Anda di halaman 1dari 5

PERIKATAN TANGGUNG RENTENG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perdata

Kelas 3-04

Kelompok 3

Juan Pribadi (1302181961) Lutfi Hari Prakoso (1302181971)

Meilynda Ahlam M. (1302181975) M. Firmansyah (1302181978)

M. Syahrul Basrah (1302181984) M. Ilham Abidin (1302181990)

M. Yogi Prayogo (1302181996) Ni Made Mita Eriska (1302182004)

Novia Rizki Ananda (1302182018) Panji Utomo (1302182018)

Program Diploma III Akuntansi Alih Program

Politeknik Keuangan Negara STAN

Tangerang Selatan
Perikatan Tanggung Renteng

1. Pengertian Tanggung Renteng

Perikatan tanggung renteng adalah jenis perikatan yang dapat terjadi apabila
seseorang debitur berhadapan dengan beberapa orang debitur. Beberapa orang sama-
sama menagih suatu piutang dari satu orang dan masing-masing juga dapat dituntut
untuk membayar utang itu seluruhnya, jika salah satu saja yang membayar, maka
pembayaran tersebut dapat membebaskan semua teman yang berutang.

2. Jenis – Jenis Perikatan Tanggung Renteng

- Aktif : suatu perikatan terjadi antara beberapa orang yang berpiutang, jika didalam
perjanjian secara tegas kepada masing-masing diberikan hak untuk menuntut
pemenuhan seluruh hutang, sedangkan pembayaran yang dilakukan kepada
salah satu membebaskan orang yang berhutang meskipun perikatan menurut
sifatnya dapat dipecah dan dibagi antara orang yang berpiutang tadi ( pasal 1278
BW).
- Pasif : terjadinya suatu perikatan tanggung menanggung diantara orang-orang
yang berhutang, yang mewajibkan mereka melakukan suatu hak yang sama.
Demikian pula salah seorang dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pemenuhan
oleh salah seorang membebaskan orang-orang berutang yang lainnya terhadap si
berpiutang (ps 1280 dan 1283-1295BW).
-

3. Pelepasan Perikatan Tanggung Renteng

Pelepasan sepenuhnya mengakibatkan terhapusnya tanggung


renteng.Sedangkan pada pelepasan sebagian,bagi debitur-debitur yang tidak di
bebaskan dari tanggung renteng,masih tetap terikat secara tanggung renteng atas utang
yang telah dikurangi dengan bagian debitur yang telah dibebaskan dari perikatan
tanggung renteng.

4. Terhapusnya Perikatan Tanggung Renteng

Perikatan terhapus jika debitur bersama-sama membayar utangnya kepada


kreditur atau debitur membayar kepada semua kreditur.

Menurut pasal 1440 BW, bahwa pembebasan utang kepada salah satu debitur dalam
perikatan tanggung renteng membebaskan para debitur-debitur lainnya.

5. Praktek Perikatan Tanggung Renteng

5.1 Contoh perikatan tanggung renteng aktif:


Suatu saat, Dito Vito, Vega, Yanels dan Syahriza (sebagai kreditur
kekeluargaan) memberi utang 400 juta rupiah kepada Tuan Oky (sebagai debitur)
untuk usaha konveksi garmen dan penjualan baru distro. Sesuai perjanjian yang
telah disepakati kedua pihak, Tuan Oky sebagai debitur diwajibkan membayar
utangnya tiap bulan tanpa melewati tenggat waktu (paling lama tanggal 8 tiap bulan)
beserta bunganya 1,5%. Ketika sudah berjalan 4 bulan masa pembayaran (tersisa
8 bulan), Tuan Oky mendapat rejeki dadakan dari hasil undian suatu bank dan
mendapat dana segar 600 juta rupiah, beliau langsung melunasi sisa utangnya
kepada ke empat debitur melalui Dito, dan terjadi serah terima diantara keduanya,
maka selesailah beban utang Tuan Oky kepada Dito, Vito, Vega, Yanels, dan
Syahriza. Jika disuatu hari ternyata terdapat bukti kejanggalan aliran dana utang
Tuan Oky kepada Dito, Vito, Vega, Yanels, dan Syahriza. Jika disuatu hari ternyata
terdapat bukti kejanggalan aliran dana utang Tuan Oky oleh Dito, maka tanggung
jawab sepenuhnya ada pada Dito, bukan pada Oky lagi.

5.2 Contoh Perikatan Tanggung Renteng Pasif:


Tuan X (karena ceritanya orang tersebut meninggal dunia, jadi nama yang
digunakan tidak disebutkan) memilii utang proyek rehab jalan tol sebesar 400 juta
rupiah kepada Nyonya Niken. Pada waktu perjalanan pulang ke Jakarta, Tuan X
mengalami kecelakaan tol di Padalarang KM 41 dan meninggal seketika. Sesuai
perjanjian, apabila ada hal-hal yang tidak memungkinkan untuk Tuan X membayar
utang, kewajiban jatuh pada ahli waris yang telah ditentukan notaris, yaitu oleh
sdr. Rifmi, sdr. Adit, Sdr. Sando sehingga mereka yang terikat untuk membayar
utang Tuan X sebelum deadline pada 31 Desember 2011. Pada 28 desember
2011, sdr. Sando telah melunasi utang Tuan X kepada Nyonya Niken sehingga
tanggungan utang oleh ahli waris yang lain juga sudah selesai.

CONTOH SURAT PERJANJIAN TANGGUNG RENTENG UTANG


Yang bertanda tangan di bawah ini masing masing pihak pertama dan
pihak kedua menyatakan dengan sebenarnya sbb:
Nama : Muh.syarif
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
( Disebut Pihak pertama )
Nama : Hj.Rohani
Umur : 45 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Dusun Buhung Tellang Desa Balangpesoang Kec.Bulukumpa
Kab.Bulukumba
( Disebut Pihak Kedua )
Jalannya Perjanjian tanggung Renteng SBB :
Pasal 1
Bahwa Pihak Pertama menanggung dan bersedia membayar Utang
Muh.Sahib.SP.(saudara kandung pihak pertama) kepada Pihak kedua Sebesar
RP.100.000.000,- (Seratus juta Rupiah) Dalam Waktu Dekat Dan menjaminkan
Sebuah Perumahan di puri Asri Yang terletak di kota makassar An.PihakPertama
dan di kuatkan dengan Akte Jual beli yang di tanda tangani oleh pihak yang
berwenang.
Pasal 2
Bahwa Apabila Pihak Pertama tidak memenuhi yang tersebut pada pasal 1
diatas maka pihak kedua berhak atas jaminan tersebut dan pihak pertama rela
dan ihklas menyerahkannya.
Pasal 3
Bahwa Pihak Pertama dan pihak kedua tidak menginginkan terjadinya
perselisihan di kemudian hari tetapi apabila terjadi perselisihan akan di
selesaikan kepihak yang berwenang dalam lingkup wilayah hukum Kabupaten
Bulukumba.
Pasal 4
Demikian surat penyataan tanggung renteng ini di buat dan di tanda tangani di
atas kertas bermaterai oleh pihak pertama dan pihak kedua serta saksi saksi
lainnya dalam keadaan sehat , sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Balangpesoang,22 April 2012


Pihak Pertama Pihak Kedua

Muh.Syarif Hj.Rohani

Saksi saksi

Adrianto Abd.Rahman Akram irawan

Mengetahui:
Kepala Desa Balangpesoang

MUHAMMAD DARWIS,SH

Anda mungkin juga menyukai