Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK 1

Disusun Oleh:

Kelompok : 5 (Lima)
Anggota : 1. Meta Aprizulyanti (06101181621005)
2. Gita Anggaraini (06101181621058)
3. Khoiriyah (06101181621014)
4. Vika Nurjanah (06101181621015)
5. Setra Sari (06101281621022)

Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli., L. M.Si


Maefa Eka Haryani, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
I. Percobaan : Ke-4 (empat)
II. Judul Percobaan : Belerang
III. Tujuan Percobaan :
A. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami beberapa karakteristik senyawa
belerang.
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan laboratoris, mahasiswa (1) dapat
membedakan struktur belerang rombik dengan belerang
monoklin (2) menentukan karakteristik reaksi unsur belerang
pada pembentukan senyawa tiosulfat dan polisulfida.

IV. Dasar Teori


Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan dan secara luas
digunakan dalam proses biokimia. Dalam reaksi metabolik, senyawa sulfur
berfungsi sebagai bahan bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan
untuk organisme sederhana. Sulfur dalam bentuk organik hadir di biotin vitamin
dan tiamin. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam
molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang organik terikat
adalah komponen dari semua protein sebagai asam amino sistein dan metionin.
Ikatan disulfida sebagian besar bertanggung jawab untuk kekuatan mekanik dan
terpecahkannya keratin protein yang ditemukan di kulit terluarnya, rambut dan bulu
serta elemen yang berkontribusi terhadap bau menyengat mereka ketika dibakar
(Goh, 1986).
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Belerang atau sulfur
merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah
dalam bentuk sulfat (SO4). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan
sehingga sulfur berpindah ke hewan, setelah itu Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatiumdan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur dioksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
seperti Thiobacillus (Gomez, 1995).
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil
pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah
hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat
menyebabkan perusakan batuan juga tanaman. Dalam daur belerang,
mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah
sebagai berikut :
1) H2S → S → SO4, bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2) SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3) H2S → SO4 (pengokaidasi sulfide aerobik), bakteri thiobacilli.
4) S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik (Hakim, 1986).
Daur Biogeokimia belerang atau sulfur adalah salah satu bentuk daur
biogeokimia karbon. Pengertian dan definisi lain dari daur biogeokimia sulfur
yaitu perubahan sulfur dari hidrogen sulfida menjadi sulfur diokasida lalu
menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur di alam
ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk
mineral, di udara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan di dalam tubuh
organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur dimulai dari dalam tanah yaitu ketika ion-ion sulfat diserap
oleh akar dan dimetabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan.
Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan
berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan
oleh bakteri dalam lambung berupa gas dan dikeluarkan melalui kentut. Salah
satu zat yang terkandung dalam kentut adalah sulfur. Semakin besar kandungan
sulfur dalam kentut maka kentut akan semakin bau (Hardejowigeno, 2003).
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati
oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil
penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke
udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida di udara
kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan
hidrogen sulfida yang tertinggal di dalam tanah dengan bantuan bekteri akan
diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap
kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas ke udara.
Di udara, sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk
asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik,
pembakaran kendaraan bermotor, dan lain-lain. Hujan asam dapat menjadi
penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh
bakteri dipecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan,
tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan
oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya.

V. Alat dan Bahan


1. Tabung uji 7. Kristal Na2S2O3
2. Pemanas 8. Serbuk belerang
3. Corong penyaring 9. Larutan HCl 5 M
4. Sentrifuge 10. Larutan HCl encer
5. Kaca arloji 11. Kertas saring
6. Larutan NaOH 5 M 12. Larutan AgNO3 0,1M
VI. Prosedur Percobaan
1. Masukkan 1 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi, panaskan
secara perlahan (hati-hati) hingga meleleh. Kemudian tuangkan
cairan panas belerang ini ke dalam gelas kimia yang berisi air dingin
(10 ml). Amati hasil (pertumbuhan) kristalnya.
2. Ke dalam 4 ml air larutkan 0,5 gram kristal Na2S2O3, kemudian
tambahkan 0,3 gram serbuk belerang dan panaskan dengan hati-hati
secara perlahan campuran ini selama 2-3 menit. Saring atau
pusingkan dan ambil larutannya, kemudian ke dalam filtrate ini
tambahkan HCl encer (kerjakan di dalam almari asap). Amati secara
hati-hati dan catat setiap perubahan yang terjadi.
3. Panaskan hingga mendidih campuran 2,5 ml NaOH 5M dan 0,25
gram belerang 2-3 menit, dingginkan. Saring ke dalam tabung reaksi
kemudian ke dalam filtrate ini tabahkan HCl 5M bertetes-tetes dan
tutup ujung tabung dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan
perak nitrat (kerjakan ini di dalam lemari asap). Amati, kenali
baunya dan catat perubahan yang terjadi.

VII. Tugas
Catat hasil amatan dan tarik kesimpulan untuk setiap percobaan dalam
kerja.
VIII. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Pengamatan
1. Serbuk belerang dipanaskan kemudian - Serbuk belerang ketika dipanaskan
dituangkan kedalam air dingin berubah warna menjadi kuning-
kemerahan.
- Setelah dimasukkan ke dalam air
dingin menjadi kristal berwarna
kuning.
2. Air + Na2S2O3 + S - Setelah dipanaskan terbentuk
- Dipanaskan + saring endapan kuning dan setelah
Endapan kuning disaring, filtrat + HCl encer
- Filtrat + HCl - Awal terbentuk dua lapisan (bening
Larutan berwarna putih susu dan putih susu), setalh digoyang-
goyang terbentuk larutan putih susu.
3. - NaOH + S NaOH + S warna orange kemerahan,
- Dididihkan dan disaring disaring dengan warna filtratnya orange +
- Filtrat + HCl HCl 5M tetesdemi-tetes dan langsung
ditutup kertas saring yang ditetesi
AgNO3. Kertas saring tidak berubah
warna dan tercium bau busuk setelah
ditambah HCl dan filtrat terdapat 2
lapisan.

IX. Persamaan Reaksi


1. - S8 (s) + 8 O2 (g) 8 SO2 (s)
- SO2 (s) + H2O (l) H2SO3 (s)
2. - Na2S2O3 (s) + 5 H2O (l) Na2S2O3 . 5 H2O (aq)
- Na2S2O3 . 5 H2O (aq) + S (s) + O2 Na2S2O3 (aq) + SO2 (l) +
5 H2O (l)
- Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) 2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O (l)
3. - S (s) + 2 NaOH(aq) Na2S (s) + H2O (l)
- 2S + 4NaOH (aq) Na2S (s) + Na2SO2 (aq) + H2O (l)
- Na2S (s) + 2HCl(aq) H2S (g) + 2NaCl (aq)
- H2S (g) + 2AgNO3 (aq) Ag2S + 2HNO3 (aq)

X. Pembahasan
Pada percobaan kali ini membahas unsur belerang atau sulfur, dimana
belerang yang dipakai dalam praktikum kali ini yang berbentuk serbuk atau
dalam wujud padat yang berwarna kuning. Ada tiga perlakuan yang dilakukan
dan takaran atau berat belerang yang digunakan pun bervariasi dari 1
gram, 0,3 gram hingga 0,25 gram serbuk belerang.
Pada perlakuan pertama mula – mula kita mereaksikan serbuk belerang
dengan berat 1 gram serbuk belerang yang berwarna kuning ini tidak
ditambah apapun hanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi kosong lalu
dibakar dengan Bunsen, dari pembakaran ini tentunya ada O2 yang berupa gas
yang ikut bereaksi dengan belerang sehingga kondisi dalam keadaan suhu
panas maka belerang pun akhirnya meleleh dan menjadi larutan belerang
dengan berwarna kuning lalu belerang yang meleleh tadi langsung
dicampurkan dengan air ( tak berwarna ) sebanyak 10 ml ini, pada dasarnya
air biasa dikenal sebagai pelarut namun pada kondisi ini air tidak dapat
melarutkan belerang yang ada belerang berubah menjadi kristal blerang yang
berwarna kuning.
Pada perlakuan kedua, dalam hal ini diperlukan kristal putih Natrium
tiosulfat yang sebelum dicampur dengan belerang dilarutkan dulu dengan
air,= ( tak berwarna ) sehingga menjadi larutan Natrium Thiosulfat yang tak
berwarna, selanjutnya dimasukkan serbuk belerang kuning yang beratnya 0,3
gram dan tidak bercampur, lalu dipanaskan yangmenghasilkan kondisi
terpisah – pisah intinya masih tidak bercampur antara larutan dengan serbuk
belarang kemusian disaring dan didapat larutan tak berwarna lalu di
tambahkan larutan HCl yang tidak berwarna tetes demi tetes lalu digoyang-
goyangkan sehingga menghasilkan larutan putih susu dan ada sedikit sekali
yang mengendap.
Pada perlakuan terakhir serbuk belerang yang berwarna kuning dicampur
dengan larutan NaOH yang tak berwarna kondisi ini belerang juga tidak larut
namun setelah dipanaskan beberapa menit belerang yang berproses menjadi
gumpalan / kristal – kristal warna orange akhirnya pun larut dan menjadi
larutan orange pekat, kemudian disaring turunnya lrutan tersebut dari kertas
saring menuju tabung reaksi seperti tetesan – tetesan minyak dan
menghasilkan hasil saringannya larutan yang berwarna orange pekat. Setelah
itu ditambah larutan HCl yang tidak berwarna dan pada mulut tabung ditutup
dengan ketas atau tissue yang telah terlebih dahulu dibasahi dengan larutan
Perak Nitrat, beberapa saat menghasilkan larutan warna orange tapi mula –
mula terlihat dua fase ada beberapa serbuk belerang yang menggumpal diatas
tapi lama – lama menghilang dan pada kertas yang ditutup pada mulut
tabungnya terlihat bekas lingkaran mulut tabung dan tadinya kertas berwarna
putih berubah bekas yang ditutup tadi tidak berwarna dan ada bau yang
menyengat yang baunya busuk seperti gas H2S.

XI. Kesimpulan
1. Belerang kristal yang diperoleh dari lelehan belerang yang dituangkan ke
dalam air berisi rantai – rantai spiral µ-S.
2. Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi
3. Belerang bereaksi dengan basa kuat membentuk ion tiosulfat dan ion
potisulfida.
4. Ion tiosulfat stabil dalam keadaan basa atau netral, tetapi terurai dalam
asam.
5. Pada perlakuan ke 3 bau busuk berasal dari uap H2S.
DAFTAR PUSTAKA

Beni, R. 2015. Laporan Kimia Anorganik I. (Online).


http://www.academia.edu/44145162/doc/Laporan-kimia-anorganik-I.
(Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018).

Chaniago, W. 2016.Laporan Kimia Anorganik. (Online).


http://www.scribd.com/document/323138643/laporan-kimia anorganik.
(Diakses pada tanggal 14 Oktober 2018).

Gulo, F., dan Desi. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik I.


Inderalaya: Universitas Sriwijaya.

Hadeli L., M. (2009). Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik I. Indralaya:


Universitas Sriwijaya.

Setiono, d. (1985). Vogel. Jakarta: PT Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai