PENDAHULUAN
hewani berupa telur dan daging. Peternakan itik kebanyakan masih menggunakan
lainnya yang banyak airnya. Namun, tidak sedikit juga peternak itik ada yang
telah menggunakan sistem intensif, dimana hampir seluruh waktu dari itik
tersebut dihabiskan dalam kandang dan pakannya pun disediakan secara khusus
dalam kandang.
Adanya budidaya itik bukan hanya menghasilkan telur dan daging saja,
tetapi dari proses ini pun menghasilkan limbah yang tidak atau sedikit memiliki
nilai ekonomisnya. Limbah tersebut dapat berupa cair, gas, dan padat. Semakin
bertambahnya populasi itik tersebut, maka limbah yang dihasilkannya pun akan
dan pengolahan limbah tersebut akan menimbulkan beberapa masalah yang akan
peternakan itik agar tidak mencemari dan merusak lingkungan harus dilakukannya
pemanfaatan dan pengolahan dari limbah tersebut. Hal ini melatar belakangi harus
2
mengolah limbah itik ini agar dapat meningkatkan nilai ekonomis. Pemanfaatan
dan pengolahan ini dapat sebagai solusi dari permasalahan penumpukan limbah
peternakan itik.
peternakan itik.
3
II
PEMBAHASAN
terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah adalah sisa produksi
baik dari alam maupun hasil dari kegiatan manusia ataupun dari hewan ternak.
Kegiatan peternakan hampir semuanya menghasilkan barang sisa. Barang sisa itu
pun bisa berupa zat padat, cair ataupun gas. Jika tidak terjadi pengolahan yang
bersih dan sehat serta sesuai cara yang tepat maka zat sisa tersebut dapat
berdampak buruk bagi semua aspek, misalnya kesehatan tubuh ternak dan
limbah yang dihasilkan baik berupa zat padat, cair ataupun gas.
1. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur,
bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan.
2. Limbah cair atau buangan merupakan air yang tidak dapat dimanfaatkan
lagi serta dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap manusia dan
(Mardana, 2007).
4
3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang
berwujud gas/asap.
a. Limbah Peternakan
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
ternak dan lain-lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair
seperti feses, urin, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku,
tulang, tanduk, isi rumen (Sihombing, 2000). Limbah peternakan juga merupakan
seluruh sisa buangan dari usaha kegiatan peternakan, baik berupa limbah cair,
limbah padat, maupun berupa gas. Menurut Hidayatullah et al. (2005) limbah
padat adalah semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat
(kotoran ternak, ternak yang sudah mati, atau isi perut dari pemotongan ternak).
Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase
cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat). Limbah gas adalah semua gas
keuntungan dalam hal bisnis, usaha peternakan juga menimbulkan dampak negatif
lingkungan tanpa diolah akan mengkontaminasi udara, air dan tanah sehingga
menyebabkan polusi.
Beberapa gas yang dihasilkan dari limbah ternak antara lain ammonium,
hydrogen sulfida, CO2 dan CH4. gas – gas tersebut selain merupakan gas efek
rumah kaca (Green House Gas) juga menimbulkan bau tak sedap dan
daya dukung tanah sehingga menyebabkan polusi tanah. Sedangkan pada air,
akan mencemari lingkungan perairan. Salah satu yang sering ditemukan yaitu
pengembangan peternakan sapi perah bersumber dari kotoran sapi yang dapat
mengeluarkan gas methan bahan pencemar udara, kotoran ternak sebagai sumber
b. Limbah Itik
mempunyai nilai nutrisi yang cukup tinggi. Jumlah kotoran itik /limbah yang
dikeluarkan setiap harinya banyak, rata-rata per ekor itik 0, 15 kg (Charles dan
Hariono, 1991). Rata-rata produksi buangan segar ternak itik petelur adalah 0,06
Kotoran itik terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna.
Protein pada. kotoranitik merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk
nitrogen inorganik lainnya. Pakan yang diberikan pada itik petelur biasanya
dengan kandungan kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 28-
24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium(Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME
2800-3500 Kcal. Dengan melihat pakan yang demikian bagus maka kita dapat
yang masih tinggi, apa lagi sisitem pencernaan unggas lambung tunggal dan
proses peyerapan berjalan sangat cepat sehingga tidak sempurna masih banyak
Dalam pemeliharan itik kita juga masih banyak melihat pakan yang
tercecer jatuh kedalam feses sekitar 5-15% dari pakanyang di berikan, atau pun
telur yang pecah dalam kandang hal ini akan meningkatkan nilainutrisi yang ada
dalam feses. Kandungan unsur hara pada feses ayam baik padat maupun
cairsebagai berikut Nitrogen 1.00%, Fosfor 0.80,% Kalium 0.40% dan kadar air
55 %.
buruk dari kegiatan usaha peternakanitik karena masih banyak peternak yang
proses dekomposisi kotoran unggas. Bau tersebut berasal dari kandungan gas
amonia yang tinggi dan gas hidrogen sulfida(H2S), dimetil sulfida, karbon
yang sangat kecil. Untuk H2S, kadar 0,47 mg/l atau dalam konsentrasi part per
million (ppm) di udaramerupakan batas konsentrasi yang masih dapat tercium bau,
sedangkan untuk dimetil sulfidakonsentrasi 1,0 ppm di udara mulai tercium bau
busuk. Untuk amonia, kadar terendah yangdapat terdeteksi baunya adalah 5 ppm.
7
Akan tetapi, kepekaan seseorang terhadap bau inisangat tidak mutlak, terlebih lagi
iritasi mata dan gangguan saluran pernapasan pada manusia dan hewan itu sendiri
(Praja 2006). Selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia yang tinggal
menahun, dan ayam lebih peka terhadap virus Newcastledisease (ND) yang
Walaupun dampak yang ditimbulkan akibat dari cemaran bau busuk belum
dirasakan dalam jangka waktu pendek, namun dalam jangka panjang dapat
merupakan dampak negatif lain dari keberadaan usaha peternakan itik. Kebiasaan
lalat yang suka mencari tempat- tempat yang berbau busuk menyebabkan kandang
itik banyak dihinggapi lalat untuk berkembang biak. Lalat sendiri diketahui
merupakan vektor dari berbagai penyakit, sehingga dapat menjadi satu ancaman
sebelum digunakan sebagai pupuk. Keuntungan yang diperoleh dari cara ini yaitu,
berjalan maka di dalam timbunan bahan baku yang terdiri dari bahan-bahan
organik / sampah suhunya akan lebih dari 70°C. Pada temperatur ini akan dapat
(kecambah), serangga dan telurnya, cacing dan telurnya serta menghilangkan bau
dibutuhkan oleh tanaman antara lain nitrogen, fosfor, kalium dan mengandung
mineral lain yang dibutuhkan oleh tanaman (trace element). Kompos sangat baik
dipergunakan pada daerah tropis, karena tanah tropis pada umumnya rusak oleh
menyebabkan tanah tetap lembab, tahan terhadap air (erosi) dan menutup akar
yang dapat mendekomposisi bahan organik lebih cepat sehingga terurai menjadi
menyebabkan ektoparasit mati dan tidak mengandung bakteri patogen, serta tidak
berbau. Ektoparasit yang ditemukan di dalam limbah kandang itik dan mati
bulu unggas).
tanah. Tanah menjadi lebih masam dan sulit diolah; mobilisasi unsur hara
tersebut, bahkan penggunaan urea sampai dengan takaran 350 – 500 kg/ha, naik
beberapa kali lipat apabila dibandingkan dengan yang dilakukan petani pada tahun
70an yang menggunakan urea sebanyak 100 – 150 kg/ha. Berdasarkan kenyataan
Secara umum tampilan yang menonjol dari padi dengan sistem pertanian
adalah tidak mudah roboh dan tidak mudah terserang hama / penyakit, serta
penampilan fisik daunnya tidak terlalu hijau dengan skor warna daun 3 – 4. Selain
itu juga dirasakan adanya penghematan biaya dalam hal pembelian pupuk kimia
dan bahan pertanian kimia lainnya. Sehingga dari hal ini dapat diharapkan adanya
Petani menghasilkan limbah pertanian yang berupa jerami padi dan jerami
organik yang bermanfaat bagi tanaman. Penggunaan limbah kandang itik yang
pupuk urea yang harus diberikan ke lahan. Hal ini berakibat pada berkurangnya
Tabel 1. Kadar nutrient pupuk organik dari limbah itik yang terolah
Nutrien (%)
Cl 0,15 – 0,19
1. Jika kadar air kotoran itik ter;au tinggi jangan langsung digunakan
kadar airnya. Tetapi jika campuran bahan kompos lainya dalam keadaan
mencampurkan dua timba kotoran itik dan satu timba limbah pertanian.
5. Campuran diaduk setiap 3-7 hari untuk oksigenasi dan meratakan proses
sudah mulai terlihat dengan adanya perubahan kontur dan waena juga
KESIMPULAN
mempunyai nilai nutrisi yang cukup tinggi. Jumlah kotoran itik /limbah
yang dikeluarkan setiap harinya banyak, rata-rata per ekor itik 0, 15 kg.
kotoran unggas. Bau tersebut berasal dari kandungan gas amonia yang
tinggi dan gas hidrogen sulfida(H2S), dimetil sulfida, karbon disulfida, dan
merkaptan. Selain bau limbah itik juga dapat meningkatkan populasi lalat.
sebagai pupuk.
13
DAFTAR PUSTAKA