D3TT - Elektronika PDF
D3TT - Elektronika PDF
Disusun Oleh :
Eka Wahyudi, S.T., M.Eng.
Materi :
Unit I : Pengenalan osiloskop
Unit II : Rangkaian dioda
Unit III : Karakteristik transistor bipolar
Unit IV : Transistor sebagai penguat
Disusun Oleh :
ii
Tata Tertib Laboratorium
1. Mahasiswa wajib mengenakan seragam resmi yang telah ditentukan ST3 Telkom dan
memakai sepatu.
2. Mahasiswa wajib menjaga kebersihan ruang Laboratorium dan membuang sampah
pada tempatnya.
3. Mahasiswa menggunakan fasilitas yang disediakan Laboratorium untuk aktivitas
praktikum, workshop, pengujian alat tugas akhir dan segala kegiatan yang
berhubungan laboratorium. Untuk kegiatan selain hal tersebut tidak diperbolehkan,
tanpa seijin Ka.Ur. Laboratorium.
4. Selama berada di dalam Laboratorium, mahasiswa dilarang :
a. Membawa makanan atau minuman dan makan atau minum;
b. Mengambil atau membawa keluar alat/bahan yang disediakan Laboratorium,
tanpa seijin Officer Laboran.
5. Mematuhi segala tata tertib dan aturan yang ditentukan oleh Ka.Ur. Laboratorium.
A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan wajib :
a. Menunjukkan Kartu Peserta Praktikum yang sudah diisi dan dilengkapi dengan
foto berwarna terkini.
b. Menyediakan sendiri alat-alat tulis/gambar yang diperlukan.
c. Menguasai dasar teori dari unit modul praktikum yang akan dilakukan.
d. Membawa buku panduan praktikum, baik dalam bentuk hardcopy ataupun
softcopy.
e. hadir tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Bila
keterlambatan melebihi 10 menit maka yang bersangkutan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum dan baginya tidak diberikan praktikum susulan.
2. Praktikan akan briefing pada saat Pre-Test oleh Dosen Praktikum.
3. Praktikan diperbolehkan melakukan tukar-jadwal dengan praktikan lain setelah
konfirmasi ke asisten praktikum dan mengisi formulir tukar-jadwal yang telah
disediakan.
B. Selama Praktikum
1. Setiap unit modul sudah disediakan alat, tempat, dan bahan sendiri yang tidak boleh
diubah, diganti, atau ditukar kecuali dengan sepengetahuan asisten.
2. Praktikan wajib membaca petunjuk langkah kerja dan mencatat hasil kerja praktikum
yang tercantum dalam modul praktikum ataupun sesuai arahan asisten atau dosen
pengampu.
3. Apabila menjumpai kesalahan, kerusakan, atau ketidaksesuaian dengan langkah kerja
praktikum, praktikan harus segera melapor pada asisten.
4. Khusus untuk praktikum yang berhubungan dengan sumber arus atau tegangan,
setelah selesai menyusun rangkaian sesuai langkah kerja, praktikan harus melapor
kepada asisten, dan dilarang menghubungkan rangkaian dengan sumber tegangan atau
arus tanpa seijin asisten.
5. Segala kerusakan yang terjadi karena kelalaian ataupun kesalahan praktikan akibat
tidak mengikuti langkah kerja praktikum ditanggung oleh praktikan yang
bersangkutan dan wajib untuk dilakukan penggantian paling lambat 1 (satu) minggu
setelah terjadinya kerusakan.
ii
6. Praktikan yang berhalangan praktikum, wajib memberitahukan kepada Dosen
Praktikum maksimal 1 hari sebelum praktikum diadakan dengan menyertakan surat
alasan tidak hadir saat praktikum dan bagi yang sakit menyertakan surat dokter
(terkecuali bagi yang mendadak hari disaat praktikum yang bersangkutan sakit, ada
pertimbangan tersendiri). Jika tidak, maka bagi yang bersangkutan diberikan
praktikum susulan.
7. Praktikan tidak diperkenankan bersenda gurau dan atau meninggalkan ruangan
praktikum tanpa seijin asisten atau dosen pengampu, serta bersikap tidak sopan
terhadap para asisten atau dosen pengampu.
8. Praktikan diwajibkan mengembalikan alat-alat yang digunakan dan dilarang
meninggalkan ruangan praktikum sebelum mendapat izin dari asisten atau pengampu
praktikum.
9. Asisten praktikum berwenang memberikan tindakan terhadap Praktikan yng
melanggar aturan, dengan sepengetahuan Dosen Praktikum.
