Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan
sistem kekebalan. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah atau
menurun bisa terkena AIDS karena HIV adalah virus yang menyebabkan
AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom) yang berarti
kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
sifatnya diperoleh, bukan bawaan (Kusmiran, 2012 dalam Wardani LC,
2017).
Pada tahun 2013, sebanyak 1,5 juta orang meninggal karena AIDS di
seluruh dunia. Di Asia dan Pasifik diperkirakan sekitar 4,8 juta orang yang
hidup dengan HIV. Ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menyatakan
bahwa di Asia dan Pasifik jumlah infeksi HIV baru cenderung menurun
sekitar 6%, kecuali untuk wilayah Indonesia yang mengalami kenaikan
sebanyak 48% (Najmah, 2016 dalam Wardani LC, 2017).
Data statistik HIV/AIDS di Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa
jumlah total kasus HIV yaitu sebanyak 32.711 orang dan kasus AIDS
sebanyak 7.864 orang. Berdasarkan faktor resiko nilai tertinggi dari jumlah
kumulatif kasus AIDS banyak terjadi pada heteroseksual dari tahun 2009
sampai 2016 yaitu sebanyak 51.692 orang. Pemerintah Indonesia
menghadapi beberapa masalah dalam menentukan upaya penanggulangan
khusunya masalah yang berhubungan dengan HIV/AIDS (Ditjen PP dan PL
Kemenkes RI, 2016 dalam Wardani LC, 2017).
HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan dan penambahan angka
kejadian. Tahun 2014 dari 33 provinsi, provinsi D.I Yogyakarta berada di
posisi ke 12 setelah provinsi Banten. Kondisi tersebut tidak dapat dipungkiri
karena berhungan erat dengan mobilitas penduduk yang semakin pesat
setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2015 dalam Wardani LC, 2017).
Menurut Dinkes DIY, sampai dengan triwulan pertama tahun 2015
ditemukan kasus baru HIV/AIDS sebanyak 173 kasus. Masyarakat yang
paling banyak terkena HIV/AIDS berkisar umur 20-29 tahun berjumlah
sekitar 1053 orang. Wilayah di Yogyakarta, kasus HIV/AIDS paling tinggi
terdapat di Kota Yogyakarta. Penderita HIV/AIDS di Kota Yogyakarta
berjumlah 831 orang. Faktor resiko terkena HIV/AIDS paling tinggi
disebabkan karena heteroseksual yaitu 60,04%, homoseksual 14,20%, dan
narkoba suntik 8,32%. Sedangkan dari kelompok umur penderita HIV/AIDS
yang presentasinya paling banyak adalah kelompok umur 20-29 tahun yaitu
sebesar 30,67%, kelompok umur 30-39 sebesar 29,81%, dan kelompok
umur 40-49 tahun yaitu 16,24%. Faktor resiko berdasarkan data kasus
HIV/AIDS menunjukkan bahwa heteroseksual lebih tinggi dibanding
homoseksual (Komisi Penanggulangan AIDS DIY, 2015 dalam Wardani
LC, 2017).
Kota Yogyakarta merupakan kota pelajar yang menjadi wilayah pusat
pendidikan baik dasar, menengah, dan perguruan tinggi, maka jumlah
remaja di daerah kota Yogyakarta cukup berpotensi untuk terjadinya
penularan HIV/AIDS. Pergaulan bebas pada remaja dapat mempermudah
terjadinya penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Tidak semua remaja
mengerti tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas. Informasi yang
remaja dapat biasanya melalui teman, internet, ataupun media cetak yang
biasanya kurang akurat. Remaja usia 12-19 tahun adalah masa dimana mulai
timbulnya rasa tertarik pada lawan jenis dan minat terhadap segala hal yang
berhubungan dengan seks. Pada masa remaja ditandai dengan rasa ingin
tahu yang kuat tentang informasi yang dapat berkembang ke arah tingkah
laku seksual yang sebenarnya (Kusmiran, 2012 dalam Wardani LC, 2017).
HIV/AIDS bisa dicegah dengan cara memberi pengetahuan dasar pada
remaja tentang penyakit menular seksual HIV/AIDS karena informasi yang
salah dapat menjerumuskan remaja ke pergaulan bebas atau ke hal lain yang
dapat mengarah terhadap penularan penyakit menular HIV/AIDS.
Pengetahuan dasar tentang HIV/AIDS bisa membantu agar memahami dan
menyadari seberapa berbahayanya HIV/AIDS sehingga remaja bisa
memiliki sikap dan perilaku yang sehat untuk menghindari HIV/AIDS
(Lestari, 2014 dalam Wardani LC, 2017).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 17
Maret 2018 di RT 08 Padukuhan Ngrangsan, Desa Selomartani, Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terdapat sekitar 27 remaja –
dewasa usia di atas 10 tahun dan belum menikah yang berada di Padukuhan
Ngrangsan. Dari semua remaja – dewasa tersebut, sebanyak 30% (8 orang)
yang tidak mengetahui tentang HIV/AIDS dan sebanyak 70% (19 orang)
mengetahui tentang HIV/AIDS.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis memilih tema tentang HIV/AIDS
ini, karena HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular seksual
sehingga diperlukan pengetahuan dasar tentang HIV/AIDS agar mampu
membantu remaja – dewasa memahami dan menyadari seberapa
berbahayanya HIV/AIDS sehingga remaja bisa memiliki sikap dan perilaku
yang sehat untuk menghindari HIV/AIDS.
B. BATASAN MASALAH
Penulis membuat asuhan keperawatan keluarga ini dan mengangkat
kasus keluarga yang memiliki remaja - dewasa dengan kurang pengetahuan
tentang HIV/AIDS.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan melakukan asuhan keperawatan
keluarga pada remaja – dewasa dengan kurang pengetahuan tentang
HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah – masalah kesehatan yang ada pada
keluarga Tn. N dan keluarga.
b. Melakukan analisa data.
c. Menyusun prioritas masalah.
d. Merumuskan masalah.
e. Membuat diagnosa keperawatan keluarga.
f. Merencanakan intervensi sesuai dengan tindakan keperawatan.
g. Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat.
h. Melakukan evaluasi.
i. Mendokumentasikan laporan asuhan keperawatan keluarga.
D. MANFAAT PENULISAN
1. Keluarga
a. Keluarga dapat mengenal masalah kesehatan.
b. Keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat.
c. Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit.
d. Keluarga dapat mendeteksi secara dini masalah kesehatan yang ada.
e. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
2. Mahasiswa Ners
a. Mampu menerapkan teori yang didapat di bangku perkuliahan.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman.
c. Mampu mengenal kesehatan yang ada dalam masyarakat.
d. Mampu bersosialisasi dengan anggota keluarga dan masyarakat.