Makalah Perawat Politik
Makalah Perawat Politik
PENDAHULUAN
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara terus-
menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan
metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan berarti
berbicara tentang keperawatan pada satu waktu tertentu, dan dalam hal ini, bab ini akan
membicarakan tentang “Konsep dasar ilmu politik dalam keperawatan”. Satu trend dalam
pendidikan keperawatan yang berkembangnya jumlah peserta didik keperawatan yang menerima
pendidikan keperawatan dasar di sekolah dan Universitas.
LANDASAN TEORI
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini
merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.
Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori
klasik Aristoteles). Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
Negara. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan public.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat
atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu
seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang
karena sakit, injury dan proses penuaan dan Perawat Profesional adalah Perawat yang
bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keperawatan secara mandiri dan
atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes
RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan
oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara profesional sesuai
dengan kode etik profesional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi
dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana
segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki, aktifitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk
mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang
terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam
kurikulum keperawatan, organisai profesional dan tempat perawatan kesehatan (stanhope
dan belcher, 1993). Selain itu, perawat secara individu dapat mempengaruhi keputusan politik
pada semua tingkat pemerintahan dan organisasi keperawatan menggabungkan semua
upaya seperti nursing's Agenda for health care reform(Tri-council, 1991) akan secara kritis
menerapkan pengaruh perawat dalam proses politik sedini mungkin (Hall-long, 1995). Strategi
spesifik mencakup pengintegrasian peraturan publik kedalam kurikulum keperawatan, sosialisai
dini dan berpartisipasi dalam organisai profesi, memperluas lingkungan tempat praktik
klinik, dan menjalankan tempat pelayan kesehatan di masyarakat. Jika perawat
menjadi mahasiswa yang serius dalam memperhatikan kebutuhan sosial, menjadi
aktivis dalam mempengaruhi peratauran untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi kontributor
waktu dan uang yang terbuka bagi keperawatan dan organisasi mereka dan menjadi
kandidat untuk bekerja bagi asuahan kesehatan yang baik secara universsal, maka masa depan
akan menjadi cemerlang.
Pentingnya dunia politik bagi profesi keperawatan adalah bahwasanya dunia politik
bukanlah dunia yang asing, namun terjun dan berjuang bersamanya mungkin akan terasa asing
bagi profesi keperawatan. Hal ini ditunjukkan belum adanya keterwakilan seorang perawat
dalam kancah perpolitikan Indonesia.Tidak dipungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat
Indonesia yang juga memiliki hak pilih dan tentunya telah melakukan haknya untuk memilih
wakil-wakilnya sebagai anggota legislatif namun seakan tidak ada satu pun suara yang
menyuarakan hati nurani profesi keperawatan. Tentunya hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja,
karena profesi kita pun membutuhkan penyampaian aspirasi yang patut untuk didengar dan
diselesaikannya permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat
seluruh profesi keperawatan. Sulitnya menjadikan RUU Keperawatan seringkali dikaitkan
dengan tidak adanya keterwakilan seorang perawat di badan legislative sana.
Menjadi bagian dari dunia perpolitikan di Indonesia, diharapkan seorang perawat mampu
mewakili banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi keperawatan
salah satunya seperti yang disebutkan diatas yaitu mengenai bagaimana meregulasi pendidikan
keperawatan yang hasil akhirnya diharapkan tercapainya kualitas perawat bisa dipertanggung
jawabkan.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang perawat sehingga mampu terjun ke dunia
politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah mendukung salah satu partai politik.
Partai politik ini akan menjadi motor penggerak pembawa di kancah perpolitikan Indonesia.
Banyak partai yang menawarkan posisi legislatif, ada partai yang melakukan pengkaderan dari
awal yang mampu menyiapkan calon-calon legislatif dari embrio yang akan diberikan suntikan
ideologi dari partai tersebut, ada juga partai yang memberikan kesempatan kepada siapa saja
yang siap untuk berjuang bersama-sama mendukung partainya dan menjadi calon legislatif.
Organisasi Keperawatan, Partai Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi
keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi semua perawat Indonesia, yang
didirikan pada tanggal 17 Maret 1974.Menurut catatan yang ada sebelum PPNI, telah terdapat
beberapa macam organisasi keperawatan. PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan
beberapa organisasi keperawatan, seperti:IPI (Ikatan Perawat Indonesia),PPI (Persatuan Perawat
Indonesia),IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia),IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia).
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang syah dapat
mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua mahasiswa keperawatan yang sedang belajar
dapat disebut calon anggota.PPNI setiap 4 tahun sekali menyelenggarakan musyawarah nasional.
Dalam musyawarah ini selain pengurus pusat juga hadir para pejabat dan pengurus cabang.
Berbagai masalah keperawatan dibahas dalam MUNAS tersebut yang kemudian memberikan
hasil yang berupa rekomendasi atau keputusan organisasi.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan profesi, maka organisasi profesi keperawatan
harus melakukan 5 fungsi, yaitu:
1. Definisi dan pengaturan professional melalui penyusunan dan penentuan standar
pendidikan dan praktik bagi perawat umum dan spesialis. Pengaturan dapat ditempuh
melalui pemberian izin praktik (lisensi), sertifikat, dan akreditasi. Pengaturan juga dapat
dilakukan melalui adopsi kode etik dan norma perilaku (Styles, 1983).
2. Pengembangan dasar pengetahuan untuk praktik dalam komponen luas dan sempit.
Sumbangan utama untuk pengembangan ilmu keperawatan telah diberikan oleh berbagai
ahli teori. Tujuan utama teori keperawatan adalah netralisasi ilmu keperawatan.
Tantangan bagi para perawat di masa depan adalah menggerakkan pertanyaan dan
memformulasikan teori dari teori yang telah dipublikasikan ini dan kemudian melakukan
uji hipotesa melalui penelitian keperawatan. Karena hanya penelitian yang dapat
menentukan manfaat suatu teori, penelitian memberikan sumbangan utama bagi
pengembangan pengetahuan keperawatan.
3. Transmisi nilai-nilai, norma, pengetahuan, dan keterampilan kepada anggota profesi
untuk diterapkan dalam praktik. Fungsi ini dilakukan melalui pendidikan para perawat
dan berbagai proses sosialisasi.
4. Komunikasi dan advokasi tentang nilai-nilai dan sumbangsih bidang garap kepada
masyarakat dan konstitusi. Fungsi ini menuntut organisasi perawat untuk berbicara pada
perawat dari suatu posisi kesepakatan luas. Penting bagi perawat untuk berpartisipasi
secara aktif dalam penyusunan UU dan kebijakan pemerintah.
5. Memperhatikan kesejahteraan umum dan sosial anggota. Fungsi ini dilakukan oleh
organisasi perawat dimana organisasi perawat ini memberikan dukungan moral dan sosial
bagi anggota untuk menjalankan peranannya sebagai tenaga profesional dan mengatasi
masalah profesional anggotanya.
Etika adalah mengenai pengawasan bagi orang lain, kepedulian terhadap perasaan, banyak
sumber praktis. “Merawat seseorang berarti bertindak untuk kebaikan mereka, membantu
mengembalikan otonomi mereka, membantu mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
Mencapai tujuan hidup mereka dan pemenuhan kebutuhan”.
Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya membuat kita lebih simpati, tapi
mungkin juga membantu kita untuk lebih empati terhadap pasien kita. Simpati adalah perasaan
yang timbul secara spontan yang kita miliki atau tidak dimiliki. Empati adalah kemampuan untuk
meletakkan diri kita dalam sesuatu orang lain, dalam suatu seni yang dapat dipelajari, latihan
imajinasi yang dapat dilatih. Perasaan ini dapat menjadi motivator yang kuat, yang juga dapat
diperoleh dalam melakukan tanggung jawab professional kita.
Jika kita memilih menjadi perawat untuk memenuhi kebutuhan pribadi, atau hanya sebagai
aututerapi tanpa disadari, untuk menghadapi masalah dan kecemasan sendiri, pasien akan
menderita karena pekerjaan kita yang akan menjadi catatan bagi mereka. (Eadie 1975, Shimpson
et all 1983). Merawat bisa menjadi merusak orang lain jika kita tidak mengerti dinamika aslinya,
yaitu seperti dorongan psikologis yang kompleks yang muncul dalam operasi ketika kita dalam
posisi tangguh sebagai penolong terhadap pasien yang relative tidak mandiri dan lemah. Inilah,
mengapa psikiater dalam pelatihan dan perawat psikiatri didukung untuk mengalami
psikoanalisis pribadi atau terlibat dalam terapi kelompok, sebagai proses untuk mengungkapkan
perasaan yang terdalam dan sering tersembunyi dengan maksud lain. Ketika pengawasan dan
perhatian dari perawat yang baik dapat melakukan kekuasaannya dengan baik, over protektif,
menguasai atau mengganggu dan pengawasan seperti pada bayi, seperti pengasuhan yang jelek,
juga bisa menjadi sangat merusak, ini dapat dikatakan bahwa “kebaikan terbesar kita juga
merupakan sumber potensial kelemahan dan kejahatan kita”. Beberapa praktik dan sikap perawat
dapat membawa mereka kepada konflik langsung dengan tim kesehatan yang terkait dalam
merehabilitasi kesehatan pasien,dengan fisioterapis dan ahli terapi yang menjabat. Konflik disini
bukan hanya dalam persaingan profesionalitas atau ketidak jelasan batasan kerja, tapi juga
perbedaan dalam interpretasi tentang perawatan dandalam praktik perawatan.
BAB III
PEMBAHASAAN
3.1 Aplikasi Peran Perawat Di Dunia Politik
a. Nama perawat yang terjun ke dunia politik di Indonesia
Hj.Elva Hartati SIP.,MM ( anggota DPR-RI)
3.2 Jurnal
3.3 Pembahasaan Jurnal
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA