Anda di halaman 1dari 7

PEMBINAAN ADMINISTRASI GURU PADA MADRASAH

IBTIDAIYAH NEGERI 1 KOTA SUBULUSSALAM


Candra Sihotang

Dosen STIT HAFAS Kota Subulussalam, Aceh, Indonesia

cand.otank90@gmail.com

Abstrak: Tujaun umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil


pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) 1 Kota Subulussalam. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan
berupa pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah seluruh guru,
kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Teknik pengumpulan data menggunkan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pembinaan administrasi guru berbasis
kurikulum 2013 di MIN 1 Kota Subulussalam dilakukan untuk melihat
kelengkapan administrasi bagi guru. Kelengkapan administrasi bagi guru
merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas pembelajaran guru
dalam melaksanakan kurikulum 2013. Dengan menyelesaikan administrasi guru,
pembelajaran di kelas lebih fokus, lebih terarah, terorganisasi, terintegrasi, dan
akhirnya pembelajaran lebih efektif dan lebih efisien.

Kata kunci: Pembinaan Administrasi Guru, Implementasi Kurikulum 2013.

PENDAHULUAN

Penerapan kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap dari tahun 2013 hingga sekarang.
Namun penerapannya masih belum sesuai dengan keinginan karena disebabkan beberapa komponen.
Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah guru.
Sebagai ujung tombak, guru yang profesional sangat menentukan kualitas mutu layanan proses belajar
mengajar dan lulusan yang dihasilkan. Karena itu kehadiran guru yang mampuni sangat diperlukan
dalam pelaksanaan kurikulum tersebut. Agar guru semacam itu tersedia maka pembinaan terhadap
guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus selalu mendapatkan pembinaan.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT HAFAS) Kota Subulussalam mencoba menjalin kerja sama
dengan Madrasah Ibtidaiayah Negeri (MIN) 1 Kota Subulussalam. Implementasi kerja sama ini
menjadikan MIN 1 Kota Subulussalam menjadi madrasah binaan STIT HAFAS Kota Subulussalam.
Kehadiran STIT HAFAS Kota Subulussalam sebagai pembinaan guru, dengan tujuan agar guru
mampu melaksanakan segala dimensi tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Termasuk
kemampuan mengelola administrasi guru dalam bentuk administrasi pembelajaran dengan baik.
Administrasi guru yang lengkap sangat diperlukan di dalam melaksanakan kurikulum 2013. Karena
dengan administrasi guru yang lengkap maka pembelajaran yang dilakukan guru selalu terarah
sebagaimana telah direncanakan di dalam RPP masing-masing guru.
Pentingnya kelengkapan administrasi guru sebagaimana dinyatakan di atas, ternyata sehari-hari di
tingkat madrasah tidak selalu berjalan sesuai harapan. Sudah sangat sering ditemukannya guru
melaksanakan pembelajaran tanpa didukung oleh administrasi yang baik. Seperti membuat silabus,
RPP, dan dalam menyelenggarakan berbagai administrasi guru lainnya, seperti buku penghubung,
buku laporan kemajuan belajar siswa atau raport, buku absensi, dan lain sebagainya.

MIN 1 Kota Subulussalam merupakan termasuk salah satu MI terkemuka di Kota Subulussalam
dengan akreditasi B. Selain itu, MIN 1 Kota Subulusaslam salah satu madrasah yang diintruksikan
sebagai pelopor kurikulum 2013 oleh Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama di Provinsi Aceh.
Namun masih ada saja guru yang tidak melengkapi administrasi guru dengan baik. Seperti
penyusunan dan pemanfaatan RPP di dalam pembelajaran serta penyelenggaraan administrasi guru
lainnya yang dituntut oleh kurikulum 2013. Administrasi guru yang dimaksud adalah seperti buku
penghubung, buku absensi, buku batas pelajaran, buku pelaksanaan, administrasi buku paket,
termasuk program tahunan dan program semester masing-masing guru.