C. Setelah Praktikum
1. Lembar data praktikum wajib mendapatkan persetujuan atau tanda tangan dari asisten,
bila tidak maka data tersebut akan dinyatakan tidak sah.
2. Laporan praktikum dikumpulkan ke asisten sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3. Praktikan akan diberi pos-test oleh Dosen Praktikum dibantu oleh asisten praktikum.
D. Ketentuan Lain
1. Praktikum susulan diselenggarakan hanya untuk mahasiswa yang berhalangan hadir
pada saat praktikum dikarenakan sakit, menikah, orang tua/wali atau saudara
kandung meninggal, dan dispensasi mengikuti kegiatan dari kampus.
2. Praktikum susulan akan terselenggara, jika mahasiswa yang bersangkutan dapat
menunjukkan surat keterangan resmi, seperti : Surat Keterangan Sakit dari dokter
dan Surat Dispensasi dari bagian Akademik.
3. Penyelenggara praktikum susulan hanya diperbolehkan atas seijin Dosen Praktikum
dan Ka.Ur. Laboratorium.
iii
Petunjuk Laporan Praktikum
a. Pengumpulan laporan praktikum untuk seluruh modul dijilid dalam satu jilid (untuk
sampul pergunakan kertas A4 dan diketik komputer).
b. Laporan praktikum ditulis tangan dengan jelas dan rapi menggunakan pulpen tinta
biru.
c. Format penulisan laporan praktikum mengikuti format berikut:
i. Cover laporan
ii. Judul praktikum
iii. Tujuan praktikum
iv. Alat dan bahan
v. Dasar teori
vi. Langkah kerja praktikum
vii. Hasil dan data praktikum
viii. Jawaban pertanyaan, analisa dan pembahasan hasil dan data
praktikum
ix. Kesimpulan dan saran
x. Lampiran (Berisi laporan sementara hasil pengamatan pada
praktikum yang telah di-ACC oleh asisten Lab dan gambar
rangkaian dengan Protel untuk masing2 modul)
d. Analisa laporan praktikum pada setiap modul minimal 5 halaman (tidak termasuk
gambar).
e. Laporan antar mahasiswa praktikan tidak boleh sama, apabila terbukti sama maka
laporan akan diberi nilai nol tanpa peringatan/pemberitahuan.
f. Praktikan diharuskan membawa kertas milimeter pada setiap praktikum.
g. Ketentuan lain akan ditetapkan dan diumumkan kemudian.
h. Bagi yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum maka akan diberikan nilai
nol (0) untuk seluruh modul, apapun alasannya.
i. Tidak ada toleransi keterlambatan bagi yang terlambat mengumpulkan laporan.
v
Contoh cover Laporan Praktikum :
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA
Modul I : Rangkaian DIODA
(Half-Wave & Full-Wave Rectifier)
DISUSUN OLEH :
<nama mahasiswa>
<nim>
<kelompok>
PARTNER PRAKTIKUM :
<nama mahasiswa> <nim>
<nama mahasiswa> <nim>
DITERIMA OLEH :
Dikumpulkan Tanggal : .....................
Laboran /Asisten :……………….......
LABORATORIUM
TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2014
vi
Unit I Pengenalan aplikasi osiloskop
UNIT I :
PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP
I. TUJUAN PRAKTIKUM
G1 A
T
LH
K G2 G3 LV
Keterangan :
Ø K merupakan sumber electron gun yang biasa disebut katoda.
Ø G1 adalah grid yang diberi tegangan negatif terhadap katoda, digunakan untuk
mengatur intensitas (terang tidaknya) gambar.
Ø G2 dan G3 adalah grid 2 dan grid 3 yang diberi tegangan positif terhadap katoda,
digunakan untuk memfokuskan berkas elektron, sehingga berkas sinar yang
diperoleh pada tabir menjadi jelas dan tajam.
Ø A adalah anoda yang biasanya diberi tegangan positif sampai ± 1000 V,
digunakan untuk menarik elektron dari katoda menuju tabir.
Ø T adalah tabir yang dibuat dari zat pendar/flour, yang akan bercahaya kalau
ditumbuk elektron.
Ø LV adalah lempeng vertikal yang digunakan untuk menarik berkas elektron
tersebut kearah atas dan bawah.
Ø LH adalah lempeng horizontal yang digunakan untuk menarik berkas elektron
tersebut kearah kiri dan kanan.
