PENDAHULUAN
dapat menjadi sumber pencemaran. Salah satu upaya ke arah itu adalah dengan
usaha tersebut.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan telur, daging, susu dan kulit, semula
mencari makanan sendiri di kebun-kebun atau di ladang dan jumlah limbah yang
untuk menjaga petani dan hewan peliharaannya dari gangguan cuaca yang
buruk. Pada waktu yang sama, dikarenakan jumlah ternak bertambah dan
masyarakat. Maka dari itu dibuatlah makalah ini untuk lebih memahami
peternakan itik.
II
PEMBAHASAN
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair
seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku,
besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Umumnya setiap kilogram susu yang
yang terdapat pada feses tiap ternak berbeda-beda. Salah satunya adalah feses
Kandungan (%)
Jenis Pupuk Kandang
N P2O5 K2O
dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan
4
cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau
isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang
berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian
alat-alat).
pengolahan limbah yang tepat sehingga dapat mengurangi dampak buruk negative
yang mempengaruhi biaya produksi dalam usaha peternakan. Hal ini memerlukan
penanganan limbah yang tepat dan benar (Merkel,1981). Berbagai manfaat dapat
dipetik dari limbah ternak, apalagi limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable)
selama masih ada hewan ternak. Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan
makanan ternak, pupuk organic, energi dan media berbagai tujuan (Wahyudi,
2009)
pencemaran udara akibat kotoran itik, pencemaran air dan tanah akibat urine itik,
a. Pencemaran Udara
1. Bau
Pencemaran udara (bau) yang berasal dari peternakan itik tentunya sangat
dikarenakan kurangnya manajemen dalam pengelolaan limbah dan lalu lintas itik
itik tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini berasal
5
dari kandungan amonia yang tinggi yang terbentuk akibt penumpukan feses yang
masih basah dalam kondisi anaerob. Gas amonia sendiri mempunyai dampak yang
2. Debu
sisa pakan, bulu, kotoran kering, bakteri, dan jamur. Kondisi lingkungan (suhu
udara, kelembaban, arah dan kecepatan angin, serta ketinggian lokasi). Kondisi
kandang dan sekitar kandang dapat mempengaruhi kadar H2S, NO2, dan debu
manusia.
terjadi akibat adanya penyerapan urine ke tanah secara langsung. Hal ini
jenis kandang yang digunakan. Sehingga hal ini sangat meresahkan warga karena
limbah peternakan itik tersebut membuat tanah menjadi tercemari. Pencemaran air
ini dapat mengakibatkan gatal-gatal. Selain itu terjadi perubahan fisik pada air
yan berasal dari sub ordo Cyclorrapha ordo Diptera. Lalat ini dapat menimbulkan
berbagai masalah seperti mediator perpindahan penykit ari itik yang sakit ke itik
feses yang berakibat meningkatnya kadar amonia dalam kandang. Lalat juga
populasi dan sistem budidaya intensif, maka perlu dikembangkan pula aspek
Dalam upaya memenuhi kebutuhan telur, daging, susu dan kulit, semula
mencari makanan sendiri di kebun-kebun atau di ladang dan jumlah limbah yang
untuk menjaga petani dan hewan peliharaannya dari gangguan cuaca yang
buruk. Pada waktu yang sama, dikarenakan jumlah ternak bertambah dan
bertambah banyak dan menumpuk di lantai kandang. Sejak kondisi ini terjadi,
7
scrapping atau free fall sedangkan flushing biasanya digunakan pada peternakan
1) Scraping
menyapu atau mendorong/menarik (dengan sekop atau alat lain) limbah. Scraping
dapat dilakukan dengan cara manual ataupun mekanik. Pada dasarnya, kedua cara
tersebut menggunakan alat yang terdiri atas plat logam yang fungsinya untuk
mendorong atau menarik limbah sepanjang lantai dengan maksud agar limbah
untuk membersihkan limbah yang melekat di jeruji lantai kandang atau di tempat-
tempat fasilitas kandang yang lain. Cara ini juga dilakukan untuk membersihkan
limbah yang terdapat di sepanjang parit dan bak pengumpul terutama limbah
padat yang melekat di dinding dan sukar larut dalam air sehingga tidak dapat
dialirkan.
Sistem mekanik memiliki cara kerja yang sama dengan sistem manual,
hanya saja pada sistem ini menggunakan kekuatan traktor atau unit kekuatan yang
tetap. Sebagai contoh alat yang disebut Front-end Loader, yaitu mesin yang alat
pembersih atau penyodoknya terletak di bagian depan. Alat jenis ini biasanya
2) Free Fall
tersebut jatuh bebas melewati penyaring atau penyekat lantai ke dalam lubang
pengumpul di bawah lantai kandang. Teknik ini telah digunakan secara ekstensif
dimasa lampau untuk peternakan hewan tipe kecil, seperti itik, kalkun, kelinci dan
ternak jenis lain. Baru-baru ini juga digunakan untuk ternak besar, seperti babi
dan sapi. Pada peternakan itik biasanya biasanya kotoran dibuat sistem agar jatuh
langsung ke kolam lele. Hal ini merupakan inovasi yang cukup mnarik karena
kotoran dari itik tersebut dapat menjadi pakan lele sehingga menghemat biaya
operasional.
3) Flushing
1. Penggunaan parit yang cukup untuk mengalirkan air yang deras untuk
mengangkut limbah.
Sistem flushing telah digunakan sejak tahun 1960-an dan menjadi cara yang
makin populer digunakan oleh peternak untuk pengumpulan limbah ternak. Hal
ini dikarenakan lebih murah biayanya, bebas dari pemindahan bagian, sama sekali
tidak atau sedikit sekali membutuhkan perarawatan dan mudah dipasang pada
biasanya diangkut untuk diolah dan atau dibuang ke ladang rumput. Cara
aliran limbah. Karakteristik aliran limbah bergantung pada terutama umur dan
jenis ternak dan juga pada sistem pengumpulan limbah yang digunakan. . Sobel
Limbah pada industri peternakan itik dalam jumlah besar adalah padat atau
secara mekanik untuk limbah padat dan atau semipadat, dan pengangkutan dengan
- Konveyor
peternakan karena selain biayanya murah juga sederhana, mudah dibuat, dan
penanganan limbah ternak adalah scraper conveyor. Alat jenis ini sering
- Pompa penyedot
menggunakan pompa penyedot yang terdiri atas pipa penghisap berukuran besar
yang digunakan untuk menggerakan cairan atau padatan melalui pipa ke kolam
- Tipe aliran.
yaitu :
1. Steady flow, tipe aliran yang terjadi tidak mengalami perubahan karena
3. Uniform flow, tipe aliran ini terjadi apabila tidak ada perubahan kecepatan
4. Nonuniform flow, tipe ini terjadi apabila kecepatan aliran bervariasi antara
- Bentuk Saluran
yaitu saluran yang bagian permukaannya tampak terlihat dan bentuk saluran yang
11
tertutup. Bentuk saluran yang tertutup pada umumnya menggunakan pipa yang
mengelola limbah. Pemisahan ini tergantung dari sifat fisik limbah ,seperti gas,
padat, dan cair. Menurut Markel 1981, Secara fisik karakteristik limbah
peternakan dapat diketahui berdasarkan bentuk (padat, semi padat dan cair),
tekstur (kekompakan) dan jumlah (kg per unit ternak) yang dihasilkan. Secara
kimiawi sifat limbah ditentukan oleh komposisi zat kimia yang terkandung dan
tingkat keasaman (pH). Secara biologis sifat limbah ditentukan oleh jenis dan
dicerminkan oleh jenis dan populasi yang terdapat di dalam sistem pencernaan
hewan ternak yang menghasilkan limbah tersebut. Secara umum, ketiga sifat
tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur ternak, pakan yang diberikan, tipe
KESIMPULAN
1. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
produk ternak, dan sebagainya. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan
limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak,
pencemaran udara akibat kotoran itik, pencemaran air dan tanah akibat
3. Limbah pada peternakan itik dalam jumlah besar adalah padat atau
langsung) free fall kekolam ikan lele sedangkan flushing sangat jarang
dilakukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Merkel, J.A. 1981. Managing Livestock Waste. The Avi Publishing Company, Inc,
Westport Connecticut. Printed in Thye United States of America by
Saybrook Press., Inc 66-325