BIO IN Kefir Fadli2
BIO IN Kefir Fadli2
TEKNOLOGI BIOINDUSTRI
(Pembuatam Kefir)
Oleh :
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembuatan kefir tergolong mudah dan bisa dibuat oleh siapa saja. Murah
karena hanya membutuhkan susu pasteurisasi dan biji kefir. Kefir dihasilkan dari
butir atau biji kefir (kefir grains/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem
(Usmiati, 2007).
menggunakan kefir grain, yang terdiri atas bakteri dan khamir. Kefir adalah salah
satu produk makanan fungsional, yaitu makanan yang berfungsi sebagai sumber
(Kustiawan, 2010).
Susu kerbau bisa digunakan untuk bahan baku susu fermentasi, serta
kandungan protein dan lemaknya lebih tinggi dibandingkan susu sapi (Sunarlim,
2009).
isoelektrik pada pH 4.6, saat casein berubah strukturnya menjadi gel. Pendapat ini
mendukung adanya kenyataan bahwa tekstur susu fermentasi yogurt maupun kefir
laktosa dalam susu kambing lebih sedikit dibandingkan susu sapi serta mengandung
asam lemak jenuh 64.36%. Susu kambing juga memiliki kelebihan dibandingkan
susu sapi yaitu susu kambing lebih cepat terdispersi dan campurannya lebih
homogen serta mudah dicerna karena molekul butiran lemaknya lebih kecil yaitu
3,49 mm sedangkan susu sapi4,55 mm dan terdiri dari asam lemakberantai pendek
terbentuk pada kefir juga berperan sebagai antitumor. Komponen antibakteri juga
dihasilkan selama fermentasi kefir seperti asam organik (asam laktat dan asetat),
tidak hanya berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri
(Farnworth, 2003).
Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini adalah bertujuan untuk mempelajari cara
digunakan.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Februari 2018 pukul
08.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Kimia dan Lingkungan Industri
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah susu UHT dan beberapa
jenis sumber starternya.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah panci, sendok, cup pudding
dan kompor.
Prosedur Kerja
Dipanaskan sebanyak 200 ml susu UHT di panci hingga suhu 80oC, dan
dipertahankan pada suhu tersebut selama 10 menit
Setelah mencapai suhu 80oC, didinginkan susu hingga suhu 25-27oC atau
setara dengan suhu ruang
Dimasukkan susu kedalam cup steril dan dijaga agar tidak terkontaminasi
dengan lingkungan dan ditutup dengan menggunakan cup sealer. Susu
diinkubasi pada suhu ruang selama 20-24 jam. Setelah itu jika ada butiran-
butiran halus disaring dan filtratnya berupa kefir.
A
A
Dilakukan uji hedonik pada produk yang dihasilkan dengan skala 1-5
(sangat tidak suka – sangat suka) dangan panelis minimal 10 orang
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
3. Pengukuran PH
Kefir merupakan produk olahan fermentasi dari susu, kefir dibuat dengan
menambahkan butiran kefir atau grains kefir ke dalam susu. Kefir merupakan
produk susu fermentasi dapat dibuat dari bahan baku susu sapi, susu kambing atau
susu domba dengan menambahkan bibit kefir (kefir grains) yang terdiri dari bakteri
asam laktat dan khamir. Kefir mempunyai rasa yang spesifik sebagai hasil
fermentasi bakteri asam laktat dan khamir (ragi), yang hidup bersama-sama dan
saling menguntungkan. Kefir sangat bermanfaat bagi tubuh selain memperoleh nilai
nutrisi yang baik, kefir juga memberikan manfaat kesehatan yaitu bermanfaat bagi
Kefir mengandung beberapa strain bakteri yang tidak dapat ditemukan pada
mengontrol dan menghilangkan ragi patogen yang destruktif dalam tubuh manusia.
Pada praktikum kali ini praktikan dibagi empat kelompok, setiap kelompok
mempunyai 2 starter yang sama untuk pembuatan kefir. Berbagai macam starter
yang digunakan adalah yakult, yoghurt (greek). Dari kedua starter tersebut
sebanyak 2% dan 4%, setelah kefir diolah dan difermentasi yoghurt dilakukan
dilakukan pengujian kualitas organoleptic yaitu tekstur, rasa, aroma, dan kekentalan
hedonik. Misalnya dalam hal “suka“ dapat mempunyai skala hedonik seperti : amat
sangat suka, sangat suka , suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu “tidak
suka“ dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka, terdapat
tanggapannya yang disebut sebagai netral, yaitu bukan suka tetapi juga bukan tidak
suka (neither like nor dislike). Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan
Pada hasil uji organoleptic dengan atribut sensori yang diamati pada
pengujian ini meliputi teksture, rasa, kekentalan dan aroma. Faktor teksture pada
sampel dari kelompok 1,2 dan 3 diperoleh hasil yang berbeda atau tidak seragam
sedangkan pada sampel kelompok 4 dengan perlakuan susu skim dan greek
diperoleh hasil “Lembut” tidak ada perbedaan hasil ini dikarenakan susu skim dan
hasil “Lembut”. Faktor Rasa berbagai macam hasil berbeda dari beberapa faktor
rasa sangat sulit dibedakan antara rasa “ agak asam, asam, sangat asam,sangat
pahit” dan hanya dua sampel yang menghasilkan faktor rasa “ hambar” yaitu pada
sampel susu skim + gula + yakult 4% dan susu skim + greek 2%.
