Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKUNTANSI BIAYA

Perhitungan Harga Pokok Produksi pada UKM “Tempe AJIB” dengan


Metode Full Costing

Dosen Pengampu : Drs. Mujino, M.M.

Disusun Oleh :
Ira Yulianti (2018008276)
Riska Choirul Latifah (2018008264)
Riza Septi Annisa (2018008257)

MANAJEMEN 2A7
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, petunjuk,
dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Perhitungan
Harga Pokok Produksi pada UKM “Tempe AJIB” dengan metode Full Costing.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya.

Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang telah memberikan
pengarahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami serta sahabat-sahabat yang
telah memberi semangat, dan do’a.

Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sebagai
bahan belajar, dan penambah ilmu pengetahuan. Penulis menyadari jika karya tulis ilmiah ini
jauh kurang sempurna, kami mengharapkan kritik, dan saran yang bersifat membangun.

Yogyakarta, 20 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian.............................................................................................................. 2
C. Manfaat Penelitian............................................................................................................ 2
D. Kajian Pustaka .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
A. Sejarah Berdirinya UKM “Tempe AJIB” ........................................................................ 4
B. Data Penjualan UKM “Tempe AJIB” .............................................................................. 4
C. Data Biaya UKM “Tempe AJIB” ..................................................................................... 5
D. Data Aktiva yang Digunakan UKM “Tempe AJIB” ........................................................ 5
E. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing .................................. 6
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 7

A. Kesimpulan....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
UKM merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat serta merupakan
salah satu industri yang ikut bersaing dalam menghasilkan suatu produk dan
mendapatkan laba. Untuk itu UKM juga perlu membuat kebijakan yang mengacu
pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan itu berupa penentuan harga
pokok produksi.
Penerapan biaya produk dengan menggunakan sistem tradisional yaitu
berdasarkan taksiran / perkiraan dalam menentukan harga pokok produksi masih
banyak digunakan oleh perusahaan. Metode ini kurang sesuai dengan jenis produk
atau jasa yang sangat bervariasi, sehingga memberikan informasi biaya yang tidak
akurat. Hal ini mengakibatkan berbagai macam masalah karena produk yang
dihasilkan tidak benar-benar menggambarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dalam
proses produksi. Sebagai akibatnya akan muncul harga pokok produksi pada produk,
yaitu biaya yang terlalu rendah dan biaya yang terlalu tinggi.
Penghitungan harga pokok produksi merupakan alat ukur untuk menentukan
harga pokok penjualan. Begitu juga dengan pelaku UKM lainnya khususnya produksi
tempe harus benar-benar dapat menghitung biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menentukan harga jual. Kesalahan dalam penghitungan harga pokok produksi
berpengaruh terhadap harga jual. UKM dituntut lebih efektif dan efisien dalam
menjalankan usahanya agar produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus
sehingga memiliki daya saing dengan para kompetitor antar UKM. Selain kualitas
penentuan harga jual harus dengan harga yang wajar tidak terlalu rendah dan juga
tidak terlalu tinggi. Apabila harga terlalu tinggi perusahaan kesulitan bersaing
sebaliknya jika harga teralalu rendah maka keuntungan yang diharapkan kurang
maksimal. Untuk itu penentuan harga jual harus dilakukan dengan penghitungan yang
akurat dan tepat dalam menghasilkan produk. Untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi diperlukan suatu metode yang
tepat. Metode yang sebaiknya digunakan adalah menggunakan metode biaya penuh
(full costing).

1
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis harga pokok produksi tempe pada UKM pabrik tempe
“AJIB”
2. Untuk dapat menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing pada UMKM pabrik tempe “AJIB”
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi UKM pabrik tempe “AJIB” khususnya dan UKM pada umumnya dapat
digunakan sebagai masukan dalam menghitung harga pokok produksi yang tepat
untuk mendapatkan hasil yang akurat sehingga dapat menentukan harga jual
produk secara wajar.
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam penentuan harga
pokok produksi guna menentukan harga jual sesuai dengan kondisi di lapangan.
D. Kajian Pustaka
1. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Hanggana (2006), harga pokok produksi adalah semua biaya yang
dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi yang meiputi biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Menurut Ceciley dan Michael (2011) harga pokok produksi adalah total
produksi biaya barang barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke
dalam persediaan barang jadi selama satu periode.
Haryono (2014:564), menyatakan ikhtisar biaya produksi barang jadi
melaporkan elemen elemen yang digunakan untuk menghitung baya produksi
barang jadi. Dalam ikhtisar ini dirinci secara detil data untuk material langsung
dan overhead pabrik.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahawa harga pokok
produksi adalah biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan overhead pabrik yang digunakan untuk menentukan harga
pokok penjualan guna memperoleh penghasilan.
2. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan biaya produksi merupakan cara memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam biaya produksi. Terdapat dua pendekatan yaitu metode full costing
dan variable costing. Menurut Mulyadi (2010:17), dua metode tersebut adalah :

2
a. Metode Full Costing
Merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam kos produksi. Kos produk yang dihitung
dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya
overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya
administrasi dan umum).
b. Metode Variabel Costing
Merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi. Kos produk
yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos
produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya
pemasaran variabel dan biaya adminsitrasi dan umum variabel) dan biaya tetap
(biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan
umum tetap).
3. Manfaat informasi Harga Pokok Produksi
Mulyadi (2010;65), dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga
pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi
manajemen untuk:
a. Menentukan harga jual produk
b. Memantau realisasi biaya produksi
c. Menghitung laba atau rugi periodic
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya UKM “Tempe AJIB”


Tempe AJIB adalah sebuah usaha rumahan (home industry) di daerah
Manisrenggo Klaten yang didirikan oleh Bapak Marsanto sejak tahun 1995.
Selama kurang lebih 25 tahun usaha ini memproduksi tempe. Tempe hasil
produksi Pak Marsanto ini dijual di Pasar Kejambon dan juga Pasar Jangkang.
Produksi tempe ini dilakukan di rumah Beliau. Baik dari proses perebusan
bahan baku yaitu kedelai sampai proses pengemasan dilakukan dirumah beliau.
Dalam produksi ini beliau tidak mempunyai karyawan, karena usaha ini adalah
usaha kecil menengah. Jadi semua proses produksi dilakukan oleh bapak
Marsanto dan dibantu oleh Istrinya.
Sebelum hasil produksinya diberi nama Tempe AJIB, sebenarnya tempe hasil
produksi pak Marsanto ini seperti tempe pada umumnya yang hanya diberi
kemasan plastik. Tetapi karena tempe hasil buatan Pak Marsanto ini mempunyai
kualitas yang baik dan banyak pelanggan maka Pak Marsanto mempunyai inisiatif
untuk memberi label pada tempe produksinya. Dan akhirnya Pak Marsanto
memberi nama tempenya dengan nama “AJIB” diambil dari nama panggilan anak
laki-laki Pak Matsanto di desa.
Dan sejak diberi label nama, tempe buatan Pak Marsanto semakin menyebar
luas. Bahkan sekarang tempe buatan Pak Marsanto dijual di empat pasar yaitu
Pasar Klewer Manisrenggo, Pasar Kembang Kemalang, Pasar Kejambon dan
Pasar Jangkang.
B. Data Penjualan UKM “Tempe AJIB”
Setiap hari Pak Marsanto membutuhkan 100kg kedelai untuk diproduksi
menjadi tempe. Dari 100kg kedelai dapat menghasilkan ±600 potong tempe.
Setiap potong tempe dijual dengan harga Rp 2.000,- jadi perhitungan penjalan
selama bulan Februari 2019 adalah :
Penjualan Rata Rata Per Hari :
600 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔 × 𝑅𝑝 2.000,00 = 𝑅𝑝 1.200.000,00
Penjulan selama bulan Februari 2019 :
𝑅𝑝 1.200.000,00 × 28 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑅𝑝 33.600.000,00

4
C. Data Biaya UKM “Tempe AJIB”

DATA BIAYA
TEMPE AJIB
Bulan Februari 2019

Kebutuhan per Harga (Rp) /


No Keterangan Total
Hari Bulan satuan
Bahan Baku Langsung
1 Kacang Kedelai 100 kg 2.800 kg Rp7,200.00 Rp 20,160,000.00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
1 - - - - -
Biaya Overhead Pabrik
1 Ragi 1 28 Rp12,000.00 Rp336,000.00
2 Gas 2 56 Rp20,000.00 Rp1,120,000.00
3 Listrik 1 Bulan Rp300,000.00 Rp300,000.00
4 Plastik + Sablon Rp60,000 Rp1,680,000.00
Total BOP Rp3,436,000.00

D. Data Aktiva yang digunakan UKM “Tempe AJIB”

No Nama Aktiva
1 Mesin Penggiling Kedelai
2 Mesin Press
3 Tabung Gas
4 Drum untuk merebus kedelai
5 Cetakan Tempe
6 Rak Penyimpanan Tempe

5
E. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing

PERHITUNGAN HPP dengan METODE FULL COSTING


TEMPE AJIB
Bulan Februari 2019

Kebutuhan per Harga (Rp) /


No Keterangan Total
Hari Bulan satuan
Bahan Baku Langsung
1 Kacang Kedelai 100 kg 2.800 kg Rp7,200.00 Rp 20,160,000.00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
1 - - - - -
Biaya Overhead Pabrik
1 Ragi 1 28 Rp12,000.00 Rp336,000.00
2 Gas 2 56 Rp20,000.00 Rp1,120,000.00
3 Listrik 1 Bulan Rp300,000.00 Rp300,000.00
4 Plastik + Sablon Rp60,000 Rp1,680,000.00
Total BOP Rp3,436,000.00
TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp 23,596,000.00
16,800
Jumlah Produksi 600 potong 16,800
potong
HPP per Potong Rp 1,404.52

Jadi berdasarkan perhitungan dengan metode Full Costing diperoleh harga


pokok produksi sebesar Rp 1,404.52 atau jadi Rp 1,500 jika dibulatkan. Jika Pak
Marsanto ingin mengambil keuntungan 30% dari HPP maka harga jualnya
menjadi :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 = 1.500 × 130%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 = 𝑅𝑝 1.950
Jika dibulatkan menjadi Rp 2.000

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa dengan menjual tempe seharga Rp
2.000 per potong akan mendapatkan laba 30%. Harga tersebut sesuai dengan
perkiraan harga yang ditentukan oleh Pak Marsanto dalam menjual produknya.
Jadi dapat dilihat bahwa perkiraan Pak Marsanto dalam menentukan harga sangat
tepat, dan pak Marsanto tidak mengalami kerugian dan juga tidak mengambil
keuntungan yang sangat banyak. Itulah yang menyebabkan tempe Beliau laris
dibeli oleh masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam menentukan harga pokok produksi, perusahaan masih
menggunakan taksiran belum memasukkan semua unsur biaya khususnya
biaya overhead pabrik baik biaya overhead pabrik tetap maupun variable.
2. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan menggunakan metode
harga pokok proses karena ada atau tidak suatu pesanan perusahaan selalu
memproduksi tempe.
3. Penentuan harga jual produk berdasarkan harga pokok produksi per potong
tempe ditambah dengan laba yang diinginkan perusahaan sebesar 30%
dengan tujuan dapat menutup biaya produksi yang sudah dikeluarkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. https://semnas.unikama.ac.id/feb/unduhan/publikasi/1721391935.pdf

Anda mungkin juga menyukai