FINAL Arsitektur Kota
FINAL Arsitektur Kota
SULAWESI TENGGARA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
AL MUSAWWIR
KA2 18 060
TUGAS FINAL ARSITEKTUR KOTA
BUJUR SANGKAR (the square cities) KIPAS (fan shaped cities) EMPAT PERSEGI PANJANG (the
rectangular cities)
Sebenarnya bentuk ini juga mirip Kondisi morfologi kota seperti ini biasanya Dasar dari bentuk spider web dengan
“regtangular city” namun karena dimensi terdapat pada kota-kota besar yang linear radial biasanya mendefinisikan
memanjangnya jauh lebih besar dari pada dikelilingi oleh kota-kota satelit. Dalam hal beberapa tipe dari ruangan terbuka.
dimensi melebar maka bentuk ini ini terjadi gejala penggabungan antara Contoh : Washington D.C. Peranan jalur
menempati klasifikasi tersendiri dan kota besar utama dengan kota-kota satelit transportasi pada bentuk ini juga sangat
menggambarkan bentuk pita. Dalam hal di sekitarnya, sehingga kenampakan dominan sebagaimana dalam “ribbon-
ini jelas terlihat adanya peranan jalur morfologi kotanya mirip “telapak katak shaped city”. Hanya saja, pada bentuk
memanjang (jalur transportasi) yang pohon”, dimana pada ujung-ujung jarinya gurita jalur transportasi tidak hanya satu
sangat dominan dalam mempengaruhi terdapat bulatan-bulatan. Majunya sarana arah saja, tetapi beberapa arah ke luar
perkembangan areal kekotaannya, serta transportasi dan telekomunikasi, kota. Hal ini hanya dimungkinkan apabila
terhambatnya peluasan areal ke samping mempunyai peranan yang besar dalam daerah “hinter land” dan pinggirannya
pembentukan kenampakan ini. Proses tidak memberikan halangan-halangan
TIDAK BERPOLA (Unpattern cities)
konurbasi yang terus-menerus akan fisik yang berarti terhadap perkembangan
Terbentuk pada suatu daerah dengan
menciptakan bentuk megapolitan. areal kekotaannya.
kondisi geografis yang khusus.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SULTRA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TUGAS FINAL ARSITEKTUR KOTA
h. Analisis Aspek Lanskap/ Vegetasi , digunakan untuk mengetahui kesesuaian jenis tanaman yang tepat dan dapat dikembangkan
pada kawasan yang ada dalam site plan sebagai pendukung seperti pengurang polusi, peneduh area, penyejuk area dan menjadi
buffer.
i. Analisis Aspek Sarana dan Prasarana , digunakan untuk mengetahui kebutuhan masyarakat di dalam wilayah perencanaan. Sarana
dan prasarana eksisting dilihat guna mengetahui kebutahan masyarakat yang ada serta menganalisis dan merencanakan kebutuhan
masyarakat di wilayah tersebut.
Ketiga pendekatan teori tersebut sama – sama memiliki suatu potensi sebagai strategi perancangan kota yang menekankan produk
perkotaan secara terpadu. Dimana Urban spatial design theory terdiri dari:
1. Figure-ground theory
2. Linkage theory
3. Place theory
Pola /
Figure
Urban Fabric Struktur
Ground
Ruang
Linkage Visual -
Connection
System Struktur
Place Meaning
TEORI LINKAGE
RESUME
Teori pada kelompok kedua ini dapat dipahami dari segi dinamika rupa
perkotaan yang dianggap sebagai pembangkit atau generator kota. Linkage
artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu
dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang
satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur
pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya., terdapat
3 pendekatan linkage perkotaan:
a. Linkage yang visual.
Dalam linkage yang visual dua atau lebih fragmen kota dihubungkan
menjadi satu kesatuan yang secara visual, mampu menyatukan daerah
kota dalam berbagai skala. Linkage visual memiliki 5 elemen yaitu terdiri
dari: Garis:, Koridor, Sisi, Sumbu, serta Irama
b. Linkage yang struktural.
Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu
kesatuan tatanan. Ada tiga elemen linkage struktural yaitu Tambahan,
Sambungan dan Tembusan
c. Linkage bentuk yang kolektif.
Teori linkage memperhatikan susunan dari hubungan bagian-bagian kota
satu dengan lainnya. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban
space yaitu Compositional form, Mega form dan Group form UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SULTRA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TUGAS FINAL ARSITEKTUR KOTA
TEORI PLACE
RESUME
Pada teori ketiga ini, dipahami dari segi seberapa besar kepentingan tempat – tempat perkotaan
yang terbuka terhadap sejarah, budaya, dan sosialisasinya. Teori place adalah alat yang baik untuk
memberi pengertian mengenai ruang kota melalui tanda kehidupan perkotaannya serta mengenai
ruang kota secara kontekstual.
1. Path yaitu Saluran, terusan yang dapat dilalui. Contoh: jalan, jalur pejalan kaki, sungai, jalur rel
kereta
2. Edges yaitu Elemen berbentuk garis/linear namun tidak digunakan seperti halnya path. Edges
merupakan batas antara dua bagian; linear yang ‘mematahkan’ sebuah penerusan jalur
3. Districts yaitu satu bagian sedang atau besar dari sebuah kota yang memiliki karakter sama,
seperti pada tipe bangunan, fungsi bangunan, gaya bangunan, pengguna bangunan, kegiatan,
warna, skyline
4. Nodes yaitu titik utama, lokasi strategis dalam sebuah kota yang mudah dimasuki oleh warga.
5. Landmark yaitu titik orientasi berupa benda yang memiliki sesuatu yang unik dari yang lain;
lebih tinggi, lebih besar.
Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus
menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan
merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung
Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia
setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan,
sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,
Kota Bandung selain dikenal sebagai tempat yang memiliki tempat wisata alam, ternyata juga dikenal sebagai pusat perkembangan
fashion di Indonesia. Oleh karena itu, tak jarang orang yang mengunjungi kota ini hanya sekedar untuk berbelanja. Salah satu kawasan
yang paling diminati adalah Kawasan Sepanjang Jalan Cihampelas Bandung yang dikenal sebagai pusat fashion murahnya Bandung.
Namun sekarang tidak hanya tempat pusat pakaian, sudah banyak outlet-outlet, kafe dan juga hotel yang terlihat.
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SULTRA
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TUGAS FINAL ARSITEKTUR KOTA