Sebagaimana hasil observasi awal dan hasil wawancara yang dilakukan pada guru di MIN 1 Kota
Subulussalam menunjukkan hanya sebagian guru tidak menyusun administrasi sebagaimana
mestinya. Berbagai alasan disampaikan guru sehingga selalu tidak siap RPP, diantaranya (1) kurang
mampu menyediakan waktu untuk membuat RPP sebagaimana ketentuan yang berlaku; (2)
pemahaman guru yang masih kurang terhadap penysusunan RPP dalam pelaksanaan kurikulum 2013;
(3) tidak adanya kewajiban yang terlalu mengikat dari madrasah tentang keharusan menyusun RPP
kurikulum 2013; dan (4) adanya kesimpangsiuran berita dan informasi terhadap kepastian penerapan
kurikulum 2013.

Melihat kondisi tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian tentang pembinaan administrasi guru
di MIN 1 Kota Subulussalam. Masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk masalah umum
penelitian yaitu bagaimanakah pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013 di MIN 1 Kota
Subulussalam. Masalah khusus penelitian ini dirumuskan dari masalah umum tentang pembinaan
administrasi guru berbasis kurikulum 2013 di MIN 1 Kota Subulussalam, sebagai berikut: (a)
Bagaimanakah kondisi administrasi guru berbasis kurikulum 2013 di MIN 1 Kota Subulussalam? (b)
Aspek apa saja yang dibina dalam administrasi guru? (c) Bagaimanakah pendekatan administrasi guru
guru yang dilakukan? (d) Bagaimakah teknik pembinaan administrasi guru yang dilakukan? (e)
Bagaimanakah permasalah guru yang dihadapi dalam pembinaan administrasi guru? (f)
Bagaimanakah kesiapan guru setelah dibina?

Tujuan umum penelitian ini diadakan adalah untuk mendeskripsikan pembinaan administrasi guru
oleh dosen STIT HAFAS Kota Subulussalam. Tujuan khusus penelitian adalah untuk
mendeskripsikan: (a) kondisi administrasi guru, (b) aspek apa saja yang dibina oleh Dosen STIT
HAFAS Kota Subulussalam dalam bidang administrasi guru, (c) pendekatan administrasi guru, (d)
teknik pembinaan administrasi guru, (e) permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan administrasi
guru, dan (f) kesiapan guru setelah dibina oleh Dosen STIT-HAFAS Kota Subulussalam.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Metode ini menurut Raco (2010:67) digunakan untuk memberikan gambaran
tentang suatu masalah, gejala, fakta, peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam sehingga
diperoleh suatu pemahaman baru, maka metode kualitatif akan lebih tepat. Penelitian kualitatif
mendeskripsikan fokus penelitian apa adanya secara mendalam tanpa modifikasi atau perlakuan
apapun dari peneliti terhadap fokus penelitian. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, dan guru-guru pada MIN 1 Kota Subulussalam. Metode pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Administrasi Guru

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi administrasi guru saat ini di MIN 1 Kota
Subulussalam dalam melaksanakan kurikulum 2013 sudah cukup lengkap. Walaupun ada sebagian
dari yang dipersyaratkan belum sepenuhnya diselesaikan oleh guru karena berbagai alasan. Kondisi
ini sangat jauh berbeda dengan tahap awal pelaksanaan kurikulum 2013 di madrasah ini. Para guru
cenderung menampakkan sikap pesimis dalam hal kemampuan melaksanakan kurikulum 2013 ini
sebagaimana yang diharapkan. Namun lama kelamaan sikap ini berubah seiring dengan semakin
banyak pembinaan dan pengetahuan guru tentang kurikulum 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Imron (2015:6) bahwa tidaklah mengherankan kalau pada awal-
awalnya guru menyikapi pelaksanaan kurikulum 2013 ini dengan sikap yang memang sangat berat,
atau lebih jauh lagi sangat sulit untuk dilaksanakan, apalagi fasilitas yang tersedia kurang mendukung
di sekolah, tetapi jika mereka telah memahami dengan baik kurikulum ini maka pelan tetapi pasti
sikap mereka tersebut akan berubah dengan sendirinya.

Hasil penelitian ini juga mendukung sekali pendapat Rum (2014:87) menyatakan bahwa administrasi
guru yang lengkap akan membuat guru terbantu dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Administrasi guru akan yang lengkap akan akan membuat pembelajaran guru lebih terarah, sistematis,
lebih mudah pembelajaran diikuti siswa, dan semua ini akan membuat pembelajaran guru semakin
efektif. Namun sebaliknya, jika guru tidak melengkapi administrasi yang baik di dalam mengajar akan
membuat guru mengalami kesulitan dalam mengajar. Akibatnya adalah peserta didik sulit menerima
pelajaran yang disampaikan guru. Waktu dan tenaga guru harus lebih dicurahkan karena pembelajaran
yang disampaikan sulit dimengerti oleh peserta didik. Akhirnya pembelajaran yang disampaikan sama
sekali tidak efektif.

Aspek yang Dibina

Hasil penelitian ini menunjukkan dalam membina administrasi guru berbasis kurikulum 2013 dapat
dilakukan dengan berbagai aspek pembinaan yang dipandang sangat urgen dan sangat mendasar. Pada
tahap awal pembinaan lebih menekankan pada aspek mentalitas dan sikap guru. Mental dan sikap
guru dibina terus menerus agar guru memiliki sikap dan mental yang positif dan baik terhadap
kurikulum 2013 umumnya dan administrasi guru pada khususnya. Mental yang kuat sangat
diperlukan. Karena dengan mental yang kuat akan menjadi sejenis energi yang besar untuk siap
menghadapi berbagai rintangan dan hambatan. Pengetahuan kurikulum 2013 dan administrasi guru
merupakan aspek lainnya yang dibina yang dirasakan sangat penting.

Temuan penelitian ini sesuai dengan pendapat Ambarita (2014:5) bahwa budaya organisasi menuntut
kepala sekolah yang demokratis dalam membina administrasi guru. Keberhasilan kurikulum 2013
tidak luput dari pembinaan kepala sekolah yang menciptakan iklim demokratis di madrasah. Hal ini
akan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan
pembelajaran di kelas yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik. Kepala
madrasah yang mandiri, demokratis, dan profesional harus berusaha menanamkan dan memajukan
sedikitnya empat nilai yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik. Pembinaan mental yaitu
membina para tenaga pendidik dan kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin
dan watak. Kepala madrasah harus mampu menciptakan iklim yang kondusif secara proporsional dan
profesional. Pembinaan moral yaitu pembinaan para tenaga pendidik dan kependidikan tentang hal-
hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai
dengan tugas masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan. Pembinaan fisik merupakan
pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani
atau badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriah. Sedangkan pembinaan artistik
merupakan membina pendidik dan tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.

Pendekatan Pembinaan

Hasil penelitian yang dilakukan penulis selaku pembina administrasi di MIN 1 Kota Subulussalam
sangat memahami kondisi yang diuraikan di atas. Dalam membina guru untuk memenuhi administrasi
guru dilakukan dengan sangat berhati-hati. Harapannya, guru-guru dengan suka rela mau melengkapi
administrasi guru yang dipersyaratkan oleh kurikulum 2013. Guru diupayakan tidak merasa terbebani
dengan tugas tambahan yang bisa dipersepsikan mereka sangat memberatkan. Karena melalui
pendekatan seperti ini maka hasilnya akan lebih baik. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan
terpadu. Pendekatan ini terdiri dari pendekatan sistem, pendekatan preventif, kekeluargaan,
pendekatan non direktif, dan pendekatan direktif. Penggunaan masing-masing pendekatan disesuaikan
dengan tipe dan karakteristik hakekat masalah yang dihadapi oleh masing-masing guru.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Glickman (2008:102) yang menyatakan bahwa dalam
pembinaan guru hendaknya jangan menggunakan satu pendekatan saja. Akan tetapi dapat
menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan tipe permasalahan guru-guru. Adapun
kesalahan yang sering terjadi dalam pendidikan adalah kepala sekolah sebagai supervisor sering
memaksakan diri dengan menggunakan pendekatan tunggal kepada sejumlah guru yang dibinanya.
Kepala sekolah tidak memperhatikan karakteristik otentik dan faktual dari setiap guru. Padahal
sebagai manusia, guru tidak ada yang yang sama. Mereka berbeda satu sama lain di dalam banyak hal,
termasuk dalam menyikapi dan memahami sesuatu.

Teknik Pembinaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik yang diguakan dalam membina administrasi guru
berbasis kurikulum 2013 secara umum adalah dua teknik. Kedua teknik tersebut meliputi teknik
individu dan teknik kelompok. Penggunaan teknik individu lebih bersifat informal, kekeluargaan, dan
lebih bersifat insidental. Pertemuan yang dilakukan dalam membina administrasi guru dilakukan
dengan jalan mengidentifikasi secara teliti kelemahan masing-masing guru dalam melengkapi
administrasi guru yang dipersyaratkan. Dalam kenyataannya memang ditemukan ada guru yang
lemah pemahamannya terhadap hakekat kurikulum 2013. Selain itu ada juga guru yang lemah dalam
memahami secara baik rencana persiapan pembelajaran atau RPP. Begitu juga dengan pemahaman
tentang mempersiapkan dan melaksanakan evaluasi masih ditemukan guru yang kurang
memahaminya.
Penggunaan teknik kelompok lebih bersifat formal dan melibatkan sekaligus banyak guru. Bahkan
semua guru yang ada di MIN 1 Kota Subulussalam. Pembinaan administrasi guru dilakukan melalui
sebuah pelatihan khusus pembinaan administrasi guru dengan memilih waktu libur sekolah.
Pembinaan administrasi dilakukan dengan jadwal yang terstruktur melalui workshop dan praktik
langsung pembuatan administrasi guru. Penggunaan kedua teknik ini ternyata telah membuahkan
hasil yang menggembirakan. Sikap positif terhadap kurikulum 2013 dari guru-guru telah tumbuh.
Guru-guru dengan senang hati dan tanpa terbebani dapat menyelesaikan dengan baik segenap
administrasi guru yang dipersyaratkan.

Permasalahan yang Dihadapi

Penelitian ini menunjukkan dalam pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013 mengalami
sejumlah permasalahan. Permasalahan tersebut bersumber dari guru, kepala sekolah, maupun dari
pihak luar. Permasalahan yang bersumber dari guru disebabkan kurang pemahaman guru terhadap
esensi kurikulum 2013. Banyaknya aturan-aturan dan norma-norma yang telah dikeluarkan
pemerintah menjadi masalah utama yang dihadapi guru dalam menyiapkan administrasi guru yang
dipersyaratkan di dalam implementasi kurikulum 2013. Dari sudut kepala sekolah permasalahan yang
dihadapi dalam membina guru agar melengkapi administrasi guru disebabkan kepala sekolah sehari-
harinya sudah disibukkan dengan berbagai tugas lain yang menyita waktu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Maisyaro (2014:216) bahwa dalam
implementasi kurikulum 2013 permasalahan yang dihadapi guru meliputi standad isi, standar
kompetensi lulusan, dan standar proses, standar penilaian. Dari standar isi, beberapa keluhan guru
dapat diketahui melalui sumber informasi yang dihimpun dalam penjelasan berikut: (1) kesulitan guru
dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kesulitan yang paling banyak
dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman KI dan KD; (2) guru merasa kurang dilatih
untuk melaksanakan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajarannya; (3) beluma danya silabus final
mengakibatkan kesulitan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), selain itu
dokumen silabus final belum diterima guru. Padahal dalam pembuatan RPP dasarnya adalah silabus;
dan (4) keluhan keterurutan materi pelajaran.

Kesiapan Guru Setelah Dibina

Kesiapan guru setelah dibina dalam meyelesaikan administrasi guru secara baik dan benar. Hal ini
terlihat dari sisi jenis-jenis administrasi guru yang dituntut maupun aspek kualitasnya semakin
menunjukkan peningkatan perbaikan yang sangat berarti. Hal ini dimulai dengan adanya penyikapan
yang positif terhadap kurikulum 2013. Peningkatan pemahaman tentang administrasi guru ikut
memberikan kenyakinan kepada guru-guru bahwa pelaksanaan kurikulum 2013 lengkap dengan
administrasi guru yang harus dipenuhi adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang
memberatkan dan diberatkan dengan pemberlakuan kurikulum 2013 tersebut. Asalkan disikapi
dengan baik maka akan memudahkan guru untuk menyelesaikan segenap tuntutan yang menyertai
implementasi kurikulum tersebut.

Hasil penelitian ini seiring dengan pendapat Sagala (2011:73) bahwa mempersiapkan administrasi
guru merupakan hal yang penting dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Alasanya adalah
sebuah aktivitas akan memberikan hasil yang optimal jika aktivitas itu telah direncanakan dengan
baik. Penyusunan administrasi guru cukup menyita waktu. Walaupun pada awalnya terasa berat
namun kalau guru sudah memahami dengan baik, kurikulum 2013 akan terasa sesuatu yang ringan
dan biasa saja sebagai tugas seorang guru.
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka disimpulkan:. Pertama, kondisi administrasi guru
saat ini di MIN 1 Kota Subulussalam Provinsi Aceh dalam melaksanakan kurikulum 2013 sudah
cukup lengkap. Kondisi seperti ini jauh berbeda dengan tahap awal pelaksanaan kurikulum tahun
2013. Pada tahap awal guru masih cenderung menampakkan sikap pesimistis dalam hal kemampuan
melaksanakan kurikulum sebagaimana diharapkan.

Kedua, dalam pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013 dilakukan dengan berbagai
aspek pembinaan yang dipandang sangat urgen dan sangat mendasar. Pada tahap awal pembinaan
lebih menekankan pada aspek mentalitas dan sikap guru. Mentalitas dan sikap guru dibina terus
menerus agar guru memiliki sikap dan mental yang positif baik terhadap kurikulum 2013 pada
umumnya dan administrasi guru pada khususnya.

Ketiga, pendekatan yang digunakan dalam pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013
adalah pendekatan terpadu yang terdiri dari pendekatan sistem, pendekatan preventif, kekeluargaan,
pendekatan non direktif, dan pendekatan direktif. Penggunaan masing-masing pendekatan tersebut
disesuaikan dengan tipe dan karakteristik hakekat masalah yang dihadapi oleh masing-masing guru.
Tidak jarang terhadap seorang guru juga digunakan berbagai pendekatan sekaligus.

Keempat, Teknik yang digunakan dalam membina administrasi guru berbasis kurikulum 2013 secara
umum ada dua yaitu teknik individu dan teknik kelompok. Penggunaan teknik individu lebih bersifat
informal. Sedangkan teknik kelompok lebih berdifat formal dan melibatkan sekaligus banyak guru,
bahkan semua guru di MIN 1 Kota Subulussalam.

Kelima, dalam pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013 menghadapi sejumlah
permasalahan. Permasalahan tersebut bersumber dari guru, kepala sekolah, maupun dari pihak luar.
Permasalah dari guru disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru terhadap esensi kurikulum 2013
dengan semua aturan-aturan dan norma-norma yang dikeluarkan pemerintah. Aturan-aturan ini
menjadi masalah utama yang dihadapi guru dalam kegiatan mereka melengkapi administrasi guru
yang dipersyaratkan di dalam pelaksanaan kurikulum 2013.

Keenam, kesiapan guru setelah dibina terutama dalam menyelesaikan administrasi guru secara baik
dan benar menunjukkan peningkatan yang sangat berarti. Hal ini terlihat dari aspek kualitas
adminstrasi yang lebih baik dan jenis-jenis administrasi yang dipersyaratkan sudah lengkap.

Saran

Disarankan kepada guru agar terus dapat meluangkan waktunya untuk semakin meningkatkan kualitas
administrasi yang dibuat sehingga pelaksanaan kurikulum 2013 di MIN 1 Kota Subulussalam akan
menjadi lebih baik. Kepala sekolah hendaknya lebih mengintensifkan kerja sama dengan STIT
HAFAS Kota Subulussalam dalam hal pembinaan administrasi guru berbasis kurikulum 2013 dengan
jalan menyediakan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan ini.

DAFTAR RUJUKAN

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Penerbit C. Alfabeta.
Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penilaian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: Penerbit CV. Bumi
Aksara.

Glikman. 2008. Instructional Supervision. New Jersey: Princ and Bacon Inc.

Maisyaro. 2014. Guru dalam Implementasi Kuirkulum 2013 dan Kerangka Model Supervis
Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan, XXIV (3), hlm. 213-220.

Mundilarno. 2014. Pendekatan Budaya dalam Pembinaan Guru. Cakrawala Pendidikan, XXIII (2),
hlm. 299-317.

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: CV.
Alfabeta.

Raco, J.R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keuanggulannya. Jakarta:
Penerbit PT. Grasindo.

Rum, Muhammad. 2014. Penerapan Administrasi Pendidikan dalam Meningkatkan


Profesionalisme Guru. Tesis. Pascasarjana UIN Alaudin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai