Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL GEMELLI

Oleh :

Kelompok 7 / Kelas C 17

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL GEMELLI

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas dengan


Dosen Pembimbing NS. Ira Rahmawati, M.Kep., Sp.Kep.An

Oleh:

Aisyah Lely Trisnindasari 172310101127


Silvia Nur Prameswari 172310101159
Rizky Dewanda 172310101160

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya
dalam pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca supaya kami dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Serta dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Jember, 9 Maret 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Tujuan .............................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................ 3

2.1 Tinjauan Konsep .............................................................................. 3

2.1.1 Definisi Kehamilan Gemelli ................................................... 3

2.1.2 Etiologi dan Tanda Gejala Kehamilan Gemelli ..................... 3

2.1.3 Klasifikasi, Komplikasi dan Patofisiologi .............................. 4

2.1.4 Pertumbuhan Janin dan Letak Janin ....................................... 9

2.2 Tinjauan Keperawatan ..................................................................... 11

2.2.1 Penatalaksanaan Kehamilan Gemelli ..................................... 11

BAB III KASUS ............................................................................................... 13

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 19

4.1 Asuhan Keperawatan pada Ibu dengan Kehamilan Gemelli ............ 19

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 30

5.1 Kesimpulan....................................................................................... 30

5.2 Saran ................................................................................................. 31

iii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional didefinisikan
sebagai penyatuan (fertilisasi) dari ovum dan juga spermatozoa yang kemudian
dapat dilanjutkan dengan adanya implantasi. Normalnya kehamilan yang dialami
seorang ibu dapat berlangsung dalam kurun waktu 40 minggu atau juga bisa
dihitung 9 bulan (Wulan, 2013).
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis terjadipada seorang wanita.
Adapun beberapa jenis kehamilan yang memiliki resiko. Yakni dapat terjadi
resiko komplikasi pada saat melahirkan ataupun juga dapat terjadi saat masa
kehamilan itu sendiri. Salah satu contoh dari resiko tersebut ialah lahirnya bayi
kembar atau dapat kita sebut dengan Gemelli.
Kehamilan kembar merupakan suatu kondisi dimana terdapat dua janin atau
lebih yang ada didalam kandungan si ibu. Kondisi ini dapat mempengaruhi
keadaan si ibu dan si janin itu sendiri , hal tersebut dikarenakan zat gizi yang akan
dibutuhkan oleh ibu untuk perkembangan si janin akan bertambah, sehingga besar
kemungkinan akan terjadi adanya defisiensi zat lainnya. Tidak hanya itu Gemelli
juga dapat mengakibatkan usia kehamilan yang singkat, maka dari itu besar
kemungkinan Gemelli akan menjadi bayi premature. Dengan kata lain semakin
banyak jumlah janin yang dikandung maka semakin tinggi pula resiko yang akan
didapat si ibu dan si janin. Wanita dengan kehamilan yang kembar lebih
memerlukan pengawasan khusus (Wulan, 2013).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi Gemelli
2. Mengetahui etiologi dan tanda gejala kehamilan dari Gemelli
3. Mengetahui klasifikasi, komplikasi, dan patofisiologi dari kehamilan
Gemelli
4. Mengetahui proses pertumbuhan janin dan letak janin
5. Mengetahui penatalaksanaan Kehamilan Gemelli
6. Mengetahui asuhan keperawatan pada Gemelli

1
1.3 Manfaat
1. Dapat menjelaskan mengenai pengertian dari kehamilan Gemelli
2. Dapat mengetahui tan dan gejala apa saja yang dialami oleh kehamilan
Gemelli dan mengetahui etiologinya
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai apa saja klasifikasi,
komplikasi, dan patofisiologi dari bayi Gemelli
4. Dapat mengetahui adanya proses kehamilan Gemelli dan letak bayi
Gemelli
5. Dapat mengetahui penatalaksanaan pada kehamilan Gemelli
6. Dapat menyusun asuhan keperawatan pada pasien dengan kehamilaln
Gemelli

2
BAB II. TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Konsep

2.1.1 Definisi Kehamilan Gemelli

Sederhananya kehamilan kembar merupakan suatu keadaan kehamilan


yang memiliki dua jenis janin atau bahkan lebih yang terdapat dalam
kandungan selama mengalami proses kehamilan (Wulan, 2013).

Menurut Parlindungan (2016) kehamilan kembar atau bisa disebut


dengan kehamilan Gemelli merupakan sebuah kondisi dimana kehamilan
tersebut berasal dari dua sel telur yang dibuahi (kembar dizigotik/non
identik), maupun juga dapat berasal dari sebuah ovum yang setelah dibuahi
terjadi proses pembelahan menjadi dua bagian yang masing-masingnya dapat
berkembang menjadi mudigah (kembar monozigotik/identik).

