Anda di halaman 1dari 5

PROFILE NEGARA ARAB SAUDI

Nama Negara
Kerajaan arab saudi (Kingdom Of Saudi Arabia/Al-Mamlakah Al-Arabiyah As-Saudiah)
Bentuk Pemerintahan
Kerajaan yang berdasarkan hokum Islam. Raja berperan sebagai pemimpin Politik,
Agama(Imam), Eksekutif, dan Pembuat undang-undang. Negara ini tidak mempunyai
undang-undang Dasar, karena hukumnya memakai hukum Islam.
Bentuk Negara
Monarki (kerajaan)
Sistem Pemerintahan
Negara Islam berdasarkan Al-Quran dan syariat
Bahasa Persatuan
Arab
Lambang Negara

Pohon kurma diapit oleh dua bilah pedang yang terletak bersilangan. Kurma melambangkan
pertumbuhan dan kemakmuran, sedangkan pedang melambangkan keadilan dan kekuatan
sebagai dasar kepercayaan.
Semboyan Negara
Laillahaillallah muhammadarasulullah
Lagu Kebangsaan
Al-Salam Al-malikiy (salam kerajaan)
Bendera
Berwarna hijau dengan tulisan Arab berwarna putih yang berarti: “Tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah Utusan Allah” yang terletak di atas sebilah pedang dengan ujung
menghadap tiang. (Bendera tidak boleh dikibarkan setengah tiang) Hijau mewakili kesuburan
tanah, seperti dalam bendera Oman di mana ia melambangkan ‫( الجبل األخضر‬Pegunungan
Hijau) di utara-timur negara itu. Hal ini juga menyampaikan arti lain seperti padang rumput
di bendera Kuwait.
Warna ini telah diadopsi oleh dinasti Fatimiyah ‫الفاطميون‬. Fatimiyah mendirikan dinasti
mereka di Afrika Utara dan memerintah dunia Islam dari abad ke-10 awal (abad ketiga
Hijriah) sampai akhir abad ke-12 (abad kelima Hijriah). Salah satu prestasi mereka
membentuk rute perdagangan baru dengan Tengah dan Asia Timur melalui Laut Merah
bukan Teluk Persia yang masih di bawah kendali Abbasiyah.
Warna adalah doa bagi mereka, agar tanah kelahiran mereka tidak menjadi tandus seperti
gurun pasir di sekitar mereka. Mereka mengingingkan kehidupan yang makmur penuh
berkah dengan berlimpahnya hasil bumi dan pertanian mereka.
Letak Astronomis
15º LU-32º LU dan 34º BT-57º BT.
Letak Geografis
Jazirah dalam bahasa Arab berarti ‘pulau’, jadi Jazirah Arab berarti Pulau Arab. Oleh bangsa
Arab, tanah air mereka disebut jazirah, walaupun hanya dari tiga dari tiga jurusan saja
dibatasi oleh laut. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu Shibhul Jazirah yang dalam
bahasa Indonesia berarti ‘Semenanjung’. Kalau diperhatikan kelihatan bahwa Jazirah Arab
itu berbentuk empat persegi panjang, yang sisi-sisinya tiada sejajar.
Semenanjung Arab merupakan semenanjung Barat Daya Asia, sebuah semenanjung terbesar
dalam peta dunia. Wilayahnya, dengan luas 1.745.900 km2, dengan luas daratan sekitar
1.014.900 km2. Di antara sejumlah daratan gurun di kawasan ini, terdapat tiga jenis gurun,
yaitu:
Nufud Besar, sebuah bentangan dataran berpasir putih atau kemerahan yang menyelimuti
wilayah yang sangat luas di semenanjung Arab Utara.
Al Dahna (tanah merah), dataran yang berpasir merah ini membentuk pola busur besar
mengarah ke sebelah Tenggara, dengan panjang lebih dari 1.020 km2.
