Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PENAWARAN UMUM DAN PENCATATAN EFEK

A. EMITEN, PERUSAHAAN PUBLIK, DAN PERUSAHAAN TERCATAT


Menurut pasal 1 angka 6 Undang-undang Pasar Modal, Emiten adalah pihak yang
melakukan kegiatan Penawaran Umum. Dengan demikian istilah emiten mengacu kepada
kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat
investor melalui penawaran umum (pasar perdana). Saham yang telah dijual kepada investor
tersebut akan diperjualbelikan kembali antar investor melalui bursa efek (pasar sekunder).
Dengan kata lain, emiten adalah pihak yang menawarkan atau menjual efek kepada
masyarakat melalui pasar modal.
Berbeda dengan penekanan terhadap definisi emiten di atas yang lebih menekankan
kepada aspek kegiatan, pengertian Perusahaan Publik seperti yang terdapat pada pasal 1 angka
22 Undang-undang Pasar Modal lebih menekankan pada kuantitas penyebaran efek tersebut di
masyarakat dan aspek permodalan perusahaan. Jadi perusahaan publik (public company)
adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurangnya 300 pemegang saham dan
memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3 miliar.
Sedangkan perusahaan tercatat (listed company) adalah perusahaan publik yang
mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek. Umumnya perusahaan publik yang telah
menawarkan sahamnya kepada masyarakat luas (go public) selanjutnya mencatatkan
sahamnya di bursa efek. Sebagai catatan, suatu efek yang ditawarkan melalui mekanisme
penawaran umum (public offering) tidak harus dicatatkan di suatu bursa. Dengan demikian
maka perusahaan yang menerbitkan saham tersebut merupakan perusahaan publik namun
bukan perusahaan tercatat, Contohnya adalah PT. Dua Satu Tiga Puluh Tbk, dan PT Bank
Muamalat Tbk.

B. PENAWARAN UMUM SAHAM


Penawaran umum atau sering pula disebut go public adalah kegiatan penawaran saham
atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Penawaran umum mencakup kegiatan-kegiatan utama sebagai berikut:
a. Periode pasar perdana yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi
melalui para agen penjual yang ditunjuk;
b. Penjatahan saham yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah
efek yang tersedia;
c. Pencatatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.

16
Masa penawaran umum sekurang-kurangnya tiga hari kerja (yaitu masa di mana
masyarakat mengisi formulir pemesanan dan penyerahan uang untuk diserahkan ke agen
penjual). Periode penawaran umum berlaku saat efek ditawarkan kepada investor oleh
penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk. Ini dikenal juga sebagai pasar
perdana (primary market).

C. KETENTUAN-KETENTUAN PENAWARAN UMUM


Untuk melakukan penawaran umum saham, emiten harus memenuhi beberapa
ketentuan BAPEPAM di antaranya:
1. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. IX.A.l. tentang Ketentuan Umum Pengajuan
Pernyataan Pendaftaran.
2. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. IX.A.2. tentang Tata Cara Pendaftaran dalam
rangka Penawaran Umum.
3. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. IX.C.l. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan
Isi Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum.
4. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. IX.C.2. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan
Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum.
5. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. IX.C.3. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan
Isi Prospektus Ringkas dalam rangka Penawaran Umum.
6. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. 1X.C.7. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan
Isi Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah
atau Kecil.
7. Peraturan Bapepam (Sekarang OJK) No. IX.C.8. tentang Pedoman mengenai Bentuk dan
Isi Prospektus dalam rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah atau Kecil.

D. PERSIAPAN DAN TAHAPAN MENJELANG IPO (Initial Public Offering)


Persiapan Pokok Menjelang Penawaran Umum (IPO)
Beberapa hal yang harus dilakukan suatu perusahaan yang akan rnelakukan penawaran umum
saham di antaranya;
1. Manajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go public.
2. Memintakan persetujuan rencana go public tersebut kepada para pemegang saham
termasuk persetujuan perubahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham).
3. Menunjuk Profesi Penunjang dan Lembaga Penunjang untuk membantu menyiapkan
kelengkapan dokumen.
4. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
5. Menandatangani Kontrak Pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya akan

17
dicatatkan.
6. Menandatangani perjanjian-perjanjian emisi.
7. Menyampaikan pernyataan pendaftaran beserta dokumen-dokumennya kepada OJK,
sekaligus melakukan ekspose terbatas di OJK (dulu Bapepam).

Tahapan dalam Penawaran Umum


Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada tahap yang paling awal, perusahaan yang
akan menerbitkan saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran
umum saham. Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya emiten melakukan penunjukan
penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar yaitu: penjamin emisi, akuntan
publik, penilai, konsultan hukum, dan notaris.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan pendaftaran kepada OJK, hingga ada Pernyataan Pendaftaran menjadi
efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan
saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-
agen penjual yang telah ditunjuk. Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja.
Perlu diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini.
Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang
ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak mendapatkan
saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu
setelah saham dicatatkan di bursa efek.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di
bursa efek. Di Indonesia, saham dapat dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.

18
E. PROSPEKTUS
Prospektus adalah Setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran Umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
Emiten, Penjamin Emisi, dan semua pihak yang menandatangani prospektus
bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material yang
tercantum dalam prospektus. Beberapa bagian penting dari prospektus yang patut mendapat
perhatian dari calon investor adalah: bidang usaha, jumlah saham yang ditawarkan, nilai
nominal dan harga penawaran, riwayat singkat perusahaan, tujuan go public (rencana
penggunaan dana), kegiatan dan prospek usaha, risiko usaha, kebijakan dividen, kinerja
keuangan perusahaan, agen-agen penjual.
Dalam prospektus juga terdapat beberapa jadwal yang berhubungan dengan
penawaran umum, antara lain: tanggal efektif, masa penawaran, tanggal akhir penjatahan,
tanggal pengembalian uang pesanan, dan tanggal pencatatan.

F. PERSYARATAN PENCATATAN SAHAM


Proses pencatatan saham di BEI adalah sebagai berikut:
1. Calon perusahaan terbuka (emiten) mengajukan permohonan pencatatan ke Bursa dan
kemudian, BEI akan mengevaluasi permohonan tersebut apakah sesuai dengan ketentuan
pencatatan di bursa.
2. Jika memenuhi syarat, BEI akan memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan yang
dikenal dengan istilah Perjanjian Pendahuluan.
3. Calon emiten mengajukan Pernyataan Pendaftaran ke OJK.
4. Apabila telah mendapat Pernyataan Efektif dari OJK, maka calon emiten melakukan
proses penawaran umum.
5. Emiten membayar biaya pencatatan.
6. BEI mengumumkan dan melakukan pencatatan efek tersebut di bursa.

G. KEWAJIBAN KETERBUKAAN EMITEN


Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya di bursa, maka emiten sebagai
perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara rutin maupun laporan lain jika ada
kejadian penting kepada OJK dan BEI. Seluruh laporan yang disampaikan oleh emiten kepada

19
bursa secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada masyarakat pemodal melaiui
pengumuman di lantai bursa, melalui papan informasi dan situs web bursa.
Laporan tersebut ada yang bersifat laporan yang bersifat rutin, namun juga pelaporan
yang bersifat berkala dan insidentil. Bursa Efek Indonesia melalui Peraturan Nomor I-E
Tahun 2004 yang berlaku efektif tanggal 19 Juli 2004, mengatur berbagai kewajiban emiten
tentang penyampaian informasi kepada publik. Hal ini relevan, mengingat informasi termasuk
informasi yang disampaikan emiten menjadi dasar bagi investor dalam mengambil keputusan
investasi.

End

20

Anda mungkin juga menyukai