1116051143-2-Bab I
1116051143-2-Bab I
PENDAHULUAN
semakin pesat,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih dan modern
tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun
dapat pula memberi kerugian seperti kerusakan, kehilangan, kecelakaan dan lain
kerugian yang diderita inilah disebut resiko. Resiko adalah suatu ketidak pastian
Untuk mengatasi hal tersebut maka manusia mencari cara yang dapat
mengurangi resiko ini. Oleh karena itu manusia mengalihkan resiko kepada pihak
yang mau menerima peralihan resiko kepada pihak yang mau menerima peralihan
resiko yang disebut dengan lembaga asuransi, dalam hal ini adalah perusahaan-
Salah satu lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan dalam
1
Sri Rejeki Hartono, 1992, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, Cet. I , Sinar Grafika,
Jakarta, h. 62.
1
2
hadirnya usaha perasuransian dirasakan juga oleh dunia usaha mengingat disatu pihak
terdapat berbagai risiko yang secara sadar dan rasional dirasakan dapat menganggu
pada satu sisi menjual jasa kepada pelanggan, sedangkan pada sisi lain, perusahaan
asuransi adalah sebagai investor dari tabungan masyarakat kepada investasi yang
produktif. Secara umum memang dapat disebutkan bahwa asuransi dan lembaga
asuransi itu merupakan lembaga ekonomi yaitu suatu lembaga peralihan resiko.
Resiko diartikan pula sebagai kerugian yang tidak pasti (uncertainty of financial loss)
didalamnya terdapat dua unsur yaitu : ketidakpastian dan kerugian. Karena besarnya
risiko ini dapat diukur dengan nilai barang yang mengalami peristiwa diluar
kerugian dalam bentuk pembayaran klaim asuransi. Pengalihan risiko ini diimbangi
setiap bulan atau tahun, tergantung pada perjanjian yang tertuang dalam polis.
Asuransi terdiri dari beberapa jenis yaitu asuransi kerugian dan asuransi
sejumlah uang, yang dibahas adalah asuransi jiwa (termasuk asuransi sejumlah uang).
Asuransi jiwa merupakan perwujudan dari pertanggungan yang berpokok pada jiwa
keluarganya, karena adanya kemungkinan meninggal sebelum tua atau hidup terlalu
2
Djoko Prakoso, I Ketut Murtika, 2000, Hukum Asuransi Indonesia, PT. Asdi Maha Satya,
Jakarta. h.21
3
lama. Asuransi jiwa bertujuan untuk menanggung jiwa seseorang yang diasuransikan
terhadap kerugian financial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu
lama atau hidupnya terlalu lama atau mengalami cacat badan tetap yang disebabkan
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untuk mengatasi
lain:
Metode peralihan risiko dalam bentuk asuransi dianggap cara yang paling
baik dalam pengelolaan risiko. Jika risiko itu menyangkut nyawa manusia, maka jiwa
3
Agus Parwoto, 2001, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi Berdasarkan
Risk Base Capital, Cet. I, BPFE, Yogyakarta, h. 69.
4
perusahaan asuransi apalagi dalam era perdagangan bebas. Perusahaan asuransi telah
membayar polis. Akibatnya klaim asuransi peserta asuransi ditolak tanpa alasan yang
benar dan patut. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada perlindungan risiko yang
secara sekaligus atau dibayar secara tunai, tetapi dapat juga secara periodik yaitu
tahunan, setengah tahun, triwulan, dan bulanan. Premi harus dibayar tepat waktu dan
pembayaran premi oleh tertanggung, padahal asuransinya sudah berjalan cukup lama.
5
Klaim oleh Perusahaan Asuransi Jiwa dalam Hal Tertanggung Tidak Dapat
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
Di dalam suatu karya ilmiah perlu kiranya ditentukan secara tegas batasan
materi yang akan dibahas atau diuraikan dalam tulisan tersebut, hal ini dimaksudkan
untuk mencegah agar materi atau isi uraian dalam tulisan ini tidak menyimpang dari
Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini hanyalah
serta bentuk penyelesaian pembayaran klaim yang diterima oleh perusahaan asuransi
hubungan kerja.
dalam penelitian yang tengah dibuat dengan menampilkan beberapa judul penelitian
terdahulu sebagai pembanding. Adapun dalam penelitian kali ini, peneliti akan
jiwa :
Tabel 1
Daftar Penelitian Sejenis dan Daftar Penelitian Penulis
Daftar Penelitian Sejenis Daftar Penelitian Penulis
No Judul Skripsi & Rumusan Judul Skripsi Rumusan
Penulis Masalah & Penulis Masalah
1 Akibat Hukum 1) Kapankah Penyelesaian 1) Apakah
tentang tunggakan lahirnya Pembayaran akibatnya
pembayaran perjanjian Klaim oleh apabila
Premi dalam asuransi antara Perusahaan tertanggung
Perjanjian seorang Asuransi Jiwa tidak dapat
Asuransi Jiwa di tertanggung dalam hal melaksanakan
Perusahaan Bumi dengan Pihak Tertanggung kewajibannya
7
jiwa yaitu, pada penelitian yang dibuat penulis yang berjudul, Penyelesaian
9
Pembayaran Klaim oleh Perusahaan Asuransi Jiwa dalam Hal Tertanggung Tidak
masalah dari penelitian tersebut yaitu : Apakah akibatnya apabila tertanggung tidak
kontrak? Dan Bagaimana bentuk penyelesaian pembayaran klaim yang diterima oleh
jiwa di tunjukkan dalam tabel sebagai pembanding dimana judul dan rumusan
masalahnya yaitu :
tertanggung dengan Pihak Asuransi Jiwa Bumi Asih Distrik Padang Sidimpuan? Dan
AJB Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Asuransi Perorangan dan AJB Bumi Putera
asuransi Syariah di AJB Bumi Putera 1912 ? Dan Apakah kelebihan dan kelemahan
masing-masing sistem asuransi konvensional dan syariah di AJB Bumi Putera 1912
10
pembanding terdahulu berdasarkan uraian diatas yaitu, dimana skripsi yang penulis
buat dengan skripsi pembanding sama-sama membahas tentang asuransi jiwa namun
berdasarkan judul dan rumusan masalah yang dibahas berbeda dan tidak sama.
a. Tujuan umum
kontrak.
b. Tujuan khusus
a. Manfaat teoritis
bidang hukum yang diteliti dan peningkatan ketrampilan menulis karya ilmiah.
b. Manfaat praktis
penelitian ini berguna sebagai acuan atau referensi bagi pendidikan hukum
kewajibannya membayar premi sampai dengan akhir masa kontrak, serta bentuk
lebih dari makhluk lain, sehingga ia selalu dapat menghindarkan atau mengatasi
manusia untuk menghindari dan melimpahkan resikonya kepada pihak lain beserta
proses pelimpahan sebagai suatu kegiatan itulah yang merupakan embrio atau cikal
bakal perasuransian yang dikelola sebagai suatu kegiatan ekonomi yang rumit sampai
saat ini.
itu perjanjian itu sendiri perlu dikaji sebagai acuan menuju pada perjanjian asuransi,
namun pengertian asuransi atau pertanggungan dapat dilihat pada Pasal 246 Kitab
12
formal.
sebagai berikut :
lebih lanjut bahwa perjanjian asuransi atau penanggungan itu mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
tertanggung menderita kerugian dan yang diganti itu adalah seimbang dengan
4
Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980. Hukum Pertanggungn dan Perkembangan, BHPN
Jakarta, (selanjutnya disingkat Emmy Pangaribuan Simanjuntak I), h. 22.
13
mengganti rugi dari penanggung hanya dilaksanakan kalau peristiwa yang tidak
premi. Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak
Menurut P.L Wery selanjutya masih dalam bukunya yang sama dikemukakan
lagi dua sifat lain dari perjanjian asuransi, meskipun tidak terdapat pada pasal yang
sama (246 KUHD) tetapi dalam pasal-pasal yang lain yaitu pada Pasal 257 dan 258
mempercayai di antara para pihak adalah yang menentukan perjanjian itu sendiri.
merupakan satu pasal kunci di dalam sistem pengaturan perjanjian asuransi. Pasal
tersebut mengatur suatu hubungan hukum dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi
bagi suatu perjanjian sehingga perjanjian yang bersangkutan dapat disebutkan sebagai
suatu perjanjian asuransi. Secara umum dapat dikatakan bahwa perjanjian asuransi
14
mempunyai tujuan utama untuk memberi ganti rugi, sehingga perjanjian asuransi
lebih dari 200 juta jiwa merupakan pangsa pasar yang potensial dan menggiurkan
bagi semua perusahaan asuransi baik lokal maupun manca negara. Disamping rasio
penduduk yang berasuransi dan belum masih sangat tinggi sekali hal itulah yang
membuat indonesia adalah pangsa yang luar biasa dan jenis-jenis asuransi itu terdiri
dari berbagai jenis, secara garis besar asuransi terdiri dari 3 kategori yaitu:
5
Abdul Kadir Muhammad, 1999, Hukum Asuransi Indonesia, Cet. II, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 11.
6
Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006, Ban`k dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba
Empat, Jakarta, h. 180.
15
1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang
kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), risiko hari tua
(yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti
berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil
terjadi). Kerjasama mana dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja atas
dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan risiko
kesehatan.
3. Asuransi Sosial
berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan
komersial. 7
7
Abdul Kadir Muhammad. op.cit. h.54
16
Dari berbagai jenis asuransi salah satunya asuransi jiwa yang memang sudah
lama masyarakat kenal dan merupakan asuransi yang paling lumrah dan banyak
digunakan, asuransi ini sendiri menjamin individu dan keluarga secara finansial dari
perwujudan dari petanggungan yang berpokok pada jiwa orang dan menyangkut
Definis asuransi yang lebih luas dapat ditemukan dalam Pasal 1 Undang-
Asuransi adalah perjanjian,antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan dirinya kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam buku 1 BAB X Pasal 302, pasal 308
KUHD. Jadi hanya 7 pasal, akan tetapi tidak 1 pasalpun yang memuat rumusan
definisi asuransi jiwa. Dengan demikian sudah tepat jika definisi asuransi dalam pasal
1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 dijadikan titik tolak pembahasan
dan ini ada hubungannya dengan ketentuan Pasal 302 dan Pasal 303 KUHD yang
pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu
dirumuskan bahwa :
Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Persetujuan-persetujuan itu tidak dapat ditarik
kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan
yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Persetujuan-perseujuan
harus dilaksanakan dengan itikad baik.9
dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sahnya perjanjian secara
8
Man Suparman Sastrawidjaja, 2004, Hukum Asuransi, Perlindungan Tertanggung Asuransi
Deposito, dan Usaha Parasuransian, Cet. III. Alumni, Bandung, h. 64.
9
Herman Darmawi, 2000, Manajemen Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta.
18
pihak didalan perjanjian tersebut mempunyai hak dan kewajiban yang sama yang
apabila salah satu dari pihak itu wanprestasi maka perjanjian akan putus. Adapun hak
dan kewajiban para pihak dalam perjanjian asuransi jiwa adalah penanggung
pergantian kerugian.
Premi dalam asuransi jiwa adalah imbalan jasa atas jaminan perlindungan
uang terhadap resiko hari tua. Menurut pendapat dari Emmy Pangribuan
penanggung dapat memutuskan perjanjian asuransi dimana ketentuan ini diatur dalam
diharapkan terjadi dan menimbulkan resiko. Pembayaran ini tidak didasarkan atas
hilangnya jiwa seseorang namun didasarkan sebagai akibat dari hilangnya nyawa
seseorang.
dibentuk sebagai lembaga pengambil alih dan penerima risiko. Dengan demikian
secara rinci dalam suatu akta yang lazim disebut polis. Akta yang berisikan inti dari
syarat-syarat dari janji tersebut, dipergunakan dan dipasarkan dalam bisnis asuransi,
Pada hakikatnya, usaha asuransi juga mempunyai jangkuan kerja, yang sangat
khas dan luas yang dalam kedudukan tertentu sangat rapat dengan kepentingan
umum, baik secara langsung atau tidak. Secara langsung perusahaan asuransi
menampung setiap resiko dari banyak pihak sehingga memberikan rasa aman. Dan
secara langsung untuk berbagai jenis asuransi sosial, lembaga asuransi menampung
berbagai risiko kolektif (misalnya untuk asuransi pada kecelakaan di jalan raya dan
10
Sri Rejeki Hartono, op.cit, h. 1992.
20
hari tua.
kebutuhan masyarakat akan proteksi hingga suatu batas maksimal. Tetapi pada sisi
lain, usaha memenuhi kebutuhan masyarakat itu menimbulkan beban yang cukup
usaha yang luas dengan sistem kerja yang kompleks, mendorong perusahaan dapat
bergabung dengannya guna mengatasi resiko. Kegiatan semacam itu tidak berarti
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian
hukum empiris.
primer, data yang diperoleh berasal dari eksperimen dan observasi. Adapun maksud
tentang perjanjian asuransi juga bekerjanya hukum dan kesadaran serta kepatuhan
21
b. Jenis pendekatan
kaitannya dengan masalah yang dibahas, Pendekatan Fakta yaitu pendekatan masalah
yang didasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang ada kaitannya dengan
c. Sifat penelitian
Dalam penulisan skripsi ini jenis pendekatan yang digunakan adalah jenis
pendekatan deskriptif analisis, di mana pada penelitian secara umum termasuk pula
suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan
penyebaran suatu gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu
11
Ronny Hartijo Soemitro, 2001, Metode Penelitian Hukum, Cet. I. Graha Indonesia, Jakarta,
h. 40.
22
Data dan sumber data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini berupa
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat melalui
pihak yang diwawancarai terutama orang-orang yang berwenang, dalam hal ini
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang mejelaskan bahan hukum
3. Data tersier yaitu bahan tentang yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
ini adalah:
23
responden informan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dengan
Data yang diperoleh, baik dari studi lapangan maupun studi pustaka pada
dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu data
yang terkumpul dituangkan dalam bentuk uraian logis dan sistimatis. Selanjutnya
simpulan deduktif, yaitu dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat
khusus.12
12
Bambang Sunggono, 2007, Metodelogi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 122.