Dosen Pembimbing :
Hj. Yeni Mulyani, S.Kp, M.Kes
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul Penerapan Komunikasi
Terapeutik Dengan Tim Keperawatan dan Tim Kesehatan Lainnya (Ahli Gizi)
Dalam Konteks Keperawatan Intensif. Makalah ini merupakan tugas yang
diberikan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah komunikasi keperawatan
lanjutan yaitu Ibu Hj. Yeni Mulyani, S.Kp, M,Kes untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.
Makalah ini disusun agar para pembaca bisa menambah wawasan serta
menerapkan komunikasi terapeutik dengan tim keperawatan dan tim kesehatan
lainnya khususnya tenaga ahli gizi dalam konteks keperawatan intensif dan
diharapkan para pembaca dapat memahaminya. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat.
Dalam makalah ini, penyusun menyadari masih terdapat kekurangan
dalam penulisannya. Oleh karena itu, mohon kiranya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembimbing dan pembaca guna untuk kesempurnaan
pada pembuatan laporan selanjutnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
ISI
HLM.
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
2
DAFTAR ISI............................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................
5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN
3
........................................................................................................................
........................................................................................................................
7
A. Kesimpulan.............................................................................................................
9
B. Saran........................................................................................................................
................................................................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
4
komunikasi menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam
melaksanakan proses keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, komunikasi
ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Sebagai ilmu komunikasi, individu diposisikan untuk menentukan
potensi diri dalam melakukan komunikasi yang efektif. Untuk dapat
melakukannya, individu tentu saja harus memiliki pemahaman dasar akan proses
komunikasi dan bagaimana teori komunikasi berfungsi dalam hidup individu.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana komunikasi dalam lingkup pelayanan kesehatan?
5
2. Bagaimana komunikasi terapeutik antara perawatdengan ahli gizi?
3. Bagaimana peran ahli gizi dalam konteks keperawatan intensif ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik.
2. Memahami komunikasi dalam lingkup pelayanan kesehatan.
3. Memahami komunikasi terapeutik antara perawat dengan ahli gizi.
4. Memahami peran ahli gizi dalam konteks keperawatan intensif .
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
indra manusia yaitu: pendengaran, penglihatan, pengecap dan
perabaan.
Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka
perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang diet
pasienmaupunobat–obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak
mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi
8
yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah
komunikasi dua arah yang baik antara perawat dengan ahli gizi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat dituntut untuk lebih mengutamakan pelayanan terhadap pasien,
terutama dalam memenuhi kebutuhan pasien.Hubungan yang baik ini akan
lebih baik lagi bila perawat dapat meningkatkan pengetahuannya dalam
komunikasi khususnya komunikasi terapeutik yang sesuai.
9
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
diharapkan perawat mampu membangun komunikasi antar tim kesehatan di
Rumah Sakit, termasuk Ahli Gizi. Dengan mampu menjalin hubungan baik
dengan petugas kesehatan lain maka perawat menjalankan fungsi
kolaborasinya.
B. Saran
Dalam melakukan komunikasi dengan sesama tim kesehatan dan dengan
profesi keperawatan lain diharapkan perawat dapat berkomunikasi dengan
efektif dan efisien serta menghindari komunikasi yang bersifat bias.
DAFTAR PUSTAKA
10
NASKAH ROLEPLAY
Disebuah rumah sakit terdapat seorang pasien bernama Tn. Udin dengan
usia 60 tahun dibawa kerumah sakit oleh keluarganya pada pukul 03.00 WITA dan
dipindahkan ke ruang penyakit dalam pada pukul 05.00 WITA, Tn.udin sudah
menderita diabetes melitus type II selama 30 tahun, ia memiliki riwayat hipertensi
dengan anemia ringan dan mengeluhkan kenaikan berat badan yang mendadak
serta pembengkakan pada kedua kakinya, berat badan sebelum ia mengalami
pembengkakan adalah 70 kg dengan tinggi badan 180 cm. Pada pemeriksaan
antropometrik yang sekarang ditemukan berat badan 80 kg dengan lingkar perut
105 cm.Pasien mendapatkan insulin untuk mengendalikan gula darahnya. Pada
11
pukul 05.30 WITA perawat dinas malam menelpon ahli gizi untuk
mengkonsultasikan diet yang tepat untuk Tn.udin.
Ahli gizi : Waalaikumsalam, ya dengan petugas ahli gizi ada yang bisa
dibantu?
Perawat 1 : ini dari ruang penyakit dalam tadi malam pukul 05.00 ada pasien
baru masuk dan untuk dietnya belum ada bisa tolong datang
keruangan untuk mengkonsultasikan diet yang tepat untuk pasien.
Ahli Gizi : (sambil mencatat) Ada hasil laboratorium yang dari IGD?
Perawat 1 : Ada, dari hasil laboratorium ada beberapa yang abnormal seperti
HB nya rendah 10 g/dL, hematokrit nya rendah 33%, SGOT 12 Ul
tinggi, SGPT 14Ul tinggi , Ureum 134 mg/dL tinggi, Creatinin 12,1
mg/dL tinggi, dan GDS 279 mg/dL .
12
Ahli gizi : oke dari hasil perhitungan IMT 31,25 dan masuk kategori
obesitas, jadi dari data yang ada diet yang tepat untuk Tn.Udin
yaitu diet DM 2100 kcal, Diet Rendah Protein II (40 gram protein
per hari) dan rendah garam I (Diet tanpa garam) rendah kalium.
Ahli gizi : kalau untuk diet DM nya bisa diberikan makanan dengan porsi
kecil tapi sering yaitu 6 kali sehari, untuk DRP nya bisa diberikan
telur dan sayur tanpa garam serta susu khusus seperti Nephrisol.
Ahli Gizi : ada yang bisa dibantu lagi sebelum saya kembali?
Perawat 1 : sepertinya sudah cukup, nanti akan saya sampaikan kepada pasien
dan keluarga tentang diet yang sudah dikonsultasikan .
Perawat 2 : permisi bapak, saya perawat Nadya yang tadi datang kesini,
begini pak saya nanti dengan teman saya mau menyampaikan
mengenai diet untuk bapak selama dirawat di rumah sakit ini
seperti apa saja mungkin sekitar 15 menit tempatnya disini,
bagaimana apakah bapak bersedia ?
Perawat 2 : baik kalau begitu saya kembali dulu ke ruangan sebentar untuk
mengantar peralatan yang saya bawa
13
Pasien & KP :waalaikumsalam..
Perawat 2 : baik pak sesuai kesepakatan kita tadi, saya dan teman saya suster
Yanti akan menyampaikan mengenai diet yang tepat sesuai
penyakit bapak yaa pak, silahkan suster Yanti..
Perawat 1 : jadi begini pak untuk penderita DM tipe II disertai Gagal Ginjal
Kronik seperti bapak dilihat dari hasil laboratorium dan diagnosa
medis nya maka diet/makanan yang tepat yaitu diet DM, DRP II,
dan RG I. Untuk diet DM nya bisa diberikan makanan dengan
porsi kecil tapi sering yaitu 5-6 kali sehari, untuk DRP nya bisa
diberikan telur dan sayur tanpa garam serta susu, membatasi
minum 4 gelas kecil perhari, serta tidak meminum teh dan juga
kopi .
Pasien : ini makannya harus 5-6 kali sehari jadi makan terus? Tambah
gemuk dong ayah saya sus?
Perawat 1 : bukan begitu pak tapi disini maksudnya 6 kali sehari itu makan 3
kali sehari sesuai jadwal makan rumah sakit kemudian tiga kalinya
itu bisa diselingi snack.
Pasien : itu nanti snacknya kami yang beli sendiri atau ada disediakan
rumah sakit ?
Perawat 2 : untuk snack ada pagi dan sore hari itu nanti ada disediakan oleh
rumah sakit dan diantarkan ke ruangan oleh ahli gizi
Pasien : alhamdulillah jadi anak saya tidak perlu repot” untuk membeli
snack ke luar rumah sakit
KP : gini sus, tadi kan katanya ayah saya harus diet rendah protein nah
kata suster ayah saya dapat menu makanan dengan lauk seperti
telur dan susu, bukankah telur dan susu itu mengandung protein ?
Perawat 2 : betul bapak, bapak udin harus diet rendah protein tetapi diet
rendah protein II disini yaitu bapak Udin tetap mendapatkan
14
asupan protein akan tetapi jumlahnya dibatasi yaitu 40 gram per
hari dan untuk mencukupi hal tersebut bisa didapatkan dari menu
telur dan susu khusus yang rendah kandungan proteinnya.
KP : Ohh begitu..
Perawat 1 : iya pak, dari penjelasan saya tadi apakah bisa dimengerti atau
mungkin masih ada yang ingin ditanyakan ?
15