Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dayu Purba

NIM : 55118110110
Mata Kuliah : Business Ethic and Good Governance
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA,MPM
Jurusan : Magister Manajemen
Fakultas : Pasca Sarjana
Universitas Mercu Buana
QUIZ BE & GG Minggu 4
EXECUTIVE SUMMARY
• Environmental philosophy,
• Role of stakeholders,
• Partnerships.

ENVIRONMENTAL ETHICS

1. Environmental Philosopy ( Filosopi Lingkungan )


Filsafat diambil dari kata philosohia atau philoshopos dari bahasa Yunani yang dapat
diartikan sebagai cinta dan kebijaksanaan. Atau dengan kata lain secara simple pengertian
filsafat atau filosofi itu dapat diartikan sebagai cinta pada pengetahuan (ilmu pengetahuan)
dan kebijksanaan. Pengertian Filsafat menurut Aristoteles adalah ilmu (pengetahuan) yang
meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan
estetika (filsafat keindahan). Sedangkan menurut Immanuel Kant Filsafat adalah ilmu
(pengetahuan), yang merupakan dasar dari semua pengetahuan dalam meliput isu-isu
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab pertanyaan tentang apa yang dapat kita
ketahui.
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus. Tetapi
perkembangan berikutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari
induknya yakni filsafat. Sejarah ilmu yang mula-mula melepaskan diri dari filsafat adalah
matematika dan fisika pada zaman Renaissance, kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu lainnya.
Pengaruh filsafat sampai saat ini masih terasa. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu
lain ternyata filsafat tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri, yakni sebagai ilmu
yang memecahkan masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Corak tersendiri
disini dimana berkembanglah cabang-cabang filsafat dengan pembangian yang berbeda-
beda menurut pendapat/pandangan para alhi filsfat. Yang akhirnya filsafat mempunyai
beberapa cabang yaitu; metafisika,etika,estetika epistemology dan filsafat-filsafat khusus
lainnya.
Etika adalah filsafat moral atau ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis
persoalan benar dan salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi
konkrit. Disini diharapkan individu atau masyarakat bertindak sesuai norma yang ada, dan
bertanggung jawab atas tindakan yang diambil. Berperilaku atau melakukan tindakan yang
berakibat atau menghasilkan sesuatu yang baik. Sesuatu akibat yang baik untuk manusia
maupun lingkungan alam.
Etika lingkungan hidup di pahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai
norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam
serta nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan
alam tersebut (Keraf, 2010)
Etika dan moralitas berlaku bagi komunitas biotic dan komunitas ekologi. Etika
lingkungan hidup berbicara mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu
antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia
dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan. Termasuk di dalammya
kebijakan politik dan ekonomi yang mempunyai dampak langsung atau tidak langsung
terhadap alam.
Aliran atau teori etika Lingkungan itu muncul sebagi akibat dari krisis ekologi yang ada.
Atas dasar kritik etika lingkungan hidup lalu menawarkan cara pandang atau paradigma
baru sekaligus perilaku baru terhadap lingkungan hidup atau alam, yang bisa dianggap
sebagai solusi terhadap krisis ekologi. Ada beberapa teori etika lingkungan hidup yang
sekaligus menentukan pola perilaku manusia dalam kaitan dengan lingkungan hidup. Teori
etika lingkungan tersebut adalah Shallow Environmental Ethics, .Intermediate
Environmental Ethics dan Deep Environmental Ethics. Ketiga teori ini dikenal sebagai
Antoposentrisme, Biosentrisme dan Ekosentrisme
Ketiga teori ini mempunyai cara pandang yang berbeda tentang manusia, alam dan
hubungan manusia dan alam. Juga ada teori ekofeminisme dimana cara pandangnya
lain/berbeda dengan ketiga teori sebelumnya sebagai alternative dalam hubungan manusia
dengan alam. Secara Rinci akan di bahas teori-teori tersebut.
1. Antroposentrisme (Shallow Environmental Ethics)
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai
pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil berkaitan
dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung. Nilai tertinggi adalah
kepentingan manusia (sehingga, sebenarnya kurang tepat kalau diistilahkan dengan
antroposentrisme). Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian.
Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian
sejauh menunjang dan demi kepentingan manusia. Etika lingkungan yang bercorak
antroposentrisme merupakan sebuah kesalahan cara pandang Barat, yang bermula dari
Aristoteles hingga filsuf-filsuf modern, di mana perhatian utamanya menganggap
bahwa etika hanya berlaku bagi komunitas manusia.
2. Biosentrisme (Intermediate Environmental Ethics )
Ciri utama adalah biocentric, karena teori ini menganggap setiap kehidupan dan
makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Teori ini
menganggap serius setiap kehidupan dan makhluk hidup di alam semesta. Alam perlu
dilakukan secara moral, apakah dia bernilai bagi manusia atau tidak. Seluruh kehidupan
di alam semesta sesungguhnya membentuk sebuah komunitas moral. Prinsip moral yang
berlaku adalah mempertahankan serta memlihara kehidupan adalah baik secara moral,
sedangkan merusak dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral.
3. Ekosentrisme (Deep Environmental Ethics)
Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh
karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak kesamaan.
Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang antroposentrisme yang
membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia. Keduanya memperluas
keberlakuan etika untuk mencakup komunitas yang lebih luas. Pada biosentrisme,
konsep etika dibatasi pada komunitas yang hidup (biosentrism), seperti tumbuhan dan
hewan. Sedang pada ekosentrisme, pemakaian etika diperluas untuk mencakup
komunitas ekosistem seluruhnya (ekosentrism).
Berikut ini rinsip etika dalam lingkungan menurut Keraf :
1. Sikap hormat terhadap alam. Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi
manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya
2. Prinsip tanggung jawab. Tanggung jawab disini bukan saja bersifat individu melainkan
juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan
tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta beserta isinya
3. Prinsip solidaritas . Merupakan prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan
sepenangungan dengan alam dan dengan makhluk hidup lainnya sehingga mendorong
manusia untuk menyelamatkan lingkungan
4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian. Prinsip satu arah, menuju yang lain tanpa
mengharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-mata
untuk alam
5. Prinsip “No Harm”. Yaitu tidak merugikan atau merusak, karena manusia mempunyai
kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak akan mau merugikan
alam secara tidak perlu
6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan Alam. Pola konsumsi dan produksi manusia
modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagia
objek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup mansia
7. Prinsip keadilan. Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok
dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan peneglolaan sumber daya
alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara
lestari
8. Prinsip demokrasi. Rinsip ini didasari terhadap berbagai jenis perbedaan
keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan
didalam menentukan baik-buruknya, rusak-tidaknya suatu sumber daya alam
9. Prinsip integritas moral. Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan
perilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan kepentingan
publik yang terkai dengan sumber daya alam

