Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIK PROFESI

Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur


Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENGERTIAN STRUKTUR


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), struktur adalah cara
sesuatu disusun atau dibangun, bangunan. Struktur bangunan dapat diartikan
sebagai cara bagaimana suatu bangunan dibangun atau didirikan.
Menurut Ir. Ing Benny Puspantoro dalam bukunya yang berjudul
“Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Rendah” struktur bangunan dapat
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah
merupakan bagian bangunan yang berada di dalam tanah, khususnya pondasi.
Struktur bagian atas adalah bagian bangunan yang berada di atas permukaan
tanah terdiri dari 2 bagian, yaitu rangka bangunan dan atap.
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk sebuah bangunan yang
meliputi pondasi, sloof, kolom, balok, dinding, kuda-kuda, reng dan atap.
Elemen struktur ini berfungsi untuk meneruskan beban bangunan dari bagian
bangunan atas menuju bagian bangunan bawah lalu menyebarkannya ke tanah.
Fungsi lain dari struktur bangunan adalah untuk mendukung keberadaan elemen
nonstruktur seperti tampak, interior dan detail arsitektur. Semua bagian struktur
ini harus sanggup menanggung gaya gravitasi dan menyokong beban bangunan,
kemudian menyalurkannya ke tanah.
Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain:
a. Struktur bawah bangunan adalah bagian bangunan yang terletak di
bawah permukaan tanah yang meliputi pondasi dan sloof. Struktur bawah
memiliki peran yang sangat penting seperti memikul semua beban vertikal
dan beban horizontal dari struktur di atasnya.
b. Struktur tengah bangunan yaitu bagian bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah dan di bawah atap yang layak ditinggali manusia.
Dinding, kolom dan reng termasuk struktur tengah bangunan.
c. Struktur atas bangunan merupakan bagian bangunan yang terbentuk
memanjang ke atas untuk menopang atap. Yang termasuk dari struktur atas
bangunan adalah kuda-kuda dan rangka atap. (Heinz, 2007)

FACHRI MUHAMMAD 6
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

3.2 HUBUNGAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR


a. Struktur sebagai Faktor Penentu Bentuk Bangunan
Struktur merupakan hal yang penting untuk dapat menahan
bebanbeban baik beban hidup dan beban mati serta gaya-gaya luar mulai
dari bagian atap, lantai dan dinding melalui mekanisme pemikulan beban
ke dalam tanah. Hal yang menjadi faktor penentu bentuk bangunan yaitu
melalui pertimbangan modular, pertimbangan estetika, pertimbangan
b. Struktur sebagai prinsip yang mengatur
Dalam hubungan ini, struktur mengandung makna tindakan
menetapkan hirarki dan tatanan dari segi perwujudan ruang arsitektural
dan tenaga fisik. Keputusan awal yang dibuat selama proses perancangan
bangunan salah satunya adalah menetapkan petak (bay) struktural.
Ukuran petak yang menentukan lokasi kolom, menghasilkan ukuran-
ukuran yang tepat tidak saja dari semua bagian struktur, melainkan dari
semua komponen dan juga subsistem

3.3 TAHAPAN PERENCANAAN DESAIN KONSTRUKSI


a. Tahap Pra-perencanaan ( Prelimiary Design ).
Pada tahap ini ahli struktur harus mampu membantu arsitek untuk
memilih komponen-komponen penting pada struktur bangunan yang
direncanakan, baik dimensi maupun posisi struktur tersebut.
b. Tahap Perencanaan,
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan proyek pembangunan sebuah
gedung meliputi:
1. Perencanaan bentuk arsitektur bangunan
Dalam kegiatan perencanaan arsitektur bangunan ini, seorang
perencana belum memperhitungkan kekuatan bangunan sepenuhnya,
namun perencana telah mencoba merealisasikan keinginan-keinginan
dari pemilik bangunan sesuai dengan desain yang diinginkannya.
2. Perencanaan struktur (konstruksi) bangunan

FACHRI MUHAMMAD 7
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

Dalam perencanaan struktur bangunan ini, perencana mulai


menghitung komponen-komponen struktur berdasarkan dari bentuk
arsitektural yang telah didapat.Perencana mulai mendimensi serta
menyesuaikan komponen-komponen struktur tersebut dengan lebih
spesifik agar memenuhi syarat-syarat konstruksi yang kuat, aman,
dan nyaman untuk ditempati namun masih berdasarkan prinsip-
prinsip yang ekonomis.
Ada dua struktur pendukung selain struktur utamanya beton
bertulang, yang biasanya terdapat pada sebuah bangunan yaitu :
 Struktur bangunan atas (Upper Structure)
Struktur atas pada suatu bangunan yaitu: struktur pelat lantai,
struktur tangga, struktur portal, balok, serta kolom.
 Struktur bangunan bawah (Sub Structure)
Struktur bawah pada suatu bangunan yaitu: struktur sloof dan
pondasi yang merupakan sistem pendukung bangunan yang
menerima beban struktur atas, untuk diteruskan ke tanah
dibawahnya.

3.4 STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN


3.4.1 Pondasi
Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) merupakan salah satu
pondasi dangkal yang kokoh dan ekonomis dengan memanfaatkan tanah sebagai
bagian dari struktur pondasi. Ada dua prinsip yang di kembangkan dalam KSLL
:
1. Dengan memanfaatkan tanah sebagai bagian struktur pondasi,
pemanfaatan hingga mencapai komposisi 85% tanah dan 15% beton,
bahan konstruksi ini membuat KSLL menjadi ekonomis, dengan
menghemat penggunaan beton dan besi beton. Maka pada bangunan
pondasi KSLL ini deperlukan data sondir yang akurat.
2. Menyatukan elemen-elemen pada sistem pondasi menjadi satu
kesatuan konstruksi yang saling mengikat sehingga tidak ada terjadi
kekakuan tersendiri pada konstruksi pondasi. Dengan demikian

FACHRI MUHAMMAD 8
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

apabila terjadi penurunan dan getaran yang terjadi bukan sebagian,


tetapi seluruhnya.

Dinamakan sarang laba-laba karena pembesian pelat pondasi di


daerah kolom selalu berbentuk sarang laba-laba. Juga bentuk
jaringannya yang tarik-menarik bersifat monolik yaitu berada dalam
satu kesatuan. Ini disebabkan plat konstruksi didesain untuk multi
fungsi, untuk septic tank, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan
dinding. Rib (tulang iga) KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan
atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom. Pasir pengisi dan tanah di
padatkan berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi terhadap
lipatan puntir. Ada 3 jenis rib yaitu :
a) Rib Settlement
Rib ini memiliki ketinggian 180 cm sampai 300 cm
dengan ketebalan 10 cm sampai 15 cm yang berfungsi untuk
mengatasi settlment. Posisi rib ini selalu mengelilingi gedung
daibatasi setiap 200 m2, dimana fungsi rib ini yaitu:
 Mereduksi total penurunan.
 Mempertinggi kestabilan bangunan terhadap kemungkinan
terjadinya kemiringan.
 Mampu melakukan perbaikan tanah terhadap kemungkinan
bekerjanya pengaruh-pengaruh negatif lingkungan sekitar
seperti kembang-susut tanah, kemungkinan terjadinya
degradasi akibat aliran tanah.
 Menambah kekakuan dari pondasi dalam.
b) Rib Konstruksi
Rib ini memiliki ketinggian 50 cm sampai 150 cm
dengan ketebalan 10 cm sampai 15 cm, yang berfugsi untuk
menyebarkan gaya pengaku plat pondasi dan pelindung tanah
yang telah di padatkan. Pada satu kolom di bagi delapan rib
konstruksi dengan pola diagonal.
c) Rib Pembagi

FACHRI MUHAMMAD 9
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

Rib ini memiliki ketinggian 40 cm sampai 100 cm


dengan ketebalan 10 cm sampai 15 cm, yang berfungsi sebagai
pembagi apabila jarak kolom lebih dari enam meter dan juga
sebagai pengaku antara rib konstruksi.

Keterangan :
1a-plat beton
1b- rib konstruksi
1c- rib sttlement
1d- rib pembagi

Gambar 3.1 Pondasi KSLL

(Sumber : w.w.w. google.co.id)

Dalam perencanaan pondasi KSLL sebagai pondasi


bangunan gedung harus sedemikianrupa sehingga titik
pertemuan rib-rib berhimpit dengan titik kerja beban (kolom)
dengan demikian pembagian beban yang diterima dari kolom
dapat di teruskan dan di bagi ke delapan titik pertemuan rib
konstruksi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari pondasi
KSLL yaitu :
Kelebihan :
 Sistem pondasi mempunyai kekakuan (Rigidity) jauh lebih
tinggi dan bersifat monolit dibanding dengan sistem pondasi
dangkal lainya.
 Plat konstruksi sarang laba-laba didesain berfungsi ganda
untuk plat pondasi, septictank, lantai, pondasi tangga,
kolom praktis dan dinding.
 Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur
bawah sangat serta aman terhadap penuruna dan gempa.
 Sistem ini berfungsi untuk gedung-gedung yang bertingkat
tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan

FACHRI MUHAMMAD 10
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan


dengan tanah dengan daya dukung baik bisa digunakan
lebih dari 8 lantai.
 Untuk gedung yang menggunakan basement, biaya
konstruksi basement bisa di hemat, karena pondasi bisa
berfungsi ganda sebagai lantai dan dinding basement.
 Kemampuan beban yang cukup tinggi. Untuk kondisi tanah
yang kurang baik, misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem ini
mampu untuk memikul baban titik/kolom sampai 750 ton.

Kekurangan

Curah hujan yang begitu tinggi merupakan kendala yang


paling utama karena menyangkut kinerja di lapangan, seperti
kondisi tempat KSLL menjadi becek yang mengakibatkan
mobilitas kerja terhambat.Tanah dan pasir yang merupakan
bagian dari struktur KSLL menjadi lunak dan sulit untuk
dipadatkan sehingga uji kepadatanya membutuhkan waktu
pengeringan.

3.4.2 Kolom

Kolom adalah bagian dari komponen struktur bangunan yang memikul


atau menahan beban aksial dan momen. Kolom merupakan suatu elemen
struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur


bangunan yang berfungsi menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban

FACHRI MUHAMMAD 11
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan
angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah
roboh.Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom
didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah
bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai
dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu
menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke
pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi
rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah
ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton.Keduanya merupakan


gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan.Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.

Persyaratan Kolom Secara umum adalah sebagai berikut:

1. Ukuran penampang kolom tidak boleh kurang dari 15cm

2. Luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil kurang dari


1% penampang beton, dengan minimum satu batang tulangan di
masingmasing sudut penampang.

3. Luas penampang memanjang kolom tidak boleh diambil lebih dari


6% dari luas penampang beton.

4. Tulangan kolom sedapat mungkin harus dipasang simetris terhadap


masing-masing sumbu utama penampang.

5. Tulangan memanjang kolom harus diikat oleh sengkang-sengkang


dengan jarak maksimum sebesar ukuran terkecil penampang 15 kali

FACHRI MUHAMMAD 12
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

diameter baja tulangan memanjang yang tersebar dengan minimum


6mm pada baja lunak dan baja sedang dan 5mm pada baja keras.

6. Apabila tulangan memanjang kolom disambung lewat tulangan pada


stek, maka ujung batang tidak boleh diberi kait kecuali apabila di
tempat itu tersedia cukup ruang sehingga kemungkinan terjadinya
sarang-sarang kerikil dapat dianggap tidak ada. (Frick, 2007)

Bentuk dan susunan tulangan pada kolom dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:

1. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral


sengkang atau lateral. (gambar (a))

2. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang


dan sengkang. (gambar (b))

3. Kolom komposit yang terdiri atas beton dan profil baja atau pipa.
Struktural di dalamnya dengan/tanpa diberi tulangan pokok
memanjang. (gambar (c) dan (d))

Gambar 3.1 Jenis kolom

(Sumber : w.w.w. google.co.id)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada


tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.


Kolom ini merupakan kolom beton dengan batang tulangan
pokok memanjang yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan
pengikat sengkang ke arah lateral.Tulangan ini berfungsi untuk

FACHRI MUHAMMAD 13
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada


tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral.
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai
pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang
dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom
untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga
mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum
proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit
merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada
arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau
tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Persyaratan Kolom

Secara umum persyaratan suatu kolom adalah sebagai berikut:

1. Ukuran penampang kolom tidak boleh kurang dari 15cm

2. Luas tulangan memanjang kolom tidak boleh diambil kurang dari


1% penampang beton, dengan minimum satu batang tulangan di
masingmasing sudut penampang.

3. Luas penampang memanjang kolom tidak boleh diambil lebih dari


6% dari luas penampang beton.

4. Tulangan kolom sedapat mungkin harus dipasang simetris terhadap


masing-masing sumbu utama penampang.

5. Tulangan memanjang kolom harus diikat oleh sengkang-sengkang


dengan jarak maksimum sebesar ukuran terkecil penampang 15 kali
diameter baja tulangan memanjang yang tersebar dengan minimum
6mm pada baja lunak dan baja sedang dan 5mm pada baja keras.

FACHRI MUHAMMAD 14
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

6. Apabila tulangan memanjang kolom disambung lewat tulangan


pada stek, maka ujung batang tidak boleh diberi kait kecuali
apabila di tempat itu tersedia cukup ruang sehingga kemungkinan
terjadinya sarang-sarang kerikil dapat dianggap tidak ada.

Klasifikasi kolom

 Kolom Utama
kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah
tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila
jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur
bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk
bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm
maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
 Kolom Praktis
Kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga
sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom
maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10
begel d 8-20.

3.4.3. Balok

Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi menanggung


dan mentransfer beban menuju elemen kolom penopang. Balok juga berfungsi
sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom
tersebut tetap bersatu mempertahankan bentuk dan posisinya

Dimensi balok yakni b < h. Pemilihan lebar suatu balok mempengaruhi


terhadap gaya yang bekerja di dalam balok tersebut, lebar balok yang dipakai,

FACHRI MUHAMMAD 15
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

yakni b = ½ h sampai 2/3 h. Secara umum, penentuan tinggi suatu balok yakni h
= 1/10 sampai h = 1/15 dari bentang kedua kolom. (Heinz, 2007)

Klasifikasi Balok

Berdasarkan letaknya, balok dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Balok sloof, adalah balok dari beton bertulang di atas pondasi


sehingga beban gedung agak merata disalurkan ke bagian pondasi.

2. Balok induk, adalah balok pada plat lantai sebagai pengkaku kolom
dan menyalurkan beban gedung disalurkan ke bagian kolom.

3. Balok anak, yaitu balok pada plat lantai sebagai pengkaku antar
balok induk.

4. Balok bubungan (balok atap) adalah penyangga kasau pada titik


tertinggi. (Heinz, 2007)

Jenis – jenis Balok

1. Balok Sederhana
Adalah balok yang bertumpu pada kolom diujung-ujungnya,
dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan.
Seperti struktur statis lainnya, nilai dari semua reaksi,pergeseran dan
momen untuk balok sederhana adalah tidak tergantung bentuk
penampang dan materialnya.
2. Balok Kantilever
Adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya
didukung hanya pada satu ujung tetap.
3. Balok Teritisan
Adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu
kolom tumpuannya.
4. Balok dengan ujung-ujung tetap
Adalah balok yang dikaitkan kuat menahan translasi dan
rotasi.

FACHRI MUHAMMAD 16
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

5. Balok Bentangan Tersuspensi


Adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
6. Balok Kontiniu atau Balok Menerus
Adalah balok yang memanjang secara menerus melewati lebih
dari dua kolom tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih
besar dan momen yang lebih kecil dari serangkaian balok tidak
menerus dengan panjang dan beban yang sama.
Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu :
a. Balok kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat
ditopang oleh balok induk, tiang, atau dinding penopang beban.
Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut harus dipertimbangkan :
jenis kayu, kualitas structural, modulud elastisitas, nilai tegangan
tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan defleksi minimal yang
diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai tambahan , perhatikan
kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang digunakan :
 Balok kayu laminasi lem
Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu
kualitas tegang ( stress grade ) dengan bahan adhesive di
bawah kondisi yang terkontrol, biasanya parallel terhadap
urat kayu semua lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem
dibandingkan kayu utuh secara umum yaitu batas tegangan
yang lebih besar, penampilan yang lebih menarik dan
ketersediaan bentuk penampang yang beragam. Kayu
laminasi lem dapat disatukan ujung-ujungnya dengan
sambunganscarf dan finger sesuai panjang yang diinginkan,
atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalaman yang
lebih besar.
 Balok kayu berserat parallel
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand
Lumber ( PSL ) adalah kayu structural yang dibuat dengan

FACHRI MUHAMMAD 17
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah panas


dan tekanan dengan menggunakan adhesive kedap air. PSL
adalah produk hak milik di bawah merek dagang Parallam,
digunakan sebagai balok dan kolom pada konstruksi kolom-
balok dan balok, header, serta lintel pada konstruksi rangka
ringan.
 Balok kayu veneer berlaminasi
Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer
Lumber ( LVL ) adalah produk kayu yang dibuat dengan
mengikat lapisan tripleks secara bersama dibawah panas dan
tekanan menggunakan bahan adhesive kedap air. Mempunyai
urat serat kayu arah longitudinal yang seragam menghasilkan
produk yang kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok
atau permukaannya dibebani sebagai papan.LVL digunakan
sebagai header dan balok .

b. Balok baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok
dapat ditopang oleh balok induk ( girder ), kolom, atau dinding
penopang beban. Balok induk, balok, kolom baja structural
digunakan untuk membangun rangka bermacam-macam struktur
mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit.
Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka
biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai
spesifikasi disain. Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang
relative cepat dan akurat. Baja structural dapat dibiarkan terekspos
pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja
dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api, pelapis anti api
dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan
api.

FACHRI MUHAMMAD 18
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

Balok baja berbentuk wide-flange ( W ) yang lebih efisien secara


structural telah menggantikan bentuk klasik I-beam ( S ). Balok juga
dapat berbentuk channel ( C ), tube structural.

c. Balok Beton Bertulang


Balok beton bertulang merupakan gabungan logis dari dua jenis
bahan/material yaitu beton polos dan tulangan baja. Beton Polos
merupakan bahan yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan
tetapi memiliki kekuatan tarik yang rendah, sedangkan tulangan baja
akan memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Kelebihan
masing-masing elemen tersebut, maka konfigurasi antara beton dan
tulangan baja diharapkan dapat saling bekerja sama dalam menahan
gaya-gaya yang bekerja dalam struktur tersebut, dimana gaya tekan
ditahan oleh beton sedangkan gaya tarik oleh tulangan baja.
Jenis-Jenis Balok Beton Bertulang
Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-
beban dari pelat ke kolom penyangga yang vertikal. Dalam kontruksi
gedung biasanya balok dibagi menjadi tiga penampang yaitu balok
L, T dan persegi.
 Balok persegi

Untuk perencanaan lebar efektif dan tebal balok sudah


diatur dalam SNI-03-2847-2002 tentang tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.
 Balok L/T
Sedangkan untuk ketentuan lebar balok T dan L, ( SNI-2847-
2013) sebagai berikut ini.

a). Pada konstruksi balok T, sayap dan balok harus dibangun


menyatu atau bila tidak harus dilekatkan bersama secara
efektif.
b). Lebar slab efektif sebagai sayap balok T tidak boleh
melebihi seper empat panjang bentang balok, dan lebar

FACHRI MUHAMMAD 19
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

efektif sayap yang menggantung pada masing-masing sisi


badan balok tidak boleh melebihi :
1) Delapan kali tebal slab, dan
2) Setengah jarak bersih ke badan di sebelahnya.
c). Untuk balok dengan slab pada suatu sisi saja, lebar
efektif yang menggantung tidak boleh melebihi :
1) Panjang bentang balok,
2) Enam kali tebal slab, dan

3.4.4 Plat Lantai

Pelat lantai adalah bagian dari komponen struktur bangunan yang


menerima beban langsung dari apa yang berada diatasnya. Pelat lantai adalah
bagian dari elemeen gedung yang berfungsi sebagai tempat berpijak.
Perencanaan elemen pelat lantai tidak kalah pentingnya dengan perencanaan
balok, kolom, dan pondasi. Pelat lantai yang tidak direncanakan dengan baik
bisa menyebabkan lendutan dan getaran saat ada beban yang bekerja pada pelat
tersebut. Pelat lantai yang merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat
yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok- balok yang
bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh :
 Besar lendutan yang diinginkan.
 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung.
 Bahan konstruksi dari pelat lantai
Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus, dan waterpas (
mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan
untuk berpijak kaki, ketebalan pelat pelat lantai ditentukan oleh, beban yang
harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentang atau jarak antara
balok-balok pendukung bahan konstruksi dan pelat lantai.
Pelat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni,
perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri pelat) yang bekerja secara tetap dalam
waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak
diperhitungkan.

FACHRI MUHAMMAD 20
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

Fungsi pelat lantai adalah sebagai berikut :


 Sebagai pemisah ruang atas dan ruang bawah.
 Sebagai tempat berpijak penghuni dilantai atas.
 Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
 Meredam suara dari ruang atas maupun ruang bawah.
 Menambah kekakuan bangunan dari arah horizontal.
Konstruksi pelat lantai berdasarkan materialnya :
Konstruksi pelat lantai dapat dibuat dari kayu, baja, beton, dan
yumen (kayu semen).
1. Pelat Lantai Kayu
Pelat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang
disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang
luas. Ukuran umumnya adalah :
a. Lebar papan adalah 20-30 cm
b. Tebal papan 2-3 cm.
c. Jarak balok-balok pendukung 60-80 cm.
d. Ukuran balok 8/12, 8/14, 10/14.
e. Bentangan 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata satu batu atau
ditopang.
Keuntungan pelat lantai kayu :
 Harga relatif murah, berarti biaya bangunan rendah,.
 Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai.
 Beratnya ringan berarti menghemat ukuran pondasi.
Kerugian pelat lantai kayu :
 Hanya boleh untuk konstruksi sederhana dengan beban ringan.
 Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari
penghuni atas dapat penghuni dilantai bawahnya.
 Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya.
 Dapat dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan bahan terbatas.
 Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-ubah (panas dan
hujan), jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung
2. Pelat Lantai Beton

FACHRI MUHAMMAD 21
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

Pelat lantai beton umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok


penumpu dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh
hubungan yang kuat yang menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-
jepit. Pada pelat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan
silang , untuk menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan
hubungan jepit-jepit, tulangan pelat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan
balok penumpu.
Perencanaan dan hitungan pelat lantai dari beton bertulang harus
mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
Beberapa persyaratan tersebut antara lain :
 Pelat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12 cm, sedang
untuk pelat atap sekurang-kurangnya 7 cm.
 Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja
lunak atau baja sedang.
 Pada pelat lantai yang tebalnya lebih dari 25 cm, harus dipasang
tulangan rangkap atas bawah.
 Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari 20 cm atau dua kali tebal pelat, dipilih yang terkecill.
 Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum
1 cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
 Bahan beton untuk pelat harus dibuat dengan campuran 1pc:2psr:3kr
+air, apabila untu lapisan kedap air dibuat dari campuran
1pc:1,5psr:2,5kr+air secukupnya.
Keuntungan pelat lantai beton :
 Mampu mendukung beban besar.
 Merupakan isolasi suara yang baik.
 Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, diatasnya boleh dibuat
dapur dan km/wc.
 Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai.
 Merupakan bahan yang kuat dan awet tidak perlu perawatan, dan dapat
berumur panjang.
Untuk menghindari lenturan yang besar, maka bentangan pelat lantai
jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan
yang juga berfungsi menambah kekuatan pelat. Bentangan pelat yang besar

FACHRI MUHAMMAD 22
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

juga akan membuat pelat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang
dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti bera bangunan akan menjadi
besar dan harga per satuan luas akan menjadi lebih mahal.
Elemen-elemen pembebanan untuk pelat lantai
 Beban hidup untuk rumah tinggal 0,200 t/m2.
 Beban hidup untuk bangunan umum 0,250 t/m2.
 Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal 0,018 t/m2
 Berat tegel + perekat 0,120 t/m2.
 Berat plafond + penggantung 0,020 t/m2.
 Berat dinding pas.bata tebal ½ batu 0,250 t/m2.
 Berat jenis beton 2,4 t/m2.
3. Konstruksi Pelat Lantai Baja.
Konstruksi ini biasanya digunakan untuk bangunan-bangunan yang
sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja.
Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan
peruntukan bengkel, bangunan gudang dan lain-lain.
4. Konstruksi Pelat Lantai Yumen (kayu semen).
Pelat lantai kayu dan semen dibuat dari potongan kayu apa saja yang
kecil-kecil yang kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm.
Pelat lantai yumen masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan
baru dan yumen ini buatan dari pabrik semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
Sebelum dipasang, yumen dack yang akan digunakan harus dipasang
kayu bangkirai 5/7 dengan panjang yan g sudah diatur dengan jarak 40 cm.
Kayu yang berjejer itu ditumpangi ring balok dan dicor.
Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut
lalu dibaut.
3.5 PENJADWALAN DAN MEKANISME LAPORAN KEGIATAN PROYEK
Penjadwalan dan laporan kegiatan proyek dibuat dengan maksud agar
pekerjaan yang akan dikerjakan lebih terarah dan lancar sehingga pekerjaan
diharapkan selesai tepat pada waktunya. Dalam time schedule dijelaskan hasil-
hasil proyek mengenai:
a. Rencana jenis pekerjaan.
b. Realisasi dari rencana jenis pekerjaan.

FACHRI MUHAMMAD 23
PRAKTIK PROFESI
Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur
Pada Pembangunan Gedung IGD RSUD Kota Solok, Sumatera Barat

c. Bobot dari masing-masing jenis pekerjaan.


d. Lamanya waktu pelaksanaan masing-masing pekerjan.
Laporan dari penyusunan time schedule ini harus diberikan secara rutin
mulai darilaporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan agar dapat
diketahui segalasesuatu hasil maupun kekurangan yang terjadi selama proses
pekerjaan di lapangan.
a. Rapat Lapangan
Kegiatan ini dilakukan setiap hari ketika memulai pekerjaan
pembangunan, guna merevisi dan mengoreksi apa yang telah terjadi dihari
sebelumnya. Rapat lapangan ini juga dapat dilaksanakan secara mendadak
jika terjadi suatu kesalahan dalam proses pembangunan agar tidak ada
kesalahan-kesalahan lagi pada pelaksanaan pembangunan berikutnya.
b. Laporan Harian
Laporan harian ditulis setiap harinya tentang yang terjadi di
lapangan selama seharian penuh, misalnya seperti:
 Kegiatan fisik.
 Catatan dan perintah tertulis dari direksi atau pengawas
lapangan.
 Keterangan mengenai bahan bangunan, volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja, bahkan angka kecelakaan kerja.
c. Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian yang
berisikan pekerjaan selama satu minggu dan rencana-rencana kerja minggu
berikutnya.Jika ada keterlambatan pekerjaan maka harus dibuat rencana
kerja untuk minggu-minggu selanjutnya agar mencapai kemajuan sesuai
rencana semula.
d. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat berdasarkan hasil rangkuman dari laporan
harian dan laporan mingguan serta hasil dari rapat koordinasi antara pihak
kontraktor pelaksana dan pengawas.

FACHRI MUHAMMAD 24

Anda mungkin juga menyukai