2.1.2 Etiologi dan Tanda Gejala Kehamilan Gemelli

Adapun beberapa faktor menurut Wagey (2016) yang dapat


meningkatkan kehamilan Gemelli, antara lain yakni:

1. Tingginya usia ibu saat konsepsi


Faktor ini dapat mempengaruhi kelahiran bayi kembar dikarenakan
apabila wanita hamil diatas usia 35 tahun, maka cenderung melepaskan
lebih dari satu ovum saat adanya proses ovulasi dipengaruhi hormon FSH
yang tinggi.
2. Herediter (faktor keturunan)
3. Semakin sering dan banyaknya penggunaan teknologi bantu reproduksi
(contoh: IVF=in vitro fertilization).
4. Faktor yang mempengaruhi
Dapat dipengaruhi oleh jumlah paritas pada ibu (jumlah anak
sebelumnya), bangsa,dsb.
5. Faktor obat induksi ovulasi profertil, domid, dan hormon gonadotropin
(dizigotik)

3
Kemungkinan yang dapat terjadi karena anya faktor-faktor diatas antara lain
yakni adanya 21 korpora hutea pada kehamilan kembar. Pada infertilisasi in
vitro dapat terjadi kehamilan Gemelli apabila ovum yang dibuahi lebih dari
satu ovum dan juga dapat dikarenakan embrio yang dimasukkan dalam rahim
ibu tumbuh dan berkembang lebih dari satu (Wulan, 2013).

Adapun tanda dan gejala yang dialami ibu meurut Wulan (2013) saat
mengalami kehamilan Gemelli yakni:

1. Mual dan muntah (HCG meningkat).


2. Distensi uterus yang berlebihan (sering terjadi partus prematurus).
3. Ibu mengalami anemia atau defisiensi lainnya.
4. Saat melakukan palpasi pada abdomen terdapat 3 atau lebih bagian tubuh
yang cukup besar.
5. Adanya penggunaan stimulator ovulasi.
6. Adanya frekuensi dari pre-eklamsia dan eklamsia yang meningkat
7. Solusio plasenta (sesak napas, varises pada tungkai bawah, dsb).
8. Auskultasi melebihi satu denyut jantung, nonmaternal lebih dari 10
denyutan/menit.
9. Frekuensi dari hidramnion 10 kali lebih besar.

2.1.3 Klasifikasi, Komplikasi dan Patofisiologi

Kehamilan kembar atau Gemelli dapat dibedakan menjadi 3 macam


menurut Wulan (2013) yakni:

1. Kembar dizigotik
Gemelli dua ovum yang heterolog, biovuler, dan praternal. Kedua ovum
dapat berasal dari:
a. Ovarium dan dari 1 folikel de graff.
b. 1 dari ovarium kanan dan 1 dari ovarium kiri.
c. 1 ovarium dan 2 folikel de graff.

4
Gambar 1. Gemelli Dizigotik
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14182

2. Kembar monozigotik
Gemelli satu ovum, homolog, univuler, dan identik. Dapat terjadi Gemelli
ini dikarenakan:
a. 1 telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula
b. Hambatan terjadi setelah amnion terbentuk, tapi sebelum primitif
steak
c. Hambatan terjadi pada tingkat segmentasi

Gambar 2. Gemelli Monozigotik


http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14182

5
Gambar 3. Gemelli Monozigotik
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14182

3. Kembar siam (Conjoined twins), superfekundasi 2 superfetasi


Kembar siam adalah kembar dimana janin melekat satu sama lainnya.
Beberapa contoh dari kembar ini adalah kraniopagus (dua kepala),
torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus (pelekatan antara dua
abdomen). Sedangkan superfekundasi adalah terjadinya pembuahan dua
ovum yang dikeluarkan dalam ovulasi yang sama yang terdapat pada dua
kali koitus yang dapat dilakukan pada jarak waktu yang cukup pendek.

Menurut Mewengkang (2016) menyatakan bahwa kehamilan kembar


dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas baik secara maternal
maupun secara fetal (neonatal), biasanya bayi kembar cenderung dapat lahir
prematur, kelahiran tersebut dapat mengakibatkan ancaman kecacatan.

Komplikasi dan patofisiologi yang terjadi pada kehamilan Gemelli


menurut Wulan (2013) yang sering terjadi yakni polihidraamnion, janin yang
upnormal, ketuban pecah dini dikarenakan hipertensi, prolaps tali pusar, dsb.
Komplikasi dan patofisiologi tersebut dapat dicegah dengan adanya
perawatan antenatal, berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

6
a. Prematur
Kelahiran bayi kembar cenderung terjadi sebelum usia kehamilan selama
37 minggu. Lama dari kehamilan akan menjadi lebih pendek dengan
bertambahnya jumlah dari janin yang ada dalam uterus.
b. Asfiksia saat kelahiran
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia pada janin ialah
prolaps pada tali pusar, ruptur uteri, dan plasenta previa.
c. HMD (Hyalin Membrane Disease)
Bayi yang menderita HMD biasanya ialah bayi dengan usia kehamilan
kurang dari 35 minggu. HMD juga dikenal dengan RDS (Respiratory
Distres Syndrome) dapat terjadi setelah kelahiran.
d. Vanishing Twin Syndrome
Merepakan sebuah kematian yang terjadi pada kedua janin kembar
maupun salah satu janin, keadaan semacam ini dapat menyebabkan
kelainan genetik/kelainan neurologik.
e. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi ini dapat lebih sering terjadi pada bayi yang berat lahirnya
tergolong berat lahir rendah.
f. Kelainan kongenital TRAP (Twin Reverse Arterial Perfusion)
Adanya gangguan dalam pertumbuhan janin kembar

