Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Biografi Karen Horney

Karen Horney lahir dengan nama Karen Danielsen Horney di Eilbek, sebuah
kota kecil dekat Hamburg Jerman pada tanggal 15 September 1885. Karen Horney
merupakan anak perempuan satu-satunya Berndt (Wackels) Danielsen seorang
kapten kapal, dan Clothilda van Ronzelen Danielsen. Ibu Karen Horney berusia 18
tahun lebih muda dari ayahnya, dia merupakan istri kedua. Keluarga Danielsen adalah
sebuah keluarga yang tidak bahagia, hal ini dipicu oleh perbuatan saudara tiri Karen
yang membuat ayah tirinya membenci ibunya. Karen merasakan permusuhan yang
sangat besar terhadap ayahnya yang keras dan taat beragama, dan Karen
menganggap ayahnya sebagai seorang munafik yang taat. Akan tetapi, ia
mengidolakan ibunya yang selalu mendukung dan menjaganya dari ayahnya yang
keras. Walapun demikian, Karen bukanlah seorang anak yang bahagia. Karen
membenci perlakuan pilih kasih yang diberikan kepada kakak laki-lakinya, dan selain
itu, ia khawatir dengan kebancian dan pertengkaran antara kedua orangtuanya.

Ketika berusia 13 tahun, Horney memutuskan untuk menjadi seorang dokter, tetapi
pada saat itu tidak ada satupun universitas di Jerman yang menerima perempuan.
Namun pada saat berusia 16 tahun, Karen memasuki Gymnasium sebuah sekolah yang
akan berlanjut ke universitas dan kemudian ke sekolah kedokteran. Karen menjadi
seseorang yang mandiri selama sisa hidupnya. Namun menurut Paris(1994)
kemandirian Horney hanyalah di luarnya saja. Di dalam hatinya Horney memendam
sebuah keputusan kompulsif untuk bisa bersama dengan seseorang yang hebat.

Pada tahun 1906, ia memulai studinya di University of Freiburg dan ia kemudian


menjadi wanita pertama di Jerman yang belajar mengenai obat-obatan. Di sana ia
bertemu dengan Oskar Horney, seorang mahasiswa ilmu politik yang kemudian
menikah dengan Horney pada tahun 1909. Horney dan suaminya menetap di Berlin.
Suami Horney bekerja di sebuah perusahaan batubara dan Karen mengambil
spesialisasi untuk psikiatri.

2
Horney terbiasa membaca tulisan-tulisan dari Freud, dan pada tahun 1910 ia mulai
mengerjakan sebuah analisis bersama Karl Abraham yang merupakan kolega dekat
Freud yang nantinya membuat analisis tentang Melanie Klein. Tahun 1917 Horney
berhasil menyelesaikan tulisan pertamanya tentang psikoanalisis yang berjudul “The
Technique of Psychoanalytic Therapy” yang mencerminkan pandangan freud yang
konvensional dan menunjukkan sedikit indikasi adanya pemikiran pribadi Horney di
kemudian hari.

Karen Horney memperoleh gelar MD pada tahun 1915 setelah 5 tahun melakukan
psikoanalisis. Dalam perjalanannya mencari laki-laki yang tepat, Horney terlibat dalam
beberapa hubungan asmara. Setelah Perang Dunia I Horney menikmati kehidupannya
sebagai psikiatri yang sukses. Pada tahun 1923, suami Horney kehilangan
pekerjaannya dan tiga tahun kemudian Karen dan Oskar berpisah.

Awal perpisahan dengan Oskar merupakan masa produktif untuk Horney. Horney
mulai menyukai menulis dan tulisannya makin memerlihatkan perbedaan penting
dengan teori Freudian. Horney percaya bahwa kultur, bukan anatomi, membuat
perbedaan psikis antara laki-laki dan perempuan. Ketika Freud berpikiran negatif
terhadap pemikiran Horney, ia menjadi lebih terbuka mengungkapkan
ketidaksetujuannya dengan Freudian.

Pada tahun 1932, Horney meninggalkan Jerman untuk bekerja sebagai associate
director di Chicago Psychonalitic Institute yang baru berdiri. Alasan yang membuat
Horney mengambil keputusan tersebut adalah adanya iklim politik anti-Yahudi di
Jerman dan semakin berkembangnya ketidaksetujuan terhadap pemikirannya yang
baru.

Horney kemudian pindah ke New York dua tahun kemudian dan menjadi anggota
group zodiac yang beranggotakan Fromm, Fromm Reichmann, Sullivan dll. Horney
juga merupakan anggota dari New Yor Psychoanalitic Institute namun dia jarang
sependapat dengan anggot-anggota lama. Tahun 1939 Horney menerbitkan buku
yang berjudul New Ways In Psychoanalisis yang di dalamnya Horney mengajak untuk
meninggalkan teori insting dan lebih menitikberatkan pada ego dan pengaruh sosial.
Kemudian, pada tahun 1950 Horney menerbitkan buku lagi yang berjudul Neurosis
and Human Growth. Buku ini menjabarkan teori-teori yang tidak lagi hanya sebuah
reaksi terhadap pemikiran Freud melainkan teori yang merupakan ekspresi pemikiran
pribadinya yang kreatif. Horney meninggal dunia akibat kanker pada 4 Desember 1952
pada usia 65 tahun.

2.2 Gambaran Umum Psikoanalisis Sosial

Teori psikoanalisis sosial dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi sosial


dan kultural, terutama pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, sangat besar
pengaruhnya dalam membentuk kepribadian seseorang. Orang-orang yang tidak
mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang cukup selama masa kanak-
kanak mengembangkan rasa permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orangtua
mereka dan sebagai akibatnya mengalami kecemasan dasar (basic hostility).
Gambaran diri ideal diekspresikan dalam bentuk pencarian neuritik akan kemuliaan
(neoritic search for glory ), permintaan neuritik ( neurotic claims), atau kebanggaan
neurotik (neurotic pride). Kebencian diri diekspresikan dalam bentuk penghinaan
terhadap diri ( self contempt ) atau tidak menjadi diri sendiri (alienation from self ).

2.2 Pengantar Teori Psikoanalisis Sosial

Tulisan awal Horney mempunyai ciri khas Freudian, namun seperti Adler dan
Jung lama kelamaan Horney tidak sepaham dengan psikoanalisis
ortodoks/konvensional dan membentuk sebuah teori revisi yang merefleksikan
pengalaman-pengalaman pribadinya, baik pengalaman klinis maupun bukan.

Meskipun tulisan Horney hampir sebagian besar berkaitan dengan masalah kejiwaan
dan kepribadian neurotik, namun juga dapat diterapkan dalam kepribadian normal
dan sehat. Horney setju dengan Freud bahwa trauma pada masa kanak-kanak awal
merupakan hal yang penting, tetapi letak perbedaannya dengan Freud adalah pada
keyakinannya bahwa dorongan sosial lebih berperan penting dalam perkembangan
kepribadian dibandingkan dengan dorongan biologis.
1. Perbedaan antara Horney dan Freud

Horney mengkritik teori Freud dalam beberapa aspe. Pertama, ia memperingatkan


bahwa mengikuti sepenuhnya pandangan psikoanalisis ortodoks/konvensional akan
mengarah pada pada tidak berkembangnya pemikiran teoritis dan praktek terapi
(Horney, 1937). Kedua, Horney (1937, 1939) tidak sependapat dengan ide Freud
mengenai psikologi feminin. Ketiga, ia menegaskan bahwa pandanagan psikoanalisis
seharusnya menitikberatkan pada pentingnya pengaruh kultur dalam membentuk
kepribadian. Menurut Horney (1939) “manusia tidak hanya diatur oleh prinsip
kesenangan saja, tetapi oleh dua prinsip, yaitu keamanan dan kepuasan.” Masalah
kejiwaan bukan merupakan akibat dari insting melainkan akibat dari “usaha seseorang
mencari jalan agar dapat melalui jalan yang penuh rintangan.” Keadaan tersebut
diciptakan oleh lingkungan sekitar dan bukan oleh insting atau anatomi.

Walaupun Horney semakin menentang pandangan Freud, tetapi Hotrney tetap


mengakui pengetahuan yang dimiliki Freud. Perdebatannya dengan Freud bukan
terletak pada keakuratan observasi yang dilakukan Freud tetapi pada validitas
interpretasinya. Dengan kata lain Horney mengatakan bahwa pandangan Freud
menyebabkan cara pandang manusia yang pesimis berdasrkan insting bawaan dan
kepribadian yang tidak berkembang. Sedangkan di pihak lain, cara pandang Horney
mengenai konsep kemanusiaan adalah cara pandang yang optimis dan berpusat pada
dorongan kultural yang mudah mengalami perubahan (Horney, 1950).

2. Pengaruh Kultur

“setiap orang adalah seorang pesaing yang nyata atau pesaing yang potensial bagi
orang lain” (Hoerney, 1937, hlm. 284). Daya saing dan rasa permusuhan dasar yang
timbul oleh kultur modern menyebabkan perasaan terpisah. Perasaan sendiri di dunia
yang tidak ramah ini akan menyebabkan meningkatkanya kebutuhan akan kasih
sayang (needs for effection), yang pada akhirnya membuat orang menilai cinta terlalu
tinggi. Sebagai akibatnya, banyak orang melihat cinta dan kasih sayang sebagai
jawaban atas semua permasalahan yang mereka hadapi. Memang cinta yang tulus
dapat menjadi pengalaman yang baik dan bermanfaat bagi seseorang. Alih-alih
mendapat manfaat dan kebutuhan akan cinta, orang-orang neurotik akan berusaha
mendapatkan cinta dengan cara apapun.

Menurut Hoeney masayarakat Barat mempunyai perananan yang menimbulkan


lingkaran setan ini, diantaranya dalam bebrapa hal. Pertama, orang-orang dalam
masyarakat ini diperkenalkan dengan ajaran kultur tentang kekeluargaan dan
kerendahan hati. Akan tetapi, ajaran ini bertentangan dengan sikap lain yang juga
terkenal di masyarakat., yaitu agresivitas dan dorongan untuk menang atau menjadi
lebih baik dari orang lain. Kedua. Keinginan masyarakat untuk sukses dan berhasil
mencapai sesuatu tidak pernah berakhir. Dengan demikian, biarpun orang telah
memperoleh ambisi materiil, keinginan-keinginan lain akan selalu bertambah. Ketiga,
masyarakat Barat menyakinkan orang-orang bahwa mereka hidup bebas dan dapat
memperoleh apapun yang mereka inginkan melalui kerja keras dan keteknan. Akan
tetapi, kenyataannya, bagi sebagian orang kebebasannya dibatasi oleh faktor genetis,
posisi sosial, dan daya saing orang lain.

3. Pentingnya pengalaman masa kanak-kanak

Horney (1939) membuat hipotesis bawa masa kanak-kanak yang berat berperan
penting dalam menimbulkan kebutuhan-kebutuhan neurotik. Kebutuhan-kebutuhan
ini menjadi kua tkaena hal ini merupakan satu-satunya cara bagi sang anak untuk
merasakan perasaan aman. Walaupun demikian, satu pengalaman awal tidak bisa
berperab membentuk kepribadian di kemudian hari. Hoerney, berpendapat bahwa
“keselruuhan pengalaman-pengalaman masa kanak-kanaak membentuk struktur
karakter tertentu, atau juga, memlulai perkembangannya.” Dengan kata lain,
keseluruhan hubungan yang terjalin di masa-masa awal membentuk perkembangan
kepribadian seseorang. “dengan demikian, sikap-sikap terhadap orang lain yang
dilakukan di masa dewasa bukan merupakan pengulangan dari sikap-sikap yang
dilakukan di masa dewasa bukan merupakan pengulangan dari sikap-sikap yang
dilakukan di masa bayi, melainkan timbul dari struktur karakter yang dasarnya
berkembang pada masa kanak-kanak”
2.3 Permusuhan Dasar dan kecemasan

Apabila orang tua tidak dapat memnuhi kebutuhan-kebutuhan sang anak akan
keamanan an kepuasan, maka sang anak akan mengembangkan perasaan
permusuhan dasar (basic hostility) terhadap orang tuanya. Akan tetapi anak jarang
menunjukkan secara terang-terangan rasa permusuhan ini sebagai kemarahan,
melainkan mereka menekan rasa permusuhan mereka terhadap orang tuany adan
tidak menyadari akan keberadaan rasa permusuhan tersebut. Rasa permusuhan yang
ditekan kemudian mengarah kepada perasaan tiak aman yang kuat dan kecemasan
yang samar-smar. Kondisi ini disebut sebgaai kecemasan dasar (basic anxiesty), yang
Hoerney (1950) jelaskan sebagai “perasaan terisolasi dan tidak berdaya di dunia yang
diangap tidak ramah”. Sebelumnya dia menggambarkan gambaran yang lebih jelas
dengan menyebutkan kecemasan dasar sebagai “perasaan kecil, tidak berarti, tidak
berdaya, ditinggalkan, terancam bahaya, di dunia yang siap untuk menyiksa, menipu,
mnyerang, mempermalukan, mengkhianati, dan iri.” (hoerney, 1937, hlm. 92)

Walaupun ia kemudian mengubah tulisannya tentang cara-cara mempertahankan diri


dari kecemasan dasar, hoerney (1937) pada awalnya mengindentifikasi empat cara
umum yang dilakukan orang untuk menjaga diri mereka dari perasaan sendirian di
dunia yang tidak ramah. Cara pertama adalah kasih sayang. Beberapa orang mungkin
berusaha untuk membeli cinrta mereka dengan cara menuruti permintaan orang lain,
barang-barang materiil, atau hasrat seksual.

Cara mempertahankan diri yang kedua adalah submissinveness. Orang-orang neuritik


dapat patuh kepada orang lain, kepada institusi seperti perusahaan, atau kepada
agama. Orang-orang neuritik yang patuh kepada orang lain sering kali melakukannya
untuk bisa mendapatkan kasih sayang.

Cara mempertahankan diri yang selanjutnya adalah menjauh (withdrawal). Orang-


orang neurotik seringkali melindungi diri mereka dari kecemasan dasar dengan cara
mengembangkan kemandirian dari orang lain atau dengan memisahkan diri secara
emosional dari orang lain. Dengan menjauh secara psikologis, orang-orang neurotik
merasa tidak bisa disakiti oleh orang lain. Cara-cara ini menjadi tidak sehat ketika
seseorang merasa harus selalu menggunakan cara-cara tersebut dan oleh karenanya
tidak dapat menggunakan strategistrategi interpersonal yang beragamm

2.4 Dorongan kompulsif

Horney menyakini bahwa orang-orang neurotik tidak menikmati penderitaan dan


ketidakbahagiaan. Mereka tidak dapat mengubah tingkah laku mereka atas kemauan
mereka sendiri. Akan tetapi, mereka harus secara terus-menerus dan berulang kali
menjaga diri mereka dari kecemasan dasar. Strategi pertahanan diri ini membuat
mereka terperangkap dalam lingkaran setan dimana kebutuhan-kebutuhan kompulsif
untuk mengurangi kecemasan dasar mengarah pada tingkah aku yang memupuk
harga diri rendah, rasa permusuhan kepada siapapin/apapun, pencarian kekuasaan
yang tidak wajar, meningkatnya perassan lebih baik dari orang lain, dan ketakutan
yang terasa terus menerus, yan gsemuanya itu akan mengakibatkan kecemasan dasar
yang lebih besar.

1. Kebutuhan-kebutuhan neurotik

Horney menemukan sepuluh kebutuhan neurotik yang menggambarkan orang-orang


neurotik dalam usahanya melawan kecemasan dasar. Kebutuhan-kebutuhan ini saling
tumpang tindih satu sama lain dan satu orang dapat menerapkan lebih dari satu
kebutuhan.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah sebagi berikut :

a. Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri

orang neurotik berusaha menyenangkan orang lain, memenuhi harapan orang lain,
dan cenderung tidak menyukai adanya permusuhan.

b. Kebutuhan neurotic akan rekan yang kuat

Kurangnya rasa percaya diri membuat orang neurotic berusaha mendekatkan diri
kepada pasangan yang lebih kuat atau berpengaruh.
c. Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit

Orang-orang neurotik bersaha untuk tidak menonjol, berada di tempat kedua, dan
merasa puas dengan stimulus yang sangat sedikit.

d. Kebutuhan neurotik akan kekuasaan

kebutuhan ini biasa dibarengi dengan kebutuhan akan penghargaan sosial dan
kepemilikan, menjelma menjadi kebutuhan unruk mengatur orang lain dan
menghindari perasaan lemah atau tidak pintar.

e. Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain

Orang-orang neurotik sering kali menilai orang lain berdasarkan bagaimna orang
tersebut bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mereka, tetapi takut dimanfaatkan
oleh orang lain.

f. Kebutuhan neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi

Beberapa orang melawan kecemasan dasar dan berusah untuk menjdai yang pertama.

g. Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi

Orang-orang neurotik memiliki kebutuhan untuk dikagumi atas diri mereka daripada
atas apa yang mereka miliki.

h. Kebutuhan neurotik akan ambisi dan pencapaian pribadi

Orang-orang neurotik sering mempunyai dorongan untuk menjadi yang terbaik,


mereka harus mengalahkan orang lain untuk membuktikan keunggulan mereka.

i. Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan

Beberapa orang neurotik mempunyai kebutuhan yang kuat untuk menjauhi orang lain
dengan membuktikan bahwa mereka bisa bertahan hidup tanpa orang lain.

j. Kebutuhan neurotik kesempurnaan dan ketidakmungkinan untuk salah


Orang neurotik berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi sempurna dan mereka
takut membuat kesalahan dan mempunyai kelemahan pribadi sehingga mereka selalu
berusaha untuk menyembunyikan kelemahan mereka dihadapan orang lain.

2. Kecenderungan Neurotik

Horney mulai melihat bahwa sepuluh kebutuhan diatas yang ia temukan dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori umum. Pada tahun 1945, Horney
mengidentifikasi 3 sikap dasar yang disebut kecenderungan neurotik (neurotic
trends), yakni mendekati orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.

Kecenderungan ini juga bisa berlaku untuk individu-individu normal dan individu-
individu neurotik. Individu normal sering kali sadar ketika menjalankan strateginya,
sementara individu neurotik tidak sadar akan sikap yang mereka ambil. Individu
normal memiliki kebebasan untuk memilih tindakan mana yang akan mereka pilih,
sementara individu neurotik terpaksa untuk bertindak. Konflik yang dialami individu
normal bersifat ringan, sementara individu neurotik memiliki konflik yang berat dan
sulit dihadapi.

Seseorang dapat menggunakan masing-masing dari kecenderungan neurotik untuk


mengatasi konflik dasar, tetapi sayangnya solusi ini pada dasarnya tidak produktif.
Horney menggunakan istilah konflik dasar karena pada dasarnya anak-anak yang
sangat muda terdorong ke tiga arah pertahanan diri tersebut. Pada anak yang sehat
dorongan ini tidak selalu bertentangan, tetapi perasaan terpisah yang Horney jelaskan
sebagai kecemasan dasar mendorong anak-anak untuk bertindak kompulsif dengan
menjadikan satu dari ketiga kecenderungan neurotik dominan.

a. Mendekati Orang Lain

Sebuah kebutuhan neurotik untuk melindungi diri dari perasaan ketidakberdayaan.


Untuk melindungi diri dari perasaan ini, orang yang penurut menggunakan salah satu
atau kedua kebutuhan neuritik yang pertama, yakni berusaha mendapatkan kasih
sayang dan penerimaan dari orang lain atau mereka mencari pasangan yang kuat.
Horney menjelaskan kebutuhan ini sebagai “ketergantungan yang tidak wajar”.
Kecenderungan neurotik dengan cara mendekati orang lain melibatkan serangkaian
strategi, yakni sebuah cara berpikir, merasakan, bertingkah laku. Horney juga
menyebutnya sebagai filosofi hidup. Orang neurotik yang mengadopsi filosofi ini,
mereka bersedia untuk mementingkan orang lain daripada dirinya.

b. Melawan Orang Lain

Jika orang penurut menganggap semua orang baik, maka orang agresif menganggap
semua orang tidak ramah sehingga mereka mengadopsi strategi orang lain. Orang-
orang neurotik yang agresif lebih memilih untuk melawan orang lain dengan cara
tampil kuat dan kejam. Mereka termotivasi untuk memanfaatkan orang tersebut demi
kepentingan mereka sendiri.

Lima dari sepuluh kebutuhan neurotik dirangkum menjadi kecenderungan neurotik


melawan orang lain. Diantaranya adalah kebutuhan untuk kekuasaan, memanfaatkan
orang lain, memperoleh penghargaan dan gengsi, dikagumi, dan mencapai sesuatu.
Orang agresif lebih condong untuk bermain dengan tujuan menang daripada hanya
untuk menikmati perlombaan. Orang penurut terdorong untuk mendapatkan kasih
sayang dari semua orang, sementara orang agresif menganggap semua orang sebagai
musuh potensial. Akan tetapi kedua tipe ini sama-sama membutuhkan orang lain.

c. Menjauhi Orang Lain

Beberapa orang memisahkan diri dari orang lain supaya dapat mengatasi konflik dasar
terisolasi. Strategi ini merupakan ekspresi dari kebutuhan akan kesendirian,
kebebasan, dan kemandirian. Akan tetapi, kebutuhan ini menjadi neurotik ketika
orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat jarak
emosional antara diri mereka dan orang lain secara terus-menerus.

Banyak dari orang neurotik menganggap berhubungan dengan orang lain sebagai
tekanan yang berat. Mereka menghargai kebebasan dan kemandirian serta sering
terlihat menyendiri dan sulit didekati. Mereka menghindari komitmen sosial, tetapi
ketakutan terbesar mereka adalah apabila mereka membutuhkan orang lain.
Orang-orang yang memisahkan diri dari orang lain mempunyai kebutuhan yang sangat
kuat untuk menjadi kuat dan berpengaruh. Mereka takut akan kompetisi, takut hal itu
dapat membuyarkan perasaan keunggulan mereka yang tidak nyata.

Kesimpulannya dari ketiga kecenderungan neurotik memiliki serangkaian karakteristik


yang serupa dengan yang dimiliki individu normal dan masing-masing dari sepuluh
kebutuhan neurotik dapat ditempatkan dengan mudah di dalam tiga kecenderungan
neurotik.

2.5 KONFLIK INTRAPSIKIS

Seiring dengan perkembangan teorinya, Horney mulai memberikan perhatian pada


lebih pada konflik-konflik dalam diri yang dialami, baik oleh individu-individu normal
maupun oleh individu-individu neurotik.

Terdapat dua konflik intrapsikis paling paling penting, yaitu gambaran diri ideal dan
kebencian diri. Secara singkat, gambaran diri ideal merupakan usaha untuk mengatasi
konflik dengan membuat gambaran diri sendiri yang seperti dewa. Kebencian diri
merupakan kecendrungan yang saling berhubungan, tetapi juga tidak masuk akal dan
kuat untuk menganggap rendah dirinya yang sebenarnya.

1. Gambaran Diri Ideal

Horney percaya bahwa makhluk hidup, jika diberikan sebuah lingkungan dengan
kedisiplinan dan kehangatan, akan mengembangkan perasaan aman dan percaya diri
serta kecendrungan untuk memiliki pemahaman diri. Sayangnya, pengaruh-pengaruh
negatif awal sering kali, menghambat kecendrungan alami seseorang untuk
memperoleh pemahaman diri. Selain itu, juga terdapat perasaan terpisah dari diri
mereka yang semakin berkembang. Oleh karena merasa terpisah dari diri mereka
sendiri, maka seseorang merasa harus mendapatkan kepekaan akan identitas yang
stabil. Dilema ini dapat diatasi hanya dengan menciptakan sebuah gambaran diri ideal.

Horney (1950) mengungkapkan tiga aspek dari gambaran ideal, yaitu.

a. Pencarian Neurotik akan Kemuliaan


Pencarian neurotik akan kemuliaan mencangkup empat elemen.

1) Pengidealan diri. Setelah orang mulai meyakini diri ideal mereka adalah
sesuatu yang nyata, mereka mulai menjadikan diri ideal mereka bagian dari
seluruh aspek kehidupan mereka.
2) Kebutuhan akan kesempurnaan. Elemen ini mengacu pada dorongan untuk
mengubah keseluruhan kepribadian menjadi seperti diri ideal. Orang-orang
neurotik tidak puas hanya dengan melakukan sedikit perubahan; mereka
hanya menerima kesempurnaan total.
3) Ambisi neurotik. Elemen ini marupakan dorongan terus menerus untuk meraih
keunggulan. Walaupun orang-orang neurotik mempunyai keinginan untuk bisa
melakukan apapun dengan sangat baik, namun mereka menyalurkan energi
mereka untuk aktivitas yang lebih memungkinkan mereka untuk meraih
kesuksesan.
4) Dorongan untuk mencapai kesuksesan dengan cara menjatuhkan orang lain.
Elemen ini merupakan elemen yang paling berbahaya yang tujuan utamanya
adalah untuk membuat orang lain malu atau kalah melalui kesuksesannya
untuk memperoleh kekuasaan…untuk menimbulkan ketidak bahagiaan pada
orang lain—yang lebih sering merupakan tujuan untuk mempermalukan orang
lain.
b. Permintaan Neurotik

Aspek kedua dari gambaran diri ideal adalah permintaan neurotik. Dalam pencarian
akan kemuliaan, orang-oraang neurotik membangun dunia imajinasi—yaitu sebuah
dunia yang bertolak belakang dengan dunia nyata. Oleh karena mempercayai bahwa
ada sesuatu yang salah dengan dunia luar, maka mereka menyatakan bahwa mereka
spesial dan oleh karena itu berhak mendapat perlakuan yang sesuai dengan
pandangan ideal tentang diri mereka. Oleh karena permintaan mereka sangat
disesuaikan dengan gambaran diri ideal mereka, maka mereka tidak melihat bahwa
permintaan mereka akan perlakuan spesial adalah hal yang belebihan.
c. Kebanggan Neurotik

Aspek ketiga dalam penggambaran diri ideal adalah kebanggaan neurotik, kembagaan
yang salah dan didasari bukan pada pandangan realistis dari diri sebenarnya, tetapi
pada gambaran yang salah dari diri ideal. Kebanggaan neurotik sama sekali berbeda
dengan kebanggan yang sehat atau harga diri realistis. Harga diri realistis timbul
berdasarkan atribut-atribut serta pencapaian-pencapaian realistis dan biasanya tidak
diekspresikan dengan nyata. Disisi lain kebanggaan neurotik timbu, berdasarkan
gambaran diri yang ideal dan biasanya dinyatakan dengan lantang untuk menjaga dan
mendukung pandangan yang mulia tentang diri sendiri (Horney, 1950).

2. Kebencian Diri

Orang-orang yang melakukan pencarian neurotik akan kemuliaan tidak akan pernah
bahagia dengan diri mereka. Ketika mereka menyadari bahwa diri mereka sebenarnya
tidak bisa memenuhi tuntutan yang tak pernah terpuaskan tentang diri ideal mereka,
mereka akan mulai membenci dan menganggap rendah diri mereka.

Horney menemukan enam cara utama mengekspresikan kebencian. Tuntutan yang


tak henti-henti terhadap diri mereka sendiri. Kebencian dapat menyebabkan tuntutan
yang tak henti-henti terhadap diri, yang digambarkan oleh tirani atas apa yang
sebaiknya.

1) Dakwaan terhadap diri yang kejam. Dakwaan terhadap diri muncul dalam
berbagai bentuk—dari ekspresi yang tampak mengagumkan dan nyata, seperti
merasa bertanggung jawab atas terjadinya bencana alam hingga
mempertanyakan secara mendetail tentang manfaat dari motivasi mereka
sendiri.
2) Penghinaan terhadap diri. Penghinaan terhadap diri ini biasanya diekspresikan
dengan cara meremehkan, merendahkan, meragukan, mendiskreditkan, dan
mengolok-olok diri sendiri.
3) Frustrasi diri. Frustrasi diri bermula dari kebencian diri dan dibentuk untuk
membuat gambaran diri yang mengagumkan menjadi nyata.
4) Penyiksaan diri atau penganiayaan diri. Penyiksaan diri ini dapat muncul
dengan tujuan yang berbeda. Seperti beberapa orang bertujuan menimbulkan
beberapa penderitaan untuk diri sendiri, namun ada juga yang bertujuan agar
mendapat kepuasaan tersendiri apabila menyiksa diri.
5) Tindakan dan dorongan menghancurkan diri. Keenam dan bentuk terakhir dari
kebencian adalah tindakan dan dorongan untuk menghancurkan diri, yang
dapat berupa kehancuran fisik maupun psikologis, disadari maupun tidak
disadari, akut maupun kronis, dan yang benar-benar dilakukan maupun yang
hanya dibayangkan.

2.6 Psikologi Feminim

Bagi Horney, perbedaan psikis antara pria dan wanita bukanlah hasil dari perbedaan
anatomi, melainkan hasil dari perbedaan kultur dan harapan sosial terhadap masing-
masing dari mereka. Horney (1937) meyakini bahwa kecemasan dasar merupakan
penyebab utama dari kebutuhan pria untuk mengalahkan wanita dan dari keinginan
wanita untuk mempermalukan pria.

Horney mengakui keberadaan Oedipus complex, ia meyakini bahwa hal ini merupakan
akibat dari kondisi-kondisi lingkungan dan bukan akibat dari penyebab biologi. Tetapi,
Horney (1967) tidak melihat adanya bukti terjadinya Oedipus complex di seluruh
dunia. Ia mengatakan bahwa hal itu hanya ditemukan pada beberapa kasus saja dan
merupakan ekspresi neurotik dari kebutuhan akan cinta.

Horney sepaham dengan pemikiran Adler bahwa banyak wanita memiliki masculine
protest, yaitu mereka mempunyai kepercayaan tidak masuk akal bahwa pria lebih baik
daripada wanita. Pada tahun 1994, Bernard J. Paris mempublikasikan sebuah pidato
yang Horney berikan di tahun 1935 pada sebuah klub profesional dan pebisnis wanita
di mana ia mengungkapkan ide-idenya tentang psikologi feminim. Horney merasa
bahwa “tidak terlalu penting untuk mencari jawaban dari pertanyaan tentang
perbedaan dibandingkan dengan memahami dan menganalisis signifikansi nyata dari
ketertarikan pada ‘sudut pandang’ feminin” (Horney, 1994, hlm. 233).

2.7 Psikoterapi

Horney percaya bahwa neurosis muncul dari konflik dasar yang biasanya berawal dari
masa kanak-kanak. Seiring dengan orang berusaha untuk mengatasi konflik ini,
mereka cenderung mengadopsi satu dari tiga kecenderungan neurotik, yaitu
mendekati, melawan atau menjauhi orang lain.

Tujuan umum dari terapi Horney adalah untuk membantu pasien berkembang
perlahan menuju realisasi diri. Tujuan spesifik dari terapinya adalah agar pasien
menghilangkan gambaran diri ideal mereka, menghentikan pencarian neurotik akan
kemuliaan mereka, dan mengubah kebencian diri menjadi penerimaan terhadap diri
mereka yang sebenarnya.

Tujuan terapis adalah untuk meyakinkan pasien-pasien bahwa solusi mereka


saat ini lebih condong pada mendukung daripada mengurangi inti masalah dari
neurosis, yang mana tugas ini membutuhkan banyak waktu dan kerja keras. Walaupun
seorang terapis dapat membantu mengarahkan pasien-pasien menuju pengenalan
diri, terapis baru benar-benar berhasil jika dibangun dari analisis diri (Horney, 1942,
1950). Pasien-pasien harus memahami perbedaan antara gambaran diri ideal mereka
dan diri mereka sebenarnya.

Teori Horney menggunakan banyak teknik yang sama yang juga digunakan oleh
terapis-terapis yang berdasarkan teori Freud, terutama dalam hal interpretasi mimpi
dan asosiasi bebas. Horney menganggap mimpi sebagai usaha untuk mengatasi
konflik-konflik, tetapi solusi yang diperoleh dapat berupa solusi neurotik maupun
solusi yang sehat. Pada teknik kedua, yaitu asosiasi bebas, pasien-pasien diminta
untuk mengatakan segala hal yang muncul di pikiran mereka betapapun sepelenya
atau memalukannya hal-hal tersebut. (Horney, 1987). Mereka juga diminta untuk
mengekspresikan perasaan apapun yang muncul dari asosiasi tersebut. Asosiasi bebas
akan dapat mengungkapkan gambaran diri ideal pasien-pasien secara bertahap
membangun rasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk bertanggung jawab
atas perkembangan psikologis mereka.

2.8 Penelitian Terkait

Teori psikoanalisis sosial dari Horney tidak secara langsung menginspirasi sejumlah
besar penelitian di psikologi kepribadian modern. Akan tetapi, pemikirannya tentang
kecenderungan neurotik cukup relevan dengan banyak penelitian tentang neurotisme
yang dilakukan masa kini.

1) Dorongan Neurotik untuk Menghindari Hal-hal Negatif

Dalam pandangan Horney (1942), orang-orang neurotik terus-menerus melindungin


diri mereka dari kecemasan dasar dan strategi pertahanan diri ini memerangkap
mereka dalam sebuah siklus negatif.

2) Mungkinkah Neurotisme Merupakan Hal yang Baik?

Michael Robinson dan rekan membuat sebuah penelitian untuk mencari tahu
hubungan antara neurotisme, pengenalan ancaman, dan mood. Mereka membuat
sebuah hipotesis yang berbunyi bahwa sensitivitas neurotik terhadap ancaman akan
bisa bermanfaat karena orang-orang semacam ini dapat mengenali masalah kemudian
mungkin akan menjauhi masalah tersebut, dan kesuksesan dalam menjauhi masalah
itu akan membuat mereka merasa lebih baik. Robinson dan rekan menemukan bahwa
ternyata ada cara untuk menjadi “orang neurotik yang sukses.” Secara spesifik,
mereka menemukan bahwa bagi mereka yang mempunyai kecenderungan menjadi
neurotik, kemampuan mereka untuk bereaksi secara adaptif terhadap kesalahan
(yaitu untuk memperlambat respons dan berpikir lebih hati-hati) sambil menilai
ancaman berhubungan dengan bahwa mereka mengalami lebih sedikit mood negatif
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyadari bahwa
walaupun banyak penelitian yang menunjukkan sisi buruk dari neurotisme, tidak
semua aspek dari hal tersebut merupakan seseuatu yang buruk. Banyak orang-orang
neurotik yang berkemampuan baik dalam menghindari hasil-hasil negatif sehingga
membuat hari-hari mereka terasa lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai