Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI

TRINITROTOLUENA (TNT)

DI SUSUN OLEH :
PATRISIO CRISBUDHI ISHUDI
DBD 118 022

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat seizin-

Nya lah makalah ini dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Konsep Teknologi Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Palangka

Raya.

Rasa terimakasih juga saya saya sampaikan untuk semua orang yang telah membantu

saya untuk menyelesaikan makalah ini. Saya mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan

dalam penyusunan makalah ini, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Palangka Raya, 21 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahan Peledak


2.2 Penggunaan Bahan Peledak
2.3 Klasifikasi Bahan Peledak
2.4 Kompossisi Kimia Bahan Peledak

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sejarah TNT


3.2 Pengertian TNT
3.3 Cara Pembuatan Trinitrotoluena (TNT).
3.4 Karakter Explosive
3.5 Toksisitas TNT
3.6 Aplikasi TNT

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)

dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya ledakan. Suatu operasi

peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan

yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan .

Bahan peledak adalah bahan/ zat yang berbentuk cair, padat, gas atau

campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan akan

berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian besar

atau seluruhnya berbentuk gas dan perubahannya tersebut berlangsung dalam waktu

yang sangat singkat yang disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.

Penggunaan bahan peledak dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Untuk kegiatan militer

2. Untuk kegiatan non-militer

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan:

1. Komposisi bahan kimia

2. Kecepatan rambat

3. Kepekaan

Akan tetapi, bahan penyusun dari peledak itu sendiri terdiri dari banyak

komponen atau zat yang memiliki sifat yang reaktif dan tidak stabil yang antara lain

iv
akan dibahas dalam makalah ini, uranium, plutonium, asam sulfat, ammonium nitrat,

TNT, nitrogliserin dan fosfor kuning.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi TNT?

2. Apa kegunaan TNT ?

3. TNT terbuat dari apa?

4. Klasifikasi bahan peledak ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi TNT

2. Untuk mengetahui cara pembuatan TNT

3. Untuk mengetahui macam macam bahan peledak

4. Untuk mengetahui klasifikasi bahan peledak

v
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bahan Peledak

Zat kimia adalah semua materi dengan komposisi kimia tertentu. Suatu zat murni

tidak dapat dipisahkan menjadi zat lain dengan proses mekanis apapun. Secara umum, zat

terdapat dalam bentuk padat, cair atau gas dan dapat mengalami perubahan fasa zat sesuai

dengan perubahan temperatur atau tekanan.

Bahan peledak adalah bahan/ zat yang berbentuk cair, padat, gas atau

campurannya yang apabila dikenai suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan akan

berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang lebih stabil, yang sebagian besar atau

seluruhnya berbentuk gas dan perubahannya tersebut berlangsung dalam waktu yang

sangat singkat yang disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi.

2.2 Penggunaan Bahan Peledak

Bahan peledak banyak digunakan untuk kegiatan militer maupun kegiatan non-militer.

1. Jenis bahan peledak untuk kebutuhan militer dapat digolongkan ke dalam 3 jenis,

yaitu:

a. Ledakan rendah (single base, double base, triple base dan composite)

b. Ledakan tinggi

c. Komposisi piroteknik

2. Bahan peledak non-militer biasanya digunakan dalam kegiatan pembangunan/

kesejahteraan dan industri-industri lain.

2.3 Klasifikasi Bahan Peledak

vi
1. Berdasarkan Komposisi Kimia

Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah merupakan

bahan peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Senyawa anorganik misalnya: PbN5, Amonium nitrat.

2. Senyawa organik misalnya: Nitrogliserin, trinitritoluena, dll.

b. Campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam senyawa

tunggal. Misalnya: dinamit, black powder, ANFO, dll.

2. Berdasarkan Kecepatan Rambat

Berdasarkan kecepatan rambat tersebut, bahan peledak dibagi menjadi:

A. Bahan peledak rendah (low eksplosive)

Bahan peledak yang kecepatan rambat reaksinya rendah (umumnya di

baah 1.000 m/detik). Bahan peledak rendah umumnya digunakan sebagai bahan

pendorong atau propelan. Misalnya: black powder, propelan (single base, double

base).

B. Bahan peledak tinggi (high eksplosive) yang terdiri dari:

a) Bahan peledak non initial

b) Bahan peledak penghantar

c) Bahan peledak penghancur

d) Bahan peledak initial

3. Berdasarkan Kepekaan

Berdasarkan kepekaan, bahan peledak dibagi menjadi:

A. Peledak pertama

vii
Peledak inisiasi, yaitu bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya

api, benturan, gesekan dan semacamnya. Bahan ini biasanya digunakan sebagai

muatan primer dalam pemicu.

B. Peledak kedua

Peledak non inisiasi, yaitu bahan peledak yang meledak apabila telah

dipicu oleh peledak pertama.

2.4 Komposisi Kimia Bahan Peledak

Berdasarkan komposisi kimia, bahan peledak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Senyawa tunggal terdiri dari satu macam senyawa saja yang sudah merupakan bahan

peledak. Senyawa tunggal ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Senyawa an-

organik misalnya : PbN6, Amonium nitrat.

2. Senyawa organik misalnya : Nitrogliserin, Trinitrotoluena dan lain-lain.

3. Campuran yang merupakan penggabungan dari berbagai macam senyawa tunggal.

Misalnya : dinamit, black powder, ANFO, dan lain-lain.

viii
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sejarah TNT

TNT pertama kali diproduksi pertama kali pada tahun 1863 oleh kimiawan

jerman bernama Joseph Wilbrand dan pada skala industri tahun 1891 juga oleh

Jerman, dan pada tahun 1901 diadopsi untuk kekuatan militer. Selama Perang Dunia I

produksi TNT terbatas karena jumlah toluena sebagai produk sampingan dari industri

kokas yang terbatas. Setelah 1940, toluena tersedia lebih banyak sebagai hasil

sampingan dari industri minyak bumi dan selama Perang Dunia II TNT diproduksi

secara luas.

3.2 Pengertian TNT

Trinitrotoluena (TNT, atau Trotyl) adalah hidrokarbon beraroma menyengat

berwarna kuning pucat yang melebur pada suhu 354 K (178 °F, 81 °C).

Trinitrotoluena adalah bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur, misalnya

dalam Torpex, Tritonal, Composition B atau Amatol. TNT dipersiapkan dengan

nitrasi toluene C6H5CH3; rumus kimianya C6H2(NO2)3CH3, and IUPAC name

2,4,6-trinitrotoluene.

3.3 Cara Pembuatan Trinitrotoluena (TNT).

 Pembuatan TNT dapat dilakukan melalui nitrasi terhadap toluena dengan

campuran asam nitrat dan asam sulfat. tahapan ini membutuhkan campuran

asam dalam konsentrasi tinggi dan bebas dari SO3.

 Dalam industri, TNT disintesis dalam tiga langkah. Pertama, toluena dinitrasi

dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat untuk menghasilkan mono-
ix
nitrotoluene atau MNT. MNT dipisahkan dan kemudian direnitrasi

membentuk dinitrotoluene atau DNT. Pada tahap akhir, DNT dinitrasi

membentuk Trinitrotoluena atau TNT menggunakan campuran asam nitrat

anhidrat dan oleum.

 Asam nitrat habis dikonsumsi untuk proses industri, tapi asam sulfat encer

dapat digunakan kembali. Setelah nitrasi, TNT distabilkan dengan proses yang

disebut sulphitation, di mana crude TNT diperlakukan dengan larutan sulfit

dan larutan natrium untuk menghilangkan isomer TNT dan produk reaksi yang

tidak diinginkan.

 Air bilasan dari sulphitation dikenal sebagai red water dan merupakan polutan

yang signifikan dan merupakan produk limbah dari pembuatan TNT.

3.4 Karakter Explosive

 TNT berbeda dengan dinamit. TNT adalah senyawa kimia yang spesifik,

sementara dinamit adalah suatu campuran nitrogliserin yang dikompresi

menjadi bentuk silinder dan dibungkus dengan kertas.

 Setelah ledakan, TNT terurai sebagai berikut:

2C7H5N3O6 → 3N2 + 5H2O + 7CO + 7C

 Reaksi ini eksotermik dengan energi aktivasi yang tinggi. Adanya karbon pada

produk, menyebabkan ledakan TNT memiliki penampilan jelaga. Dan karena

TNT memiliki kelebihan karbon, campuran bahan peledak yang kaya dengan

senyawa oksigen dapat menghasilkan lebih banyak energi per kilogram dari

TNT saja.

 Selama abad ke-20, amatol, campuran TNT dengan ammonium nitrat adalah

bahan peledak militer yang secara luas digunakan.

x
3.5 Toksisitas TNT

 TNT adalah senyawa yang sangat beracun (quite oxic).

 TNT juga dapat diserap melalui kulit.

 Menyebabkan iritasi dan noda kuning terang.

 Orang yang terkena TNT selama periode tertentu cenderung mengalami

anemia dan kelainan fungsi hati.

 Memberikan efek yang buruk pada darah dan hati, pembesaran limpa dan

efek berbahaya lainnya pada sistem imunitas juga ditemukan pada hewan yang

tertelan atau terkontaminasi Trinitrotoluena.

 TNT juga diduga memiliki efek merugikan bagi fertilitas laki-laki dan juga

bersifat karsinogen.

 TNT yang mencemari lingkungan perairan biasa disebut “red water", yang

mungkin sulit dan mahal untuk penanganannya.

3.6 Aplikasi TNT

TNT paling umum digunakan untuk bahan peledak dan industri aplikasi

militer. Hal ini dinilai karena ketidakpekaannya terhadap shock dan gesekan, yang

mengurangi risiko ledakan disengaja. TNT meleleh pada 80°C (176°F), jauh di bawah

suhu di mana ia akan meledak secara spontan, sehingga aman bila dikombinasikan

dengan bahan peledak lain. TNT tidak menyerap atau larut dalam air, yang

memungkinkan untuk digunakan secara efektif dalam lingkungan basah. Selain itu,

cukup stabil bila dibandingkan bahan peledak tinggi lainnya.

xi
Meskipun TNT tersedia dalam berbagai ukuran (misalnya 250 g, 500 g, 1.000

g), namun lebih sering ditemui dalam campuran dengan bahan peledak lain/ditambah

bahan lainnya. Contoh campuran bahan peledak yang mengandung TNT meliputi:

1. Amatol

Amatol adalah highly explosive material yang terbuat dari campuran TNT dan

ammonium nitrat . Amatol digunakan secara luas selama Perang Dunia I dan Perang

Dunia II. Ia akhirnya digantikan dengan alternatif lain seperti Torpex dan Tritonal.

Biasanya, Amatol digunakan sebagai bahan peledak dalam senjata militer seperti

pesawat bom, peluru dan ranjau laut. Amatol saat ini dikenal dengan nama amonite,

dengan komposisi 20% TNT dan 80% amonium nitrat.

2. Ammonal

Ammonal adalah bahan peledak (explosive) yang terdiri dari Amonium Nitrat

58,6% Aluminium 21% 2,4% Trinitrotoluena 18%. Fungsi amonium nitrat sebagai

senyawa oksidator dan aluminium sebagai peningkat daya.

3. Ednatol

Ednatol adalah bahan peledak (explosive) yang terdiri dari 58%

ethylenedinitramine dan 42% TNT. Dikembangkan di Amerika sekitar tahun 1935

dengan kecepatan detonasi 7.400 meter per detik.

4. Octol

Octol adalah bahan peledak yang biasa dipakai sebagai hulu ledak dalam

peluru kendali. Dua formulasi umum yang digunakan dalam Octol:

 70% HMX & 30% TNT

 75% HMX & 25% TNT

xii
5. Minol

Minol adalah bahan peledak (explosive) yang dikembangkan pada awal

Perang Dunia II dan biasa digunakan untuk senjata bawah air (ranjau laut atau

torpedo laut). Empat tipe komposisi Minol:

 Minol-1: 48% TNT, 42% ammonium nitrat dan 10% bubuk aluminium.

 Minol-2: 40% TNT, 40% ammonium nitrat dan 20% bubuk aluminium.

 Minol-3: 42% TNT, 38% ammonium nitrat dan 20% bubuk aluminium.

 Minol-4: 40% TNT, 40% ammonium nitrat & bubuk potassium nitrat (90/10)

dan 20% bubuk aluminiumium.

6. Torpex

Torpex adalah bahan peledak (explosive) yang digunakan dalam Perang

Dunia II. Nama ini merupakan singkatan dari Torpedo dan Explosive. Torpex

umum digunakan sebagai senjata bawah air.

xiii
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari Makalah diatas dapat di simpulkan :

 Trinitrotoluena adalah bahan peledak yang digunakan sendiri atau dicampur,

misalnya dalam Torpex, Tritonal, Composition B atau Amatol. TNT

dipersiapkan dengan nitrasi toluene C6H5CH3; rumus kimianya

C6H2(NO2)3CH3, and IUPAC name 2,4,6-trinitrotoluene.

 Pembuatan TNT dapat dilakukan melalui nitrasi terhadap toluena dengan

campuran asam nitrat dan asam sulfat. tahapan ini membutuhkan campuran

asam dalam konsentrasi tinggi dan bebas dari SO3.

 TNT pertama kali diproduksi pertama kali pada tahun 1863 oleh kimiawan

jerman bernama Joseph Wilbrand dan pada skala industri tahun 1891 juga oleh

Jerman, dan pada tahun 1901 diadopsi untuk kekuatan militer.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

http://endiferrysblog.blogspot.co.id/2012/04/tnt-sebagai-bahan-peledak-eksplosive.html

http://mail-chaozkhakycostikcomunity.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-bahan-

trinitrotoluena-tnt.html

http://sartikecil.blogspot.co.id/2011/11/bahan-kimia-sebagai-bahan-peledak.html

http://www.kompasiana.com/painan/mengenal-tnt-bahan-peledak-yang-

melegenda_55814ee3e022bd5a350e77dd

https://www.academia.edu/31383339/Makalah_Benzena_dan_turunan_Materi

xv

Anda mungkin juga menyukai