TRINITROTOLUENA (TNT)
DI SUSUN OLEH :
PATRISIO CRISBUDHI ISHUDI
DBD 118 022
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat seizin-
Nya lah makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Raya.
Rasa terimakasih juga saya saya sampaikan untuk semua orang yang telah membantu
saya untuk menyelesaikan makalah ini. Saya mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan
dalam penyusunan makalah ini, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
Bahan peledak adalah bahan/ zat yang berbentuk cair, padat, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan akan
berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian besar
atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahannya tersebut berlangsung dalam waktu
yang sangat singkat yang disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.
2. Kecepatan rambat
3. Kepekaan
Akan tetapi, bahan penyusun dari peledak itu sendiri terdiri dari banyak
komponen atau zat yang memiliki sifat yang reaktif dan tidak stabil yang antara lain
iv
akan dibahas dalam makalah ini, uranium, plutonium, asam sulfat, ammonium nitrat,
1.3 Tujuan
v
BAB II
LANDASAN TEORI
Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Suatu zat murni
tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Secara umum, zat
terdapat dalam bentuk padat, cair atau gas dan dapat mengalami perubahan fasa zat sesuai
Bahan peledak adalah bahan/ zat yang berbentuk cair, padat, gas atau
campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan akan
berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian besar atau
seluruhnya berbentuk gas dan perubahannya tersebut berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat yang disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.
Bahan peledak banyak digunakan untuk kegiatan militer maupun kegiatan non-militer.
1. Jenis bahan peledak untuk kebutuhan militer dapat digolongkan ke dalam 3 jenis,
yaitu:
a. Ledakan rendah (single base, double base, triple base dan composite)
b. Ledakan tinggi
c. Komposisi piroteknik
vi
1. Berdasarkan Komposisi Kimia
a. Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah merupakan
bahan peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
baah 1.000 m/detik). Bahan peledak rendah umumnya digunakan sebagai bahan
pendorong atau propelan. Misalnya: black powder, propelan (single base, double
base).
3. Berdasarkan Kepekaan
A. Peledak pertama
vii
Peledak inisiasi, yaitu bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya
api, benturan, gesekan dan semacamnya. Bahan ini biasanya digunakan sebagai
B. Peledak kedua
Peledak non inisiasi, yaitu bahan peledak yang meledak apabila telah
1. Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah merupakan bahan
peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Senyawa an-
viii
BAB III
PEMBAHASAN
TNT pertama kali diproduksi pertama kali pada tahun 1863 oleh kimiawan
jerman bernama Joseph Wilbrand dan pada skala industri tahun 1891 juga oleh
Jerman, dan pada tahun 1901 diadopsi untuk kekuatan militer. Selama Perang Dunia I
produksi TNT terbatas karena jumlah toluena sebagai produk sampingan dari industri
kokas yang terbatas. Setelah 1940, toluena tersedia lebih banyak sebagai hasil
sampingan dari industri minyak bumi dan selama Perang Dunia II TNT diproduksi
secara luas.
berwarna kuning pucat yang melebur pada suhu 354 K (178 °F, 81 °C).
Trinitrotoluena adalah bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur, misalnya
2,4,6-trinitrotoluene.
campuran asam nitrat dan asam sulfat. tahapan ini membutuhkan campuran
Dalam industri, TNT disintesis dalam tiga langkah. Pertama, toluena dinitrasi
dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat untuk menghasilkan mono-
ix
nitrotoluene atau MNT. MNT dipisahkan dan kemudian direnitrasi
Asam nitrat habis dikonsumsi untuk proses industri, tapi asam sulfat encer
dapat digunakan kembali. Setelah nitrasi, TNT distabilkan dengan proses yang
dan larutan natrium untuk menghilangkan isomer TNT dan produk reaksi yang
tidak diinginkan.
Air bilasan dari sulphitation dikenal sebagai red water dan merupakan polutan
TNT berbeda dengan dinamit. TNT adalah senyawa kimia yang spesifik,
Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya karbon pada
TNT memiliki kelebihan karbon, campuran bahan peledak yang kaya dengan
senyawa oksigen dapat menghasilkan lebih banyak energi per kilogram dari
TNT saja.
Selama abad ke-20, amatol, campuran TNT dengan ammonium nitrat adalah
x
3.5 Toksisitas TNT
Memberikan efek yang buruk pada darah dan hati, pembesaran limpa dan
efek berbahaya lainnya pada sistem imunitas juga ditemukan pada hewan yang
TNT juga diduga memiliki efek merugikan bagi fertilitas laki-laki dan juga
bersifat karsinogen.
TNT yang mencemari lingkungan perairan biasa disebut “red water", yang
TNT paling umum digunakan untuk bahan peledak dan industri aplikasi
militer. Hal ini dinilai karena ketidakpekaannya terhadap shock dan gesekan, yang
mengurangi risiko ledakan disengaja. TNT meleleh pada 80°C (176°F), jauh di bawah
suhu di mana ia akan meledak secara spontan, sehingga aman bila dikombinasikan
dengan bahan peledak lain. TNT tidak menyerap atau larut dalam air, yang
memungkinkan untuk digunakan secara efektif dalam lingkungan basah. Selain itu,
xi
Meskipun TNT tersedia dalam berbagai ukuran (misalnya 250 g, 500 g, 1.000
g), namun lebih sering ditemui dalam campuran dengan bahan peledak lain/ditambah
bahan lainnya. Contoh campuran bahan peledak yang mengandung TNT meliputi:
1. Amatol
Amatol adalah highly explosive material yang terbuat dari campuran TNT dan
ammonium nitrat . Amatol digunakan secara luas selama Perang Dunia I dan Perang
Dunia II. Ia akhirnya digantikan dengan alternatif lain seperti Torpex dan Tritonal.
Biasanya, Amatol digunakan sebagai bahan peledak dalam senjata militer seperti
pesawat bom, peluru dan ranjau laut. Amatol saat ini dikenal dengan nama amonite,
2. Ammonal
Ammonal adalah bahan peledak (explosive) yang terdiri dari Amonium Nitrat
58,6% Aluminium 21% 2,4% Trinitrotoluena 18%. Fungsi amonium nitrat sebagai
3. Ednatol
4. Octol
Octol adalah bahan peledak yang biasa dipakai sebagai hulu ledak dalam
xii
5. Minol
Perang Dunia II dan biasa digunakan untuk senjata bawah air (ranjau laut atau
Minol-1: 48% TNT, 42% ammonium nitrat dan 10% bubuk aluminium.
Minol-2: 40% TNT, 40% ammonium nitrat dan 20% bubuk aluminium.
Minol-3: 42% TNT, 38% ammonium nitrat dan 20% bubuk aluminium.
Minol-4: 40% TNT, 40% ammonium nitrat & bubuk potassium nitrat (90/10)
6. Torpex
Dunia II. Nama ini merupakan singkatan dari Torpedo dan Explosive. Torpex
xiii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
campuran asam nitrat dan asam sulfat. tahapan ini membutuhkan campuran
TNT pertama kali diproduksi pertama kali pada tahun 1863 oleh kimiawan
jerman bernama Joseph Wilbrand dan pada skala industri tahun 1891 juga oleh
xiv
DAFTAR PUSTAKA
http://endiferrysblog.blogspot.co.id/2012/04/tnt-sebagai-bahan-peledak-eksplosive.html
http://mail-chaozkhakycostikcomunity.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-bahan-
trinitrotoluena-tnt.html
http://sartikecil.blogspot.co.id/2011/11/bahan-kimia-sebagai-bahan-peledak.html
http://www.kompasiana.com/painan/mengenal-tnt-bahan-peledak-yang-
melegenda_55814ee3e022bd5a350e77dd
https://www.academia.edu/31383339/Makalah_Benzena_dan_turunan_Materi
xv