• UU Nomor 6 TAHUN 1983 (mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1984) stdtd
UU Nomor 28 TAHUN 2007 (mulai berlaku pada tanggal 25 Maret 2009) tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
• Pasal 4 ayat (1), (2), dan ayat (3) UU Nomor 36 TAHUN 2008 (berlaku sejak 1
Januari 2009) tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 TAHUN 1983 tentang
Pajak Penghasilan
• Pasal 21 ayat (1) dan 25 UU Nomor 36 TAHUN 2008 (berlaku sejak 1 Januari
2009) tentang perubahan keempat atas UU Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak
Penghasilan
• PP 94 TAHUN 2010 (berlaku sejak 30 Desember 2010) tentang penghitungan
penghasilan kena pajak dan pelunasan PPh dalam tahun berjalan
• PP 46 TAHUN 2013 (Berlaku sejak 1 Juli 2013) tentang PPh atas penghasilan dari
usaha yang diterima atau diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto tertentu
• PP 23 TAHUN 2018 (Berlaku sejak 1 Juli 2018) tentang PPh atas penghasilan dari
usaha yang diterima atau diperoleh WP yang memiliki peredaran bruto tertentu
• PMK Nomor 9/PMK.03/2018 stdtd PMK Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata
Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
• PMK Nomor 9/PMK.03/2018 stdtd PMK Nomor 243/PMK.03/2014 tentang Surat
Pemberitahuan (SPT)
• PMK Nomor 208/PMK.03/2009 Tentang Perubahan PMK Nomor 255/PMK.03/2008
Tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun
Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Sewa
Guna Usaha Dengan Hak Opsi, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa Dan Wajib Pajak Lainnya Yang Berdasarkan
Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan Keuangan Berkala Termasuk Wajib
Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
• KMK-164/KMK.03/2002 (yang berlaku sejak 19 April 2002) tentang Kredit Pajak
Luar Negeri
• PER-4/PJ/2009 (berlaku sejak 1 Januari 2009) tentang petunjuk pelaksanaan
pencatatan bagi WP OP
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Penghasilan Dokter dapat berupa :
1. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan bebas
i. Praktik dokter di rumah sakit atau klinik (atas penghasilan berupa jasa
dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit atau klinik tersebut):
• Dokter Tetap
• Dokter Tamu
• Dokter yang menyewa ruangan di rumah sakit sebagai tempat
praktiknya
ii. Praktik dokter sendiri (membuka klinik pribadi) dengan biaya sendiri
iii. Pekerjaan bebas lainnya selain dari praktik dokter di rumah sakit/ klinik
seperti menjadi pembicara / narasumber seminar dan sejenisnya.
2. Penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan
dengan pekerjaan bebas dan di luar profesi sebagai dokter dengan peredaran
bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah)
dalam 1 (satu) Tahun Pajak dikenai PPh yang bersifat final (Pasal 2 ayat (1) PP
46 TAHUN 2013) sejak 1Juli 2018 dikenai dikenai PPh yang bersifat final PP
23 TAHUN 2018 kecuali Wajib Pajak memilih untuk dikenai Pajak Penghasilan
berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a, Pasal 17 ayat (2a), atau Pasal 31E
Undang-Undang Pajak Penghasilan. Semisal penghasilan dari Usaha rumah
makan, Apotik dan lain lain
3. Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan
Penghasilan yang diterima oleh dokter yang bekerja pada pemberi kerja sebagai
pegawai tetap berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis
maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau
kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan
periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan
pemberi kerja misalnya pegawai tetap di rumah sakit, universitas (dosen), atau
perusahaan.
Serta Dokter yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur sebagai anggota dewan komisaris dan anggota dewan
1. Daftar NPWP
NPWP diberikan kepada Wajib Pajak Dokter yang telah memenuhi persyaralan
subjektif dan objektif sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan perpajakan
2. Kewajiban menghitung, membayar memotong atau menyetor pajak
Kewajiban WP untuk menghitung pajak yang terutang berdasarkan pembukuan
atau pencatatan dan disesuaikan dengan ketentuan peraturan perpajakan yang
berlaku. Setelah itu, WP memiliki kewajiban membayar atau menyetor pajak
yang terutang dilakukan ke kas negara melalui kantor pos dan/atau bank Badan
Usaha Milik Negara atau bank Badan Milik Daerah atau tempat pembayaran
lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dokter yang melakukan pekerjaan
bebas wajib melaporkan angsuran PPh Pasal25 setiap bulannya. Apabila Dokter
dalam melakukan pekerjaan bebas mempunyai karyawan, maka Wajib melakukan
pemotongan PPh pasal 21 atas karyawan tersebut dan menyetorkan serta
melaporkan PPh pasal 21 yang telah dipotong tersebut.
3. Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan
Setiap WP yang telah terdaftar wajib mengisi SPT dalam bahasa Indonesia
dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah, dan
menandatangani serta menyampaikannya ke kantor pajak tempat WP terdaftar.
4. Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan
Bagi WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan WP Badan di Indonesia diwajibkan membuat pembukuan, sesuai ketentuan
Pasal 28 ayat (1) UU KUP. Sementara itu, pencatatan dilakukan oleh WP Orang
Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dan WP Orang Pribadi yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Informasi lainnya
• Menyetor angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari sampai dengan Februari 2017 masing-
masing sebesar Rp 1.000.000,00 dan untuk bulan April sampai Desember 2017 masing-
masing sebesar Rp 2.000.000,00.
• Mendapatkan gaji dan tunjangan per bulan sebagai PNS Rumah Sakit Umum Fatmawati
sebesar Rp 15.000.000,00.
• Dokter Ginting memberikan jasa medis pada Poli Kandungan di RSU Fatmawati dengan
penghasilan bruto yang didapat berdasarkan bagian pembayaran jasa medis dari pasien
kepada Dokter sebagai berikut
Bulan Jasa Medis
Januari 11.500.000
Februari 10.500.000
Maret 12.500.000
April 10.000.000
Mei 11.500.000
Juni 11.000.000
Juli 12.500.000
Agustus 11.500.000
September 11.000.000
Oktober 10.000.000
November 12.500.000
Desember 13.000.000
• Pada bulan Maret Dokter Ginting menerima honorarium atau imbalan sebagai
Narasumber dalam kegiatan seminar di beberapa Puskemas yang dana kegiatan
tersebut bersumber dari APBD sebesar Rp. 50.000.000,-
• Dokter Ginting telah menyampaikan pemberitahuan penggunaan norma
ke KPP tempat terdaftar pada tanggal 28 Maret 2017 dan berdasarkan
pencatatannya diketahui bahwa peredaran bruto selama tahun 2017 kurang dari
4.800.000.000,00, sehingga memenuhi syarat untuk menghitung penghasilan neto
atas pekerjaan bebasnya menggunakan norma (besarnya norma untuk profesi
dokter yang melakukan pekerjaan bebas di wilayah Jakarta berdasarkan PER-17/
PJ/2015 adalah 50%).
• Hotma, istri dari Dokter Ginting tidak bekerja.
• Pemotongan Pajak Penghasilan
PPh Pasal 21 dr. Ginting atas penghasilan sebagai
1 21.100.000
PNS RSU Fatmawati
PPh Pasal 21 dari penghasilan jasa medis di RSU
2 5.312.500
Fatmawati
PPh Pasal 21 atas Honorarium Sebagai Narasumber
3 2.500.000
dari dana APBD
ii. pekerjaan
• PNS pada RSU Fatmawati 174.000.000
iii. dalam negeri lainnya
Penghasilan neto dalam negeri lainnya -
Jumlah Penghasilan Neto 449.000.000
2. Zakat -
3. Kompensasi Kerugian -
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/2)
Wajib Pajak Sendiri 54.000.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 4.500.000
Tambahan untuk 2 orang tanggungan 9.000.000
Jumlah PTKP (67.500.000)
5. Penghasilan Kena Pajak 381.500.000
6. PPh Terutang
a. 5% x 50.000.000 2.500.000
b. 15% x 200.000.000 30.000.000
c. 25% x 131.500.000 32.875.000
PPh yang terutang 65.375.000
7. Kredit Pajak
i. PPh yang dipotong/dipungut pihak lain:
• BukPot. 1721-A2 dari RSU Fatmawati 21.100.000
• BukPot. PPh dari praktik di RSU Fatmawati 5.312.500
Jumlah kredit pajak yang dipotong/dipungut pihak lain 26.412.500
ii. PPh yang dibayar sendiri
• Angsuran PPh Pasal 25 22.000.000
Jumlah kredit pajak (48.412.500)
8. PPh yang kurang dibayar/PPh PAsal 29 16.962.500
1 Penghasilan Neto
Jumlah penghasilan neto 449.000.000
Penghasilan Neto tidak teratur:
Jumlah Penghasilan Neto tidak teratur
Penghasilan Neto teratur 449.000.000
2Zakat
3Kompensasi Kerugian
4Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/2)
Wajib Pajak Sendiri = 54.000.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin = 4.500.000
Tambahan untuk 2 orang tanggungan = 9.000.000
Jumlah PTKP (67.500.000)
5Penghasilan Kena Pajak 381.500.000
6PPh Terutang
a. 5% x 50.000.000 = 2.500.000
b. 15% x 200.000.000 = 30.000.000
c. 25% x 131.500.000 = 32.875.000
PPh yang terutang 65.375.000
7Kredit Pajak
PPh yang dipotong/dipungut pihak lain:
1) BukPot. 1721-A2 dari RSU Fatmawati = 21.100.000
2) BukPot. PPh dari praktik di RSU Fat-
5.312.500
mawati =
Jumlah kredit pajak 26.412.500
8PPh yang kurang dibayar/PPh PAsal 29 38.962.500
9Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak 2018:
1/12 x 38.962.500 3.246.875
Penghasilan atas Honorarium Sebagai Narasumber dari dana APBD dikenakan final
telah dipotong PPh Final oleh Bendahara Pemerintah yang membayarkan Honorarium
dengan tarif 5% dari jumlah Bruto Honorarium bagi PNS Golongan III berdasarkan
Pasal 4(2) Peraturan Pemerintah nomor 80 tahun 2010.
Informasi lainnya
• Membayar zakat melalui Badan amil Zakat sebesar Bulan Praktik di klinik
Rp16.500.000,00.
Januari Rp. 23.000.000, -
• Menyetor angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari Februari Rp. 21.000.000, -
sampai dengan Februari 2017 masing-masing
sebesar Rp2.000.000,00 dan untuk bulan April Maret Rp. 25.000.000, -
sampai Desember 2017 masing-masing sebesar April Rp. 20.000.000, -
Rp3.500.000,00. Mei Rp. 23.000.000, -
• Mendapatkan gaji per bulan sebagai Wakil Direktur Juni Rp. 22.000.000, -
Rumah Sakit sebesar Rp30.000.0000. Juli Rp. 25.000.000, -
• Dokter Jonatan memberikan jasa medis di RS Siloam Agustus Rp. 23.000.000, -
dengan penghasilan bruto sebagai berikut September Rp. 22.000.000, -
Oktober Rp. 20.000.000, -
November Rp. 25.000.000, -
Desember Rp. 26.000.000, -
• Istri dari Dokter Jonatan bekerja sebagai perawat di RS Ibunda dengan gaji per bulan sebesar
Rp8.000.000. Untuk kepentingan pemotongan PPh Pasal 21 oleh RS Ibunda, istri Dokter Jonatan
menggunakan NPWP suami.
• Pada bulan-bulan berikut, Dokter Jonatan menerima tawaran untuk mengajar dan mendapat
penghasilan sebagai berikut.
Bulan Penghasilan bruto
Januari 9.000.000
Februari 9.000.000
Maret 9.000.000
April 9.000.000
Mei 9.000.000
Juni 9.000.000
Juli 9.000.000
Agustus 9.000.000
September 9.000.000
Oktober 9.000.000
November 9.000.000
Desember 9.000.000
**) Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pekerjaan bebas bidang profesi lainn-
ya wilayah Jakarta (PER-17/PJ./2015)
b. pekerjaan
Wakil Direktur RS Siloam 354.000.000
c. dalam negeri lainnya
1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma 15.000.000
2) Hadiah/imbalan dari PT Kuat 5.000.000
3) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000
4) Royalti dari PT Oke 10.000.000
5) Narasumber Talkshow di Jakarta 5.000.000
6) Narasumber Seminar di Surabaya 20.000.000
Penghasilan neto dalam negeri lainnya 105.000.000
1 Penghasilan Neto
Jumlah penghasilan neto 857.000.000
Penghasilan Neto tidak teratur:
1) Hadiah/imbalan dari PT Pharma 15.000.000
2) Hadiah/imbalan dari PT Kuat 5.000.000
3) Keuntungan dari penjualan logam mulia 50.000.000
4) Narasumber Talkshow di Jakarta 5.000.000
5) Narasumber Seminar di Surabaya 20.000.000
Jumlah Penghasilan Neto tidak teratur (95.000.000)
Penghasilan Neto teratur 762.000.000
2 Zakat (16.500.000)
3 Kompensasi Kerugian
4 Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/1)
Wajib Pajak Sendiri 54.000.000
Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin 4.500.000
Tambahan untuk 1 orang tanggungan 4.500.000
Jumlah PTKP (63.000.000)
5 Penghasilan Kena Pajak 682.500.000
6 PPh Terutang
a. 5% x 50.000.000 2.500.000
b. 15% x 200.000.000 30.000.000
c. 25% x 250.000.000 62.500.000
d. 30% x 182.500.000 54.750.000
PPh yang terutang 149.750.000
7 Kredit Pajak
Penghasilan Melisa tidak perlu digabung dengan penghasilan suaminya, dr. Jonatan,
karena penghasilan Melisa hanya dari satu pemberi kerja, dan atas penghasilan tersebut telah
dipotong PPh oleh pemberi kerja yang bersangkutan.
Penghasilan lain yang dikenakan final telah dipotong PPh Final oleh pemberi penghasilan
persewaan ruko dengan PT Asri bunga tabungan dari Bank Abadi hadiah undian dari Bank Jaya,
dan bunga deposito dari Bank Jaya, tidak diperhitungkan dalam menghitung PPh Terutang
Tahunan, namun wajib dilaporkan pada SPT Tahunan 1770 lampiran III.