamualaikum

Ahli gizi : Waalaikumsalam, ya dengan petugas ahli gizi ada yang bisa
dibantu?

Perawat 1 : ini dari ruang penyakit dalam tadi malam pukul 05.00 ada pasien
baru masuk dan untuk dietnya belum ada bisa tolong datang
keruangan untuk mengkonsultasikan diet yang tepat untuk pasien.

Ahli gizi : iya saya segera kesana

Diruang penyakit dalam....

Ahli gizi : permisi ...

Perawat 2 : eh sudah datang mari sini duduk

Langsung saja mengenai pasien yang baru masuk bernama Tn.Udin


dengan usia 60 dipindahkan ke ruang penyakit dalam pada pukul
05.00 tadi , Tn.udin sudah menderita diabetes melitus type II
selama 30 tahun, ia memiliki riwayat hipertensi dan mengeluhkan
kenaikan berat badan yang mendadak serta pembengkakan pada
kedua kakinya, berat badan sebelum ia mengalami pembengkakan
adalah 70 kg dengan tinggi badan 160 cm. Pada pemeriksaan
antropometrik yang sekarang ditemukan berat badan 80 kg dengan
lingkar perut 105 cm, TD 190/110 mmHg. Kira - kira diet seperti
apa yang tepat untuk Tn.Udin?

Ahli Gizi : (sambil mencatat) Ada hasil laboratorium yang dari IGD?

Perawat 1 : Ada, dari hasil laboratorium ada beberapa yang abnormal seperti
HB nya rendah 10 g/dL, hematokrit nya rendah 33%, SGOT 12 Ul
tinggi, SGPT 14Ul tinggi , Ureum 134 mg/dL tinggi, Creatinin 12,1
mg/dL tinggi, dan GDS 279 mg/dL .

12
Ahli gizi : oke dari hasil perhitungan IMT 31,25 dan masuk kategori
obesitas, jadi dari data yang ada diet yang tepat untuk Tn.Udin
yaitu diet DM 2100 kcal, Diet Rendah Protein II (40 gram protein
per hari) dan rendah garam I (Diet tanpa garam) rendah kalium.

Perawat 2 : itu untuk makanan yang tepatnya seperti apa?

Ahli gizi : kalau untuk diet DM nya bisa diberikan makanan dengan porsi
kecil tapi sering yaitu 6 kali sehari, untuk DRP nya bisa diberikan
telur dan sayur tanpa garam serta susu khusus seperti Nephrisol.

Perawat 2 : baik terimakasih informasinya

Ahli Gizi : ada yang bisa dibantu lagi sebelum saya kembali?

Perawat 1 : sepertinya sudah cukup, nanti akan saya sampaikan kepada pasien
dan keluarga tentang diet yang sudah dikonsultasikan .

Perawat menuju kekamar pasien untuk membetulkan infus Tn. Udin


sekaligus kontrak waktu, tempat dan topik mengenai diet Tn. Udin

(membetulkan infus Tn. Udin)

Perawat 2 : permisi bapak, saya perawat Nadya yang tadi datang kesini,
begini pak saya nanti dengan teman saya mau menyampaikan
mengenai diet untuk bapak selama dirawat di rumah sakit ini
seperti apa saja mungkin sekitar 15 menit tempatnya disini,
bagaimana apakah bapak bersedia ?

Pasien : iya boleh sus

Perawat 2 : baik kalau begitu saya kembali dulu ke ruangan sebentar untuk
mengantar peralatan yang saya bawa

Pasien & KP : iya sus

Perawat 1 & 2 datang ke ruangan Tn. Udin...

Perawat 1 & 2 : assalamualaikum..

13
Pasien & KP :waalaikumsalam..

Perawat 2 : baik pak sesuai kesepakatan kita tadi, saya dan teman saya suster
Yanti akan menyampaikan mengenai diet yang tepat sesuai
penyakit bapak yaa pak, silahkan suster Yanti..

Perawat 1 : jadi begini pak untuk penderita DM tipe II disertai Gagal Ginjal
Kronik seperti bapak dilihat dari hasil laboratorium dan diagnosa
medis nya maka diet/makanan yang tepat yaitu diet DM, DRP II,
dan RG I. Untuk diet DM nya bisa diberikan makanan dengan
porsi kecil tapi sering yaitu 5-6 kali sehari, untuk DRP nya bisa
diberikan telur dan sayur tanpa garam serta susu, membatasi
minum 4 gelas kecil perhari, serta tidak meminum teh dan juga
kopi .

Pasien : ini makannya harus 5-6 kali sehari jadi makan terus? Tambah
gemuk dong ayah saya sus?

Perawat 1 : bukan begitu pak tapi disini maksudnya 6 kali sehari itu makan 3
kali sehari sesuai jadwal makan rumah sakit kemudian tiga kalinya
itu bisa diselingi snack.

Pasien : itu nanti snacknya kami yang beli sendiri atau ada disediakan
rumah sakit ?

Perawat 2 : untuk snack ada pagi dan sore hari itu nanti ada disediakan oleh
rumah sakit dan diantarkan ke ruangan oleh ahli gizi

Pasien : alhamdulillah jadi anak saya tidak perlu repot” untuk membeli
snack ke luar rumah sakit

KP : gini sus, tadi kan katanya ayah saya harus diet rendah protein nah
kata suster ayah saya dapat menu makanan dengan lauk seperti
telur dan susu, bukankah telur dan susu itu mengandung protein ?

Perawat 2 : betul bapak, bapak udin harus diet rendah protein tetapi diet
rendah protein II disini yaitu bapak Udin tetap mendapatkan

14
asupan protein akan tetapi jumlahnya dibatasi yaitu 40 gram per
hari dan untuk mencukupi hal tersebut bisa didapatkan dari menu
telur dan susu khusus yang rendah kandungan proteinnya.

KP : Ohh begitu..

Perawat 1 : iya pak, dari penjelasan saya tadi apakah bisa dimengerti atau
mungkin masih ada yang ingin ditanyakan ?

Pasien : tidak ada sus sudah jelas, iya kan nak ?

KP : iya terima kasih atas informasinya sus

Perawat 1 : iya sama-sama, kalau begitu kami kembali ke ruangan lagi ya


pak, jika ada yang ingin ditanyakan atau ada perlu silahkan datangi
kami di ruang perawat, kami permisi Assalamualaikum

Pasien & KP : waalaikumsalam..

15

Anda mungkin juga menyukai