Teori

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Secara medis, perilaku diet merupakan perilaku pengaturan asupan (intake) makanan yang

masuk ke tubuh dengan tujuan yang beraneka macam, salah satunya untuk menurunkan berat
badan (Sutriandewi, 2003). Diet jarang dilakukan dengan alasan kesehatan, namun diet
biasanya dilakukan demi menjaga penampilan (Sutriandewi, 2003). Hal itu merupakan
penyebab utama kebanyakan orang tidak tahan menjalani berbagai metode diet karena pada
dasarnya diet melakukan pembatasan. Istilah diet pada akhirnya hanya sebatas pada pola makan
untuk menurunkan berat badan. Diet mencakup pola-pola perilaku yang bervariasi, dari
pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan sampai pembatasan yang sangat ketat akan
konsumsi kalori (Kim & Lennon, 2006).
Diet berasal dari bahasa Yunani yaitu diaita, yang berarti cara hidup (Hartanto, 2006). Definisi
diet menurut Hartanto (2006) adalah kebiasaan yang diperbolehkan dalam hal makanan dan
minuman yang dimakan oleh seseorang dari hari ke hari, terutama yang khusus dirancang untuk
mencapai tujuan dengan memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan tertentu. Ahli lain,
Siregar (2009) berpendapat bahwa perilaku diet adalah perilaku pengaturan makanan dan
minuman yang dikonsumsi seseorang secara rutin untuk menjaga kesehatan. Selain itu, Polivy
dan Herman (Sutriandewi, 2003) mengungkapkan perilaku diet merupakan usaha yang
bertujuan untuk menurunkan berat badan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara namun
tetap berfokus pada pengaturan pola makan oleh pelaku diet. Berdasarkan definisi-definisi di
atas, perilaku diet dapat diartikan sebagai usaha yang bertujuan untuk menurunkan berat badan
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara namun tetap berfokus pada pengaturan pola makan
oleh pelaku diet.
Self-esteem merupakan sikap seseorang berdasarkan persepsi tentang bagaimana ia
menghargai dan menilai dirinya sendiri secara keseluruhan, yang berupa sikap positif atau
negatif terhadap dirinya (Rosenberg, 1965 dalam Mruk, 2006). Self-esteem itu sendiri
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan body image. Seseorang yang
memiliki self-esteem yang positif akan mengembangkan evaluasi yang positif terhadap
tubuhnya, namun sebaliknya seseorang yang memiliki self-esteem yang buruk akan
meningkatkan body image yang negatif (Cash & Pruzinsky, 2002).
Body image (citra tubuh) merupakan pengalaman individu yang berupa persepsi Jurnal
Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 4. No. 1 April 2015 44 Victoria Nurvita,
Muryantinah Mulyo Handayani terhadap bentuk dan berat tubuhnya, serta perilaku yang
mengarah pada evaluasi individu tersebut terhadap penampilan fisiknya (Cash, 2012).
Citra tubuh inilah yang dikenal dengan body image, yaitu bagaimana remaja memandang dan
menilai tubuhnya sendiri. Ketidaksesuaian antara tubuh yang dipersepsi oleh remaja dengan
bentuk tubuh idealnya akan memunculkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Pada masa ini
muncul bahaya psikologis, yaitu munculnya konsep terhadap tubuhnya yang negatif dan tidak
realistis karena bentuk tubuh yang dilihat tidak sesuai dengan bentuk tubuh yang diharapkan
(Hurlock, 1980). Body image tidak hanya berkaitan dengan aspek penampilan fisik, daya tarik
maupun kecantikan tetapi lebih dari itu, yaitu berkaitan dengan gambaran mental, pikiran,
perasaan, kesadaran remaja mengenai tubuhnya (www.edreferral.com/body_image)
body image juga diartikan sebagai sikap seseorang terhadap tubuhnya dari segi ukuran, bentuk
maupun estetika berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman efektif terhadap atribut
fisiknya (Hoyt, 2001). Body image bukan sesuatu yang statis, tetapi selalu berubah.
Pembentukannya dipengaruhi oleh persepsi, imajinasi, emosi, suasana hati, lingkungan, dan
pengalaman fisik (Amalia, 2004).
Self-esteem merupakan sikap seseorang berdasarkan persepsi tentang bagaimana ia
menghargai dan menilai dirinya sendiri secara keseluruhan, yang berupa sikap positif atau
negatif terhadap dirinya (Rosenberg, 1965 dalam Mruk, 2006). Coopersmith (1967 dalam
Mruk, 2006) menyatakan bahwa self-esteem merupakan evaluasi individu dan kebiasaan
memandang dirinya sendiri, yang mengarah pada penerimaan atau penolakan, serta keyakinan
individu terhadap kemampuan yang dimiliki, atau dengan kata lain self-esteem merupakan
penilaian personal mengenai perasaan berharga yang diungkapkan dalam sikap-sikap individu
terhadap dirinya. Cobb (2000) juga menyatakan bahwa harga diri (self-esteem) merupakan
penilaian seseorang terhadap dirinya, apa yang diyakini, baik penilaian yang positif maupun
negatif tentang diri mereka.

Anda mungkin juga menyukai