yang berbeda. Kemudian panelis menganalisis keempat sampel kecap tersebut dan
menggunakan skala hedonik berupa skala numerik sesuai tingkatan kesukaan. Skala
hedonik yang digunakan adalah : (1) tidak suka ;(2) agak suka;(3) sedikit suka;(4)
suka, dan (5) sangat suka. Setiap panelis diberi sampel empat macam dengan
perlakuan yang berbeda. Sampel yang diberikan kepada panelis bertuliskan kode
sampel yang berbeda. Dalam uji hedonik ini menggunakan panelis semi terlatih
sebanyak 10 orang. Atribut sensori yang diamati pada pengujian ini meliputi
Pada hasil uji PH rata-rata semua sampel memperoleh hasil asam dengan
skala Ph 5 dan ini tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
kadar asam dan penurunan pH pada fermentasi susu dengan kultur bakteri asam
laktat sudah terlihat selama inkubasi 24 jam. Proses fermentasi akan mengubah
laktosa dalam susu menjadi glukosa dan galaktosa oleh aktivitas kultur starter,
pembuatan kefir yang benar akan terlihat jelas perbedaan nilai pH sebelum dan
pada suhu 40C dapat membuat body dan tekstur kefir lebih stabil.
Proses pasteurisasi pada susu adalah suatu proses pemanasan pada suhu di
bawah 1000C, dalam jangka waktu tertentu yang dapat mematikan mikroba patogen
yang ada dalam susu. Proses pasteurisasi susu dikenal dengan 2 metode, yaitu
LTLT (Low Temperature Long Time) dan HTST (High Temperature Short Time)
(Luthfianto, 2013). Pasteurisasi LTLT artinya, produk dipanaskan pada suhu 63oC
kemasan pada 72oC selama 16 detik, setelah itu produk yang sudah dikemas
didinginkan hingga 4oC. Produk yang telah melalui proses pasteurisasi dapat
bertahan selama 12 sampai 16 hari dari tanggal atau hari pemrosesan, jika disimpan
pada suhu yang ideal, yaitu 3oC – 6oC. Karenanya, produk yang telah melaui proses
pasteurisasi harus disimpan dalam lemari es. Sebagai catatan, umur simpan selama
itu (sampai 16 hari) hanya untuk produk yang telah melaui proses pasteurisasi yang
belum dibuka. Setelah kemasan dibuka, maka harus segera dihabiskan. Pasteurisasi
ternyata tidak dapat mematikan sporanya, terutama spora bakteri yang bersifat
protein, 3.07-3.17% kemak, 1.8-3.8% laktosa, 0.5-1.5% etanol dan 0.7-1.0% asam
laktat, serta kefir memiliki keasaman 0.85%-1%. Komposisi dan kadar nutrisi kefir
adalah air (89.5%), lemak (1.5%), protein (3.5%), abu (0.6%), laktosa (4.5%) dan
pH 4.6. Banyak sedikitnya asam laktat dan alkohol dalam kefir sangat dipengaruhi
oleh kadar laktosa bahan baku, jenis mikroba starter, dan lama fermentasi.
sekitar 0.8-1.1%, nilai kadar asam laktat tertitrasi selalu berbanding terbalik dengan
nilai pH apabila pH semakin tinggi maka kandungan asam dalam kefir semakin
rendah.
Brewer (1994) menyatakan lama simpan kefir pada suhu rendah sekitar 10
hari, jika berlebih maka kualitasnya akan menurun. Pada akhir fermentasi produk
mengandung alkohol 0,5 – 1,0 % dan asam laktat 0,9 – 1,1 % dan gas CO2.
KESIMPULAN
1. Kefir mengandung beberapa strain bakteri yang tidak dapat ditemukan pada
species Streptococcus.
2. Kefir juga mengandung ragi yang bermanfaat, seperti Saccharomyces kefir dan
3. Proses fermentasi akan mengubah laktosa dalam susu menjadi glukosa dan
4. Proses inkubasi lebih baik dilakukan dilakukan dalam suhu dibawah 100C
karena menyatakan penyimpanan pada suhu 40C dapat membuat body dan
5. Kefir memiliki pH sebesar 4.6 serta kadar asam laktat sekitar 0.8-1.1%, nilai
kadar asam laktat tertitrasi selalu berbanding terbalik dengan nilai pH.
6. Lama simpan kefir pada suhu rendah sekitar 10 hari, jika berlebih maka
Farnworth. 2003. “Kadar Asam Laktat dan Derajat Asam Kefir Susu Kambing yang
Difermentasi dengan Penambahan Gula dan Lama Inkubasi yang Berbeda”.
Jurnal Medika Veterinaria, Vol. 7, No. 2.
Ide. 2008. “Pengaruh Jenis Susu dan Persentase Starter Yang Berbeda Terhadap
Kualitas Kefir”. Agripet, Vol. 9, No. 1: 26-30.
Kustiawan, Erfan. Hari Purnomo dan Lilik Eka Radiati. 2010. “Pengaruh
Pemanasan Dan Lama Penyimpanan Pasca Fermentasi Terhadap
Konsentrasi Laktoferin Susu Kambing Dan Kefir”. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Hasil Ternak, Vol. 5, No. 2: 1-8.
Porter. 1975. “Karakteristik Kimia dan Mikrobiologi Kefir Air pada Berbagai Suhu
dan Kerapatan Fermentasi”. BIMGI, Vol 2, No. 1: 9-18.
Sawitri, Manik Eirry. 2012. “Kajian Konsentrasi Kefir Grain dan Lama Simpan
dalam Refrigerator Terhadap Kualitas Kimiawi Kefir Rendah Lemak”. Jurnal
Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. 21, No. 01:24-30.
Usmiati. 2007. “Penggunaan Starter Biji Kefir Dengan Konsentrasi Yang Berbeda
Pada Susu Sapi Terhadap pH Dan Kadar Asam Laktat”. Jurnal Ilmiah
Peternakan. Vol. 1, No. 1: 254-259.