Secara sederhana cara kerjanya adalah sebagai berikut elektron mempunyai
muatan negatif, maka jika pada lempeng vertikal bagian atas diberi muatan/tegangan
positif, elektron akan berbelok keatas. Kalau lempeng vertikal diberi tegangan bolak-
balik (lempeng atas positif dan lempeng bawah negatif, kemudian dibalik lempeng atas
negatif dan lempeng bawah positif, begitu seterusnya), maka pada tabir atau layar akan
diperoleh berkas elektron yang naik-turun. Karena geraknya sangat cepat maka akan
kelihatan sebagai garis lurus vertikal saja. Besarnya tegangan AC yang masuk pada
lempeng vertikal menentukan panjang garis pada tabir, makin besar tegangan pada LV
maka makin panjang garis yang diperoleh.
Gejala listrik naik turun ini dapat kita buat bergerak ke kiri dan ke kanan
dengan cara memasukkan tegangan TGG pada lempeng LH dan gambar yang diperoleh
pada layar adalah sinusoide. Tegangan TGG (tegangan gigi gergaji/saw tooth) yang
bentuknya memang mirip gigi gergaji digunakan untuk membuat gambar garis lurus
naik turun tadi menjadi bergerak ke kiri dan ke kanan membentuk gambar sinusoide.
TGG ini kadang-kadang disebut tegangan alas waktu atau time base, karena selain
untuk menarik garis naik turun tadi kearah horizontal juga berfungsi sebagai pengatur,
agar gambar menjadi stabil (diam dan tidak lari-lari). Caranya adalah dengan mengatur
agar frekuensi TGG sebanding dengan frekuensi tegangan yang diukur pada LV.
Jadi dengan begitu sekarang kita telah memahami bagaimana cara terjadi
pembentukan gambar pada layar suatu CRO. Hal yang perlu diingat adalah bahwa
gejala tegangan yang diukur (dilihat gambarnya), dimasukkan pada lempeng vertikal,
sedangkan TGG yang biasanya juga digunakan untuk menentukan frekuensi tegangan
pada LV, dimasukkan pada LH.
Suatu gejala sinus yang akan diukur dimasukkan pada LV dan secara bersamaan
TGG dimasukkan pada LH. Kalau saat awal naiknya tegangan sinusoide tersebut
bersamaan saat awal naiknya TGG, dan frekuensi sinusoide sebanding dengan frekuensi
TGG maka pada layar akan diperoleh gambar sinusoide yang diam. Tetapi kalau kedua
syarat diatas tidak dipenuhi, maka gambar akan free- running atau lari-lari. Untuk
mengatasi hal itu dikenal istilah syncronisasi digunakan untuk menyamakan saat awal
TGG bersamaan dengan saat awal sinusoide dan digunakan untuk membuat frekuensi
TGG sebanding (kelipatan bilangan bulat) dengan frekuensi sinusoide.
Syncronisasi ini dapat dilakukan baik secara internal maupun external.
Syncronisasi internal artinya syncronisasi tersebut dikerjakan oleh rangkaian yang ada
dalam CRO itu sendiri. Sedangkan syncronisasi external berarti syncronisasi tersebut
dilakukan oleh tegangan dari luar CRO.
Istilah yang lain bahwa CRO dapat digunakan secara external artinya TGG yang
ada dalam CRO diputus sambungannya terhadap lempeng LH dan sebagai gantinya
gelombang external (dari luar CRO) dimasukkan ke dalam LH untuk mengganti fungsi
TGG. Prinsip ini digunakan untuk mengukur beda fase dan perbedaan frekuensi secara
lissajous.
Didalam CRO masalah syncronisasi kebanyakan dilaksanakan dengan cara
triggering, artinya time base (TGG) dibangunkan (ditrigger) oleh sebagian sinyal dari
LV. Dengan cara triggering ini dapat dibuat agar saat awal gelombang pada tabir adalah
naik (slope +), saat awal gelombang adalah turun (slope -) dan saat awal dapat diatur
"level" nya (tinggi dan letak saat awal tersebut). Salah satu kesulitan dalam CRO adalah
bahwa untuk membelokkan berkas elektron pada lempeng-lempeng tersebut (LH dan
LV) diperlukan tegangan yang cukup tinggi. Untuk mengatasi hal ini pada tiap masukan
vertikal dilengkapi dengan amplifier. Amplifier ini dapat diatur penguatannya dan
disesuaikan dengan besarnya tegangan input yang masuk (pada panel depan CRO
dikenal sebagai tombol volt/div). Pada panel depan CRO tombol volt/div, digunakan
untuk mengatur frekuensi tegangan TGG dalam CRO.
Tugas praktikum :
a) Susun rangkaian seperti Gambar 2.2.
fH : fV = 1 : 1 fH : fV = 1 : 2 fH : fV = 1 : 3
fH : fV = 3 : 1 fH : fV = 2 : 3
Gambar 2.3 Pola-pola interferensi
e) Buat analisa data (berisi gambar-gambar, perhitungan yang perlu dilakukan)
kemudian berilah pembahasan anda terhadap analisa tersebut.
f) Buat kesimpulan.
Titik A dan B pada Gambar 3.4 mempunyai beda fase, besarnya beda fase
tergantung pada harga potensio. Jika nilai tahanan potensio (R) = 0 maka fasenya sama
dengan 180o, sedangkan untuk R max, maka beda fase antara A dan B mendekati 0o.
Pola-pola interferensi yang diperoleh jika antara A dan B mempunyai beda fase seperti
pada Gambar 3.5.
a A
J SELAMAT BERJUANG J
UNIT II
Rangkaian DIODA :
• Penyearah Setengah Gelombang (Half-Wave Rectifier) &
• Penyearah Gelombang Penuh (Full-Wave Rectifier)
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Penyearah Setengah Gelombang (Half-Wave
Rectifier) dan Penyearah Gelombang Penuh (Full-Wave Rectifier) yaitu :
a. memahami prinsip kerja dioda sebagai penyearah
b. mampu membuat rangkaian penyearah setengah gelombang dan penyearah
gelombang penuh
c. mengetahui perbedaan antara penyearah gelombang penuh dengan penyearah
setengah gelombang
d. mengetahui pengaruh kapasitor (C) dan beban (RL) pada hasil penyearahan
D (ideal)
AC RL
Vi Vo
Rec.½ Wave.Ga-05
Pada rangkaian diatas arus pada beban RL selalu mempunyai arah yang
sama untuk setiap siklus dari tegangan inputnya (tegangan AC), sehingga
tegangan pada beban merupakan gelombang penuh seperti pada gambar tegangan
output diatas. Pasangan dioda D1 dengan D3, demikian juga D2 dengan D4 selalu
dalam keaddan yang sama (bersama-sama forward bias ataupun reverse bias).
Untuk nilai tegangan rata-rata hasil penyearahan jembatan (dengan
mengabaikan penurunan tegangan pada dioda) untuk penyearah gelombang penuh
2V p
adalah sebesar : Vdc = dimana harga π = 3,14 . Nilai ini adalah dua kali
π
dari hasil penyearahan pada penyearah setangah gelombang.
Dalam buku Integrated Electronics, persamaan penyearahan tegangan AC
menjadi tegangan DC yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah dioda dengan
filter kapasitor (C) dapat juga dihitung dengan rumus pendekatan sebagai berikut :
I
Vdc = V p − dc dimana V p adalah tegangan puncak (maksimum) dari
4 f .C
sumber tegangan input (AC), dan f adalah frekuensi dari sumber tegangan input
(AC) sedangkan C adalah harga kapasitor yang terpasang paralel dengan beban
pada output yang juga berfungsi sebagai penapis (filter).
2. Ambil tegangan masukan (Vi) pada rangkaian yang anda buat, hubungkan
dengan terminal masuk osiloskop pada Channel 1, demikian juga untuk
tegangan keluaran (Vo) dari rangkaian pada Channel 2.
3. Amati secara kuantitatif bentuk gelombang, frekuensi gelombang pada
tegangan keluaran (Vo) maupun tegangan masukan (Vi) pada rangkaian
diatas tanpa kapasitor (C = 0 Farad) dengan harga beban (RL) tetap. Catat
hasilnya pada lembar kerja praktikum 1.
4. Amati secara kuantitatif bentuk gelombang, frekuensi gelombang dan
pengaruh beberapa harga kapasitor (C variabel) pada tegangan keluaran
rangkaian percobaan diatas untuk harga beban (RL) tetap (RL tetap, C
berubah). Catat hasilnya pada lembar kerja praktikum 2.
5. Untuk beberapa harga C yang tetap, ubahlah harga beban (RL variabel),
selanjutnya amati pengaruhnya pada tegangan keluaran rangkaian (RL
berubah, C tetap). Catat hasilnya pada lembar kerja praktikum 3.
V. DATA PRAKTIKUM
Masukkan data hasil praktikum anda pada lembar kerja praktikum yang
telah disediakan untuk masing-masing kegiatan.
UNIT III
Karakteristik Transistor Bipolar
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Karakteristik Transistor Bipolar antara lain adalah :
a. mampu mempelajari karakteristik transistor (kurva IC terhadap VCE )
b. mampu memahami pengertian garis beban transistor
c. mampu menentukan titik kerja suatu transistor berdasarkan garis
beban dan karakteristiknya
IC (mA)
100
80
60
40
20
Gambar 1.
Kurva karakteristik IC-VCE
2. Garis Beban DC
Dengan menggunakan bantuan kurva karakteristik IC-VCE dan garis beban
dari transistor, maka akan dapat ditentukan besar sinyal input maksimum yang
dapat diumpankan pada transistor.
disebut berada dalam kondisi jenuh atau kondisi saturasi. Kondisi istimewa yang
lain yaitu pada saat titik kerja transistor bergeser pada titik batas bawah. Pada
kondisi ini arus kolektor sama sekali tidak mengalir (IC = 0), namun tegangan VCE
bernilai maksimum (VCE = VCC). Pada kondisi ini transistor berada dalam kondisi
mati atau cut-off.
Gambar 2.
IC
4K
IB 200K
+
V
- CE
+ IE 12 V
6V VBE -
2K
Gambar 3.
V. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Rancanglah rangkaian seperti pada gambar 4. dibawah ini :
Gambar 4.
(A) merupakan alat ukur arus (Amperemeter) sedangkan (V) merupakan
alat ukur tegangan (Voltmeter). Amperemeter pada kaki basis untuk
mengukur harga IB, sedangkan pada kaki kolektor untuk mengukur harga IC.
Nilai IC juga dapat dihitung dengan cara pembagian hasil pengukuran
tegangan pada RC dibagi dengan nilai resistansi pada kaki kolektor tersebut
(RC). Voltmeter pada kaki kolektor-emitor untuk mengukur harga VCE.
2. Dengan nilai VBB = 1,7 Volt (atau ditentukan oleh asisten Anda), aturlah
harga RB untuk mendapatkan nilai IB yang sekecil mungkin yang dapat
diukur oleh amperemeter. Catat nilai RB pada posisi.
3. Ubahlah nilai VCC, mulai dari 0 Volt sampai dengan 12 Volt (atau
ditentukan oleh asisten Anda) dengan selisih kenaikan sebesar 2 Volt.
4. Catatlah harga IC dan VCE untuk setiap nilai VCC yang anda berikan. Jaga
supaya IB tetap konstan. Masukkan dalam tabel pengamatan.
5. Ulangi langkah nomor 2, 3 dan 4 untuk nilai IB yang lain sebanyak lima
kali, dimana nilai IB yang baru adalah sebesar 50% dari nilai IB yang
sebelumnya.
6. Dari hasil data yang diperoleh, gambarkan kurva karakteristik IC terhadap
VCE dalam kertas milimeter.
7. Selanjutnya untuk membuat garis beban DC, maka kita pilih nilai VCC
dengan nilai maksimum dari percobaan diatas (12 Volt atau ditentukan oleh
asisten Anda). Dengan kondisi seperti ini, selanjutnya RB diubah untuk
mendapatkan nilai-nilai IB minimum dan maksimum berdasarkan nilai-nilai
VIII. REFERENSI
1. MILMAN, Integrated Electronic, BAB 5
MODUL IV
TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT
II. TUJUAN
Tujuan dari praktikum pada modul III ini antara lain yaitu :
1. Menentukan impedansi input dan impedansi output dari suatu penguat
transistor bipolar.
2. Mencari harga penguatan dari suatu penguat transistor bipolar.
3. Memahami rangkaian transistor dengan konfigurasi Common Emitter (CE)
yang dipergunakan sebagai penguat.
4. Perbedaan Fasa
Perbedaan fasa antara sinyal input dan sinyal output dapat diamati dengan
menggunakan osiloskop.
3. Hitunglah harga impedansi input, impedansi output, dan penguat daya pada
rangkaian dibawah berikut ini.
4. Masih adakah teknik lain dalam mencari nilai impedansi output, selain
teknik yang sudah disebutkan pada rangkaian gambar 1 diatas?
Bagaimanakah caranya? Jelaskan dengan lengkap!
V. KEGIATAN PRAKTIKUM
8. Bagaimana hubungan frekuensi dan phasa dari sinyal input dan sinyal
output untuk rangkaian penguat diatas?
9. Sebutkan beberapa contoh aplikasi/penggunaan dari rangkaian penguat
diatas !
10. Apa kesimpulan dan saran anda setelah mengikuti praktikum modul III ini ?
3. Mengukur frekuensi
UNIT I
PENGENALAN APLIKASI OSILOSKOP
middle
max
Dengan CE
VS :…………………….VPP VCC :……………………..Volt
CE :…………….F CE :…………….F CE :…………….F
RE :…………….Ohm RE :…………….Ohm RE :…………….Ohm
RX1 :…………….Ohm RX1 :…………….Ohm RX1 :…………….Ohm
ZIN :…………….Ohm ZIN :…………….Ohm ZIN :…………….Ohm