2. Role of Stakeholder ( Peran Pemangku Jabatan )

Stakeholder adalah bagian penting dari sebuah organisasi yang memiliki peran secara
aktif maupun pasif untuk mengembangkan tujuannya. Stakeholder dapat dijumpai
dimanapun, terutama dalam kegiatan bisnis sehingga setiap perusahaan tidak lepas dari
keberadaan tokoh penting tersebut.
Istilah ‘Stakeholders’ atau yang sering disebut sebagai pemangku kepentingan adalah
kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup organisasi. Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau
kelompok dengan kepentingan terhadap suatu sumber daya alam tertentu (Brown et al
2001). Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the outcomes of
a planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008). Pemangku
kepentingan mencakup semua pihak yang terkait dalam pengelolaan terhadap sumberdaya.
Menurut Witold Henisz guru besar pada Sekolah Bisnis Wharton, termasuk semua orang
dari politisi lokal dan nasional dan tokoh atau pemimpin masyarakat, penguasa, kelompok
paramiliter, LSM dan badan-badan internasional. Dalam konteks perusahaan, Clarkson
(dalam artikel tahun 1994) memberikan definisi pemangku kepentingan secara lebih khusus
sebagai suatu kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena
mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut
(‘Stakeholders sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan
perusahaan tersebut (‘Stakeholders non-sukarela’). Berdasarkan pandangan tersebut
pemangku kepentingan adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan
dan strategi perusahaan.

Dalam Bussiness Dictionary, pemangku kepentingan didefinisikan kelompok atau


organisasi yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung dalam sebuah
organisasi karena dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan organisasi, tujuan,
dan kebijakan. Meskipun para pelaku biasanya melegitimasi dirinya sebagai stakeholder,
tetapi semua pemangku kepentingan tidak sama dan memiliki kedudukan yang berbeda.
Misalnya, pelanggan perusahaan berhak untuk praktek perdagangan yang adil tetapi mereka
tidak berhak untuk mendapat pertimbangan yang sama sebagai karyawan perusahaan.
Pemangku kepentingan kunci lain dalam organisasi bisnis diantaranya kreditor, pelanggan,
direksi, karyawan, pemerintah (dan badan-badannya), pemilik (pemegang saham),
pemasok, serikat pekerja, dan masyarakat dari mana bisnis menarik sumber daya yang
dimiliki.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemangku kepentingan adalah


seluruh pihak yang terkait dengan isu dan permasalahan yang menjadi fokus kajian atau
perhatian. Misalnya terkait isu perikanan, maka makna pemangku kepentingan sebagai
parapihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik
kapal, anak buah kapal, pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah,
pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya. Seorang pemangku kepentingan adalah
seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat iaperoleh at au akan kehilangan akibat dari
sebuah proses perencanaan atau proyek. Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai
kelompok kepentingan, dan mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan
hasil suatu proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan kepedulian berbagai pemangku
kepentingan, terutama jika proyek diracang bertujuan mempengaruhi kebijakan (Start &
Hovland dalam http://www.smeru.or.id/).

Beberapa istilah penting dalam kerangka definisi pemangku kepentingan, diantaranya;


1. Stakeholder Engagement is the process of effectively eliciting stakeholders’ views on
their relationship with the organisation/programme/project (Friedman and Miles 2006).
2. Stakeholder Analysis is a technique used to identify and assess the influence and
importance of key people, groups of people, or organisations that may significantly
impact the success of your activity or project (Friedman and Miles 2006).
3. Stakeholder Management is essentially stakeholder relationship management as it is the
relationship and not the actual stakeholder groups that are managed (Friedman and
Miles 2006).
Tipologi Pemangku Kepentingan
Secara umum pemangku kepentingan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu:
1. Pertama, pemangku kepentingan primer atau ‘key stakeholder’ adalah mereka yang
pada akhirnya terpengaruh, baik secara positif atau negatif oleh tindakan organisasi.
2. Kedua, Pemangku kepentingan sekunder: adalah ‘perantara’, yaitu, orang atau
organisasi yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh tindakan organisasi.
Hal yang sama diungkapkan oleh Clarkson yang membagi pemangku kepentingan
menjadi dua. Pemangku kepentingan primer adalah ‘pihak di mana tanpa partisipasinya
yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya adalah pemegang saham,
investor, pekerja, pelanggan, dan pemasok. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau
organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pemangku kepentingan primer yang
merupakan rangkaian kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang
mempunyai hak, tujuan, harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Sementara, pemangku
kepentingan sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak yang mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak
begitu penting untuk kelangsungan hidup perusahaan.’ Contohnya adalah media dan
berbagai kelompok kepentingan tertentu. Perusahaan tidak bergantung pada kelompok ini
untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dengan
mengganggu kelancaran bisnis perusahaan.

Dalam pandangan perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis stakeholder dipandang


sebagai inividu atau Kelompok yang dipengaruhi oleh dan/atau memiliki kepentingan
dalam operasi dan tujuan perusahaan. Perusahaan memiliki berbagai kelompok pemangku
kepentingan yang saling berhubungan secara luas. Pemangku kepentingan tersebut
dikelompok menjadi tiga katagori:
1. Pemangku kepentingan internal, yaitu individu atau kelompok yang berada dalam
struktur organisasi bisnis yang memiliki pengaruh terhadap tujuan perusahaan.
2. pemangku kepentingan eksternal, yaitu individu atau kelompok yang berada di luar
struktur organisasi bisnis yang memiliki pengaruh baik langsung ataupun tidak langsung
terhadap kebijakan dan proses bisnis.
3. pemangku kepentingan penghubung yaitu inidividu atau kelompok yang memiliki peran
sebagai penghubung atau memiiki keterkaitan dengan pemangku kepentingan internal
dan eksternal. Masing-masing pemangku kepentingan berbeda baik dari segi perhatian
dan minat dalam kegiatan bisnis dan juga kekuasaan untuk mempengaruhi keputusan
perusahaan.

3. Partnership ( Kemitraan )
Kemitraan Pada bagian pertama Undang-undang kemitraan (partnership) 1890,
mendefinisikan kemitraan sebagai berikut : “The relationship which subsist between
persons carrying on abusiness with a view to profit”. (suatu hubungan yang timbul
antara orang dengan orang untuk menjalankan suatu usaha dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan) (dalam Ibrahim 2006:26).Teori kemitraan yang dikembangkan
oleh Cheeseman berisi :
“Voluntary Association of two or more person for carrying on a busineesas co-owner
for profit, The formation of a partnership creates certain right and duties among
partners and with third parties. These right and duties are established in the
partnership agreement and by law”. (Kemitraan atau yang dikenal dengan istilah
persekutuan adalah secara sukarela dari dua atau lebih orang untuk bersama-sama
dalam kegiatan usaha dan menjadi mitra untuk memperoleh keuntungan. Bentuk-
bentuk kemitraan menimbulkan adanya hak dan kewajiban diantara keduanya. Hak
dan kewajiban para pihak dinyatakan dalam perjanjian kemitraan ataupun ditentukan oleh
undang-undang) (dalam Ibrahim 2006:26). Partnership (kemitraan) merujuk pada Mohr
dan Spekman adalah hubungan strategik yang secara sengaja dirancang atau dibangun
antara perusahaan-perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, manfaat
bersama dan saling kebergantungan yang tinggi (dalam Jane 2011:193). Sedang menurut
Farazmand “Partnership implies joint and voluntary endeavors toward a common
purpose. In the context of sound governance, partnership is essential and requires
genuine participation of the stakeholders, meaning all citizens who have stakes in the
governance process(dalam Mardiyanta 2011:15).
”Menurut Sumarto (2009:116) partnership adalah hubungan yang terjadi antara civil
society, pemerintah dan atau sektor swasta dalam rangka mencapai suatu tujuan yang
didasarkan pada prinsip kepercayaan, kesetaraan, dan kemandirian.
Menurut Anderson yang dikutip oleh Ibrahim (2006:26) menjelaskan yang
menjadi karakteristik atau ciri umum darisuatu kerjasama yang dibuat oleh para pihak
dalam hal kemitraan adalah :
1. Timbul karena adanya keinginan untuk mengadakan hubungan konsensual,
dimana keinginan itu timbul bukan karena diatur oleh undang-undang (melainkan
dari masing-masing pribadi para pihak).
2. Selalu melibatkan unsur-unsur seperti modal, pekerja atau gabungan dari keduanya.
3. Pada umumnya terdiri atas perusahaan (firma) dan mitranya.
Kouwenhoven berpendapat untuk menjamin keberhasilan kemitraan, diperlukan
kondisi-kondisi berikut yang juga dikenal sebagai process conditions, yaitu (Kooiman
1993:125) :
1. Mutual trust
2. Unambiguity and recording of objectivers and strategy
3. Unambiguity and recording of the division of costs, risks and returns
4. Unambiguity and recording of the division of responsibilities and authorities
5. Phasing of the project
6. Conflict regulation laid down beforehand
7. Legalit
8. Protection of third parties interests and rights
9. Adequate support and control facilities
10. Business and market oriented thingking and acting
11. Internal‟ coordination
12. Adequate project organization
Pola Kemitraan Definisi pola menurut kamus besar bahasa Indonesia (1994) adalah
suatu model, sistem, cara kerja (pemerintahan) atau bentuk (struktur) yang tetap.Adapun
pola kemitraan menurut Sulistiyani (2004:130-131) diilhami dari fenomena biologis
kehidupan organisme dan mencoba mengangkat ke dalam pemahaman yang
kemudian dibedakan menjadi berikut :
1. Pseudo partnershipatau kemitraan semuKemitraan semu adalah merupakan sebuah
persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun tidak sesungguhnya
melakukan kerjasama secara seimbang satu dengan lainnya. Bahkan pada suatu
pihak belum tentu memahami secara benar akan makna sebuah persekutuan yang
dilakukan, dan untuk tujuan apaitu semua dilakukan serta disepakati. Ada suatu
yang unik dalam kemitraan semacam ini, bahwa kedua belah pihak atau lebih sama-
sama merasa penting untuk melakukan kerjasama, akan tetapi pihak-pihak yang
bermitra belum tentu memahami substansi yang diperjuangkan dan manfaatnya apa.
2. Kemitraan mutualistikKemitraan mutualistik adalah merupakan persekutuan dua
pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya melakukan
kemitraan, yaitu untuk saling memberikan manfaat dan mendapatkan manfaat
lebih, sehingga akan dapat mencapai tujuan secara lebih optimal. Berangkat dari
pemahaman akan nilai pentingnya melakukan kemitraan, dua agen/organisasi atau
lebih yang memiliki status sama atau berbeda, melakukan kerjasama. Manfaat
saling silang antara pihak-pihak yang bekerjasama dapat diperoleh, sehingga
memudahkan masing-masing dalam mewujudkan visi dan misinya, dan sekaligus
saling menunjang satu sama lain.
3. Kemitraan KonjugasiKemitraan Konjugasi adalah kemitraan yang dianalogikan dari
kehidupan “paramecium”. Dua paramecium melakukan konjugasi untuk
mendapatkan energi dan kemudian terpisah satu sama lain, dan selanjutnya
dapat melakukan pembelahan diri. Bertolak dari analogi tersebut maka organisasi,
agen-agen, kelompok-kelompok atau perorangan yang memiliki kelemahan di
dalam melakukan usaha atau mencapai tujuan organisasi dapat melakukan
kemitraan dengan model ini. Dua pihak atau lebih dapat melakukan konjugasi
dalam rangka meningkatkan kemampuan masing-masing
Sedangkan kemitraan yang lain dikembangkan berdasar atas azas kehidupan
organisasi pada umumnya adalah (Sulistiyani 2004:131-132) :
1. Subordinate union of partnershipYaitu kemitraan atas dasar penggabungan dua
pihak atau lebih yang berhubungan secara subordinatif. Kemitraan semacam ini
terjadi antara dua pihak atau lebih yang memiliki status, kemampuan atau kekuatan
yang tidak seimbang satu sama lain. Dengan demikian hubungan yang tercipta
tidak berada dalam suatu garis lurus yang seimbang satu dengan lainnya,
melainkan berada pada hubungan atas bawah, kuat-lemah. Oleh karena kondisi
demikian ini mengakibatkan tidak ada sharingdan peran atau fungsi yang
seimbang.
2. Linear union of partnershipKemitraan dengan melalui penggabungan pihak-pihak
secara linear atau garis lurus. Dengan demikian pihak-pihak yangbergabung
untuk melakukan kerjasama adalah organisasi atau para pihak yang memiliki
persamaan secara relatif. Kesamaan tersebut dapat berupa tujuan, atau misi,
besaran/volume usaha atau organisasi, status atau legalitas.
3. Linear collaborative of partnershipDalam konteks kemitraan ini tidak
membedakan besaran atau volume, status/legalitas, atau kekuatan para pihak yang
bermitra. Yang menjadi tekanan utama adalah visi-misi yang saling
mengisi satu dengan lainnya. Dalam hubungan kemitraan ini terjalin
secara linear, yaitu berada pada garis lurus, tidak saling tersubordinasi.
Sedangkan menurut OECD yang dikutip oleh Mahmudi (2007:53-67) yaitu
operasi-pemeliharaan, desain-bangun, operasi jenis turnkey operation, wrap around
addition, sewa-beli, privatsasi temporer, sewa-bangun-operasi, bangun-transfer-
operasi, bangun-miliki-operasi-transfer, bangun-miliki-operasi.
Pemerintah Government dalam bahasa inggris diartikan sebagai
“thauthoritative direction and administration of the affairs of men / women in nation,
state, city, etc”.Atau dalam bahasa Indonesia berarti pengarahan dan administrasi
yang berwenang atas kegiatan orang - orang dalam sebuah negara, negara bagian,
atau kota dan sebagainya (Sedarmayanti.2009:272).
Pemerintah adalah suatu sistem yang mengatur segala kegiatan masyarakat
dalam suatu daerah/wilayah/negara yang meliputi segala aspek kehidupan
berdasarkan norma-norma tertentu (BPS Kab Nganjuk 2011:31).
.Menurut Leach & Percy-Smith, Governmentmengandung pengertian politisi dan
pemerintahanlah yang mengatur, melakukan sesuatu, memberikan pelayanan,
sementara sisa dari „kita‟ adalah penerima yang pasif (dalam Sumarto 2009:2).
Menurut Sarundanjang (1999: 228-237) local governmentdi masa depan paling
tidak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pemerintah daerah yang bercorak wirausahaSuatu pemerintahan yang
memanfaatkan ketiga komponen sumberdaya : pemerintah, swasta, dan lembaga
swadaya masyarakat.
2. Pemerintah daerah yang memiliki akuntabilitas publik Akuntabilitas yang dimaksud
yaitu sebagai kewajiban pemerintah daerah dengan segenap unsur
birokrasinya dalam memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat
menyangkut berbagai kegiatan pemerintah, termasuk kinerjanya dalam
pelayanan publik.
3. Pemerintah daerah yang bercirikan pemerintahan yang baikSecara teoritis
pemerintahan yang baik mengandung makna bahwa pengelolaan kekuasaan
didasarkan pada aturan-aturan hukum yang berlaku, pengambilan kebijaksanaan
secara transparan, serta pertanggungjawaban kepada masyarakat.4.Transparansi
dalam pemerintahan daerahTransparansi bukan berarti ketelanjangan, tetapi
keterbukaan dalam arti yang sebenarnya, yaitu memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mengetahui berbagai aktifitas pemerintah daerah
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat banyak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym-1
https://www.academia.edu/30311869/Makna_Filsafat_Tentang_Lingkungan_dan_Arti
_Penting_Filsafat_Lingkungan_dalam_Kehidupan ( Diakses Tgl 30 Maret pukul 08.00
WIB )
2. Anonym-2 https://wahjudinsumpeno.wordpress.com/2012/07/23/teori-pemangku-
kepentingan/ ( Diakses Tgl 30 Maret pukul 10.00 WIB )
3. Imelda Merry M. 2014. Kebijakan Manajemen Publik. Universitas Airlangga. Volume
2, Nomor 1, Januari 2014
4. Anonym-2 https://nildatartilla.wordpress.com/2013/02/09/contoh-kasus-pelanggaran-
etika-bisnis-oleh-pt-megasari-makmur/ ( Diakses Tgl 31 Maret pukul 08.00 WIB )

Anda mungkin juga menyukai