Disusun Oleh :
KELOMPOK C
2018
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengindentifikasi sifat fisik dan
kimia berdasarkan reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa hidrokarbon.
B. DASAR TEORI
Hidrokarbon adalah senyawa organic yang tersusun dari karbon atom dan hydrogen.
Berdasarkan penyusunnya dalam struktur hidrokarbon dibedakan menjadi hidrokarbon
alfalitik, alisiklik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik adalah senyawa organic yang tersusun
dari karbon dan hydrogen dalam rantai terbuka. Hidrogen alfalitik dapat berpa alfalitik jenuh
dan tidak jenuh, alfalitik jenuh apabila dalam struktur molekulnya hanya mempunyai ikatan
tunggal, sedangkan alfalitik tidak jenuh apabila di dalam struktur nya terdapat ikatan
rangkap.
Hidrokarbon alisiklik adalah senyawa organic yang tersusun dalam suatu cincin yang
memiliki ketidak jenuhan rantai tertutup senyawa aromatic merupakan hidrokarbon yang
tersusun dalam cicin yang memiliki aroma atau bau yang khas. Senyawa hidrokarbon
alfalitik dan alisiklik yaitu alkane, sikloalkana, alkena dan alkuna. Banyak senyawa yang
mengandung ikatan rangkap.
Hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan bromin dalam larutan karbon tetraklorida atau
sikloheksena. Reaksi berupa adisi bromin pada ikaran rangkap karbon. Alkena (bukan alkana
atau hidrokarbon aromatik) bereaksi dengan Br2 menghasilkan alkil bromide yang sesuai
(atau dibromoalkana). Warna kuning/orange Br2 akan hilang apabila Br2 bereaksi dengan
alkena; hasil reaksi bromoalkana biasanya jernih tak berwarna. Alkana tidak bereaksi dengan
Br2 karena hanya mempunyai ikatan C-C tunggal; warna kuning/orange Br2 akan tetap ada.
Senyawa aromatic “tahan” terhadap reaksi adisi karena sifat aromatisitasnya. Senyawa ini
bereaksi dengan bromin dengan adanya katalis seperti alumunium klorida
.
Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat (H2SO4 p)
Alkena bereaksi dengan H2SO4 pekat melalui adisi menghasilkan alkil sulfonat yang larut
dalam H2SO4.
Hidrokarbon jenuh tidak reaktif dengan (reaksi adisi tidak mungkin terjadi); alkuna
bereaksi secara lambat dan membutuhkan katalis (HgSO 4); senyawa aromatic juga tidak
reaktif karena reaksi adisi sukar terjadi.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Kelarutan Hidrokarbon
PENGAMATAN
NO PEREAKSI
SEBELUM SETELAH
Bening
Terdapat Gelembung Diatas.
1 n-Heptana + Alkohol
Bening
Terdapat 2 fase Tidak Larut.
2 n-Heptana + Air
Bening
Terdapat 2 fase Tidak Larut.
3 Sikloheksena + Alkohol
N PENGAMATAN
PEREAKSI
O SEBELUM SETELAH
1 n-Heptana (dibakar) Bening Warna api orange, terdapat
residu.
2 Sikloheksena (dibakar) Bening Warna api orange, terdapat
residu.
3. Reaksi dengan Bromin (Br2)
PENGAMATAN
NO PEREAKSI
SEBELUM SETELAH
Terdapat 2 fase, minyak diatas, putih di
bawah.
Brom + CCl4 + n-
1 Bening
Heptana
Brom + CCl4 +
3 Bening
Sikloheksena
PENGAMATAN
NO PEREAKSI
SEBELUM SETELAH
Bening
1 n-Heptana + H2SO4
N PENGAMATAN
PEREAKSI
O SEBELUM SETELAH
Terdapat 2 fase,
diaatas berwana
bening dan dibawah
berwarna ungu.
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan uji kelarutan sampel n-heptana ditambahkan alkohol lalu dikocok
perlahan terdapat gelembung diatas setelah dikocok ini membuktikan n-heptana tidak larut
dalam alkohol, sedangkan n-heptana ditambahkan air setelah itu dikocok perlahan terdapat
dua fase larutan air dan n-heptana tidak larut. Sedangkan pada sampel lain yaitu sikloheksena
ditambahkan alkohol lalu dikocok perlahan terdapat dua fase tidak larut, sedangkan
sikloheksena ditambahkan air lalu dikocokkan perlahan terdapat dua fase larutan tidak larut.
Pada percobaan uji nyala atau flammability hidrokarbon sampel n-heptana dan
sikloheksena dimasukkan ke dalam cawan penguap yang berbeda lalu dibakar menggunakan
korek api, api tersebut berwarna orange dan terdapat residu pada cawan penguap.
Pada Percobaan reaksi dengna brom. Brom ditambah CCl4 dan ditambah n-heptana
terdapat dua fase minyak diatas dan bening dibawah, setelah itu dipanaskan di dalam gelas
kimia menggunakan kaki tiga dan bunsen selama 15 menit diletakkan lakmus biru di bibir
tabung warna lakmus biru tidak berubah sedangkan larutan erwarna lebih kuning.
Pada Percobaan reaksi dengna brom. Brom ditambah CCl 4 dan ditambah sikloheksena
terdapat dua fase minyak diatas dan bening dibawah, setelah itu dipanaskan di dalam gelas
kimia menggunakan kaki tiga dan bunsen selama 15 menit diletakkan lakmus biru di bibir
tabung warna lakmus biru tidak berubah.
Pada percobaan reaksi dengan asam sulfat pekat pada sampel n-heptana ditambah H 2SO4
terdapat dua fase di larutan terdapat gelembung dan warna lrutan bening. Sedangkan pada
sampel sikloheksena ditambah H2SO4 terdapat dua fase di dalam larutan.
Pada percobaan reaksi kalium permanganat n-heptana ditambahkan KMnO 4 terdapat dua
fase atas berning dan bawah berwarna ungu. Sedangkan pada sampel lain sikloheksena
ditambahkan KMnO4 terdapat tiga fase atas berewarna ungu, tengah kuning, dan bawah
berwarna ungu.
H. KESIMPULAN
Alkana adalah senyawa karbon yang memiliki ikatan sigma tunggal diantara atom
karbonnya, alkana disebut sebagai senyawa jenuh karena atom karbonnya berikatan dengan
sebanyak mungkin atom hydrogen. Pada alkena adalah hidrokarbon yang memilki ikatan
ganda tersebut bertindak sebagai gugus fungsional dominan dalam molekul tersebut.
Br
3. Br2
CH3 – C C – CH2 – CH3 CH3 – C C – CH2 – CH3
CCl4
Br
J. DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Irma. 2019. Bandung. Panduan praktikum kimia organik.
Lawai, Irma. 2018. Makassar, percobaan hidrokarbon. https://www.slideshare.net/