Anda di halaman 1dari 16

Paper Pengantar Manajemen

Mata Pelajaran :

Perencanaan

Oleh :

Ni Komang Wulandari Widharsih 1615644045

Putu Wira Yoga Kencana 1615644059

Putu Ayu Rita Pariani 1615644061

Politeknik Negeri Bali

BADUNG

2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
anugrahNya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya
penulisan paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.

Paper ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari
beberapa buku dan media elektronik dengan harapan orang yang membaca dapat
memahami tentang perencanaan.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
paper ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.Terima kasih,
dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Jimbaran, 26 September 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i

Daftar Isi....................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

BAB II. ISI........................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Perencanaan......................................................................... 3

2.2 Fungsi Perencanaan................................................................................ 4

2.3 Persyaratan Perencanaan (Planning Requirement)................................ 5

2.4 Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)................................................ 5

2.5 Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses Perencanaan............ 7

2.6 Manfaat Adanya Perencanaan................................................................ 7

2.7 Bentuk Perencanaan............................................................................... 8

2.8 Tahapan Perencanaan............................................................................. 8

2.9 Maksimalisasi Efektifitas Proses Perencanaan...................................... 9

2.10 Perspektif Dalam Perencanaan............................................................. 10

BAB III.PENUTUP.......................................................................................... 12

5.1 Kesimpulan............................................................................................. 12

5.2 Saran....................................................................................................... 12

Daftar Pustaka................................................................................................... 13

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen dan saling terkait, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan
dapat berjalan. Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap
kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan
baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya.
Perencanaan atau bias disebut “planning” merupakan proses dasar bagi organisasi
untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena
itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum
melakukan proses proses perencanaan.
Perencanaan dibutuhkan oleh berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini
merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan
tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi,
perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap
fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan
merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan
bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Memikirkan masalah sebagai sesuatu hal yang buruk adalah suatu hal yang
mudah untuk dilakukan, karena kita jarang mengartikan frase mengambil keuntungan
dari sebuah situasi sama halnya dengan kita mengartikan frase memperbaiki sebuah
situasi yang buruk. Kita akan memperhitungkan peraihan kesempatan kedalam
pemecahan masalah dengan mendefinisikan masalah sebagai suatu kondisi atau
peristiwa yang merugikan atau memiliki potensi untuk merugikan bagi sebuah
perusahaan. Agar dapat memecahkan suatu masalah, perusahaan perlu menggunakan
suatu perencanaan agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Selama proses
pemecahan masalah, manajer akan terlibat dalam pengambilan keputusan. Di
kehidupan sehari-hari kita sebenarnya kehidupan yang selalu bersangkutan dengan

1
keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
melakukan musyawarah. Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen
dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin. Biasanya sebelum kita
mengambil suatu keputusan, kita harus melakukan perencanaan agar keputusan yang
kita ambil tidak salah sasaran.
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari
proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan, fungsi
adanya perencanaan, dan menjelaskan efektifitas perencanaan.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

2
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Perencanaan


Perencanaan adalah proses penentuan bagaimana organisasi mencapai tujuan atau
merealisasikan tujuannya. Kemampuan ini harus dimiliki oleh manajer untuk melihat
masa depan yang akan dicapai, dengan pengalaman masa lalu, dengan pertimbangan
kekuatan dan kelemahan organisasi, yang pada akhirnya mereka harus merumuskan
rencana program kerja. Biasanya perencanaan dibuat oleh manajer untuk memberikan
tujuan dan arah organisasi. Dengan demikian perencanaan dapat diartikan sebagai:
“Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi”.

Perencanaan akan menuntun kita menentukan ke mana arah yang akan dituju
oleh organisasi, oleh setiap unit/departemen, dan oleh setiap individu yang ada dalam
unit itu. Perencanaan dilakukan oleh manajer dalam hampir semua fungsi yang lain.
Pada saat pengorganisasian, manajer merencanakan berapa banyak posisi yang ada,
berapa tingkatannya, dan berapa banyak orang yang ada di setiap unit/departemen.
Manajer merencanakan seperti apa ia akan mengarahkan dan memimpin para staf
yang ada di bawahnya. Ia juga merencanakan langkah apa yang akan dibuat berkaitan
dengan pengawasannya.

Perencanaan dibutuhkan di semua tingkatan manajemen. Manajer puncak


biasanya mencurahkan sebagaian besar waktu perencanaan mereka untuk rencana-
rencana jangka panjang dan strategi-strategi organisasi. Manajer pada tingkatan
bawah merencanakan terutama bagi kelompok kerjanya dan bersifat jangka pendek.
Perencanaan merupakan proses yang tidak berakhir bila rencana telah ditetapkan dan
harus diimplementasikan. Setiap saat, selama proses implementasi dan pengawasan,
rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan
kembali sering kali menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karenanya
perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu
menyesuaikan diri secepat mungkin dengan kondisi dan situasi yang baru. Dalam
perencanaan, ada aspek yang penting yang perlu diambil yaitu pembuatan keputusan
(decision making) yaitu proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan
kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

3
2.2 Fungsi Perencanaan
Pengertian di atas membawa kita kepada fungsi perencanaan dalam manajemen.
Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa paling tidak ada empat futigsi dari
perencanaan, yaitu perencanaan berfungsi sebagai arahan, perencanaan
meminimalkan dampak dari perubahan, perencanaan meminimalkan pemborosan
dan sumber daya, serta perencanaan menetapkan standar dalam pengawasan
kualitas.
a. Perencanaan sebagai Pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara
yang lebih terkoordinasi. Perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat
mungkin untuk mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan
ketidakberhasilan dalam pencapaian tujuan karena bagian-bagian dari organisasi
bekerja secara sendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah. Perencanaan
dalamtl hal ini memegang fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh
organisasi.
b. Perencanaan sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak
ada, yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan sering kali sesuai
dengan apa yang kita perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah di luar
perkiraan kita, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi perusahaan.
Ketidakpastian inilah yang coba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan.
Dengan adanya perencanaan, diharapkan ketidakpastian yang mungkin akan terjadi
di masa yang akan datang dapat diantisipasi jauh-jauh hari.
c. Perencanaan sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya
organisasi yang digunakan. Jika perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah
sumber daya yang diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk
penggunaan apa saja dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan.
Dengan demikian, pemborosan yang terkait dengan penggunaan sumber daya yang
dimiliki perusahaan akan bisa diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari
perusahaan menjadi meningkat,
d. Perencanaan sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar kualitas yang harus dicapai
oleh perusahaan dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen.
Dalam perencanaan, perusahaan menentukan tujuan dan rencana-rencana untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan, perusahaan membandingkan antara
tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan, membandingkan antara
standar yang ingin dicapai dengan realisasi di lapangan, mengevaluasi
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, hingga mengambil tindakan

4
yang dianggap perlu untuk memperbaiki Kinerja perusahaan. Dengan pengertian
tersebut, maka perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar kualitas yang ingin
dicapai oleh perusahaan.
2.3 Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements)
Perencanaan yang baik tentunya perlu dirumuskan. Perencanaan yang baik paling
tidak memiliki berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu faktual atau
realistis, logis dan rasional, fleksibel, komitmen, dan komprehensif.
a. Faktual Atau Realistis. Perencanaan yang baik perlu memenuhi persyaratan faktual
atau realistis. Artinya, apa yang dirumuskan oleh perusahaan sesuai dengan fakta
dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi perusahaan.
b. Logis Dan Rasional. Perencanaan yang baik juga perlu untuk memenuhi syarat. Logis
dan rasional. Artinya, apa yang dirumuskan dapat diterima oleh akal, dan oleh sebab
itu maka perencanaan tersebut bisa dijalankan. Menyelesaikan sebuah bangunan
bertingkat hanya dalam waktu satu hari adalah sebuah perencanaan yang selain tidak
realistis, sekaligus juga tidak logis dan irasional jika dikerjakan dengan menggunakan
sumber daya orang-orang yang terbatas dan mengerjakan dengan pendekatan yang
tradisional tanpa bantuan alat-alat modern.
c. Fleksibel. Perencanaan yang baik juga tidak berarti kaku dan kurang fleks.ibel.
Perencanaan yang baik justru diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan perubahan di
masa yang akan datang, sekalipun tidak berarti bahwa planning dapat kita ubah
seenaknya.
d. Komitmen. Perencanaan yang baik harus merupakan dan melahirkan komitmen
terhadap seluruh anggota organisasi untuk bersama-sama berupaya mewujudkan
tujuan organisasi. Komitmen dapat dibangun dalam sebuah perusahaan jika seluruh
anggota di perusahaan beranggapan bahwa perencanaan yang dirumuskan telah sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi.
e. Komprehensif. Perencanaan yang baik juga harus memenuhi syarat komprehensif
artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek yang terkait langsung maupun
tak langsung terhadap perusahaan: Perencanaan yang baik tidak hanya terkait dengan
bagian yang harus kita jalankan, tetapi juga dengan mempertimbangkan koordinasi
dan integrasi dengan bagian lain di perusahaan.

2.4 Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)

Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap organisasi memiliki satu
tujuan akhir. Misalnya, untuk organisasi bisnis atau perusahaan, tujuan yang ingin
dicapai adalah maksimalisasi keuntungan (profit maximation). Untuk organisasi
nonprofit semisal yayasan, tujuan yang ingin dicapai adalah pemenuhan akan
kebutuhan sekelompok orang tertentu.
Pada praktiknya, beberapa organisasi ternyata tidak hanya memiliki satu tujuan.
Ada perusahaan yang bertujuan selain untuk maksimalisasi profit, juga perluasan

5
pasar, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegawai perusahaan. Demikian
juga kasus yang sama dapat terjadi dengan organisasi nonprofit. Dengan kenyataan
ini, kadangkala organisasi memiliki tujuan yang banyak (muhiple goals).
a. Dari sisi jumlah tujuan yang ingin dicapai
ada yang dinamakan tujuan tunggal (single goals) dan tujuan yang banyak (muhiple
goals).
b. Dari sisi kejelasan, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tujuan yang dinyatakan
(stated goals) dan tujuan yang aktual dan nyata (real goals).
1) (stated goals)
Tujuan yang dinyatakan secara formal oleh sebuah organisasi kepada publik,
dan menjadi jaminan akan kejelasan perusahaan di mata publik. Sebagai contoh
misalnya, "untuk meningkatkan kepuasan pelanggan". Dengan adanya
pernyataan ini maka pelanggan akan dapat mengevaluasi apakah dalam kenyataanya
perusahaan berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan ataukah tidak.
2) Tujuan aktual dan nyata (real goals)
Tujuan yang tidak dinyatakan pada publik akan tetapi secara aktual dan
nyata, berusaha dicapai oleh para anggota di dalai sebuah organisasi. Sebagai
contoh misalnya, "meningkatkan insentif bagi karyawa yang berprestasi dalam
kerjanya". Tujuan ini biasanya tidak dinyatakan kepada publik akan tetapi disampaikan
kepada para anggota organisasi atau karyawan perusahaan Wujud dari upaya
pencapaian tujuan ini jelas, para karyawan akan berusaha untuk menunjukkan
prestasi dalam kerjanya karena ada tujuan yang ingin dicapai, yaitu insentif.
c. Dari segi keluasan dan waktu pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu tujuan strategis (strategic goals), tujuan taktis (tactical goals), dan tujuan
operasional (operational goals).
1) Tujuan strategis
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif
lama, biasanya antara 3 hingga tahun, atau juga lebih. Pencapaian tujuan ini jelas
tidak dapat dicapai dalam hitungan yang mudah, akan tetapi memerlukan waktu
yang cukup lama.
2) Tujuan taktis
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu menengah
relatif lebih singkat dari tujuan strategis. Biasanya pencapaian tujuan ini
antara hingga 3 tahun. Sebagai contoh dari tujuan taktis ini misalnya, "meningkatkan
pangsa pasar sebesar 30 persen." Peningkatan pangsa pasar sebesar 30 persen jelas
akan membantu perusahaan tersebut untuk menjadikan market leader dalam jangka
panjang. Di sini kita dapat melihat bahwa pencapaian tujuan strategis akan tercapai
jika. Tujuan taktis juga tercapai. Bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30
persen bisa dicapai.
3) Tujuan operasional
Tujuan yang ingin dicapai dalam satu periode kegiatan perusahaan biasanya

6
antara 6 bulan hingga 1 tahun. Tujuan operasional ini, dalam evaluasinya terkait
dengan masa pelaporar keuangan perusahaan yang biasanya juga antara 6 bulan
hingga 1 tahun.

2.5 Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses Perencanaan

Tujuan (goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih
atau dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi. Dalam pengertian
bahasa Inggris, kadangkala dibedakan antara objectives dan goals. Objectives sering
diartikan sebagai tujuan dan goals sering kali diartikan sebagai target.
Rencana (plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang
menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya
perusahaan akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga
segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan. Sebagai seorang manajer
perencanaan, tujuan dan rencana adalah sesuatu yang harus dirumuskan olehnya.

2.6 Manfaat Adanya Perencanaan

Sebuah organisasi akan memiliki manajemen yang baik diawali dengan proses
perencanaan yang baik. Apabila tahapan perencanan diberikan perhatian lebih baik
bagi seorang manajer, maka akan memperoleh manfaatmanfaat berikut:
a. Membantu para manajer untuk berorientasi ke masa depan
Para manajer akan dipaksa untuk memiliki pemikiran yang visioner (jangka
panjang) dimana mampu melihat masalah-masalah dan peluang-peluang yang
mungkin timbul dan yang akan dihadapi di masa mendatang.
b. Akan Meningkatkan koordinasi dalam pengambilan keputusan
Tidak akan ada keputusan yang dibuat untuk hari ini tanpa adanya pemikiran
akan pengaruh keputusan tersebut terhadap keputusan yang akan diambil di kemudian
hari. Sehingga mendukung manajer untuk selalu konsisten dengan keputusan yang
telah diambil sebelumnya.
c. Perencanaan akan menekankan kepada tujuan organisasi
Dengan adanya perencanaan, maka manajer akan selalu ingat atau diingatkan
mengenai tujuan organisasi yang harus dicapai. Apabila proses perencanaan tidak
dilakukan, maka akan timbul banyak kerugian dalam organisasi, salah satunya adalah
banyak waktu yang terbuang untuk melakukan hal-hal yang tidak berhubungan
dengan pencapaian tujuan.

2.7 Bentuk Perencanaan

Pada dasarnya di setiap organisasi terdapat dua tipe atau bentuk perencanaan,
dimana keduanya saling terkait satu sama lain. Bentuk perencanaan yang disesuaikan
dengan tingkatan manajemen adalah sebagai berikut:
a. Rencana strategis

7
Rencana ini dirancang untuk menentukan visi, misi organisasi, menetapkan
sasaran, program kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Rencana operasional
Rencana operasional adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan
rencana taktis untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer
tingkat menengah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka
pendek dan lingkup yang relative lebih sempit. Perencanaan operasional dibagi
menjadi 2 yaitu:
1. Rencana sekali pakai (single use plans)
Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang
kemungkinan tidak berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Contoh
rencana sekali pakai adalah perencanaan dalam membangun pabrik baru.
2. Rencana tetap (standing plans)
Rencana tetap adalah rencana yang sudah ditetapkan dan menjadi pedoman
dalam operasi setiap hari. Rencana tetap berupa penciptaan prosedur dan peraturan
dalam pemutakhiran produk dan peningkatan layanan.
e. Rencana taktis
Rencana taktis adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis.
Perencanaan taktis merupakan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan apa yang
dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, dan bagaimana mengerjakan dalam rangka
mengimplementasikan perencanaan strategis.
2.8 Tahapan Perencanaan

Proses perencanaan terdiri dari berbagai langkah-langkah atau tahapan-tahapan


yang sistematis. Menurut Samuel Certo, perencanaan terdiri dari 6 tahapan. Secara
lebih detail mengenai tahapan-tahapan dalam proses perencanaan adalah sebagai
berikut:
1. Menyatakan Tujuan Organisasi
Tujuan harus diturunkan dari visi/misi organisasi tentang kondisi di masa
yang akan datang sehingga kualitas tujuan sangat tergantung dari kejelasan arah,
ruang lingkup kegiatan, segmen produknya dan pasar serta tingkat keberhasilannya
yang ingin dicapai. Ciri-ciri tujuan yang baik adalah harus spesifik, realistis,
menantang, terukur, dan berbatas waktu, sehingga agar tujuan dapat menimbulkan
komitmen dan menjadi sumber motivasi.
2. Menyusun Daftar Alternatif Untuk mencapai tujuan
Apabila tujuan organisasi telah ditetapkan, maka seorang manajer harus
menyusun daftar alternative sebanyak mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
Untuk menyusun alternatif diperlukan informasi, sebab setiap alternatif

8
membutuhkan informasi yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan faktor kunci
keberhasilan organisasi.
3. Menyusun asumsi sebagai dasar untuk setiap alternatif
Kelayakan suatu alternatif banyak dipengaruhi oleh asumsi yangmenjadi dasar
dari alternatif tersebut. Alternatif dikatakan layak, apabila asumsi-asumsi yang
muncul dianggap wajar dan relevan.
4. Memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
Evaluasi alternatif juga harus dibarengi dengan evaluasi asumsi-asumsi yang
mendasarinya. Seoarang manajer harus mampu memilih alternatif yang terbaik
berdasarkan kriteria yang ada (Benefit/cost).
5. Menyusun Rencana atas alternatif yang terpilih
Setelah memilih alternatif, maka manajer harus mampu menerjemahkan
rencana-rencana jangka pendek dan jangka panjang atas alternatif tersebut. Menyusun
rencana didalamnya menentukan sumber daya yang akan digunakan serta keahlian
yang dibutuhkan yang nantinya tidak mengganggu pelaksanaan.
6. Mengubah rencana menjadi tindakan
Melaksanakan rencana adalah proses operasionalisasi upaya dan mobilisasi
sumber daya. Pada langkah ini, kadang-kadang diperlukan penyesuaian dikarenakan
adanya tambahan atau perubahan informasi, hal-hal di luar perkiraan semula.

2.9 Maksimalisasi Efektifitas Proses Perencanaan

Keberhasilan dalam melaksanakan sebuah sistem perencanaan tidak akan dicapai


dengan mudah. Dengan meningkatnya ukuran organisasi, tugas perencaaan menjadi
begitu kompleks, lebih banyak membutuhkan informasi.

Terdapat 4 (empat) hal yang dapat menjamin bahwa proses perencanaan dapat
mencapai efektivitas, yaitu:
1. Mendapatkan dukungan manajemen puncak, dimana berupa perhatian yang jelas dan
berkelanjutan.
2. Proses perencanaan yang didesain dengan baik, yang berarti memiliki kejelasan,
mampu diukur pencapaiannya, bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan guna
merespon kondisi perencanaan yang kemungkinan dapat berubah (tidak kaku).
3. Perencanaan yang berfokus pada implementasi. Rencana hanya akan efektif jika
implementasinya membantu tercapainya tujuan organisasi. Sehingga setiap rencana
harus memberikan hasil akhir berupa tindakan yang berdasar pada sasaran yang
diinginkan.
4. Mengikutsertakan orang-orang yang tepat. Dalam merencanakan, sebaiknya
mengikutsertakan para manajer dalam bidang-bidang fungsional dalam organisasi
sehingga dapat memperoleh informasi yang relevan dan akurat. Orang-orang yang

9
teapat dapat member masukan dan umpan balik dalam proses perencanaan dan
implementasi rencana.
2.10 Perspektif Dalam Perencanaan

Perbedaan antara sebuah rencana dengan rencana yang lain dapat dikaji atas
dasar 5 (lima) prespektif, yaitu:
1. Horison Waktu
Biasanya dibagi menjadi: Jangka Panjang, Menengah dan Pendek. Semakin
panjang horizon waktunya, maka tinggi ketidakpastian yang dimilikinya (akurasinya
relatif rendah).
a. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan semacam ini menjangkau waktu sekitar 20-30 tahun ke depan.
Rencana hanya berbentuk garis-garis besar dan bersifat sangat strategis dan umum.
Perencanaan ini tidak dapat langsung dipakai dalam program kerja, masih perlu
dijabarkan dalam perencanaan jangka menengah.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah memiliki durasi waktu antara 3-5 tahun
kedepan. Perencanaan jangka panjang dapat dibagi dalam beberapa rencana jangka
menengah. Perencanaan sudah lebih konkrit dalam pencapaian sasaran yang disertai
dengan prioritas.
c. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan ini memiliki jangka waktu paling lama 1 tahun. Rencana jangka
pendek juga dapat dibuat dalam bulanan, per-tiga bulanan, tergantung dari desain
organisasi. Dalam perencanaan jangka pendek suda mencakup penggunaan sumber
daya,metode pelaksanaan, serta waktu mulai dan selesai dari setiap program kerja.
2. Bidang perencanaan
Karakteristik perencanaan sangat tergantung dari bidang yang direncanakan,
misalkan rencana produksi adalah untuk menjamin pasokan permintaan pasar, baik
kuantitas maupun kualitas, serta waktu produksinya. Tetapi rencana pengembangan
sumber daya manusia ditujukan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan
interpersonal dikarenakan jumlahnya karyawan sudah optimal.
3. Elemen Rencana
Elemen utama rencana strategis adalah tujuan, program dan kebijaksanaan
bagi keseluruhan organisasai; Sedangkan elemen pokok dari rencana taktis yang
berjangka waktu lebih pendek adalah jawaban bagaimana mendayagunakan sumber
daya perusahaan untuk memenangkan kompetisi dengan perusahaan-perusahaan lain.
4. Karakteristik Rencana
Karakteristik rencana sangat tergantung dari tingkat kepastian lingkungan,
apabila tingkat persaingan semakin ketat, maka karakteristik rencana juga semakin
tidak pasti.
10
5. Unit Organisasi
Perencanaan usaha yang mencakup keseluruhan organisasi jauh lebih rumit
dibandingkan dengan perencanaan untuk sebuah unit organisasi. Perbedaan kerumitan
ini misalnya dapat dilihat dalam aspek persepsi dan wawasan tentang masa depan,
mekanisme perencanaan, kendala perencanaan serta ukuran-ukuran keberhasilan
untuk menilai performansi pelaksanaan rencana.

BAB III
PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas
kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen dan saling terkait, karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain tak akan
dapat berjalan. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis.
Perencanaan memiliki beberapa fungsi, yaitu perencanaan berfungsi sebagai
arahan, perencanaan meminimalkan dampak dari perubahan, perencanaan
meminimalkan pemborosan dan sumber daya, serta perencanaan menetapkan
standar dalam pengawasan kualitas. Adapun manfaat adanya perencanaan yaitu
Membantu para manajer untuk berorientasi ke masa depan, Akan Meningkatkan
koordinasi dalam pengambilan keputusan, Perencanaan akan menekankan kepada
tujuan organisasi.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk
organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Dalam sebuah
prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang
diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

12
Arifin, Rois dan Helmi. 2016. Pengantar Manajement. Malang: Empatdua

Pambudi, Bambang Setiyo. 2013. Pengantar Manajement, Madura: Universitas


Trunojoyo.

Trisnawati Sule, Emie, Dan Kurniawan Saefullah. 2014. Pengantar Manajemen.


Jakarta: Kencana.

Triwibisono, Christanto. 2009. Pengantar Manajemen Bisnis Introduction to


Business Managemen, Bandung: Politeknik Telkom.

Sumber dari Internet

Ayu Meriana, Fitri. 2014. Makalah perencanaan pengantar manajemen


fitridtrind.wordpress.com/2014/04/19/makalah-perencanaan-pengantar-manajemen.
Faraz, Nahiyah Jaidi. Pengantar Manajement: nahiyah@uny.ac.id

13

Anda mungkin juga menyukai