Anda di halaman 1dari 10

Protozo berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya

pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa

merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa meripakan penghuni tempat berair atau

basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di

lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup.

Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.

Ciri-ciri umum protozoa yaitu:

1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)

2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)

3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

5. Hidup bebas, saprofit atau parasit

6. Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidup

7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen,

memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan

terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup

pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifatparasit dapat berupa organisme sederhana

seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat

tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan

kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian

dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar

dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat
parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumenhewan ruminansia. Beberapa

protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa

yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk

ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.

Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi

oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga

bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari

zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek,

Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara

lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-

macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada

pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic

dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan

sisa bahan organic dari organisme yang telah mati ada pula yang bersifat parasitik. Apabila

protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada

persamaannya. Hal ini mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel

tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :

1. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan

diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi

pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/

memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara

membujur /memanjang (longitudinal).


2. Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk

spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan

disebut sporozoid.

1. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.

Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan

makronukleus, proses ini disebut singami.

2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet

betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk. Adapun yang mencirikan

sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri

dan amuba yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai

mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan

pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan

sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya

bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah

sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing

mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.

Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang

makan, maka amuba akan membentu kista. Di dalam kista amuba dapat membelah menjadi

amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka

dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan

tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada

lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.

Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme

aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan

atom hidrogen ke oksigen.

Proses pencernaan

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau

partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di

lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui

membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat

masuk ke sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat

saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola

kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola

dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh

sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh

bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh

vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami

pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk

mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan

didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan

dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata,

ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan

menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan

kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping

sitosom.
Pengklasifikasian Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda

Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, podos = kaki) atau
Sarcodina (Yunani, sarco = daging) bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang
membentuk pseupodia (kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat
dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa
makanan, hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang,
contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar
dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat. Karena strukturnya yang
berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap. Sitoplasmanya terdiri dari
ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar yang berbatasan
dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma
bersifat lebih kental dari pada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut
berperan dalam penjuluran dan penarikan pseupodia. Pada proses makan, pseupodia
mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan,
makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam
sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel
melalui membran plasma.

Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair, baik di darat
maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri, atau
protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembab, contohnya Amoeba proteus.
Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang
hidup di laut adalah dari kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda
parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba
gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolyticamerupakan
parasit pada usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit ke dalam tubuh
manusia melalui makanan yang mengandung kistaEntamoeba karena tercemar kotoran.
2. Flagellata
Flagellata (Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani, mastig = cambuk, phora =
gerakan) bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar
Flagellata memiliki dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel
(posterior), atau di bagian depan sel (anterior).

Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya
pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar
maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup
bersimbiosis, misalnya Trichonymphacampanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu.
Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada
manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran
kelamin pria), serta Leishmania (penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah
manusia). Trypanosoma dan Leishmaniadibawa oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah
manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur.
Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat
berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.

Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan
flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk
menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis,
Noctiluca milliaris, Volvox globator.

2. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma, Leishmania.


Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
 Golongan phytonagellata:

a. Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang), tubuhnya
menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron, Ujung
tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk, hewan ini memilki stigma (bintik mata
berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Memasukkan makanannnya melalui
sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil.

b. Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang bentuk tubuh
umumnya bulat, koloninya terdiri dari ribuan hewan bersel satu yang masing-masing
memiliki dua flagella, setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.

c. Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan
mekanik). Tubuhnya memiliki satu flagella, satu panjang dan satu pendek, dapat melakukan
simbiosis dengan jenis ganggang tertentu.

 Golongan Zooflagellata, contohnya :


a. Trypanosoma
Klsifikasi :
Kingdom: Protista
Phyllum: Sarcomastigophora
Klas : Zoomastigophorasida
Ordo: Kinetoplastorida
Subordo: Trypanosomarina
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Spesies : T. gambiense, T. evansi,
T.equiperdum, T. Cruzi, T brucei
- Trypanosoma gambiense
- Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans penyebab tsetse semak
- Trypanosoma cruzi
- Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra
Terhadap : unta, kuda, keledai, sapi, kambing, babi, anjing, gajah, hewan liar, hewan lab.
b. Leishmania
Klasifikasi:
Kingdom: Protista
Phyllum: Sarcomastigophora
Sub phylum: Mastigophora
Klas: Zoomastigophorasida
Ordo: Kinetoplastorida
Subordo : Trypanosomarina
Family : Trypanososmatidae
Genus : Leishmania
Spesies : L. donovani, L. tropica, L. Brasiliensi
Leishmania donovani
-Penyebab KALA-AZAR
-Carier : anjing, serigala, rubah
2.Leishmania tropica
-Peny. Cutaneus leishmaniasis
-Host : anjing, manusia, rodensia
-Habitat : makrofag, endotel kapiler, lgl
3.Leishmania braziliense
-Mucocutaneus leishmaniasis
-Host : anjing, kucing, tikus
-Habitat : sel endotel dan sel monomuklear
3. Ciliata

Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan
menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria (Latin, infus = menuang)
karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada
seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia
juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma.
Makanan terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel).
Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola
makanan.

Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan
mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus.
Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada konjugasi. Makronukleus (inti besar)
juga bertugas mengatur aktivitas metabolisme, dan inti kecil atau mikronukleus bertugas
mengarahkan pembelahan sel. Ciliata juga memiliki trikokis yang fungsinya untuk
pertahanan diri dari musuh. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun
air laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit.
Ciliata yang hidup bebas di alam contohnyaParamecium
caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya hidup bersimbiosis
dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna
selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit.
Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan
dapat menyebabkan diare (balantidiosis).Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal).
Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi.

Klasifikasi:
Kingdom: Protist

Filum: Ciliophora
Kelas: Ciliatea
Subkelas: Rhabdophorina

Ordo: Hymenostomatida
Subordo: Peniculina
Famili: Parameciidae
Genus: Paramecium

Spesies: P. aurelia, P. bursaria, P. caudatum, P. didium, P. stentor, P. balantidium, P.


vorticella
Siklus hidup paramecim

4. Sporozoa

Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan
cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga
Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan
dengan kesehatan manusia adalah Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak
khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid
memiliki organel-organelkompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan
untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.
Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Beberapa
spesies sporozoa melewati siklus hidup yang rumit dan memerlukan berbagai inang pada
tahap kehidupannya. Sebagai contoh, spesies Plasmodium vivax – agen penyebab malaria
– memerlukan dua inang: nyamuk Anopheles dan manusia.
Jenis-jenisnya antara lain:
Phyllum : Apicomplexa
Klas : Sporozoasida
Ordo: Eucoccidiorida
Subordo : Haemospororina
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P. gallinaceum, P. junxtanuclear, P. elongatum, P. vaughini

Disebut hewan berspora dan tidak memiliki alat gerak, tidak memiliki vakuola kontraktil
karena langsung di absorbsi protoplasma, parasit pada hewan dan manusia.
Contoh : Plasmodium.
Plasmodium ada 3 macam berdasarkan sporulasi :

1. Plasmodium vivax : Penyebab penyakit malaria tertiana, dengan gejala demam (masa
sporulasi) ,selang waktu 48 jam

Plasmodium malariae : Penyebab penyakit malaria quartana , dengan gejala demam (masa
sporulasi) , selang waktu 72 jam

Plasmodium falciparum : Penyebab penyakit malaria tropika, dengan gejala demam (masa
sporulasi) , yang tidak teratur. Bisa 1- 3 X jam.
Gambar Plasmodium falciparum

Plasmodium ovale : Penyebab penyakit malaria ovale tertiana (limpa), dengan gejala demam
lebih ringan dari pada malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax. Dengan
masa sporulasi 48 jam. Tetapi plasmodium ini tidak ditemukan di Indonesia
Siklus hidup plamodium
Keterangan :
A. Fase Aseksual : didalam tubuh manusia.

1. Nyamuk menggigit tubuh manusia sporozoid yang berada di air liur akan masuk tubuh
manusia dan langsung menyerang sel darah merah ( erytrosit ) membentuk : a. Merozoid, b.
Erytrosit pecah ada yang membentuk sporozoit dan gametosit (jantan dan betina), c.
Sporozoid akan menyerang sel darah merah yang lain disebut Sporulasi.
A. Fase Aseksual : didalam tubuh nyamuk
Nyamuk menggigit tubuh manusia yang terkena penyakit malaria.
gametosit tertelan nyamuk mikrogamet membentuk sperma, makrogamet membentuk telur.
makrogamet bersatu dengan mikrogamet membentuk zigot.
zigot dalam usus membentuk ookinet.
ookinet berubah jadi ookista.
ookista membentuk sporoblast.
sporoblast pecah.
spora menyebar saluran pencernaan akhirnya ke air liur.

Anda mungkin juga menyukai