7
Gambar 4. Patofisiologi Kehamilan Gemelli
https://patofisiologi+kehamilan+kembar&safe=

Patofisiologi dari kehamilan Gemelli menurut Wayge (2016) yakni


dimulai saat adanya masa pembelahan. Masa pembelahan sel telur terbagi
dalam empat waktu, yaitu 0 –72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih.
1. Pembelahan pertama
Terjadi diamniotik (rahim mempunyai dua selaput ketuban) dan dikorionik
(rahim mempunyai dua plasenta).
2. Pembelahan kedua
Selaput ketuban tetap dua dan rahim hanya punya satu plasenta. Pada
kondisi ini dapat terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi lainnya tidak.
3. Pembelahan ketiga
Selaput ketuban dan plasenta hanya sebuah, tetapi bayi masih membelah
dengan baik.
4. Pembelahan keempat

8
Rahim mempunyai satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga
kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.

Dari keempat pembelahan tersebut, yang terbaik adalah pembelahan


pertama, hal tersebut dapat dikarenakan bayi dapat membelah dengan
sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya.
Faktor yang mempengaruhinya ialah waktu pembelahan, dan alasan mengapa
pembelahan dapat terjadi secara tidak sempurna, sehingga dapat
mengakibatkan dempet, biasanya dapat dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi,
dan juga mengenai masalah lingkungan.

2.1.4 Pertumbuhan Janin dan Letak Janin

Menurut Wulan (2013) di dalam masa kehamilan pertumbuhan janin


perlu untuk diperhatikan. Berikut pertumbuhan pada janin Gemelli yakni:

1. Berat badan 1 janin ± 1000 gr.

2. Berat badan masing-masing janin berselisih antara 50-100 gr.

3. Berat badan janin kembar yang baru lahir biasanya 2500 gr triplet dibawah
2000 gr, duadtriplet dibawah 1500 gr, dan duintuplet dibawah 1000 gr.

4. Didalam kehamilan ganda monozigot yang tetrjadi adalah:

a. Setelah salah satu bayi Gemelli lahir maka tali pusar harus segera diikat,
dikarenakan pembuluh darah satu janin dapat beranastomosis dengan
pembuluh darah janin yang lain, sehingga dapat terjadi pendarahan.

b. Janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya.

c. Beresiko terjadinya sindroma tranfusi fetal (salah satu bayi menderita


anemia, dehidrasi, berukuran lebih kecil, dsb.)

5. Hal yang terjadi pada kehamilan dizigotik:

a. Terdapat kejadian maninggalnya salah satu janin dan satu janin tumbuh
sampai cukup bulan.

9
b. Pada saat kehamilan muda janin yang meninggal dapat diresorbsi dan
pada kehamilan tua maka janin dapat menjadi gepeng (fetus
papyraseus/ kompresus).

Menurut Parlindungan (2016) ada beberapa kombinasi posisi janin yang


sering terjadi, dan juga posisi bayi yang lahir kedua seringkali akan berubah
apabila bayi pertama sudah lahir. Berikut kombinasi letak, posisi serta
presentasi yang sering dijumpai:

a. Kedua janin terletak membujur, presentasi kepala (44-47%).


b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%).
c. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5.3%).
d. Letak lintang dan presentasi bokong (8-10%).
e. Keduanya berada pada presentasi bokong (8-10%).
f. Keduanya letaknya melintang (0.2-0.6%).
g. Letak dan presentasi dari 69 adalah letak yang bahaya dikarenakan dapat
terjadi adanya interlocking.

Gambar 5. Letak Presentasi dan Posisi Bayi Gemelli


http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14182

Menurut Wagey (2016) menjelaskan dalam jurnalnya bahwa terdapat


beberapa kombinasi pada posisi janin. Beberapa kombinasi yang seringkali

10
terjadi yakni sefalik-sefalik, sungsang-sefalik, dan sefalik lintang. Dan ada
beberapa pula metode yang dapat digunakan dalam persalinan yaitu saat
posisi bayi sefalik-sefalik maka persalinan menggunakan metode spontan,
saat posisi bayi berada pada sefalik-nonsefalik maka dilakukan sectio
caesarea, kondisi tersebut dapat mengakibatkan penurunan mortalitas akibat
asfiksia, posisi sungsang-sungsang sectio caesarea lebih baik dibandingkan
posisi tersebut.

Metode yang digunakan saat melahirkan mempunyai beberapa


keuntungan yakni apabila persalinan pervagina dapat memberikan luaran
yang lebih baik terhadap ibu, dan sebaliknya metode persalinan sectio
caesarea dapat memberikan luaran yang lebih baik pada bayi (Wagey, 2016).

2.2 Tinjauan Keperawatan

2.2.1 Penatalaksanaan Kehamilan Gemelli

Penatalaksanaan antepartum sangat penting dilakukan terhadap


kehamilan Gemelli, hal tersebut dikarenakan penatalaksanaan antepartum
dapat menyediakan observasi yang maksimal terhadap ibu dan juga janin. Hal
tersebut sangat berguna dalam mencegah kemungkinan komplikasi yang
terjadi dari perkembangan janin itu sendiri yang dapat juga meliputi gizi,
surveilans antepartum, dan pencegahan persalinan kurang bulan/bayi lahir
prematur (Parlindungan, 2016).

Menurut Wulan (2013), ibu dengan kehamilan Gemelli perlu


diadakannya pemeriksaan untuk mencegah adanya pre-eklamsi dan eklamsia,
anemia, dan partus prematurus. Maka dari itu diperlukan pemeriksaan
antenatal, berikut pemeriksaan antenatal yang dapat dilakukan:

1. Usia kehamilan 34-36 minggu = pemeriksaan kehamilan setiap 2


minggu.
2. Usia kehamilan >36 minggu = pemeriksaan kehamilan setiap minggu.
3. Usia kehamilan 20 minggu = pertumbuhan janin dapat dipantau melalui
USG tiap 3-4 minggu.

11
Terdapat penangan pada kehamilan menurut Wulan (2013) yakni:

1. Melakukan pemeriksaan darah lengkap, HB, dan juga golongan darah.


2. Hindari perjalanan jauh saat setelah kehamilan berusia 30 minggu untuk
menghindari partus prematurus.
3. Atur pemakaian korset/gurita supaya tidak terlalu ketat.
4. Melakukan perawatan prenatal yang baik untuk mencegah komplikasi
yang dapat timbul.

12
BAB III. KASUS

Kasus Ibu Hamil Dengan Gemelli

Skenario : “Saya hamil dan dinyatakan kembar, bagaimana perawatan pada janin
kembar saya?”

Seorang ibu G1P0A0 berusia 25 tahun datang ke poli hamil untuk melakukan
pemeriksaan rutin.

Hasil wawancara: ibu sering mual dan muntah terus menerus sehingga
menyebabkan lemas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan TD 100/70 mmHg,
Nadi 89x/menit, RR 20x/menit dan suhu badan 37,1°C. Hasil USG menunjukkan
usia kehamilan ibu 16 minggu dengan janin gemelli dan berat badannya sesuai
dengan usia kehamilan ibu. Dari keluarga ibu ternyata ada yang kembar dan Ibu
sangat senang dengan kehamilan kembarnya namun merasa cemas karena takut
anaknya memiliki berat badan yang kurang.

Pertanyaan:
1. Analisis Konsep terkait kondisi kehamilan yang terjadi pada pasien tsb?
Jelaskan definisi, penyebab, faktor resiko, tanda dan gejala, patofisiologi, dan
penatalaksanaan pada janin gemelli.
Definisi dan Penyebab:
Kehamilan kembar menurut Wulan (2013) merupakan suatu keadaan
kehamilan yang memiliki dua jenis janin atau bahkan lebih yang terdapat
dalam kandungan selama mengalami proses kehamilan. Hal tersebut menurut
Parlindungan (2016) disebabkan karena kehamilan kembar atau bisa disebut
dengan kehamilan Gemelli berasal dari dua sel telur yang dibuahi (kembar
dizigotik/non identik), juga dapat berasal dari sebuah ovum yang setelah
dibuahi terjadi proses pembelahan menjadi dua bagian yang masing-
masingnya dapat berkembang menjadi mudigah (kembar
monozigotik/identik).

13
Faktor Resiko:

Faktor resiko yang dapat ditimbulkan dengan adanya kehamilan


Gemelli ialah:

1. Prematur
Kelahiran bayi kembar cenderung terjadi sebelum usia kehamilan selama
37 minggu. Lama dari kehamilan akan menjadi lebih pendek dengan
bertambahnya jumlah dari janin yang ada dalam uterus.
2. Asfiksia saat kelahiran
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia pada janin ialah
prolaps pada tali pusar, ruptur uteri, dan plasenta previa.
3. HMD (Hyalin Membrane Disease)
Bayi yang menderita HMD biasanya ialah bayi dengan usia kehamilan
kurang dari 35 minggu. HMD juga dikenal dengan RDS (Respiratory
Distres Syndrome) dapat terjadi setelah kelahiran.
4. Vanishing Twin Syndrome
Merepakan sebuah kematian yang terjadi pada kedua janin kembar
maupun salah satu janin, keadaan semacam ini dapat menyebabkan
kelainan genetik/kelainan neurologik.
5. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi ini dapat lebih sering terjadi pada bayi yang berat lahirnya
tergolong berat lahir rendah.
6. Kelainan kongenital TRAP (Twin Reverse Arterial Perfusion)
Adanya gangguan dalam pertumbuhan janin kembar

Tanda dan Gejala:

Tanda dan gejala yang dialami ibu meurut Wulan (2013) saat
mengalami kehamilan Gemelli yakni:

1. Mual dan muntah (HCG meningkat).


2. Distensi uterus yang berlebihan (sering terjadi partus prematurus).
3. Ibu mengalami anemia atau defisiensi lainnya.

14
4. Saat melakukan palpasi pada abdomen terdapat 3 atau lebih bagian tubuh
yang cukup besar.
5. Adanya penggunaan stimulator ovulasi.
6. Adanya frekuensi dari pre-eklamsia dan eklamsia yang meningkat
7. Solusio plasenta (sesak napas, varises pada tungkai bawah, dsb).
8. Auskultasi melebihi satu denyut jantung, nonmaternal lebih dari 10
denyutan/menit.
9. Frekuensi dari hidramnion 10 kali lebih besar.

Patofisiologi:

Patofisiologi dari kehamilan Gemelli menurut Wayge (2016) yakni


dimulai saat adanya masa pembelahan. Masa pembelahan sel telur terbagi
dalam empat waktu, yaitu 0 –72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih.
1. Pembelahan pertama
Terjadi diamniotik (rahim mempunyai dua selaput ketuban) dan dikorionik
(rahim mempunyai dua plasenta).

15
2. Pembelahan kedua
Selaput ketuban tetap dua dan rahim hanya punya satu plasenta. Pada
kondisi ini dapat terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi lainnya tidak.
5. Pembelahan ketiga
Selaput ketuban dan plasenta hanya sebuah, tetapi bayi masih membelah
dengan baik.
6. Pembelahan keempat
Rahim mempunyai satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga
kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.

Penatalaksanaan:

Menurut Wulan (2013), ibu dengan kehamilan Gemelli perlu


diadakannya pemeriksaan untuk mencegah adanya pre-eklamsi dan eklamsia,
anemia, dan partus prematurus. Maka dari itu diperlukan pemeriksaan
antenatal, berikut pemeriksaan antenatal yang dapat dilakukan:

1. Usia kehamilan 34-36 minggu = pemeriksaan kehamilan setiap 2


minggu.
2. Usia kehamilan >36 minggu = pemeriksaan kehamilan setiap minggu.
3. Usia kehamilan 20 minggu = pertumbuhan janin dapat dipantau melalui
USG tiap 3-4 minggu.

Terdapat penangan pada kehamilan menurut Wulan (2013) yakni:

1. Melakukan pemeriksaan darah lengkap, HB, dan juga golongan darah.


2. Hindari perjalanan jauh saat setelah kehamilan berusia 30 minggu untuk
menghindari partus prematurus.
3. Atur pemakaian korset/gurita supaya tidak terlalu ketat.
4. Melakukan perawatan prenatal yang baik untuk mencegah komplikasi
yang dapat timbul.

16
2. Analisis Asuhan Keperawatan

a. Apa analisis data yang menunjang diagnosa keperawatan

Data Subjektif:

1. Ibu mengeluh sering mual dan muntah terus menerus sehingga


menyebabkan lemas.

2. Ibu mengaku bahwa dari keluarganya ada yang kembar

3. Ibu merasa senang dengan kehamilan kembarnya namun merasa cemas


karena takut anaknya memiliki berat badan yang kurang

Data Objektif:

1. TD 100/70 mmHg.

2. Nadi 89x/menit

3. RR 20x/menit

4. Suhu badan 37,1°C

5. Hasil USG menunjukkan usia kehamilan ibu 16 minggu (janin gemelli


dan berat badannya sesuai dengan usia kehamilan ibu).

b. Apa saja diagnosa keperawatan yang muncul, apa diagnosa utama/ prioritas

Dx:

1. Ansietas b.d tingkat kecemasan dan stresor

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intensitas


mual dan muntah meningkat

3. Resiko intoleransi terhadap aktivitas b.d fisik tidak bugar

c. Apa intervensi yang bisa dilakukan oleh perawat (NIC NOC)


1. Ansietas b.d tingkat kecemasan dan stresor

a. Berada pada sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan


mengurangi ketakutan

17
b. Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
d. Berikan informasi yang faktual terkait diagnosis, perawatan, dan
prognosis

e. Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada klien.

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intensitas


mual dan muntah meningkat

a. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output (pasien)


b. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang
adekuat
c. Monitor status gizi
d. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian
makan dengan baik.

e. Monitor efek samping obat

3. Resiko intoleransi terhadap aktivitas b.d fisik tidak bugar

a. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan untuk


menjaga ketahanan
b. Anjurkan pasien untuk memilih aktivitas-aktivitas yang membangun
ketahanan

c. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk


memenuhi persyaratan gizi

18
BAB IV. PEMBAHASAN

4.1 Asuhan Keperawatan pada Ibu dengan Kehamilan Gemelli


A. Pengumpulan Data
I. Data Subjektif
1) Identitas
a. Nama : G1P0A0
b. Usia : 25 tahun
c. Agama : Islam
d. Suku : Jawa
e. Pendidikan : SMP
f. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
g. Status : Menikah
2) Anamnesa
a. Alasan kunjungan
Pasien ingin melakukan pemeriksaan rutin terhadap
kehamilannya dan ingin mengetahui perawatan yang diberikan
untuk kehamilan kembar.
b. Keluhan utama
Pasien cemas dan takut bayinya lahir dengan berat badan
kurang
II. Riwayat Menstruasi : -
III. Riwayat Kehamilan Sekarang :
a. Hamil ke : -
b. Obat yang pernah dikonsumsi : -
c. Keluhan umum yang dirasakan :
(1) Mual dan muntah
(2) Ansietas dan takut
IV. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu :-
V. Riwayat Kesehatan yang Lalu: -
VI. Riwayat Sosial: -
VII.Riwayat KB: -
a. Riwayat KB yang lalu: Tidak memakai KB

19
b. Rencana KB :-
c. Riwayat Kebutuhan Biologis:
1) Makan dan Minum: Sedikit intake makanan dan minuman
2) Pola eliminasi :-
3) Pola Istirahat dan tidur : -
4) Kebersihan diri :-
B. Pemeriksaan Klien
1) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran umum: Baik
b. Emosi :-
c. Kesadaran : Compos mentis
d. TB sebelum hamil : -
e. BB sebelum hamil : -
f. TB setelah hamil : -
g. BB setelah hamil : -
h. Lingkar lengan atas : -
2) Tanda-tanda Vital

a. TD 100/70 mmHg.

b. Nadi 89x/menit

c. RR 20x/menit

d. Suhu badan 37,1°C

3) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan Rambut : -
b. Muka : -
c. Mata : Inspeksi (konjungtiva pucat)
d. Mulut dan gigi : Inspeksi (bibir pucat)
e. Leher : -
f. Payudara : -
g. Abdomen : -
h. Genitalia : -

20
i. Ekstremitas : -
4) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : -
b. USG : Usia kehamilan ibu 16 minggu (janin gemelli dan berat badannya
sesuai dengan usia kehamilan ibu)
C. Data Fokus
a. Data Objektif

1) TD 100/70 mmHg.

2) Nadi 89x/menit

3) RR 20x/menit

4) Suhu badan 37,1°C

5) Hasil USG menunjukkan usia kehamilan ibu 16 minggu (janin


gemelli dan berat badannya sesuai dengan usia kehamilan ibu).

b. Data Subjektif

1) Ibu mengeluh sering mual dan muntah terus menerus sehingga


menyebabkan lemas.

2) Ibu mengaku bahwa dari keluarganya ada yang kembar

3) Ibu merasa senang dengan kehamilan kembarnya namun merasa


cemas karena takut anaknya memiliki berat badan yang kurang

D. Anallisa Data
No Data Masalah Keperawatan
1 Do: - Ansietas
Ds:

-Ibu merasa senang dengan kehamilan


kembarnya namun merasa cemas karena
takut anaknya memiliki berat badan yang
kurang.

21
- Ibu mengeluh sering mual dan muntah
terus menerus sehingga menyebabkan
lemas.

2 Do: - Ketidakseimbangan
Ds: Ibu mengeluh sering mual dan nutrisi: Kurang dari
muntah terus menerus sehingga kebutuhan tubuh
menyebabkan lemas.

3 Do: - Resiko intoleransi


Ds: Ibu mengeluh sering mual dan terhadap aktivitas
muntah terus menerus sehingga
menyebabkan lemas.

E. Diagnosa Keperawatan

1) Ansietas b.d tingkat kecemasan dan stresor

2) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intensitas


mual dan muntah meningkat

3) Resiko intoleran aktivitas b.d fisik tidak bugar

F. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
1 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Berada pada sisi
tingkat tindakan keperawatan klien untuk
kecemasan dan selama 1×24 jam meningkatkan rasa
stresor diharapkan tingkat aman dan
kecemasan pasien mengurangi
berkurang, dengan KH: ketakutan
a. Kekhawatiran 2. Pahami situasi krisis
berlebihan tentang yang terjadi dari
peristiwa perspektif klien
kehidupan 3. Gunakan

22
dipertahankan pada pendekatan yang
skala 2 (cukup tenang dan
berart) ditingkatkan meyakinkan
ke skala 4 (ringan) 4. Berikan informasi
b. Frekuensi mual dan yang faktual terkait
muntah diagnosis,
dipertahankan pada perawatan, dan
skala 3 (sedang) prognosis
ditingkatkan ke 5. Tunjukkan dan
skala 4 (ringan) praktikkan teknik
c. Ketakutan relaksasi pada klien.
dipertahankan pada
skala 3(sedang)
ditingkatkan ke
skala 4 (ringan)
2 Ketidakseimban Setelah dilakukan 1. Jaga intake/asupan
gan nutrisi: tindakan keperawatan yang akurat dan catat
kurang dari selama 1×24 jam output (pasien)
kebutuhan diharapkan tingkat 2.Monitor
tubuh b.d kecemasan pasien intake/asupan nutrisi
intensitas mual berkurang, dengan KH: untuk mengetahui
dan muntah a. Frekuensi mual dan sumber energi yang
meningkat muntah adekuat
dipertahankan pada 3. Monitor status gizi
skala 3 (sedang) 4. Dukung pasien dan
ditingkatkan ke keluarga untuk
skala 4 (ringan) membantu dalam
b. Stamina pemberian makan
dipertahankan pada dengan baik.
skala 3 (cukup 5. Monitor efek
menyimpang dari samping obat
rentang normal)

23
ditingkatkan ke
skala 4 (sedikit
menyimpang dari
rentang normal)
c. Intensitas mual dan
muntah
dipertahankan pada
skala 3 (sedang)
ditingkatkan ke
skala 4 (ringan)
d.
3 Resiko Setelah dilakukan 1.Tentukan jenis dan
intoleransi tindakan keperawatan banyaknya aktivitas
terhadap aktivitas selama 1×24 jam yang dibutuhkan
b.d fisik tidak
diharapkan tingkat untuk menjaga
bugar
kecemasan pasien ketahanan
berkurang, dengan KH: 2. Anjurkan pasien
a. Kelelahan untuk memilih
dipertahankan pada aktivitas-aktivitas
skala 3 (sedang) yang membangun
ditingkatkan ke ketahanan
skala 4 (ringan) 3. Tentukan jumlah
b. Mempertahankan kalori dan jenis nutrisi
intake nutrisi yang yang dibutuhkan
cukup dipertahankan untuk memenuhi
pada skala 3 persyaratan gizi
(kadang-kadang
menunjukkan)
ditingkatkan ke
skala 4 (sering
menunjukkan)
c. Menyadari

24
keterbatasan energi
dipertahankan pada
skala 3 (kadang-
kadang
menunjukkan)
ditingkatkan ke
skala 4 (sering
menunjukkan)

G. Implementasi Keperawatan
N Hari/ Jam Implementasi Respon Klien Dx Paraf
o Tangga
l
1 Sabtu/9 07.0 Monitor Klien mampu Ketidak
Maret
2019
0 intake/asupan
nutrisi untuk
bekerjasama
dengan baik
seimban
gan
nutrisi:
𝛿
kurang
mengetahui
dari Ns. Dea
sumber energi kebutuh
an
yang adekuat
tubuh
b.d
intensit
as mual
dan
muntah
mening
kat
2 Sabtu/9 07.1 Menjaga Klien mampu Ketidak
Maret
2019
5 intake/asupan
yang akurat
bekerjasama
dengan baik
seimban
gan
nutrisi:
𝛿
kurang
dan catat
dari Ns. Dea
output (pasien) kebutuh
an
tubuh
b.d
intensit
as mual

25
dan
muntah
mening
kat
3 Sabtu/9 07.3 Menentukan Klien mampu Resiko
Maret
2019
0 jumlah kalori
dan jenis
bekerjasama
dengan baik n
intolera
𝛿
Ns. Dea
nutrisi yang dan kooperatif aktivitas
dibutuhkan b.d fisik
untuk tidak
memenuhi bugar
persyaratan
gizi
4 Sabtu/9 07.5 Menemani di Klien merasa Ansieta
Maret
2019
0 sisi klien untuk aman
meningkatkan
s b.d
tingkat
𝛿
rasa aman dan kecema
Ns. Dea
mengurangi san dan
ketakutan stresor

5 Sabtu/9 08.3 Memahami Klien merasa Ansieta


Maret
2019
0 situasi krisis nyaman
yang terjadi
s b.d
tingkat
kecema
𝛿
san dan
dari perspektif
stresor Ns. Dea
klien
6 Sabtu/9 08.4 Menggunakan Klien merasa Ansieta
Maret
2019
0 pendekatan
yang
percaya dan
tenang nyaman
s b.d
tingkat
kecema
𝛿
san dan
dan
stresor Ns. Dea
meyakinkan
7 Sabtu/9 08.5 Memberikan Klien Ansieta
Maret
2019
5 informasi yang memahami
faktual terkait informasi
s b.d
tingkat
kecema
𝛿
san dan
diagnosis, yang
stresor

26
perawatan, dan diberikan dan Ns. Dea
prognosis kooperatif
8 Sabtu/9 09.0 Menentukan Klien Resiko
Maret
2019
0 jenis
banyaknya
dan bekerjasama
dengan baik
intolera
n
aktivita
𝛿
s b.d
aktivitas yang
fisik Ns. Dea
dibutuhkan tidak
bugar
untuk menjaga
ketahanan
9 Sabtu/9 09.1 Menganjurkan Klien Resiko
Maret
2019
5 pasien
memilih
untuk kooperatif
intolera
n
aktivita
𝛿
Ns. Dea
s b.d
aktivitas-
fisik
aktivitas yang tidak
bugar
membangun
ketahanan
1 Sabtu/9 09.3 Menunjukkan Klien dapat Ansieta
0
Maret
2019
0 dan praktikkan mengikuti
teknik pelatihan
s b.d
tingkat
𝛿
relaksasi pada tersebut kecema
Ns. Dea
klien. dengan baik san dan
stresor

1 Sabtu/9 09.5 Monitor efek Klien Ketidak


1
Maret
2019
5 samping obat bekerjasama
dengan baik
seimban
gan
nutrisi:
𝛿
kurang
dari Ns. Dea
kebutuh
an
tubuh
b.d
intensit
as mual
dan
muntah

27
mening
kat
1 Sabtu/9 10.1 Monitor status Klien dapat Ketidak
2
Maret
2019
5 gizi bekerjasama
dengan baik
seimban
gan
nutrisi:
𝛿
kurang
dan kooperatif
dari Ns. Dea
kebutuh
an
tubuh
b.d
intensit
as mual
dan
muntah
mening
kat
1 Sabtu/9 10.4 Mendukung Klien dapat Ketidak
3
Maret
2019
5 pasien dan bekerjasama
keluarga untuk dengan baik
seimban
gan
nutrisi:
𝛿
kurang
membantu dan kooperatif
dari Ns. Dea
dalam kebutuh
an
pemberian
tubuh
makan dengan b.d
intensit
baik.
as mual
dan
muntah
mening
kat

H. Evaluasi Keperawatan
N Hari/Ta Dx Catatan Perkembangan Paraf
o nggal Keperawatan
1 Sabtu/9 Ansietas b.d S: Klien mengatakan masih
Maret
2019
tingkat
kecemasan
sedikit
kandungannya
cemas terhadap
𝛿
dan stresor O:Muka agak pucat
Ns. Dea
A:Masalah belum teratasi,

28
intervensi masih efektif
P:Lanjutkan intervensi 4,5,6
2 Ketidakseimb S: Klien mengatakan badannya
angan nutrisi: cukup sehat dan sedikit bugar
kurang dari O: Mual dan muntah berkurang
𝛿
kebutuhan A: Masalah belum teratasi,
Ns. Dea
tubuh b.d intervensi masih efektif
intensitas P: Lanjutkan intervensi
mual dan 1,2,11,12,13
muntah
meningkat

3 Resiko S: Klien mengatakan dapat


intoleran sedikit berambulasi
aktivitas b.d O: Badan terasa sedikit kaku
𝛿
fisik tidak A: Masalah belum teratasi,
Ns. Dea
bugar intervensi masih efektif
P: Lanjutkan intervensi 3,8,9

29
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kehamilan kembar merupakan suatu keadaan kehamilan yang memiliki dua
jenis janin atau bahkan lebih yang terdapat dalam kandungan selama mengalami
proses kehamilan (Wulan, 2013).

Tanda dan gejala yang dialami ibu meurut Wulan (2013) saat mengalami
kehamilan Gemelli yakni:

1. Mual dan muntah (HCG meningkat).


2. Distensi uterus yang berlebihan (sering terjadi partus prematurus).
3. Ibu mengalami anemia atau defisiensi lainnya.
4. Saat melakukan palpasi pada abdomen terdapat 3 atau lebih bagian tubuh
yang cukup besar.
5. Adanya penggunaan stimulator ovulasi.
6. Adanya frekuensi dari pre-eklamsia dan eklamsia yang meningkat
7. Solusio plasenta (sesak napas, varises pada tungkai bawah, dsb).
8. Auskultasi melebihi satu denyut jantung, nonmaternal lebih dari 10
denyutan/menit.
9. Frekuensi dari hidramnion 10 kali lebih besar.

Klasifikasi kehamilan Gemelli dapat dibedakan menjadi 3 yaitu, kehamilan


monozigotik, dizigotik, dan kembar siam. Terdapat beberapa komplikasi pada
kehammilan Gemelli, diantaranya yaitu:
1. Prematur
2. Asfiksia saat kelahiran
3. HMD (Hyalin Membrane Disease)
4. Vanishing Twin Syndrome
5. Infeksi Streptococcus group B
6. Kelainan kongenital TRAP (Twin Reverse Arterial Perfusion)

30
5.2 Saran

1. Sebagai Mahasiswa

Ikut berperan aktif dalam mengetahui dan sosialisasi mengenai kehamilan


Gemelli

2. Untuk Pembaca

Diharapkan para pembaca dapat memahami dan dapat berperan dalam


kegiatan pengenalan komplikasi yang diakibatkan dalam kehamilan
Gemelli.

31
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., H. K. Butcher, J. M. Dochterman dan C. M. Wargner. 2016.


Nursing Interventions Classification (NIC). Sixth Edition. New York:
Elsevier Inc. Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R. D. Tumanggor.
2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Bahasa
Indonesia. Singapura: Elsevier Singapore Pte Ltd.

Johnson, E. B.. 2008. Cotextual Teaching and Learning. Terjemahan oleh Ibnu
Setiawan. Bandung: MLC.

Herdman, T. H. dan S. Kamitsuru. 2015. NANDA International Inc. Nursing


Diagnoses: Definitions & Classifications 2015-1017. Tenth Edition.
Hoboken: John Wiley & Sons Inc. Terjemahan oleh Keliat, B. A., H.
D. Windarwati, A. Pawirowiyono dan M. A. Subu. 2015. NANDA
International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC.

Moorhead, S., M. Johnson, M. L. Maas dan E. Swanson. 2016. Nursing Outcomes


Classifications (NOC). Fifth Edition. New York: Elsevier Inc.
Terjemahan oleh Nurjannah, I. dan R. D. Tumanggor. 2016. Nursing
Outcomes Classification (NOC): Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi
Bahasa Indonesia. Singapura: Elsevier Singapore Pte Ltd.

Parlindungan, Y. B., F. W. Wagey, M. Mewengkang. 2016. Luaran Persalinan


Gemelli di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode 1 Januari 2014-31
Desember 2015. Jurnal e-Clinic (eCl). 4(2): 1-5.

Prihantosa, M. I. 2013. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh


pada An. M dengan Gastroenteritis Akut di Ruang Cempaka RSUD.
Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Tesis. Purwokerto:
Program Studi Keperawatan D.III Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Syafuddin. 2010. Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan & Kebidanan, Ed. 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Wulan, E. 2013. Kehamilan Ganda. Diambil dari:


digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14182. Diakses pada [10
Maret 2019].

32

Anda mungkin juga menyukai