Al Harrah, sebuah daratan yang terbentuk dari lava bergelombang dan retak-retak di atas
permukaan pasir berbatu. Bentangan daratan vulkanik ini banyak dijumpai di wilayah
semenanjung sebelah Barat dan Tengah, dan menjorok ke Utara.
Jazirah Arab berbentuk memanjang. Batas-batas jazirah Arab yaitu: di sebelah Utara dengan
Palestina dan padang Syam; di sebelah Timur dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates)
dan Teluk Persia; di sebelah Selatan dengan Samudera Hindia dan Teluk Aden; sedang di
sebelah Barat dengan Laut Merah. Jadi, dari sebelah Barat dan Selatan daerah ini dilingkungi
lautan, dari Utara padang Sahara dan dari Timur padang Sahara dan Teluk Persia. Akan tetapi
bukan rintangan itu saja yang telah melindunginya dari serangan dan penyerbuan penjajahan
dan penyebaran agama, melainkan juga karena jaraknya yang berjauh-jauhan. Panjang
semenanjung itu melebihi 1.000 km, demikian juga luasnya sampai 1.000 km pula. Dan
lebih-lebih lagi yang melindunginya ialah tandusnya daerah ini yang luar biasa hingga semua
penjajah merasa enggan melihatnya.
Pada daerah yang seluas itu sebuah sungai pun tak ada. Musim hujan yang akan dapat
dijadikan pegangan dalam mengatur sesuatu usaha juga tidak menentu. Kecuali daerah
Yaman yang terletak di sebelah Selatan yang sangat subur tanahnya dan cukup banyak hujan
turun, wilayah Arab lainnya terdiri dari gunung-gunung, dataran tinggi, lembah-lembah
tandus serta alam yang gersang. Tak mudah orang akan dapat tinggal menetap atau akan
memperoleh kemajuan. Sama sekali hidup di daerah itu tidak menarik selain hidup
mengembara terus-menerus dengan mempergunakan unta sebagai kapalnya di tengah-tengah
lautan padang pasir itu, sambil mencari padang hijau untuk makanan ternaknya, beristirahat
sebentar sambil menunggu ternak itu menghabiskan makanannya, sesudah itu berangkat lagi
mencari padang hijau baru di tempat lain. Tempat-tempat beternak yang dicari oleh orang-
orang Baduwi jazirah biasanya di sekitar mata air yang menyumber dari bekas air hujan, air
hujan yang turun dari celah-celah batu di daerah itu. Dari situlah tumbuhnya padang hijau
yang terserak di sana-sini dalam wahah-wahah yang berada di sekitar mata air
Mata Uang
Saudi Riyal (SR) (sejak 1986 nilai tukar dipatok US$1= SR3,75; SR 1 = US$0,266 = ± Rp
2.600,-). Uang kertas dgn nominal: SR 1, 5, 10, 50, 100, dan 500, sedangkan uang logam dgn
nominal: 5, 10, 25, 50, dan 100 Halalah (100 Halalah = 1 Riyal).
Jumlah Penduduk
25 juta jiwa (estimasi Sabb tahun 2007) 22,67 juta jiwa (sensus 2004) dengan jumlah
penduduk non-Saudi sebanyak 6,14 juta (27,1%) [77% tinggal di perkotaan dan 23% di
pedesaan] [penduduk terkonsentrasi di tiga propinsi: Makkah 25,6%; Riyadh 24,1%; dan
Wilayah Timur 14,8%]. [Sensus 1974 ± 7 juta; 1992 sebanyak 16,9 juta]
Luas Wilayah
2.240.350 km2 (4/5 Semenanjung Arab) [17 kali luas pulau Jawa yang seluas 132.107 km2].
Tanggal kemerdekaan
23 September (memperingati bersatunya Kerajaan Arab Saudi tahun 1932 oleh Abdul Aziz
bin Abdul Rahman Al-Saud sebagai raja pertama).

Arab Saudi menggunakan sistem Kerajaan atau Monarki. Sistem pemerintahan yang
digunakan negara ini adalah sistem negara Islam, dimana Alquran dan Syariat menjadi dasar
dari pemerintahan yang dijalankan Sistem pemerintahan Arab Saudi sendiri adalah
presidensil karena dipimpin oleh seorang raja. Raja selain menjadi kepala negara juga
memiliki beberapa peran disini sehingga sistem pemerintahanya disebut juga sebagai monarki
absolut. Raja Arab Saudi memiliki beberapa peran :
-KepalaNegara
– Perdana Menteri
– Panglima Angkatan Perang
– Penjaga dua tempat suci
– Mengangkat/Memberhentikan Dewan Menteri
– Menafsirkan hukum Arab Saudi tidak mengenal sistem kepartaian.

Tidak ada pemilihan umum, kalaupun ada hanya untuk memilih pemimpin lembaga
legislatif dan yudikatif yang ditentukan oleh raja. Arab Saudi memiliki tiga lembaga yaitu
Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. -Badan Eksekutif – Disebut juga sebagai “Dewan
Menteri Pemerintahan Arab Saudi”. Beranggotakan Raja sebagai perdana menteri, wakil
perdana menteri, menteri – menteri negara dan penasihat raja. Berikut nama-nama raja yang
pernah memerintah Arab Saudi:
1. Raja Abdul Aziz (Ibnu Saud), pendiri kerajaan Arab Saudi: 1932 – 1953
2. Raja Saud, putra Raja Abdul Aziz : 1953 – 1964 (kekuasaannya diambil

alih oleh saudaranya, Putera Mahkota Faisal)


3. Raja Faisal, putra Raja Abdul Aziz : 1964 – 1975 (dibunuh oleh

keponakannya, Faisal bin Musa’id bin Abdul Aziz)


4. Raja Khalid, putra Raja Abdul Aziz : 1975 – 1982 (meninggal karena

serangan jantung)
5. Raja Fahd, putra Raja Abdul Aziz : 1982 – 2005 (meninggal karena sakit

usia tua)
6. Raja Abdullah, putra Raja Abdul Aziz : 2005-sekarang.

Jenis kekuasaan: Monarki (Transisi ke arah Konstitusional sejak 2002)

Konstitusi Arab Saudi adalah Al Quran dan Sunnah. Hukum dasar negara adalah Syariah
Islam. Dalam aplikasi pemerintahan, Raja menjadi sumber otoritas bagi setiap otoritas politik
yang ada di Arab Saudi. Raja juga berhak menafsirkan hukum setelah menjalani sejumlah
konsultasi dan menjalin konsensus. Konsultasi dan konsensus ini juga menjadi dasar hukum
di bawah Syariah. Menurut hukum dasar Arab Saudi tahun 1992, terdapat sekurangnya 4
otoritas (subordinat raja) di dalam negara: Dewan Menteri, Dewan Konsultatif, Pengadilan,
dan Ulama.
 Ø Bentuk negara: Kesatuan (Sentralis)

Pemerintahan Arab Saudi terbagi atas 13 mintaqah (propinsi) yang diperintah langsung oleh
Raja, yaitu: Al Bahah, Al Hudud ash Shamaliyah (a.k.a.Northern Border), Al Jawf, Al
Madinah (a.k.a. Medina), Al Qasim, Ar Riyad (a.k.a. Riyadh), Ash Sharqiyah
(a.k.a. Eastern), ‘Asir, Ha’il, Jizan, Makkah (a.k.a. Mecca), Najran, dan Tabuk.. Undang-
undang, pejabat pemerintah, dan pengadilan seluruhnya ada dibawah otorisasi Raja.

 Ø Sistem pemerintahan: Presidensil (Raja)

Raja selain selaku kepala negara, ia juga merupakan perdana menteri, panglima tertinggi
angkatan perang, penjaga dua tempat suci (Mekkah dan Madinah), mengangkat dan
memberhentikan Dewan Menteri, menafsirkan hukum. Otoritas politik tertinggi di bawah raja
adalah putra mahkota. Putra mahkota ini ditentukan oleh raja, asalkan tetap diambil dari
keturunan Abdul Aziz. Putra mahkota bahkan dapat memerintah atas nama raja, bahkan
sebelum mahkota diestafetkan. Dewan Menteri bertindak selaku legislatof dan eksekutif
pelaksana raja. Kedua peran ini didasarkan atas restu raja. Hukum yang ditetapkan dewan
menteri akan menjadi hukum aplikatif dalam 30 hari, kecuali raja memvetonya. Umumnya,
para anggota dewan menteri pun keturunan Abdul Aziz. Majlis asShura adalah dewan
konsultatif. Anggotanya sekitar 120 orang. Tugas mereka adalah memberi nasehat kepada
raja. Anggota majelis ini pun diangkat dan diberhentikan oleh raja. Di Indonesia, majelis ini
mirip Wantimpres. Lembaga pengadilan (yudikatif) menurut hukum dasar Arab Saudi
haruslan independen. Kepala pengadilan biasanya berasal dari bangsawan ataupun keturunan
al-Wahhab. Menteri Kehakiman Arab Saudi biasanya juga menjadi Grand Mufti. Setiap
hakim diangkat dan diberhentikan oleh Raja. Ulama adalah lembaga yang ada dalam hukum
dasar Arab Saudi yang fungsinya menjadi metode penafsiran hukum Islam yaitu Ijma
(konsensus) dan Shura (Konsultasi). Anggota Ulama terdiri atas keturuan Abdul Aziz dan al-
Wahhab. Ulama ini dikepalai oleh Grand Mufti.

Ø Parlemen: Unikameral (Council of Ministers)

Sebenarnya Council of Minister (CoM) bukanlah parlemen layaknya di negara-negara


demokrasi a la Barat. Ia lebih mirip “quasi-legislative” dan tidak primus interpares dengan
raja. Dewan Menteri bertindak selaku legislator dan eksekutif pelaksana raja. Kedua peran ini
didasarkan atas restu raja. Hukum yang ditetapkan dewan menteri akan menjadi hukum
aplikatif dalam 30 hari, kecuali raja memvetonya. Umumnya, para anggota dewan menteri
pun keturunan Abdul Aziz.

Komisi-komisi Majelis Syura


1. Komisi Urusan Keislaman, Peradilan dan Hak Asasi Manusia.
2. Komisi Urusan Sosial, Keluarga dan Pemuda.
3. Komisi Urusan Ekonomi dan Energi.
4. Komisi Urusan Keamanan.
5. Komisi Administrasi, SDM dan Petisi.
6. Komisi Urusan Pendidikan dan Riset.
7. Komisi Urusan Kebudayaan dan Informasi.
8. Komisi Urusan Luar Negeri.
9. Komisi Perairan, Infrastruktur dan Layanan Umum.
10. Komisi Urusan Kesehatan dan Lingkungan.
11. Komisi Urusan Keuangan.
12. Komisi Tranportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi Informasi.

Administrasi Pemerintahan
Administrasi pemerintahan terdiri dari Kabinet yang dibentuk pada tahun
1373H/1953M. Majelis ini sekarang mencakup sejumlah departemen yang berkompeten,
seperti: Pertahanan, Luar Negeri, Dalam Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan,
Perminyakan dan Pertambangan, Kehakiman, Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan,
Pendidikan dan Pengajaran, Pendidikan Tinggi, Kebudayaan dan Informasi, Perdagangan
dan Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian, Pekerjaan, Urusan Sosial, Komunikasi dan
Teknologi Informasi, Urusan Kota dan Pedesaan, Haji, dan Layanan Sipil.

Administrasi Pemerintahan
Administrasi pemerintahan terdiri dari Kabinet yang dibentuk pada tahun
1373H/1953M. Majelis ini sekarang mencakup sejumlah departemen yang berkompeten,
seperti: Pertahanan, Luar Negeri, Dalam Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan,
Perminyakan dan Pertambangan, Kehakiman, Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan,
Pendidikan dan Pengajaran, Pendidikan Tinggi, Kebudayaan dan Informasi, Perdagangan
dan Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian, Pekerjaan, Urusan Sosial, Komunikasi dan
Teknologi Informasi, Urusan Kota dan Pedesaan, Haji, dan Layanan Sipil.

Sistem Peradilan
Peradilan di KSA memperoleh independensi secara penuh dan hukum-hukumnya
bersumber kepada kitab suci Al-Qur`an dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Dalam berbagai urusan syar'i peradilan merujuk kepada Majelis Peradilan Tinggi yang
bertugas meneliti nash-nash peradilan dan hukum-hukum hudud dan qisas, dan membawai
seluruh mahkamah syar'iyah yang tersebar di penjuru negeri. Lembaga peradilan dan
kehakiman terdiri dari: Mahkamah Umum, Mahkamah Khusus, Lembaga Kasasi dan
Notariat. Adapun dalam persoalan-persoalan tata usaha negara maka di sana ada lembaga
khusus yang menanganinya. Yang terpenting, diantaranya, ialah “Diwan al-Mazhalim” yaitu
lembaga pengadilan yang berhubungan langsung dengan Raja, yang perhatiannya terfokus
pada penyelesaian berbagai persoalan perselisihan yang diajukan terhadap lembaga
pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai