MAKALAH Pidana
MAKALAH Pidana
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
R. Rosilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Bogaor:Politeia, 1991),hal 68
3
pelaksanaan, dan tidak selesainnya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri”, Dapat
di piananya percobaan berarti perluasan dapat dipidananya
delik; perbuatan baru untuk sebagian dilaksanakan, seakan-
akan masih ada unsur-unsur yang tersisa, tetapi sudah dapat di
jatuhkan pidana meskipun dengan pengurangan 1/3 dari
pidana maksimum. Harga percobaan melakukan kejahatan
yang dapat di pidana. (pasal 53 KUHP).
4
tanpa ini jumlah perbuatan pidana (pasal 1 KUHP) akan di
perluan tanpa batas.2
1. Teori subjektif
Menurut teori ini bahwa dasar patut di pidanakannya
percobaan terletak pada sikap batin atau watak yang
berbahaya dari si pembuat. Termaksud penganut teori ini
ialah van hamel
2. Teori objektif
Menurut teori di ini bahwa dasar patut dipidanakannya
percobaan terletak pada sifat berbahayanya perbuatan
yang di lakukan oleh si pembuat, teori objektif terbagi
menjadi 2 yaitu:
a. Teori objektif formal, yang menitik beratkan sifat
berbahayanya perbuatan itu terhadap tata hukum.
Menurut teori ini bahwa suatu delik merupakaan suatu
rangkaian darri perbuatan-perbuatan yang terlarang.
Penganut teori ini adalah Duynstee Zevenbergeen
2
Schaffmeister, D,dkk. Hukum pidana, (Yogyakarta : liberty, 1995) hal 214
5
b. Teori objektif material, yang menitik beratkkan pada
posisi sifat berbahayanya perbuatan terhadap
kepentingan hukum. Penganutnya antara lain. (Simons)
3. Teori campuran
Teori ini melihat dasar patut dipidanakan percobaan dari dua
segi, yaitu sikap batin pembuat yang berbahaya (segi
subjektif) dan juga sifat berbahayanya perbuatan (segi
objektif)3
3
Andi Sofyan dan Nur Azisa,Hukum Pidana, (Makassar:Pustak Pena,2016), hal 160
6
Demikian hukuman bagi percobaan sebagai mana di atur
dalam pasal 53 ayat 2 dan ayat 3 KUHP ditentukan bahwa
hukuman yang dapat dikenakan atas perbuatan pecobaan ialah
masimum hukuman pokok atas suatu kejahatan dikurangi
sepertiga (1/3) dan jika diancam hukuman mati atau
hukuman penjara seumur hidup maka terhadap perbuatan
percobaannya diancamkan hukuman maksimum lima belas
tahun penjara.
C. Syarat-syarat pidana
4
Ibid, hal 172
7
dapat di pidananya delik tampa jelas dalam tuntutan jaksa
yang menyebutkan rumusan pasal 53 KUHP.5
5
Schaffmeister,. Op.cit. hal 215
6
Ibid. hal 164
8
yang menggunakan ukuran yang berada dalam memisahkan
perbuatan persiapam dari perbuatan pelaksanaan. Dalam
praktek hasilnya tentu saja berbeda. Berhadapan ajaran
percobaan yang subjektif dan objektif:
a. Subjektif
b. Objektif
9
sebagian dari itu, yang hanya daa kalua setidak-tidaknya
telah dimulai dengan salah satu dari unsur-unsur yang
tersebut dalam rumusan delik.
Duduknyaa perkara:
7
Ibid, hal 165
8
Andi sofyan dan nur azisa,op.cit. hal 167
10
menaruhnya diseluruh rumah.ujung sumbu diikat dengan
pistol gas dalam dapur ditrik melewati tembok luar, sehingga
semua peralatan itu dapat dipergunakan dari luar rumah.
Setelah menjadikan rumah siap bakar, mereka pergi dengan
maksud kembali pada waktu malam untuk menarik tali tadi.
Bau bensin menganggu hidung orang-orang lewat dan
terjadinya kerumunan orang di sekitar rumah tersebut. Mudah
dipahami bahwa waktu para calon penarik tadi kembali dan
melihat kerumunan itu mereka takut dan mengambil langkah
seribu.
9
Schaffmeister,op.cit.hal 119
11
c. Tetapi yang menurut pengalaman memang dapat
menimbulkan kebakaran tanpa perbuatan lebih lanjut dari
pelaku.
d. Kecuali sekiranya terjadi sesuatu yang tidak terduga,
seperti pistol macet,sumbu yang tercelup bensin tidak
menyala, api yang tidak merambat sekalipun pistol sudah
bekerja, tangan yang akan menarik tetapi ditepiskan.
10
Ibid. hal 220
12
dalam hal demikian tidak dapat dikatakan lagi bahwa
kejahatan dihalangi oleh keadaan-keadaan objektif belaka.11
11
Ibid, hal 220
12
Andi sofyan dan nur azisa , op.cit. hal 167
13
Schaffmeister,op.cit. hal 222
13
a. Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging -->
apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan,
ia telah melakukan semua perbuatan yg diperlukan
bagi selesainya kejahatan, tetapi kejahatan tidak
selesai karena suatu hal
b. Percobaan yg Tertangguh : Geschorte Poging -->
apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan,
ia telah melakukan beberapa perbuatan yg diperlukan
bagi tercapainya kejahatan, tetapi kurang satu
perbuatan ia terhalang oleh suatu hal
c. Percobaan yg Tidak Sempurna : Ondeugdelijke Poging
--> apabila seseorang berkehendak melakukan suatu
kejahatan, dimana ia telah melakukan semua
perbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan,
namun tidak berhasil disebabkan alat (sarana) tidak
sempurna atau obyek (sasaran) tidak sempurna.14
14
http://sendhynugraha.blogspot.com/2013/04/percobaan-poging-dalam-tindak-pidana-di.html
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Teori subjektif
b. Teori objektif
c. Teori campuran
15
DAFTAR PUSTAKA
16