Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

LISTRIK MAGNET
“Medan Listrik”
Dosen Pengampu : Florentina M Panda, S.Pd, M.Pd

DI SUSUN

KELOMPOK I

Farisda Yanti (20160111064004)


Yesi Utami (20160111064011)
Kamasia Azis (20160111064002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Medan
Listrik”.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk menyelesaiakan tugas pada mata
kuliah Lisrik Magnet. Selain itu juga, tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan mengenai Medan Listrik.

Kami berharap untuk kedepannya, makalah ini dapat menjadi sumber


referensi dan bisa menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai
Medan Listrik. Kami juga menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu kami selalu terbuka untuk menerima kritik dan
saran dari para pembaca demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini ke
depannya.

Jayapura, 21 September 2018

Kelompok I

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
2.1. MUATAN LISTRIK .................................................................................. 3
2.2. Konduktor Dan Isolator Serta Pemberian Muatan Melalui Induksi .......... 5
2.3. Medan listrik ........................................................................................... 10
2.4. Garis-garis Medan Listrik ....................................................................... 14
2.4 Gerak muatan – muatan titik di dalam medan listrik .............................. 19
2.5 Dipol listrik di dalam medan listrik ........................................................ 21
2.6 E pada Sumbu Muatan Garis Hingga ...................................................... 25
2.7 E di Dekat Muatan Garis tak Hingga ...................................................... 28
BAB III .................................................................................................................. 29
PENUTUP .............................................................................................................. 29
3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 29
3.2. Saran………………………………………………………………………….30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan sehari-hari dan
biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Kira-kira seabad yang
lalu, hanya ada sedikit lampu listrik dan tidak ada peralatan pemanas listrik,
motor, radio atau televisi. Walaupun pemakaian praktis dari kelistrikan telah di
kembangkan khususnya pada abad ke-20, penelitian dibidang kelistrikan
mempunyai sejarah yang panjang. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat
ditelusuri sampai pada zaman Yunani Kuno. Orang-orang Yunani telah
mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batutersebut akan menarik benda
kecil seperti jerami atau buu, kata “listrik” berasal dari kata Yunani untuk amber
yaitu elektron.
Pada makalah ini, kita akan membahas listrik melalui suatu pembahasan
singkat tentang konsep muatan listrik, dilanjutkan dengan menggambarkan gaya
yang dilakukan oleh suatu muatan listrik terhadap muatan listrik lainnya. Lalu kita
akan mempelajari muatan listrik, dilanjutkan dengan sedikit tinjauan tentang
konduktor dan isolator serta bagaimana konduktor dapat diberi muatan. dan
melihat bagaimana medan listrik dapat digambarkan dengan garis-garis medan
listrik yang menunjukkan besar dan arah medan listrik. Pada akhirnya, kita akan
membahas, mengenai perilaku muatan-muatan titik dan dipol-dipol listrik didalam
medan listrik. Kita juga akan membahas medan listrik pada sumbu sebuah muatan
garis hingga dan muatan listrik didekat muatan garis takhingga
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan muatan listrik ?
2. Bagaimana pemberian muatan melalui induksi?
3. Apa yang dimaksud dengan medan listrik ?
4. Apa yang dimaksud dengan garis-garis medan listrik?

1
5. Apa yang dimaksud gerak-gerak muatan titik di dalam medan listrik?
6. Bagaimana Dipol di Dalam Medan Listrtik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui muatan listrik
2. Untuk mengetahui pemberian muatan melalui induksi
3. Untuk mengetahui medan listrik
4. Untuk mengetahui garis-garis medan listrik
5. Untuk mengetahui gerak-gerak muatan titik di dalam medan listrik
6. Untuk mengetahui dipol di dalam medan listrik

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MUATAN LISTRIK


Percobaan yang berguna untuk memperkenalkan konsep muatan yaitu
pada pengamatan pertama mengenai pelistrikan benda denga cara menggosokan
sebuah sisir karet pada keras pada sepotong kain wol akan menyebabkan sisir
karet tersebut mampu menarik potongan-potongan kecil kertas. Menggosokkan
kedua benda tersebut secara bersama-sama menyebabkan baik karet maupun wol
mempunyai sifat baru: keduanya menjadi bermuatan listrik. Tetapi muatan itu
sendiri tidak tercipta selama penggosokkan tersebut; muatan total, atau jumlah
muatan dalam kedua benda tersebut masih sama seperti sebelum pelistrikan.
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang
membuatnya mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki
muatan listrik. Ada dua jenis muatan listrik yang diberi nama proton (positif) dan
elektron (negatif). Jumlah proton didalam suatu inti sama dengan nomor atom Z
dari inti tersebut. Disekitar inti ada sejumlah elektron bermuatan negatif yang
banyaknya. Elektron dan proton dan merupakan partikel yang sangat berbeda.
Proton memiliki massa 2000 kali masa elektron. Tetapi muatan proton dan
elektron sama besar dan berlawanan tanda. Muatan dari proton adalah e,
sedangkan muatan elektron –e, dimana e disebut satuan dasar muatan. Semua
muatan merupakan kelipatan bilangan bulat dari satuan dasar muatan. Dengan
demikian muatan bersifat terkuantitasi (diskrit). Setiap muatan Q yang ada dialam
dapat ditulis dalam bentuk 𝑄 = ±𝑁𝑒, di mana N merupakan bilangan bulat.
Kuantitasi muatan listrik kadangkala tidak teramati karena biasanya N memiliki
harga yang sangat besar, sebagai contoh, sekitar 1010 elektron akan berpindah ke
batang plastik jika kita menggosok batang tersebut dengan bulu binatang.
Ketika benda-benda berada dalam keadaan saling bergesekan, seperti
ketika keduanya digosokkan satu sama lain, elektron-elektron berpindah dari satu
benda ke benda yang lain. Satu benda mengalami kelebihan sejumlah elektron

3
sehingga menjadi bermuatan negatif dan benda lainnya mengalami kekurangan
elektron sehingga bermuatan positif. Dalam proses ini, muatan tidak diciptakan,
tetapi hanya mengalami perpindahan. Muatan total dari kedua benda tidak
berubah. Dalam hal ini, muatan bersifat kekal. Hukum kekekalan muatan
merupakan suatu hukum dasar dari alam. Pada interaksi-interaksi tertentu antara
partikel-partikel dasar (partikel elementer), partikel bermuatan seperti elektron
akan diciptakan atau anihilasi.

Gambar 1

Dalam model quark untuk partikel-partikel dasar, proton, netron, dan beberapa partikel dasar
lainnya diasumsikan tersusun dari partikel-partikel yang disebut quark yang membawa muatan
1 2
± 𝑒 atau ± 𝑒. Nampaknya quark tidak dapat diamati satu per satu, tetapi hanya dapat diamati jika
3 3

merupakan kombinasi yang menghasilkan muatan total ±𝑁𝑒 atau 0.

Tetapi didalam semua proses seperti ini akan dihasilkan atau dihilangkan
sejumlah muatan-muatan negatif dan positif yang sama banyaknya, sehingga
jumlah muatan total dialam semesta ini tidak berubah. Ketika terjadi penciptaan
sebuah elektron dengan muatan –e, secara simultan tercipta pula sebuah partikel
bermuatan +e yang disebut positron. ( proses ini disebut produksi pasangan).

Dalam sistem SI, satuan muatan adalah coulomb, yang didefinisikan


dalam bentuk arus listrik, Ampere. Ampere merupakan satuan arus yang
digunakan sehari-hari dalam pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.

4
Coulomb (C) adalah jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penampang
kawat dalam waktu satu detik bila besarnya arus dalam kawat adalah satu ampere.
Satuan dasar dari muatan listrik e dihubungkan dengan coulomb melalui:

𝑒 = 1,60 𝑥 10−19 𝐶 (1)

Muatan sekitar 10 nC (1 nC = 10-9 C) sampai 0,1 𝜇𝐶 (1 𝜇𝐶 = 10−6 𝐶)


dapat dihasilkan dalam laboratorium dengan cara menempelkan benda-benda
tertentu, seringkali secara sederhana dengan menggosokkan satu sama lain.
Prosedur seperti ini melibatkan perpindahan banyak elektron.

Contoh 1

Sebuah uang tembaga (Cu) mempunyai massa 3 gram. Nomor atom dari tembaga
adalah Z = 29 dan nomor masanya 63,5 g/mol. Berapa jumlah muatan total
lektron-elketron yang ada didalam uang tembaga tersebut?

Mula-mula kita harus menentukan jumlah atom didalam 3 gram tembaga.


Karena 1 mol tembaga mengandung atom sejumlah bilangan Avogadro dan
mempuyai massa 63,5 gram, maka jumlah atom dalam 3 g tembaga adalah

6,02 𝑥 1023 𝑎𝑡𝑜𝑚/𝑚𝑜𝑙


𝑁 = (3 𝑔) = 2,84 𝑥 1022 𝑎𝑡𝑜𝑚
63,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙

Setiap atom mengandung Z = 29 elektron, jadi jumlah muatan total Q adalah

𝑄 = (2,84 𝑥 1022 𝑎𝑡𝑜𝑚)( 29 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛/atom) (−1,60 𝑥 10−19 C/elektron)

= -1,32 x 105 C

2.2. Konduktor Dan Isolator Serta Pemberian Muatan Melalui Induksi


Pada beberapa material, seperti tembaga dan logam logam lainnya jumlah elektron
dapat bergerak bebas didalam material tersebut. Material seperti ini disebut
konduktor. Pada material lain, seperti kayu atau gelas, semua elektron terikat kuat

5
pada atom atom iya dan tidak dapat bergerak bebas. Material-material yang
demikian disebut isolator.
Di dalam satu atom tembaga, ada 29 elektron yang terdapat pada inti
akibat gaya tarik elektrostatik antara elektron yang bermuatan negatif dan inti
yang bermuatan positif. Elektron elektron terluar terlihat lebih lemah
dibandingkan elektron yang berada lebih dalam. Hal ini disebabkan karena
elektron luar letaknya lebih jauh dari inti dan terdapat gaya tolak menolak dari
elektron-elektron yang lebih dalam. Ketika atom-atom dalam tembaga bergabung
membentuk sekeping logam tembaga, ikatan elektron elektron pada masing-
masing atom mengalami perubahan akibat adanya interaksi dengan atom-atom
terdekat. Satu atau lebih elektron terluar dari tiap atom cu tersebut tidak lagi
terikat pada masing-masing atom, tetapi dapat bergerak bebas didalam keping
tersebut, seperti halnya molekul-molekul gas yang bergerak bebas didalam sebuah
kotak. Jumlah elektron bebas bergerak pada jenis logamnya, tetapi pada
umumnya 1 elektron di setiap atom. Atom yang kekurangan 1 elektron akan
bermuatan positif dan disebut ion positif. Di dalam logam tembaga, ion ion
tembaga serta dalam susunan yang teratur yang disebut kisi. Umumnya sebuah
konduktor bersifat netral karena terdapat suatu kondisi yang membawa 1 muatan
positif +e untuk tiap elektron bebas yang membawa 1 muatan -e. Suatu konduktor
dapat diberi muatan dengan cara menambahkan atau mengurangi elektron elektron
bebasnya.

Gambar 2 sebuah elektroskop. Dua daun elektroskop yang terbuat dari emas dihubungkan dengan
batang logam yang ujung atasnya berbentuk bola. Ketika muatan negatif diletakkan pada bola
logam, muatan tersebut akan mengalir ke daun elektroskop dan dua daun tersebut saling tolak
menolak.

6
Gambar 2 memperlihatkan sebuah elektroskop yang merupakan alat untuk
mendeteksi adanya muatan listrik. Dua daun yang terbuat dari emas dihubungkan
dengan batang logam yang memiliki suatu bola konduktor di atasnya. Dua daun
emas tersebut terisolasi dari wadahnya. Ketika bola ditempel dengan batang
plastik bermuatan, sejumlah muatan negatif dalam batang plastik berpindah ke
bola dan menyebar ke daun emas sehingga kedua daun membuka akibat gaya
tolak menolak muatan negatif. Daun juga dapat membuka jika batang gelas yang
bermuatan positif ditempelkan pada bola elektroskop. Dalam kasus ini, batang
gelas yang bermuatan positif menarik elektron elektron dari bola logam sehingga
kedua daun elektroskop menjadi bermuatan positif.

Gambar 3 sebatang logam dalam keadaan kontak dengan bola logam pada elektroskop. Ketika
bagian ujung yang jauh dari elektroskop disentuh oleh batang plastic yang bermuatan negative,
sejumlah muatan berpinjah melalui batang logam ke elektroskop. Hal ini dapat dibuktikan dari
terbukanya kedua daun elektroskop

Pada gambar 3, suatu batang logam ditempelkan pada bola elektroskop.


Ketika ujung batang yang jauh dari boleh mikroskop disentuh oleh batang plastik
bermuatan, daun daun elektroskop membuka karena elektron yang berasal dari
plastik mengalir melalui batang logam ke elektroskop. Jika batang logam tersebut
diganti dengan sebatang kayu dan bagian ujung yang jauh dari elektroskop
disentuh oleh batang plastik yang bermuatan, tidak terjadi apa-apa. Batang kayu
adalah suatu isolator yang tidak menghantarkan listrik.

7
Gambar 4 pemberian muatan dengan cara induksi. a) Dua konduktor yang berada dalam keadaan
kontak menjadi bermuatan dengan tanda berlawanan positif menarik elktron-elektron dari bola
konduktor sebelah kiri sehingga bola konduktor sebelah kanan menjadi bermuatan positif . b) jika
kedua bola konduktor tersebut dipisahkan sedangkan batang berada di tempat semula, kedua bola
akan mempertahankan besar muatan yang sama dan berlawanan tanda. c) jika batang dipindahkan
dari kedua bola dijauhkan satu dengan lainnya, bola-bola tersebut termuati secara merata (uniform)
dengan muatan yang sama

Suatu metode yang sederhana dan praktis untuk memberi muatan pada suatu
konduktor dilakukan dengan menggunakan elektron elektron bebas yang siap
bergerak dalam konduktor tersebut. Pada gambar 4, 2 bola logam yang tidak
bermuatan berada dalam keadaan kontak. Ketika sebuah batang bermuatan di
bawah mendekati salah satu dari kedua bola tersebut, terjadi aliran elektron dari
satu bola ke bola yang lain. Biasa jika batang bermuatan positif, batang akan
menarik elektron yang bermuatan negatif dan bola yang berada didekat batang
akan menerima elektron dari bola konduktor lainnya. Hal ini menyebabkan bola
sisi kiri bermuatan negatif dan bola sisi tanah bermuatan sama besar tetapi
bertanda positif (gambar 4a). Jika kedua benda terpisah sedangkan batang tetap
berada pada tempat semula (gambar 4b), kedua bola akan mempunyai muatan
yang sama besar dan berlawanan tanda (gambar 4c). Hasil yang sama akan
diperoleh untuk batang yang bermuatan negatif, dimana elektron mengalir dari
bola yang dekat ke batang bola yang lebih jauh. Dalam kedua kasus diatas, bola
diberi muatan tanpa menyentuh batang di muatan yang berada pada batang tidak
terganggu. Proses ini dikenal dengan induksi elektro statis atau pemuasan dengan
cara induksi. Jika sebuah bola konduktor bermuatan ditentukan dengan bola
konduktor lain yang sama tetapi tidak bermuatan, muatan pada bola pertama
makan terdistribusi sama besar ke dalam kedua bola. Jika kemudian kedua bola

8
dipisahkan, masing-masing bola konduktor akan memiliki muatan sebesar
setengah kali muatan bola pertama.

Gambar 5 a) muatan bebas dari suatu bola konduktor yang tidak bermuatan dapat terpolarisasi oleh
sebuah batang yang bermuatan positif sehingga sisi bola yang dekat dengan batang menjadi
bermuatan negatif dan sisi lainnya bermuatan positif. b) ketika bola dibumikan dengan cara
menghubungkan bola dengan bumi melalui seutas kawat, elektron yang berasal dari bumi
menetralisir muatan positif bola sisi kanan dan bola menjadi bermuatan negatif. c) muatan bola
tetap negatif ketika kawat diputus. d) bola menjadi bermuatan negatif diseluruh bagian ketika
batang dijauhkan dari bola.

Bumi sendiri merupakan konduktor di mana untuk tujuan-tujuan tertentu bumi


dapat dianggap sebagai konduktor yang besarnya tak terhingga. Jika sebuah
konduktor dihubungkan dengan bumi, konduktor tersebut dikatakan di bumi kan
(ground). Hal ini digambarkan secara skematis dengan kabel penghubung yang
ujungnya diberi garis garis mendatar (gambar 5b). Kita dapat menggunakan
bunyi untuk memberi muatan pada suatu konduktor tunggal dengan cara induksi.
Pada gambar 5 a, suatu batang bermuatan positif didekatkan pada bola konduktor
yang tidak bermuatan. Elektron elektron bebas dari bola konduktor berpindah ke
daerah dekat batang tersebut dan sisi lain dari bola menjadi bermuatan positif.
Elektron elektron bebas dari bola konduktor berpindah ke daerah dekat batang
tersebut dan sisi lain dari bola menjadi bermuatan positif. Jika kita bumi kan bola
konduktor ini sementara batang tetap pada tempat semula, bola akan memperoleh
muatan yang berlawanan tanda dengan muatan batang. Pada proses ini elektron
mengalir dari bumi ke dalam bola sehingga muatan positif pada bola sebelah
kanan menjadi ternetralisir (gambar 5b). Untuk mengakhiri pemuatan dengan
cara induksi ini, kawat diputus sebelum batang dijauhkan dari bola konduktor.

9
(gambar 18.6b). Ketika batang bermuatan dipindahkan, bola akan mempunyai
muatan negatif yang terdistribusi secara merata seperti pada gambar 5d.

2.3. Medan listrik


Gaya listrik yang dilakukan oleh suatu muatan pada muatan lain
merupakan contoh dari suatu gaya aksi pada suatu jarak yang mirip dengan gaya
gravitasi yang dilakukan suatu massa terhadap massa yang lain. Untuk
menghindari permasalahan gaya pada suatu jarak, diperkenalkanlah konsep oleh
medan listrik E. Suatu muatan menghasilkan medan listrik E di mana saja di
dalam ruang, dan medan ini melakukan gaya pada muatan yang lain yang berada
pada suatu jarak tertentu melakukan gaya pada muatan itu sendiri .

Gambar 6 memperlihatkan satu kumpulan titik q1, q2, dan q3, yang
terletak sembarang di dalam ruang. Jika kita letakkan satu muatan q0 pada suatu
titik di dekat sistem muatan tersebut, akan ada gaya yang bekerja pada q0 akibat
muatan-muatan lainnya. Keberadaan dari muatan q0 umumnya akan merubah
distribusi awal dari muatan lainnya, khususnya jika muatan tersebut adalah
konduktor. Namun demikian kita dapat memilih q0 cukup kecil sehingga
pengaruhnya terhadap distribusi awal muatan dapat diabaikan. Kita sebut muatan
kecil tersebut muatan uji, karena muatan tersebut digunakan untuk menguji
medan dari muatan lain tanpa perlu mengganggunya. Gaya total yang dilakukan
pada q0 merupakan jumlah vektor dari masing-masing gaya yang bekerja pada q0
oleh setiap muatan lain pada sistem tersebut. Dengan menggunakan Hukum
Coulomb, setiap gaya ini besarnya berbanding lurus dengan q0, sehingga gaya

10
total juga akan berbanding lurus dengan q0. Medan listrik E pada suatu titik
didefinisikan sebagai gaya total pada suatu muatan uji positif q0 dibagi dengan q0.

𝐹
𝐸 = 𝑞 (𝑞0 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙) (2)
0

Definisi ini mirip dengan definisi untuk medan gravitasi bumi yang telah
didefinisikan pada bagian 4-3 sebagai gaya per satuan masaa yang dilakukan oleh
bumi pada suatu benda. Medan grafitasi bumi g menggambarkan sifat dari
ruangan di sekitar bumi, sedemikian rupa sehingga jika ada massa m diletakkan
pada suatu titik, gaya yang dilakukan bumi adalah mg. Newton/Coulomb (N/C).
Tabel menunjukkan besarnya beberapa medan listrik yang ditemukan di alam.

Medan listrik adalah suatu vektor dan medan listrik memenuhi prinsip
superposisi. Oleh sebab itu, medan listrik yang diakibatkan oleh suatu sistem
muatan dapat ditentukan dengan cara menghitung medan listrik dari masing-
masing muatan secara terpisah dan menambahkan vektor-vektor yang dihasilkan
untuk memperoleh medan listrik total.

Tabel besarnya beberapa medan listrik yang ada dia alam


E, N/C
Di dalam kabel 10−2
Di dalam gelombang radio 10−1
Di atmosfer 102
Di matahari 103
Di bawah suatu awan mendung 104
Di dalam suatu ledakan petir 104
Di dalam tabung sinar-x 106
Pada elektron di dalam atom hidrogen 6 𝑥1011
Pada permukaan inti uranium 2 𝑥 1021
Medan listrik E merupakan vektor yang menggambarkan keadaan di
dalam ruang yang dibentuk oleh sistem muatan. Dengan menggerakkan muatan
uji q0 dari satu titik ke titik lain, kita bisa memperoleh E pada semua titik di

11
dalam ruang (kecuali pada titik yang diduduki oleh q). Dengan demikian medan
listrik E merupakan vektor yang bergantung pada tempat.

Gaya yang dilakukan pada muatan uji q0 pada setiap titik berhubungan
dengan medan listrik di titik tersebut yaitu :

𝐹 = 𝑞0 𝐸 (3)

Contoh soal :

Jika suatu muatan uji dari 5nC diletakkan pada suatu titik, muatan mengalami
gaya sebesar 2 𝑥 10−4 𝑁 pada arah sumbu x. Berapakah besar medan listrik E
pada titik tersebut ?

Karena gaya bekerja pada muatan uji positif sepanjang sumbu x maka vektor
medan listrik juga memiliki arah pada sumbu x. Dari definisi (persamaan 18.5),
medan listriknya adalah

𝐹 (2 𝑥 10−4 𝑁)𝑖 𝑁
𝐸= = −9
= (4𝑥104 ) 𝑖
𝑞0 5 𝑥 10 𝐶 𝐶

Medan listrik akibat suatu muatan listrik qi yang posisinya di ri dapat dihitung
dengan Hukum Coulomb. Jika kita letakkan muatan uji q0 yang kecil dan positif
pada suatu titik P yang berjarak ri0, gaya pada muatan tersebut adalah :

𝑘𝑞𝑖 𝑞0
𝐹𝑖0 = 𝑟
𝑟 2 𝑖0 𝑖0

Dimana ri0 adalah vektor satuan yang mempunyai arah dari q1 ke q0. Medan listrik
pada titik P akibat muatan qi adalah

𝑘𝑞
𝐸𝑖 = 𝑟2 𝑖 𝑟𝑖0 (4)
𝑖0

Di mana ri0 adalah jarak dari muatan ke titik P yang disebut titik medan, dan ri0
adalah vektor satuan yang mempunyai arah dari muatan ke titik P. Selanjutnya
kita akan mengacu pada persamaan ini, yang sesuai dengan hukum Coulomb,
sebagai hukum Coulomb untuk medan listrik akibat satu muatan titik. Medan

12
listrik total akibat adanya distribusi muatan-muatan titik diperoleh dengan cara
menjumlahkan medan-medan akibat tiap-tiap muatan secara terpisah.

𝑘𝑞
𝐸 = ∑𝑖 𝐸𝑖 = ∑𝑖 𝑟 2 𝑖 𝑟𝑖0 (5)
𝑖0

Gambar 7 muatan titik +q pada x =a dan muatan titik kedua –q pada x= -a . distribusi muatan
seperti ini disebut suatu dipol listrik

Gambar 8 Suatu dipol terdiri dari dua muatan yang terpisah pada jarak L. momen dipolnya
mempunyai arah dari muatan negative ke muatan positif dan mempunyai harga p = qL

Suatu sistem terdiri dari dua muatan yang sama dan berlawanan tanda q
dipisahkan oleh suatu jarak kecil L disebut suatu dipol listrik. Suatu dipol listrik
ditandai oleh momen dipol listrik p, yang merupakan sebuah vektor yang
mempunyai arah dari muatan negatif ke muatan positif dan mempunyai besar
yang merupakan perkalian antara muatan q dikali jarak pisah L(gambar 8). Jika L
adalah vektor perpindahan dari muatan positif muatan negatif, momen dipolnya
adalah

𝑝 = 𝑞L (6)

13
Untuk dipol seperti yang diperlihatkan pada Gambar 8, perpindahan dari muatan
positif adalah L = 2ai, dan momen dipol listriknya adalah

𝑝 = 2𝑎𝑞𝒊

Dalam bentuk momen dipol, medan listrik pada sumbu x dari dipol pada titik
yang jauh sekali, mempunyai harga

2𝑘𝑝
𝐸=
𝑥3

Dengan demikian, medan listrik yang letaknya jauh dari dipol besarnya
berbanding lurus dengan momen dipol dan berbanding terbalik dengan jarak
pangkat tiga

2.4. Garis-garis Medan Listrik


Medan listrik dapat digambarkan dengan cara menggambarkan Garis-garis
yang menunjukkan arah medan pada setiap titik. Vektor medan E menyinggung
garis pada setiap titik dan menujukkan arah medan listrik pada titik tersebut.
Garis-garis medan listrik juga disebut garis-garis gaya karena garis - garis tersebut
menunjukkan arah dari gaya yang dilakukan pada suatu muatan uji positif.
Pada setiap titik di dekat suatu muatan positif, medan listrik mengarah
secara radikal menjauhi muatan. Oleh karena itu, garis-garis medan listrik
menyebar dari suatu titik yang ditempati oleh muatan positif. Dengan hal yang
sama, medan listrik di sekitar muatan tidak negatif mengarah ke dalam muatan,
jadi garis-garis medan listrik mengarah menuju muatan negatif.

14
Gambar 9 a) garis-garis medan listrik dari suatu muatan positif. Jika muatannya negative, tanda
panahnya berbalik. b) garis-garis medan yang sama dapat ditunjukkan oleh potongan-potongan
benang yang terapung di dalam minyak. Medan listrik dari objek bermuatan pada pusatnya akan
menginduksi muatan berlawanan pada setiap ujung dari setiap potongan benang yang
mengakibatkan benang mengarahkan diri sejajar dengan medan

Gambar 9 memperlihatkan garis-garis medan listrik dari suatu muatan


positif. Jika kita bergerak menjauhi muatan, medan listriknya menjadi lebih
lemah dan jarak antar garis menjadi semakin lebar. Terdapat hubungan antara
jarak garis-garis dengan kuat medan listrik. Ambil suatu permukaan bola dengan
jari-jari r dan berpusat pada muatan. Kita tertarik pada jumlah garis per satuan
luas permukaan bola, yang kita sebut sebagai kerapatan garis-garis. Jika kita buat
r makin besar, luas permukaan bola makin besar, tetapi jumlah garis-garis yang
menembusnya sama. Jumlah garis per satuan luasnya menjadi berkurang bila r
makin membesar. Luas dari permukaan bola adalah A= 4𝛑r² . Jumlah garis-garis
persatuan luas dari bola berkurang, berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
dari muatan titik. Tetapi kuat medan listriknya E =kq/r², juga berkurang dengan
kuadrat jaraknya. Dengan demikian, bila kita menerima perjanjian yaitu dengan
menggambarkan sejumlah tertentu garis-garis dari titik muatan, jumlah garis akan
sebanding dengan q, dan jika kita gambar garis secara simetris di sekitar muatan
titik tersebut, kuat medan digambarkan oleh kerapatan garis-garis tersebut. Makin
rapat garis-garis tersebut, kuat medannya makin besar.

Gambar 10

15
Gambar 10 (a) Garis-garis medan listrik yang diakibatkan oleh dua muatan titik positif. Tanda positif akan
terbalik jika kedua muatan negatif (b) Garis-garis medan listrik yang sama dapat diperlihatkan oleh potongan-
potongan benang di dalam minyak

Gambar 10 memperlihatkan garis-garis medan listrik untuk dua muatan


titik positif yang sama besarnya q dan terpisah sejauh a. Kita dapat melukiskan
pola-pola ini tanpa harus menghitung medannya pada setiap titik. Kita gunakan
lagi suatu kenyataan bahwa kontribusi pada medan akibat setiap muatan ini
berubah dengan 1/r² , dimana r adalah jarak dari muatan. Pada suatu titik yang
dekat sekali dengan salah satu muatan, besarnya medan listrik dapat dianggap
hanya akibat muatan tersebut, bukan dari muatan kedua yang jauh jaraknya
sehingga kontribusi muatan kedua dapat diabaikan. Dengan demikian pada suatu
bola yang mempunyai jari-jari sangat kecil baik untuk muatan positif maupun
negatif, garis-garis medan mengarah radial dan berjarak sama. Karena muatannya
sama, dapat digambarkan garis-garis medan dengan jumlah yang sama. Pada
jarak yang sangat jauh dari muatan muatan, detil dari sistem tersebut menjadi
tidak penting. Misalnya, jika kedua muatan berjarak 1 mm dan kita melihatnya
dari jarak 100 kilometer jauhnya. Keduanya akan tampak sebagai suatu muatan
tunggal. Jadi pada suatu bola yang berjari-jari r, dimana r sangat besar
dibandingkan dengan a, besarnya medan dapat didekati dengan medan yang
diakibatkan oleh suatu muatan tunggal yang besarnya 2q dan mempunyai jarak
antar garis yang hampir sama. Kita dapat melihat dengan jelas pada gambar bawa
medan listrik pada daerah di antara kedua muatan lemah, karena hanya ada
beberapa garis medan pada daerah ini, dibandingkan dengan daerah yang ada di
sebelah kanan atau kiri muatan, dimana garis-garis nampak lebih rapat. Informasi
ini juga dapat diperoleh dengan menghitung secara langsung medan pada titik titik
di daerah ini.

Dalam menggambarkan garis-garis medan dari suatu sistem muatan


muatan titik, kita dapat menggunakan alasan yang digunakan pada contoh-contoh
sebelumnya. Bila letaknya sangat dekat dengan setiap muatan, garis-garis medan
berjarak sama dan meninggalkan atau masuk secara radial, bergantung pada tanda
dari muatan muatan tersebut. Bila letaknya sangat jauh, detil dari struktur sistem

16
tidak lagi penting, jadi garis-garis medan menyerupai garis-garis dari suatu
muatan tunggal, dengan muatan sebesar muatan total dari sistem tersebut. Untuk
acuan mendatang, aturan-aturan untuk menggambarkan garis-garis medan dapat
disimpulkan sebagai berikut :

1. Garis-garis medan listrik bermula dari muatan positif dan berakhir


pada muatan negatif (atau di tak hingga)
2. Garis-garis digambar simetris, meninggalkan atau masuk ke muatan.
3. Jumlah garis yang meninggalkan atau memasuki muatan sebanding
dengan besarnya muatan.
4. Kerapatan garis-garis (jumlah garis per satuan luas yang tegak lurus
garis) pada setiap titik berbanding lurus dengan besar dari medan di
titik tersebut.
5. Pada daerah yang jauh dari suatu sistem muatan, garis-garis medan
berjarak sama dan radial seperti layaknya garis medan yang keluar
dari suatu muatan tunggal dan sama dengan muatan total dari sistem
tersebut.
6. Tidak ada garis-garis medan yang berpotongan.

Aturan ke-6 menunjukan kenyataan bahwa E mempunyai arah yang unik


pada setiap titik dalam ruang (kecuali pada titik yang ditempati muatan itu atau
dimana E = 0). Jika dua garis berpotongan, pada titik tersebut medan akan
mempunyai dua arah yang berbeda.

17
Gambar 11 (a) garis-garis medan listrik suatu dipol (b) garis-garis medan yang
sama diperlihatkan oleh potongan-potongan benang didalam minyak

Gambar 11 memperlihatkan garis-garis medan listrik dari suatu dipol. Bila


letaknya sangat dekat dengan muatan positif, garis-garis mengarah radial ke luar.
Pada titik yang sangat dekat dengan muatan negatif, garis-garis medan mengarah
radial ke dalam. Karena muatan- muatan mempunyai besar yang sama maka
jumlah garis medan yang keluar dari muatan positif sama dengan garis medan
yang memasuki muatan negatif. Dalam hal ini, medan menjadi sangat kuat pada
daerah di antara kedua muatan, seperti yang digambarkan dengan kerapatan yang
tinggi dari garis-garis medan listriknya.

Gambar 12 garis-garis medan listrik dari suatu titik muatan +2q dan muatan titik kedua –
q. pada jarak yang jauh dari muatan, garis-garisnya sama seperti halnya muatan tunggal
+q

Gambar 12 memperlihatkan garis garis gaya medan listrik untuk muatan


negatif -q yang berada pada jarak a dari sebuah muatan positif +2q. Karena
muatan positif mempunyai harga dua kali muatan negatif, maka garis garis gaya
yang keluar dari muatan positif dua kali dari garis gaya masuk ke muatan negatif.
Yang separuh dari garis-garis yang keluar dari muatan +2q masuk muatan -q, dan
yang separuh lagi keluar meninggalkan sistem. Pada suatu bola dengan jari-jari r ,

18
di mana r jauh lebih besar dari jarak antara kedua muatan, garis-garis yang
meninggalkan sistem mempunyai jarak yang simetris (sebagai pendekatan) dan
menuju ke luar secara radial, seperti layaknya sebuah muatan yang bermuatan +q.
Jadi pada jarak yang sangat besar dari muatan, sistem nampak seolah-olah seperti
muatan tunggal +q. Pada jarak yang sangat besar dari sistem, hanya muatan total
yang penting. Perjanjian menunjukkan bahwa kuat medan listrik dapat
ditunjukkan oleh garis-garis medan listrik sebab medan listrik berbanding terbalik
dengan kuadrat jaraknya dari satu muatan titik.

Karena medan gravitasi dari suatu titik massa juga berubah berbanding
terbalik dengan keadaan jaraknya, maka konsep garis medan ini juga berguna
untuk menggambarkan medan gravitasi. Dekat dengan massa titik, garis-garis
medan gravitasi konvergen menuju satu muatan negatif. Namun demikian, tidak
ada titik satu pun di dalam ruang di mana garis-garis medan gravitasi divergen
seperti pada garis-garis medan listrik di sekitar suatu muatan positif karena gaya
gaya gravitasi selalu tarik menarik, tidak pernah tolak menolak.

2.4 Gerak muatan – muatan titik di dalam medan listrik


Ketika satu partikel dengan muatan q di letakkan di dalam medan listrik E,
muatan ini mengalami suatu gaya qE. Gaya grativitasi yang listrik. Jika gaya –
gaya listrik hanya merupakan gaya – gaya yang penting yang bekerja pada
partikel, partikel akan mempunyai percepatan.
𝒒
𝒂= 𝑬
𝒎

di mana m adalah massa partikel. Jika medan listriknya di ketahui, perbandingan


antara muatan dan massa dapat di tentukan dari pengukuran percepat. Sebagai
contoh, di dalam suatu medan listrik yang homogen, jejak dari partikel adalah
parabola, mirip dengan jejak suatu proyektil di dalam medan grativitasi.
Pembelokan dari elektron – elektron di dalam medan listrik homogen telah di
gunakan oleh J.J Thomson ada tahun 1897 untuk memperlihatkan adanya elektron
dan untuk mengukur perbandingan muatan terhadap massanya. Contoh yang

19
cukup di kenal dari peralatan yang berhubungan dengan gerak elektron di dalam
medan listrik adalah osiloskop dan tabung gambar televisi.

 Sering kali laju dari sebuah elektron di dalam medan listrik mendekati
laju cahaya, dalam hal demikian, hukum newton tentang gerak harus
diubah dengan teori relativitas khusus Einstein.

Gambaran skematis dari tabung sinar katoda yang di gunakan untuk


televisi berwarna. Berkas elektron dari penembak elektron pada sebelah kanan
akan mengaktifkan fosfor pada layar pada sebelah kiri, memberikan peningkatan
bintik terang di mana warnanya bergantung pada intensitas relatif dari setiap
berkas elektron. Medan listrik di antara plat defleksi di dalam penembak ( atau
medan magnet dari kumparan di dalam penembak ) membelokkan berkas. Berkas
menyapu layar berupa garis mendatar, kemudian di belokkan ke bawah dan
menyapu layar kembali. Keseluruhan layar di sapu setiap kali dalam waktu 1/30
detik.

Kita akan melihat beberapa contoh yang melibatkan gerak elektron di


dalam medan listrik yang konstan.

20
Contoh :

Sebuah elektron di tembakkan memasuki medan


listrik homogen E = (1000 N/C)i dengan kecepatan
awal 𝑣0 = ( 2 X 106 m/s)i pada arah medan listrik (
gambar disamping). Berapa jauh elektron akan
bergerak sebelum elektron berhenti ?

Karena muatan elektron adalah negatif, maka gaya –


eE yang bekerja padanya berlawanan arah dengan
medan. Dengan demikian kita mempunyai
percepatan konstan yang arahnya berlawanan arah
dengan arah kecepatan awal dan kita akan mencari
jarak yang ditempuh partikel terhadap arah semula.
Kita dapat menggunakan persamaan percepatan tetap
yang menghubungkan jarak dengan kecepatan.
sebuah elektron di
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) tembakkan memasuki

dengan menggunakan x0 = 0, 𝑣 = 0, 𝑣0 = ( 2 X 106


m/s)i, dan a = -eE/m, kita peroleh

𝑚𝑣02
𝑥=
2𝑒𝐸
(9,11 𝑥 10−31 𝑘𝑔)(2 𝑥 106 𝑚/𝑠)2
=
𝑁
2(1,6 𝑥 10−19 𝐶)(1000 𝐶 )

= 1,14 𝑥 10−2 𝑚

2.5 Dipol listrik di dalam medan listrik


Walaupun atom – atom dan molekul – molekul bersifat netral secara
listrik, namun atom – atom dan molekul – molekul ini juga di pengaruhi oleh
medan listrik, sebab atom – atom dan molekul – molekul tersebut memiliki
muatan positif dan muatan negatif. Kita bisa menganggap sebuah atom terdiri dari

21
inti atom yang bermuatan negatif. Karena jari – jari inti sekitar 100.000 kali lebih
kecil di bandingkan awan elektron, kita dapat menganggapnya sebagai muatan
titik. Pada beberapa atom dan molekul, awan elektron mempunyai simetri bola,
sehingga pusat muatannya berada pada pusat atom dan molekul, berimpit dengan
muatan positif. Atom dan molekul yang demikian di sebut nonpolar. Namun
demikian, dengan adanya medan listrik luar, pusat muatan positif tidak berimpit
dengan pusat muatan negatifnya. Medan listrik melakukan suatu gaya pada inti
yang bermuatan positif yang arahnya searah medan dan gaya pada awan elektron
yang bermuatan negatif pada arah berlawanan. Muatan positif dan negatif akan
terpisah sehingga gaya tarik menarik muatan akan mengimbangi gaya luar pada
masing – masing muatan akibat medan listrik luar. Distribusi muatan yang
demikian berperilaku sebagai suatu dipol listrik.
Gambar 13 molekul non polar didalam
medan listrik tidak homogen dari suatu
muatan titik positif. Momen dipol listrik
induksi p sejajar dengan medan dari
muatan titik tersebut. Karna muatan titik
letaknya lebih dekat terhadap pusat
muatan negatif dibandingkan pusat
muatan positifnya, akan ada gaya total
tarik menarik antara dipol dan muatan
listrik.

Momen dipol suatu atom atau molekul nonpolar di dalam medan listrik
luar di sebut momen dipol induksi. Momen dipol induksi ini mempunyai arah
sama dengan arah medan listrik. Jika medan listriknya homogen, tidak ada gaya
total dipol sebab gaya pada muatan positif maupun negatif sama besar dan
berlawanan arah. Namun demikian bila medan listriknya tidak homogen, akan ada
gaya total yang bekerja pada dipol tersebut. Gambar 13 memperlihatkan suatu
molekul nonpolar yang berada di dalam medan listrik dari suatu muatan titik
positif q. Momen dipol induksi sejajar dengan E pada arah radial dari muatan titik
tersebut. Medan pada muatn negatif lebih kuat sebab letaknya lebih dekat kepada
muatan titik, jadi gaya total pada dipol akan menuju muatan titik dan dipol ditarik

22
menuju muatan titik. Jika titik muatan tersebut adalah negatif, dipol induksi akan
mempunyai arah yang berlawanan dari arah semula, dan dipol sekali lagi akan
ditarik oleh muatan titik tersebut. Gaya yang dihasilkan oleh medan listrik tidak
homogen pada partikel netral merupakan penyebab potongan kertas ditarik oleh
sisir yang bermuatan.

Hal ini juga merupakan penyebab balon yang bermuatan menempel pada
dinding atau langit – langit. Dalam hal ini, muatan pada balon memberikan medan
listrik tidak homogen yang mempolarisasi (yaitu, momen dipol induksi) molekul
dari dinding atau langit – langit dan kemudian menariknya.

Gambar 14 suatu dipol berada di dalam medan listrik homogeny mengalami gaya sama
yang berlawanan arah yang cenderung akan memutar dipol sedemikian rupa sehingga
momen dipolnya searah dengan medan listriknya.

Pada beberapa molekul, pusat muatan positif tidak berimpit dengan pusat
muatan negatif walaupun tidak ada medan listrik luar. Molekul – moleku polar ini
mempunyai momen dipol listrik permanen. Jika sebuah molekul polar diletakkan
di dalam suatu medan listrik homogen, akan ada gaya total padanya, tetapi akan
ada momen yang mengarahkan molekul untuk berputar sehingga dipol mengarah
sejajar medan. Gambar 14 memperlihatkan gaya – gaya yang di lakukan pada
dipol yang mempunyai momen p = qL di dalam medan listrik homogen E. Kita
peroleh torka ( momen ) yang di hasilkan oleh dua buah gaya yang berlawanan
arahnya, yang disebut kopel, adalah sama di setiap titik dalam ruang. Dari

23
gambar, kita lihat bahwa torka pada muatan negatif mempunyai harga F1L sin𝜃 =
qEL sin𝜃 = pE sin𝜃. Arah dari torka menuju kertas sedemikian rupa sehingga
torka ini memutar momen dipol ke arah medan listrik E. Torka ini dapat ditulis
dengan lebih baik sebagai perkalian silang dari momen dipol p dengan medan
listrik E.

𝜏=𝑝𝑥𝐸

jika dipol berputar melalui sudut d𝜃, medan listrik melakukan kerja

𝑑𝑊 = −𝜏 𝑑𝜃 = −𝑝𝐸 sin 𝜃 𝑑𝜃

tanda minus muncul akibat torka yang cenderung menurunkan q. Dengan


membuat kerja ini sama dengan penurunan energi potensial, akan kita peroleh :

𝑑𝑈 = −𝑑𝑊 = +𝑝𝐸 sin 𝜃 𝑑𝜃

dengan mengintegrasikan, kita peroleh

𝑈 = −𝑝𝐸 cos 𝜃 + 𝑈0

Biasanya kita pilih energi potensial menjadi nol pada saat dipol tegak lurus medan
listrik, yaitu ketika 𝜃 = 90o. Kemudian U0 = 0 dan energi potensial menjadi :

𝑈 = −𝑝𝐸 cos 𝜃 = −𝒑 . 𝑬

Contoh

Suatu dipol dengan momen sebesar 0,02 e.nm berada di dalam medan listrik
homogen yang besarnya 3 x 103 N/C serta membentuk sudut 20o terhadap arah
medan listrik. Carilah (a). Besarnya torka pada dipol ?( b). Energi potensial dari
sistem ?

24
Jawab :

a. Besarnya torka adalah


𝜏 = | p x E | = pE sin 𝜃
= ( 0,02)(1,60 x 10-19 C)(10-19 m)(3 x 103)(sin 20o)
= 3,28 x 10-27 N.m
b. Energi potensial sistem adalah :
U = -p . E = -pE cos 𝜃
= -( 0,02)(1,60 x 10-19 C)(10-19 m)(3 x 103)(cos 20o)
= -9,02 x 10-27 J

2.6 E pada Sumbu Muatan Garis Hingga


Sebuah muatan seragam Q terletak di sepanjang sumbu x dari x = 0 sampai x = L
seperti yang diperlihatkan pada gambar

Gambar 15

Geometri untuk perhitungan medan listrik pada sumbu suatu muatan garis
seragam dengan muatan Q, panjang L,dan densitas muatan linier λ = Q/L. Elemen
dq = λ dx dari muatan garis ini diperlakukan sebagai suatu muatan titik. Medan
akibat elemen ini diperoleh dengan hukum Coulomb, dan medan totalnya, didapat
melalui, integrasi dari x = 0 sampai x = L

Densitas muatan linier untuk muatan ini adalah λ = Q/L. Mencari medan
listrik yang dihasilkan oleh muatan ini dibeberapa titik P pada sumbu x di x = 0
untuk 𝑥0 > 𝐿. Titik medan P terletak pada jarak 𝑟 = 𝑥0 − 𝑥 dari elemen muatan

25
ini. Medan listrik akibat elemen muatan ini diarahkan sepanjang sumbu x dan
memiliki besar

𝑘 𝑑𝑞
𝑑𝐸𝑥 =
(𝑥0 − 𝑥)2

Dimana 𝑑𝑞 = 𝜆𝑑𝑥

𝑘𝜆 𝑑𝑥
𝑑𝐸𝑥 =
(𝑥0 − 𝑥)2

Kita dapatkan medan total dengan integrasi terhadap muatan titik keseluruhan dari
x = 0 sampai x = L

𝐿
𝑑𝑥 1 𝐿
𝐸𝑥 = 𝑘𝜆 ∫ 2
= 𝑘𝜆 [ ]
0 (𝑥0 − 𝑥) 𝑥0 − 𝑥 0

𝐿 𝑑𝑥
Pemisalan integral 𝐸𝑥 = 𝑘𝜆 ∫0 (𝑥0 −𝑥)2

u = (𝑥0 − 𝑥)

𝑑𝑢 = −1 𝑑𝑥

𝑑𝑢
𝑑𝑥 =
−1

𝐿
= ∫ 𝑢−2 𝑑𝑥
0

𝐿
𝑑𝑢
= ∫ 𝑢−2
0 −1

1 𝐿 −2
= − ∫ 𝑢 𝑑𝑢
1 0

𝐿
𝑢−1
= [−1 ]
−1 0

=[𝑢−1 ]𝐿0

26
Masukan nilai u

= [(𝑥0 − 𝑥)−1 ]𝐿0

1 𝐿
=[𝑥 ]
0 −𝑥 0

Sehingga didapatkan

1 𝐿
𝐸𝑥 = 𝑘𝜆 [ ]
𝑥0 − 𝑥 0

1 1
= 𝑘𝜆 [( )−( )]
𝑥0 − 𝐿 𝑥0 − 0

1 1
= 𝑘𝜆 ( − )
𝑥0 − 𝐿 𝑥0

𝑥0 − (𝑥0 − 𝐿)
= 𝑘𝜆 ( )
𝑥02 − 𝑥𝑜 𝐿

𝑥0 − 𝑥0 + 𝐿
= 𝑘𝜆 ( )
𝑥0 (𝑥0 − 𝐿)

𝐿
= 𝑘𝜆 ( )
𝑥0 (𝑥0 − 𝐿)

Dengan menggunakan 𝜆 = 𝑄/𝐿, kita memperoleh

𝑄 𝐿 𝑘𝑄
𝐸𝑥 = 𝑘 =
𝐿 𝑥0 (𝑥0 − 𝐿) 𝑥0 (𝑥0 − 𝐿)

Kita dapat melihat bahwa jika L jauh lebih kecil daripada x0, maka medan listrik di
x0 akan mendekati kQ/x02. Artinya, jika jarak kita cukup jauh dari muatan garis
tersebut, muatan itu akan terlihat seperti muatan titik

27
2.7 E di Dekat Muatan Garis tak Hingga

Apabila letak kita sangat dekat dengan suatu muatan garis, atau seandainya
muatan garis tersebut sangat panjang, sehingga y << L , sudut 𝜃akan mendekati
90° . substitusi = 90° ke dalam persamaan 19 – 10 akan memberikan.

2𝑘𝜆
Ey =
𝑦

Jadi, dengan bertambahkan jarak suatu titik sebesar y dari muatan garis tak
hingga, medan listriknya berkurang sebesar 1/y.

28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Ada dua jenis muatan listrik yang diberi nama positif dan negatif. Muatan
listrik selalu merupakan kelipatan bulat dari satuan muatan dasar e. Muatan
dari elektron adalah –e dan proton +e. Benda menjadi bermuatan akibat
adanya perpindahan muatan dari satu benda ke benda lainnya, biasanya
dalam bentuk elektron. Muatan bersifat kekal tidak diciptakan maupun
dimusnahkan pada proses pemberian muatan, tetapi hanya berpindah
tempat.
2. Medan listrik di suatu titik akibat suatu sistem muatan didefinisikan sebagai
gaya yang dilakukan oleh muatan-muatan tersebut pada suatu muatan uji
positif q0 dibagi dengan q0:
𝐹
𝐸=
𝑞0
Medan listrik pada titik P akibat suatu muatan titik qi pada titk ri adalah:
𝑘𝑞𝑖
𝐸𝑖 = 𝑟
𝑟 2 𝑖0 𝑖0
Di mana rio adalah jarak dari muatan q1 ke titik P dan rio adalah vektor
satuan yang mengarah dari q1 ke P. Medan listrik akibat beberapa muatan
merupakan jumlah vektor dari medan akibat masing-masing muatan:
𝑘𝑞𝑖
𝐸 = ∑ 𝐸𝑖 = ∑ 𝑟
𝑟 2 𝑖0 𝑖0
𝑖 𝑖

3. Medan listrik dapat digambarkan dengan garis garis medan listrik yang
mulai dari muatan positif dan berakhir pada muatan negatif. Kuat medan
listrik ditunjukkan dengan kerapatan dari garis-garis medan tersebut
4. Dipol listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari dua muatan yang sama
besar berlawanan tanda dan dipisahkan oleh jarak yang kecil. momen dipol
P adalah Suatu vektor yang mempunyai harga sama dengan muatan dikali
dengan jarak dan mempunyai arah dari muatan negatif ke muatan positif.

P = qL

29
Medan listrik yang letaknya jauh dari suatu dipol berbanding lurus dengan
momen dipol dan berkurang dengan pangkat tiga dari jaraknya.

5. Di dalam suatu medan listrik homogen, gaya total pada suatu dipol adalah
nol, tetapi ada suatu torka yang diberikan oleh
𝜏=𝑝𝑥𝐸

yang cenderung untuk mengarahkan momen dipol pada arah Medan. energi
potensial dari suatu dipol di dalam medan listrik diberikan oleh

U = -p. E

Di mana energi potensial diambil nol pada saat di pool tegak lurus medan
listrik. Di dalam medan listrik yang tidak homogen, akan ada gaya total
pada dipol.

3.2 Saran
Kiranya makalah ini yang berjudul Medan Listrik, dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Jika ada salah dalam penulisan, kami selaku penulis minta maaf sebesar
besarnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Paul A Tipler.2001.Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 jilid 2.Jakarta: Penerbit
Erlangga

Reitz, John.dkk.1993.Dasar Teori Listrik Magne edisi 3.Bandung: Penerbit ITB

31

Anda mungkin juga menyukai