Anda di halaman 1dari 23

STATEGI PELAKSANAAN DAN TERAPI BERMAIN KELOPOK

HARGADIRI RENDAH (HDR)

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) harga diri rendah
merupakan evaluasi diri dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif baik langsung maupun tidak langsung. Pendapat senada dikemukan
oleh Carpenito, L.J (1998:352) bahwa harga diri rendah merupakan
keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri
atau kemampuan diri. Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat
kesimpulan, harga diri rendah adalah suatu perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilangnya kepercayaan diri, dan gagal mencapai tujuan yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung, penurunan harga diri
ini dapat bersifat situasional maupun kronis atau menahun.

B. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan
balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998:366). Menurut Carpenito, L.J
(1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam
menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena
ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).
Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998:312) koping individu tidak
efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan
masalah seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran.

1
Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang
mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan
ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan
masalah terhadap tututan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya koping
individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku (Carpenito, L.J,
1998:83; Townsend, M.C, 1998:313) sebagai berikut:
Data subjektif :
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau
meminta bantuan
b. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan
c. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran
Data Objektif :
a. Perubahan partisipasi dalam masyarakat
b. Peningkatan ketergantungan
c. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi
keinginan sendiri
d. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku
e. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain:
f. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi
g. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
h. Penyalahgunaan obat terlarang

C. Tanda dan gejala


Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku
yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:
Data subjektif:
a. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan
c. Perasaan tidak mampu
d. Rasa bersalah
e. Sikap negatif pada diri sendiri

2
f. Sikap pesimis pada kehidupan
g. Keluhan sakit fisik
h. Pandangan hidup yang terpolarisasi
i. Menolak kemampuan diri sendiri
j. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
k. Perasaan cemas dan takut
l. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif
m. Mengungkapkan kegagalan pribadi
n. Ketidak mampuan menentukan tujuan

D. Akibat
Harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik
diri, isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang
dalam hubungan sosial (DepKes RI, 1998:336). Isolasi Sosial menarik diri
sering ditunjukkan dengan perilaku antara lain:
Data subjektif :
a. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan/pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain

Data Objektif :

a. Kurang spontan ketika diajak bicara


b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun/tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara

E. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.

3
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. Terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. Tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.

F. Diagnosa perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

G. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien :
a. Tujuan :
1) Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi
terjadinya harga diri rendah pada klien (factor predisposisi,
factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan
mekanisme koping klien)
2) Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif
antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif.
3) Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan
positif yang dimilikinya.
b. Tindakan keperawatan :
1) Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri
rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi,
penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme
koping klien)
2) Tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri
dan pemecahan masalah yang efektif dengan cara :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan
diri.

4
b) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan
evaluasi diri yang positif yang terdahulu.
c) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan
(kestabilan organisasi, konflik interpersonal, ancaman
terhadap pekerjaan saat ini).
d) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah
(mengidentifikasi tujuan yang meningkat dan
mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi
tujuan).
3) Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga
diri dengan cara :
a) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih
dimiliki oleh klien
b) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang
masih dimilikinya
c) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mengoptimalkan aspek positif yang dimilikinya

Strategi tindakan Pelaksanaan


SP 1 Pasie : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang
akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian

5
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, dari
PSIK UNDIP. Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat
segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai
kegiatan mana yang masih dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai,
kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :
”bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya
buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang
biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”.“Wah, bagus sekali ada lima
kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih
dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah,
yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa
dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat
tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan
tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak Coba lihat,
sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita
mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan
masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,

6
rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut,
nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
”bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri)
kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan
bisa melakukan, dan bapak bapak (tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapihkan tempat tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki
kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya,
merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan baik
sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah
pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau
berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-
pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih
ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain
merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan
latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis
makan pagi Sampai jumpa ya”

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai


dengan kemampuan pasien.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak
cerah ”
”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/
tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi,

7
sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan
itu t?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
KERJA :
“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu
perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., Bapakbisa
menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring
kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat
sampah. Kemudian Bapak bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci
piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada
busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa
mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia
di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik.
Sekarang dilap tangannya.
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan
sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci
piring tiga kali setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar
kita akan latihan mengepel”

8
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”

Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua


kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah
harga diri pasien.
2. Tindakan Keperawatan Pada Keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di
rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih
dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada
pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan
memuji pasien atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah
perawat demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

9
SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan
gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan
harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara merawat
ORIENTASI :
“Selamat pagi !”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat
Bapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di
ruangan wawancara!”
KERJA :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak
percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya
pada Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya
adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu
memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya
pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila
keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapak bisa mengalami
masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan
orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius,
maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga
mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang
dikatakan Bapak)

10
” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur
dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk
itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan
tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu.
Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.
Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat
membawa Bapak ke rumah sakit”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan
pujian kepada Bapak”
”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu
berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah
semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan
bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
cara memberi pujian langsung kepada Bapak”
“Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien


dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”

11
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti
yang kita pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui Bapak”
KERJA:
”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya
katakan sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar
Bapak cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah
kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap
perkembangan keluarga Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan
keluarga?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan
terminasi dengan keluarga)
TERMINASI:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi
kepada Bapak»
« tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman
Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan
tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu »
« Sampai jumpa »

12
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
ORIENTASI:
“Selamat pagi Pak/Bu”
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan
membicarakan jadwal Bapak selama di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
KERJA:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba
diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu,
jadwal yang telah dibuat selama Bapak dirawat dirumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum
obatnya”
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapak terus
menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri
sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah
sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit”
TERMINASI:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan
harian Bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis
atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”

H. TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)


1. Definisi
Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan

13
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive.
2. Tujuan
Tujuan umum TAK stimulasi yang baru adalah klien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya.Sementara tujuan khususnya :
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat.
b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang
di alami
3. Aktifitas dan Indikasi
Aktivitas dibagi dalam empat bagian yaitu:mempersepsikan
stimulus nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respons yang di alami
dalam kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami
dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri
rendah.
4. Jenis – Jenis TAK (Terapi Aktifitas Kelompok)
Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa
yang paling banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut :
a. TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai
pada tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat
secara fisik).
b. TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan
sensori).
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol
halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi kepada
realita dan sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah
dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik

14
diri yang dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan
sehat secara fisik).
Terapi aktifitas kelompok yg digunakan klien utk HDR
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam
bentuk :
a. Terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negatif
yang dialami oleh klien dengan harga diri rendah kronis ke arah
berpikir yang positif. Pada keluarga terapi yang diperlukan dapat
berupa triangle terapy yang bertujuan untuk membantu keluarga
dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan yang
dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapkan keluarga dapat
mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi
hidup klien.
b. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
masalah harga diri rendah kronis yang merupakan salah satu bagian
dari masalah gangguan jiwa di masyarakat.
(by:noviebsuryanto.last Jan’09)
5. Aktivitas memperbaiki persepsikan stimulus nyata yang menyebabkan
harga diri rendah.
Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengidentifikasi
aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan
yang dimiliki selama hidup (dirumah dan di rumah sakit)
b. Terrapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : melatih kemampuan
yang dapat digunakan dirumah sakit dan dirumah .
Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan
konsep diri : harga diri rendah.

15
I. TAK STIMULASI PERSEPSI : HARGA DIRI RENDAH
Sesi 1 : identifikasi Hal Positif pada Diri
1. Tujuan
a. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
hal ini dimaksudkan untuk meluapkan emosi klien dan
mengungkapkan pengalaman yang di anggapnya sebagai masalah
kehidupannya sehingga pada saat klien menulis pengalamannya
tersebut klien bisa merasa ringan atas beban yang di fikirkan dan
Pengungkapan kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada
waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain
untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Untuk itu perawat harus
pula mengetahui tentang respons kemarahan sesorang dan fungsi
positif marah.
b. Klien dapat mengidentifikasi halpositif pada dirinya .
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang .
3. Alat
a. Spidol sebanyak klien yang mengikuti TAK.
b. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK .
4. Metode
a. Diskusi
b. Permainan
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah .
2) Membuat kontrak dengan klien .
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapiutik

16
- Salam dan terapis pada klien.
- Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama).
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan
nama)
2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
- Terapis menjalankan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap
tentang hal positif diri sendiri.
- Terapis menjalaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis. Lama kegiatan 45 menit. Setiap kali
mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan
serta memakai papan nama.
2) Terapis membagikan kertas dan spidol pada klien.
3) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan.
4) Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
5) Terapis membagikan kertas yang kedua.
6) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri :
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan dirumah
dan dirumah sakit.
7) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan bergiliran.
8) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mangikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

17
2) Tindak lanjut Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang
belum tertulis.
3) Kontrak yang akan datang.
a) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif
diri yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan
dirumah sakit dan dirumah .
b) Menyepakati waktu dan tempat

6. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK . Untuk TAK stimulasi persepsi : harga
diri rendah sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menuliskan pengalaman yang tidak menyenagkan dan aspek positif
(kemampuan yang dimiliki). Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1
Stimulasi persepsi : harga diri rendah.
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan
dan hal positif diri sendiri

No Nama Menulis pengalaman yang Menulis hal positif


klien tidak menyenangkan diri sendiri
1
2
3
4
5
6

18
Petunjuk :
1) atulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2) untuk tiap klien,beri nilai pada tiap kemampuan menulis
pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif diri
sendiri . Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda x jika klien
tidak mampu.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti sesi 1, TAK
stimulasi peraepsi harga diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal
pengalaman yang tidak menyenangkan, mengalami kesulitan hal
positif diri. Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya
dan tingkatkan reinforcement (pujian).

Sesi 2 : Melatih Positif pada Diri

1. Tujuan

a. Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan.


b. Klien dapat memilih hal positif diri yang dapat dilatih.
c. Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih.
d. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemapuan yang telah dilatih.
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Sesuaikan dengan kemempuan yang akan dilatih.
c. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/flipchart
b. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih
c. Kertas daftar kemampuan positif pada sesi
d. Jadwal kegiatan sehari- hari dan pulpen
4. Metode

19
a. Diskusi dan Tanya jawab
b. Bermain peran.
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Klien dan terapis pakai papan nama
2) Evalauasi / validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien.
3) Kontrak
a) terapis menjeleskan tujuan kegiatan , yaitu melatih hal positif
pada klien.
b) terapis menjelaskan aturan main berikut. jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis
lama kegiatan 45 menit setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) terapis meminta semua klien membaca ulang daftar kemampuan
positif pada sesi 1 dan memilih satu untuk dilatih.
2) terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di
whiteboard
3) terapis meminta klien untuk memilih satu dari daftar whiteboard.
Kegiatan yang paling banyak dipilih diambil untuk dilatih.
4) terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan / kemampuan yang dipilih
dengan cara berikut :
a) terapis memperagakan
b) klien memperagakan ulang

20
c) berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien.
5) Kegaiatan a sampai dengan d, dapat diulang untuk kemampuan/
kegiatan yang berbeda.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) terapis memberikan pujian kepada kelompok.
2) Tindak lanjut terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang
telah dilatih pada jadwal kegiatan sehari-hari
3) Kontrak yang akan datang:
a) Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lain
b) Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif selesai
dilatih.
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakuakan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK . untuk TAK stimulasi persepsi harga diri
rendah sesi 2 ,kemampuan klien yang diharapkan adalah memiliki satu
hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya . Formulir
evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2
Stimulasi persepsi : harga diri Kemampuan melatih kegiatan positif
No, Nama klien, Membaca daftar halpositif, Memilih satu hal positif yang
akan dilatih, Memperagakan kegiatan positif.

Petunjuk :

a. tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama .
2. untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang
daftar hal positif dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan

21
memperagakan kegiatan positif tersebut . Beri tanda √ jika klien mampu
dan tanda x jika klien tidak mampu
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien . Contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK
stimulasi persepsi : harga diri rendah . Klien telah melatih merapikan
tempat tidur . Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta
berikan pujian .

22
DAFTAR PUSTAKA
http://ahlinyajiwa.blogspot.com/2013/02/strategi-pelaksanaan-hdr-harga-diri.html
http://imron46.blogspot.com/2009/02/gangguan-konsep-diri-harga-diri-
rendah.html

23

Anda mungkin juga menyukai