Anda di halaman 1dari 2

Anestesi pada pasien pediatrik

Anestesi dapat dibagi menjadi empat kelompok umur yaitu neonatus, bayi, anak
pra sekolah dan anak usia sekolah. Kelompok umur ini mempunyai kebutuhan dan
karakteristik yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Hal ini dapat dilihat dari
perbedaan anatomi, fisiologi, psikologi, dan biokimia yang berbeda. Dari segi anatomi,
jalan nafas anak-anak terlebih neonatus dan bayi jauh lebih kecil daripada orang dewasa.
Mukosa jalan nafas juga lebih mudah teriritasi sehingga dapat membahayakan jalan
nafas. Permasalahan juga ditambah dengan lidah yang besar sehingga cenderung
menutup jalan nafas saat dalam pengaruh anestesi. Belum matangnya organ-organ
seperti hati, jantung, otak dan ginjal pada neonatus dan bayi juga merupakan masalah
tersendiri yang dapat menyebabkan tingginya mortalitas dan morbiditas pediatri dalam
pengaruh anestesi. Respon psikologi seperti menangis, agitasi, retensi urine, nafas
dalam, dan respon lain yang sering dikeluarkan oleh pasien pediatrik sering kali
mengganggu proses anestesi dan reanimasi.

Evaluasi dan Persiapan

Sebelum anestesi dan pembedahan dilaksanakan, keadaan hidrasi, elektrolit,


asam basa harus berada dalam batas-batas normal atau mendekati normal.
Heteroanamnesis dari orang tua, penilaian keadaan umum dan fisik, serta menilai
masalah anestesi yang akan dialami juga harus dilakukan. Pemeriksaan tambahan yang
rutin dilakukan adalah darah lengkap dan faal hemostatis, sedangkan pemeriksaan lain

sesuai dengan kebutuhan. Transportasi neonatus dari ruang perawatan ke kamar bedah
sedapat mungkin menggunakan incubator yang telah dihangatkan. Peralatan anestesi
neonatus bersifat khusus. Tahanan terhadap aliran gas harus rendah anti obstruksi, ringan
dan mudah dipindahkan. Biasanya digunakan system anestesi semi-open modifikasi
system pipa T dari Ayre yaitu peralatan dari Jackson-Rees.

Puasa yang lama menyebabkan dehidrasi dan hipoglikemia. Lama puasa yang
dianjurkan adalah stop susu 4 jam dan pemberian air gula 2 jam sebelum anestesi untuk
umur < 6 bulan. Stop susu 6 jam dan pemberian air gula 3 jam sebelum anestesi untuk
umur 6-36 bulan. Untuk >36 bulan dengan cara stop susu 8 jam dan pemberian air gula
3 jam sebelum anestesi.Untuk anak yang sudah lebih besar, puasa seperti orang dewasa
yaitu 6-8 jam.

Persiapan kamar operasi merupakan hal yang esensial, dan tergantung pada
ukuran tubuh dan status fisik pasien, metode induksi, dan rencana airway manajemen.
Mesin anestesi harus diperiksa terlebih dahulu dan ventilator diatur sesuai tubuh pasien,
ukuran face mask yang sesuai, dan juga oral airway. Peralatan untuk resusitasi, obat-obat
emergensi juga harus dipersiapkan. Karena permukaan tubuh anak lebih besar daripada
dewasa, sehingga cenderung untuk terjadi hipotermi, suhu di ruangan operasi tentu
harus disesuaikan, dan alat pemanas dapat disediakan untuk dapat menjaga suhu pasien.

Induksi anestesi

Cara induksi pada pasien pediatrik tergantung pada umur, status fisik, dan tipe
operasi yang akan dilakukan. Ahli anestesi tentu memiliki cara dan taktik tersendiri
dalam menginduksi pasien pediatrik dan harus memiliki informasi yang adekuat dari
pasien yang akan diinduksi, minimal umur dan berat badan pasien, jenis pembedahan,
apakah emergensi atau elektif, status fisik dan mental (kooperatif/tidak) pasien. Hal ini
dilakukan untuk persiapan keperluan-keperluan seperti pipa ETT, pemanjangan
anestesi, manajemen nyeri post operatif, ventilasi, dan perawatan intensif yang
memadai.
Induksi anestesia pada bayi dan anak sebaiknya ada yang membantu. Induksi
diusahakan agar berjalan mulus dengan trauma yang sekecil mungkin. Induksi dapat
dikerjakan secara inhalasi atau seintravena.

Anda mungkin juga menyukai