Anda di halaman 1dari 9

ETIKA BISNIS PADA PT.

DANONE AQUA, Tbk

ABSTRAK

Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena berkaitan
dengan kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen. Etika merupakan keyakinan
mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, yang
mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial
menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis.
Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik,
karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak
manapun. Seperti yang kita ketahui bahwa Danone Aqua merupakan salah satu merek dagang jenis
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) keluaran PT Tirta Investama yang terkenal di Indonesia.
Meskipun begitu, dalam proses produksinya, produk AMDK ini tidak terlepas dari adanya
pelanggaran kode etik berupa Eksploitasi Sumber Air yang telah merugikan masyarakat di sekitar
Sumber Air tersebut. Oleh karena itu, pihak Aqua wajib mengadakan rundingan dan tunjangan bagi
masyarakat yang terkena dampaknya secara langsung.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia bisnis saat ini mengalami perkembangan yang cepat, tidak hanya menyangkut
hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara luas.
Perkembangan ini perlu diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat mengatur
bisnis itu sendiri. Bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul
dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika bisnis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan bisnis yang
dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Masalah etika dan ketaatan pada hukum yang berlaku
merupakan dasar yang kokoh yang harus dimiliki para pelaku bisnis dan akan menentukan
tindakan apa dan perilaku bagaimana yang akan dilakukan dalam bisnisnya. Untuk mewujudkan
etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha,
pemerintah, masyarakat, maupun bangsa lain agar tidak hanya satu pihak yang menjalankan etika.

Etika Bisnis merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena berkaitan
dengan kepuasan konsumen maupun perlindungan konsumen. Etika merupakan keyakinan
mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik dan yang buruk, dalam
menjalankan kegiatan atau tindakan terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal. Nilai-
nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu
dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan memegang teguh etika atau moral bisnis
yang ada bisnis kita akan berjalan dengan baik, karena dengan memiliki etika kita dapat bersaing
dengan perusahaan lain tanpa menyakiti pihak manapun.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut,
yaitu:

1. Apakah Danone Aqua menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?

2. Jika Danone Aqua tidak menggunakan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya, faktor
penyebab nya dan bagaimana cara mengatasinya?

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memberikan batasan masalah
yakni hanya mencakup etika bisnis pada produk Danone Aqua

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam jurnal etika bisnis ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui etika bisnis pada Danone Aqua

2. Untuk mengetahui pelanggaran, penyebab, dan cara Danone Aqua dalam mengatasi masalah
yang timbul apabila tidak memperhatikan etika bisnis.

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Definisi Etika Bisnis

Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula “etika
bisnis “ bisa berbeda artinya. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai
refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara tentang etika sebagai praksis atau
mengambil praksis etis sebagai obyeknya.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada
konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa
Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas,
ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan. Menurut Bertens, keuntungan termasuk definisi bisnis. Sebab, apa itu bisnis? Dengan
cara sederhana tapi cukup jelas, bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide products or services
for a profit”.

Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern. Bisnis tidak
mungkin berjalan, kalau tidak ada konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang dibuat dan
ditawarkan oleh bisnis. Peter Drucker, perintis teori manajemen, menggarisbawahi peranan sentral
pelanggan atau konsumen dengan menandaskan bahwa maksud bisni bisa didefinisikan secara
tepat sebagai ‘to create a customer”. (Bertens, 227)

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.

2. Pentingnya Etika Bisnis dalam Berbisnis

Bukankah bisnis dan etika adalah dua hal yang bertolak belakang dan berbeda? Banyak opini
yang demikian sehingga sering beredar di kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang
berkecimpung di dunia bisnis. Banyak definisi yang berkaitan dengan etika, tetapi pada intinya
etika adalah semua norma atau “aturan” umum yang harus diperhatikan dalam berbisnis yang
merupakan sumber dari nilai-nilai yang luhur dan perbuatan yang baik. Etika berbeda dengan
hukum, aturan, ataupun regulasi, di mana hukum dan regulasi jelas aturan main dan sanksinya,
atau dengan perkataan lain hukum atau regulasi adalah etika yang sudah diformalkan. Misalnya:
Undang-undang, peraturan lalu lintas, dan sebagainya.

Etika tidak memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang
Maha Kuasa. Sehingga pada kenyataannya, sering etika tidak bergitu diperhatikan. Dalam jangka
pendek, bisnis yang tidak memerhatikan etika bisa jadi akan dapat keuntungan, tetapi dalam jangka
panjang, biasanya bermasalah dan mendapatkan sanksi moral dari masyarakat.

Prinsip – Prinsip Etika Bisnis

Menurut Sony Keraf (1998) prinsip – prinsip etika bisnis sebagai berikut :
1. Prinsip otonomi, adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

2. Prinsip kejujuran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran.
Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam
penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan
kerja intern dalam suatu perusahaan.

3. Prinsip keadilan, menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif, serta dapat dipertanggungjawabkan.

4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle), menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua pihak.

5. Prinsip integritas moral, terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis
atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan
maupun perusahaannya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dari berbagai referensi di internet dan jurnal
yang mengkaji penelitian sejenis untuk mendukung penelitian etika dalam bisnis.

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Profil Perusahaan

Aqua merupakan pelopor bisnis AMDK, dan saat ini menjadi produsen terbesar di Indonesia.
Bahkan pangsa pasarnya sendiri sudah meliputi Singapura, Malaysia, Fiji, Australia, Timur Tengah
dan Afrika. Di Indonesia Aqua menguasai 80 persen penjualan AMDK berbentuk galon. Sedangkan
untuk keseluruhan bisnis AMDK di Indonesia, Aqua menguasai 50% pasar. Saat ini Aqua memiliki
14 pabrik yang tersebar di Jawa, Sumatra, Bali dan Sulawesi.

Produsen AMDK merk Aqua, PT. Golden Mississippi (kemudian bernama PT Aqua Golden
Mississipi) didirikan oleh Tirto Utomo (1930-1994) pada 23 Pebruari 1974. PT Aqua Golden
Mississipi (AGM) bernaung di bawah PT. Tirta Investama. Pabrik pertamanya didirikan di Bekasi.
Sejak saat itu, orang Indonesia mulai mengkonsumsi AMDK dengan membeli.

Danone, sebuah korporasi multinasional asal Perancis, berambisi untuk memimpin pasar
global lewat tiga bisnis intinya, yaitu: dairy products, AMDK dan biskuit. Untuk dairy products, kini
Danone menempati posisi nomor satu di dunia dengan penguasaan pasar sebesar 15%. Sedangkan
untuk produk AMDK, Danone mengklaim telah menempati peringkat pertama dunia lewat merek
Evian, Volvic, dan Badoit. Sebagai produsen AMDK nomor satu dunia, Danone harus berjuang keras
menahan gempuran Coca-Cola dan Nestle. Danone terus menambah kekuatannya dengan
memasuki pasar Asia, dan mengambil alih dua perusahaan AMDK di Cina.

Di Indonesia, Danone berhasil membeli saham Aqua pada tanggal 4 September 1998. Aqua
secara resmi mengumumkan “penyatuan” kedua perusahaan tersebut. Tahun 2000 Aqua
meluncurkan produk berlabel Aqua-Danone, dan tahun 2001, Danone meningkatkan kepemilikan
saham di PT. Tirta Investama dari semula 40% menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi
pemegang saham mayoritas Aqua-Danone.

2. Pembahasan

Istilah eskploitasi tentu saja bukan kata yang netral. Eksploitasi begitu bias kepentingan satu
pihak atau lebih terhadap pihak lain sebagai obyek eksploitasi. Sebuah hubungan antarpelaku
bersifat eksploitatif berarti menilai bahwa hubungan tersebut tidak adil (unjust) dan berbahaya
atau merugikan (harmful) bagi pihak yang dieksploitasi.

Dalam pertambangan eksploitasi yaitu usaha pertambangan dengan maksud menghasilkan


bahan galian dan memanfaatkannya.

Adapun pendapat lain yaitu Eksploitasi dipahami sebagai tindakan/perbuatan manusia yang
berlebihan, seenaknya, serta sewenang-wenang dalam memanfaatkan sesuatu. Dalam kasus ini,
danone-aqua telah melakukan pelanggran serta pengabaian kode etik dalam hal penggunaan
sumber daya alam. Sebenarnya, keprihatinan dunia akan eksploitasi sumberdaya alam sudah dapat
dirasakan semenjak diselenggarakannya United Nations Conference on Environment and
Development atau Earth Summit di Rio de Janeiro pada tahun 1992 yang membahas mengenai
perubahan iklim.

Dalam mengimplementasikan atau mengaplikasikan etika dalam rekayasa terutama dalam


penciptaan produk baru, maka hal-hal yang harus diketahui adalah:

Sebaik apa produk yang dihasilkan tersebut. Pengaruh atau fungsi produk tersebut kepada
konsumen. Perubahan-perubahan yang akan ditimbulkan kepada konsumen. Sebaik apa kegunaan
produk tersebut dalam berbagai kondisi yang dihadapi. Produk tersebut aman atau tidak bagi
konsumen. Dampak buruk dari produk jika mengabaikan peringatan-peringatan yang ada.

Dari hal-hal tersebut di atas, etika sangat berperan penting dalam penciptaan suatu produk
untuk menentukan manfaat atau keuntungan yang dapat dinikmati oleh konsumen, serta dapat
menentukan dampak-dampak buruk dari produk tersebut jika mengabaikan peringatan-peringatan
yang ada.

Produk yang dihasilkan oleh AMDK Aqua sebagian telah memenuhi dari ketentuan diatas.
AMDK Aqua mampu menghasilkan air bersih untuk keperluan air minum untuk banyak orang,
selain itu AMDK Aqua menjamin tingkat keamanan untuk menggunkan produknya. Selain praktis
produk Aqua bisa memperbaiki kehidupan masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan
mengkonsumsi air bersih. Tapi yang jadi permasalahan adalah, datang dari manakah air bersih
yang dijual oleh Aqua sehingga sekarang manusia perlu membayar hanya untuk mendapatkan air
bersih?

Salah satu dari sekian banyak sumber mata air yang dieksploitasi habis-habisan oleh Aqua
adalah sumber mata air di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang dimana di daerah
tersebut masyarakatnya menopangkan kehidupannya dari sektor pertanian. Karena debit air
menurun sangat drastis sejak Aqua beroperasi di sana, sekarang para petani terpaksa harus
menyewa pompa untuk memenuhi kebutuhan irigasi sawahnya. Untuk kebutuhan sehari-hari,
penduduk harus membeli air dari tangki air dengan harga mahal karena sumur-sumur mereka
sudah mulai kering akibat “pompanisasi” besar-besaran yang dilakukan oleh Aqua. Hal ini sangat
ironis mengingat Kabupaten Klaten merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya air. Di satu
Kabupaten ini saja sudah terdapat 150-an mata air. Untuk kasus kali ini Aqua dalam produksinya
kurang berpikir etis dan telah melanggar tanggung jawab sosial perusahaan, sumber daya alam
memang bisa dinikmati siapapun, tetapi dalam mengekploitasinya tidak boleh berlebihan atau
dengan kata lain serakah. Apalagi disini yang jadi permasalahannya ialah air, air merupakan
sumber daya yang dibutuhkan untuk hajat hidup orang banyak. Memang aqua mempunyai tujuan
yang baik yaitu menyediakan air besih untuk keperluan minum banyak orang. Tetapi yang jadi
permasalahan ialah kenapa aqua seenaknya mengeksploitasi air secara besar-besaran tanpa
mempedulikan efek sampingnya. Aqua terkesan tidak bertanggung jawab dan hanya
mementingkan kepentingan perusahaan sendiri. Masyarakat menjadi bersaing dengan pihak aqua
untuk mendapatkan air. Dari kasus, ini aqua tidak berpikir secara etis dalam hal deonteologis.

Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam keberlanjutan


dan ketersediaan sumber daya alam itu. Dalam pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
menggariskan bahwa "Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Salah satu asas penting
dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan
pengelolaan sumber daya alam yang dapa diperbarui.

Konsep hak dalam menguasai negara (HMN) menjadi instrumen dasar dalam eksploitasi SDA
di Indonesia, secsra historis melalui konsep ini pemerintah telah mengingkari semangat demokrasi
ekonomi dan pencapaian kesejahteraan rakyat, hal ini terjadi karena paradigma pertumbuhan yang
di usung memberikan ruang yang berlebihan pada praktek destruktif dan eksploitatif bagi SDA
lewat praktek penyerahan wewenang pada perusahaan-perusahaan asing secara besar.
Beberapa kebijakan yang mendukung praktek "sesat" ini diantaranya melalui pemberlakuan
scema per undang - undangan nasional, seperti UU No. 5 tahun 1860 tentang pokok-pokok agraria,
UU No.20 tahun 1861 tentang pencabutan hak atas tanah, UU No. 5 tahun 1967 tentang pokok-
pokok kehutanan (dan penggantinya UU 41/ perpu No. 1 tahun 2004 tentang perubahan UU No. 41
tahun 1999) dan UU No. 11 tahun 1967 tentang pokok - pokok pertambangan, didukung oleh UU
No. 9 tahun 1967 tentang penanaman modal asing, kemudian pada tanggal 3 Juli 1968, di keluarkan
UU No. 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negri. Kebijakan otonomi daerah yang
didasarkan UU No. 32 tahun 2004 sebagai penyempurnaan dari UU 22 tahun 1999, tentang
pemerintahan daerah, serta adanya UU 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah, yang dimaknai sebagai desentralisasi kekuasaan, telah mendorong daerah-daerah untuk
melirik dan mengandalkan SDA sebagai sumber PAD sehingga maraklah beragam PERDA dan
kebijakan pemberian izin oleh kepala daerah kepada beragam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
oleh investor, dan ini menjadi ancaman yang nyata bagi ketersediaan daya dukung SDA kita.

Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapay berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi
sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan pengembangan
lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :

a. Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya:
air, tanah, dan udara.

b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran)

c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,serta pendaur-ulangan


(recycling)

d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN :

Berdasarkan inti uraian pembahasan, yaitu mengenai kasus pelanggaran etika dalam bisnis
khususnya dalam hal eksploitasi sumber daya alam yang telah dilakukan oleh Danone-Aqua terkait
eksploitasi sumber mata air yang ada di Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tersebut yang
telah melanggar kode etik dan prinsip tanggung jawab sosial perusahaan khususnya pada
pengelolaan SDA yang dipergunakan oleh Danone-Aqua.

Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan telah mengingkari hakikat demokratisasi ekonomi


dan amanat pasal 33 UUD1945, Secara umum dapat dikatakan bahwa SDA kita tidak dikelola secara
benar, karena lebih mengedepankan orientasi ekonomi bagi segelintir orang dan golongan dari
berbagai tingkatannya, sehingga saat ini sebagian besar rakyat kita menghadapi kesulitan hidup
dalam situasi krisis multidimensi.

Daftar Pustaka

http://sentyana.blogspot.co.id/2014/11/pelanggaran-etika-bisnis-terhadap.html

http://vitafainurwari.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-tika-bisnis-pada-danone-aqua.html

http://lacusza.blogspot.co.id/2014/10/jurnal-penelitian-etika-bisnis.html
Komentar atau saran :

Dari hasil penulisan diatas diharapkan pihak Aqua lebih memperhatikan kode etik dan
bertanggung jawab sosial mengenai dampak yang terjadi akibat produksi yang dilakukannya.
Seharusnya pihak Aqua mengadakan perjanjian bisnis dengan para masyarakat di Kabupaten
Klaten terutama para petani disana. Pihak aqua sebaiknya memberi kompensasi kepada para
petani disana semisalnya memberikan pinjaman pompa air secara gratis untuk mengambil sumber
air dari sumur untuk keperluan irigasi. Pihak aqua wajib mengadakan rundingan dengan pihak
masyarakat kususnya petani untuk membentuk aturan bersama dalam menggunakan sumber air.
Yang utama dari itu semua ialah aqua berkewajiban memberikan kompensasi dan tunjangan bagi
masyarakat khususnya para petani di klaten yang mengalami dampaknya secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai