Anda di halaman 1dari 4

A.

Faktor Perencanaan
Supply chain yang efektif adalah supply chain yang mempunyai
perencanaan dimana perencanaan ini dimulai dengan supply chain
design dilanjutkan dengan tahap implementasi dan evaluasi yang
diikuti dengan continous improvement. Perencanaan dalam supply
chain harus merupakan sesuatu yang terperinci dalam pengertian
adanya batas waktu pelaksanaan, pelaksana yang bertanggung jawab
dan diadakan evaluasi. Evaluasi ini mencakup permasalahan dari
implementasi perencanaan yang ada beserta solusi yang ditawarkan
pada periode selanjutnya.
B. Faktor System Informasi
Dalam implementasi supply chain sistem informasi yang terintegrasi
memegang perananan yang sangat penting sekali, salah satunya
untuk meningkatkan fungsi integrasi diantara rantai pasokan barang
yang ada. Mengenai sistem informasi ini Ramalhinho (October, 2002)
mengatakan sebagai berikut: “The key to success in Supply Chain
Management (SCM) require heavy emphasis on integration of
activities, cooperation, coordination and information sharing
throughout the entire supply chain, from supplier to customer”. Ukuran
dari sistem yang terintegrasi ini dilihat dari apakah adanya kelebihan
produksi, keterlambatan atau kesalahan produksi yang disebabkan
tidak adanya informasi terintegrasi antara bagian pemasaran, produksi
dan pembelian bahan baku. Sistem yang terintegrasi inilah yang
memungkinkan adanya komunikasi yang realtime.
Contoh (Integrated system/ real time communication, DSS / Expert
system, Consumer management,
C. Faktor Goods
Persediaan merupakan hal yang cukup penting untuk diatur dengan
baik. Persediaan dalam konteks ini berbicara mengenai bagaimana
mengatur persediaan bahan baku yang ada, baik dalam hal
pengadaannya maupun pendistribusian bahan baku tersebut untuk
kebutuhan produksi. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa
kebutuhan bahan baku tersebut tidak akan diketahui tanpa sebuah
informasi. Hal inilah yang membuat bahwa bahan baku dan informasi
merupakan dua hal yang berdampingan.
Contoh (Periodic inventory policy review, Sentralisasi inventory,
Melakukan reorder point pada tingkat yang direncanakan)
D. Faktor Organisasi
Sistem organisasi yang baik harus dibuat dalam mendukung
implementasi supply chain yang ada, dalam rangka menciptakan
supply chain yang efektif. Tidak jarang alur pasokan barang tertunda
karena proses aministrasi yang banyak seperti terlalu banyaknya
pengecekan kembali yang bersifat non-value activity. Manajemen
berdasarkan proses. Salah satu kunci dari suksesnya implementasi
supply chain adalah perubahan dari organisasi fungsional menjadi
organisasi horisontal. Kunci dari organisasi horisontal adalah organisasi
yang disusun berdasarkan prosesbukan berdasarkan fungsi. Dengan
adanya perubahan ini maka pembentukan perspektif integrasi akan
lebih mudah pada diri karyawan karena perspektif integrasi ini
merupakan salah satu hambatan yang seringkali terjadi dalam
implementasi strategi usaha (Eksekutif September 2003:53)
Contoh (Komunikasi yang terbuka antar rantai, Shared Culture,
Managing People).
E. Faktor Strategic Partnering
Dengan adanya kompetisi yang semakin ketat, perusahaan banyak
menempuh cara partnering sebagai cara yang jitu untuk
mengintegrasikan supply chain dari mata rantai yang paling hulu
sampai mata rantai yang paling hilir. Kemitraan bisnis didefinisikan
oleh Poirier dan Reiter, sebagaimana dikutip oleh Indrajit sebagai
berikut: “Is process through which the involved parties establish and
sustain a competitive advantage over similar entities, through pooling
resources in trusting atmosphere focused on continuous, mutual
improvement” (Poirier and Reiter, 1996). Kriteria untuk strategic
partnering adalah sebagai berikut: Partner as operational part of
supply planning. Misalnya dengan melibatkan dalam perencanaan
pebeliaan bahan baku. Sistem informasi terpadu, misalnya: Vendor
Managed Inventory (VMI). Adanya kepercayaan antar partner,
misalnya penukaran informasi melalui Electronic Data Interchange
(EDI). Proyek bersama, misalnya: iklan bersama, design produk.
Pembatasan jumlah supplier (preferred supplier).
F. Faktor Supply chain audit dan continous Improvement
Aktivitas supply chain merupakan sesuatu yang perlu diaudit dalam
rangka untuk mengadakan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan. Perbaikan dalam pengertian mencari solusi dari hambatan
terhadap implementasi supply chain yang ada. Hambatan dalam
konteks ini adalah suatu kondisi dimana supply chain tidak dapat
dilakukan seperti kondisi supply chain yang ideal. Selain mencari solusi
juga sebagai evaluasi apakah karena kriteria supply chain yang ideal
tersebut tidak sesuai dengan kondisi perusahaan jika tetap dipaksakan
untuk dilakukan.
G. Supply chain adalah jaringan perusahaan – perusahaan yang secara
bersama – sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan
suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan – perusahaan
tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, took atau
ritel, serta perusahaan – perusahaan pendukung seperti perusahaan
jasa logistic.
· Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan –
perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi
barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir.
· SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya. Namun
perlu ditekankan bahwa SCM menghendaki pendekatan atau metode
yang terintegrasi dengan dasar semangat kolaborasi.
H. Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-
keiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah

- kegiatan merancang produk baru (product development )


-kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)
- kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning and
control)
- kegiatan melakukan produksi (production)
- kegiatan melakukan pengiriman (distribution)
I.
J. Mensinergikan tiap departemen yang ada dalam perusahaan
khususnya yang berhubungan langsung dengan Supply Chain.
Bagaimana agar koordinasi bisa berjalan dengan baik baik internal
perusahaan maupun eksternal perusahaan. Misal dari segi
internal,depatemen marketing harus bisa menyesuaikan kesepakatan
jual-beli produk dengan kapasitas yang dimiliki atau yang disanggupi
oleh pihak departemen produksi. Untuk dari eksternal misal harus
mengkordinasikan dengan baik lead time maupun kesepakatannya
lainnya dengan supplier bagaimana agar tetap tepat waktu dan sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan dan disanggupi. Kompleksitas yang
lainnya yaitu suatu ketidakpastian. Yaitu ketidakpastian demand,
ketidakpastian supplier, dan ketidakpastian kinerja mesin. dari
ketidakpastian dapat menimbulkan inventory. Sebagai petimbangan
dalam menyiapkan safety stock maupun alur distribusi yang terbaik.
K. Kegiatan mediasi pasar bertujuan untuk mencari titik temu antara apa
yang diinginkan pelanggan dengan apa yang dibuat dan dikirim oleh
supply chain. Melakukan survey pasar untuk mendapatkan model
produk apa yang disukai oleh pelanggan pada suatu musim,
merancang produk yang mencerminkan keinginan pasar tersebut,
meramalkan tingkat permintaan dan pelayanan purna jual merupakan
aktivitas media pasar.Kegiatan mediasi sangat penting bagi supply
chain yang memproduksi produk inovatif. Kegiatan fisik dan mediasi
pasar harus berjalan dengan sinergis di dalam supply chain.
L. Peranan internet dalam Supply Chain Management:
Dalam supply Chain Management dapat memanfaatkan media internet
dalam penerapannya terdapat,

– Electronic procurement (e-Procurement)

– Electronic Fulfilment (e-Fulfiment)

Anda mungkin juga menyukai