Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN

Dukungan Emosional dan Instrumental dengan Interaksi Sosial pada


Pasien Isolasi Sosial

Quardona1, Marisca Agustina2


1,2
Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Indonesia Maju
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonsia Maju
Jl. Harapan No. 50, Lenteng Agung - Jakarta Selatan 12610
Email: 1dona_quar@yahoo.com. 2marisca_duff@yahoo.com

Abstrak

Meningkatnya isolasi sosial di rumah sakit karena tidak adanya dukungan emosional dan instrumental dari
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan emosional dan instrumental serta
interaksi sosial pada pasien isolasi sosial di poliklinik rumah sakit jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun
2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang
(cross-sectional), menggunakan sampel pasien dengan masalah isolasi sosial di Poliklinik RS Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Jakarta sebesar 68 responden dengan teknik pengukuran total populasi. Penelitian dilakukan dengan uji
Chi- Squre. Hasil analisis univariat diperoleh dukungan emosional yang tinggi sebanyak 26 (38,2%), dukungan
instrumental yang tinggi sebanyak 32 (47,1%) dan interaksi sosial yang baik sebanyak 32 (47,1%). Hasil analisa
bivariat diperoleh ada hubungan dukungan emosional terhadap interaksi sosial dengan p Value 0,008 (CI 95%:
OR 4,500 (1,573-12,876)) dan ada hubungan dukungan instrumental terhadap interaksi sosial dengan p Value
0,031 (CI 95%: OR 3,333(1,231-9,026)). Penelitian ini diharapkan keluarga melakukan dengan menemani pasien
untuk pengajian, kegiatan keluarga dan kegiatan bulanan rukun tetangga.

Kata kunci : Emosional, Instrumental dan Interaksi Sosial

Abstract

Increased social isolation in hospitals due to the lack of emotional and instrumental support from the family.
This study aims to determine the relationship between emotional and instrumental support and social interaction
in social isolation patients in polyclinic psychiatric hospital dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Year 2017. This
research uses descriptive quantitative research design with cross-sectional approach, using sample of patient
with social isolation problem in Dr. Soul Clinic Polyclinic. Soeharto Heerdjan Jakarta for 68 respondents with
the total population measurement technique. The study was conducted by Chi-Squre test. The result of univariate
analysis obtained high emotional support 26 (38,2%), high instrumental support 32 (47,1%) and good social
interaction 32 (47,1%). The result of bivariate analysis showed that there was a relationship of emotional
support to social interaction with p Value 0,008 (95% CI: OR 4,500 (1,573-12,876)) and there was an
instrumental support relationship to social interaction with p Value 0,031 (95% CI: OR 3,333 (1,231- 9,026)).
This research is expected to accompany the family by accompanying the patient for recitation, family activities
and monthly activities of the neighborhood.

Keywords : Emotional, Instrumental and Social Interaction

429
Vol. 8 No. 1 Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Menurut National Institute of Mental Health


Pendahuluan
gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa secara keseluruhan dan diperkirakan akan
merupakan penyakit dengan multi kausal, berkembang menjadi 25% di tahun 2030, dari
suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013
sangat bervariasi.Kasus gangguan jiwa selama menunjukkan 1,7 jiwa atau 1-2 orang dari 1000
ini dikenali meliputi kasus pada area warga Indonesia yang mengalami gangguan
organobiologis, area psikoedukatif, dan area kesehatan jiwa.3
sosiokultural.. Gangguan jiwa dapat
Jumlah ini cukup besar artinya 50 juta
mempengaruhi fungsi kehidupan seseorang.
atau sekitar 25% dari jumlah penduduk
Aktivitas, kehidupan sosial, ritme pekerjaan,
Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa
serta hubungan dengan keluarga jadi terganggu
dan Provinsi Jawa Timur menunjukkan angka
karena gejala ansietas, depresi, dan psikosis.
2,2 jiwa berdasarkan data jumlah penduduk
Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus
Jawa Timur yaitu 38.005.413 jiwa, maka dapat
segera mendapatkan pengobatan.
disimpilkan 83,612 jiwa yang mengalami
Keterlambatan pengobatan akan semakin
gangguan jiwa di Jawa Timur.Salah satu
merugikan penderita, keluarga dan
penyebab gangguan jiwa yang ada diantaranya
masyarakat.1
adalah Isolasi Sosial.4
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa
Upaya yang dapat dilakukan untuk
merupakan penyakit dengan multi kausal,
meningkatkan kemampuan berinteraksi pada
suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang
pasien yang mengalami isolasi sosial adalah
sangat bervariasi.Kasus gangguan jiwa selama
dukungan keluarga. Dukungan keluarga
ini dikenali meliputi kasus pada area
merupakan bentuk pemberian dukungan
organobiologis, area psikoedukatif, dan area
terhadap anggota keluarga lain yang
sosiokultural. Gangguan jiwa dapat
mengalami permasalahan, yaitu memberikan
mempengaruhi fungsi kehidupan seseorang.
dukungan pemeliharaan, emosional untuk
Aktivitas, kehidupan sosial, ritme pekerjaan,
mencapai kesejahteraan anggota keluarga dan
serta hubungan dengan keluarga jadi terganggu
memenuhi kebutuhan psikososial. Dukungan
karena gejala ansietas, depresi, dan psikosis.
emosional merupakan bentuk atau jenis
Seseorang dengan gangguan jiwa apapun harus
dukungan yang diberikan keluarga berupa
segera mendapatkan pengobatan.
memberikan perhatian, kasih sayang serta
Keterlambatan pengobatan akan merugikan
empati. Dukungan instrumental keluarga
penderita, keluarga dan masyarakat.1
merupakan suatu dukungan atau bantuan
Penderita gangguan jiwa sering penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan
mendapatkan stigma dan diskriminasi yang bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan
lebih besar dari masyarakat disekitarnya waktu untuk membantu melayani dan
dibandingkan individu yang menderita mendengarkan anggota keluarga dalam
penyakit medis lainnya.Tidak hanya menyampaikan pesannya.5
menimbulkan konsekuensi negatif
Bentuk dukungan keluarga terdiri dari 4
terhadappenderitanya tetapi juga bagi anggota
macam dukungan yaitu: (1) Dukungan
keluarga, meliputi sikap-sikap penolakan,
Informasional, (2) Dukungan Penilaian, (3)
penyangkalan dan disisihkan.Penderita
Dukungan Instrumental, (4) Dukungan
gangguan jiwa mempunyai resiko tinggi
Emosional. Dukungan emosional, merupakan
terhadap pelanggaran hak asasi manusia.2
bentuk atau jenis dukungan yang diberikan
Menurut World Health Organization keluarga berupa memberikan perhatian, kasih
(WHO) tercatat penderita gangguan jiwa sayang, serta empati. Dukungan instrumental
sebesar 542.700.000 jiwa atau 8,1% dari keluarga merupakan suatu dukungan atau
jumlah keseluruhan penduduk dunia yang bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk
berjumlah sebesar 6.700.000.000 jiwa. Sekitar memberikan bantuan tenaga, dana maupun
10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa meluangkan waktu untuk membantu melayani
saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan dan mendengarkan anggota keluarga dalam
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu menyampaikan pesannya. Dukungan keluarga
selama hidupnya. Usia ini biasanya terjadi yang diberikan keluarga terhadap
pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun. keberfungsian individu dalam menjalankan

430
Quadrona Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

peran kehidupan sosial di lingkungan. Terdapat keluarga berupa perhatian, mendampingi


sebuah proses yang berlangsung ketika penderita pada saat kontrol atau pada saat
individu mendapatkan dukungan keluarga penderita mengalami kekambuhan serta
sebelum akhirnya individu mampu berfungsi pengawasan terhadap penderita meminum
secara sosial di masyarakat.6 obat. Sedangkan didapatkan pula informasi
dari pasien bahwa pasien merasa jarang
Interaksi sosial merupakan hubungan
diperhatikan dirumah, ketika kontrol ke
sosial yang dinamis, yang menyangkut
poliklinik tanpa di dampingi keluarga, jarang
hubungan antara individu, antara individu
minum obat yang telah dianjurkan dan tidak
dengan kelompok, maupun antara kelompok
pernah diajak berinteraksi ke masyarakat
yang satu dengan kelompok yang lain yang
karena keluarga merasa malu.8
saling mempengaruhi, mengubah atau
memperbaiki perilaku individu lainnya atau Berdasarkan studi pendahuluan dengan
sebaliknya di dalam masyarakat yang wawancara terhadap 10 keluarga pasien di
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam poliklinik rumah sakit jiwa Dr. Soeharto
masyarakat ataupun proses sosial.6 Heerdjan Jakarta, bahwa 2 orang mengatakan
malu mempunyai anggota keluarga yang
Isolasi sosial adalah keadaan dimana
mengalami gangguan jiwa, 3 orang keluarga
individu mengalami penurunan atau bahkan
diantaranya mengatakan jenuh dan malas
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
mengantar kontrol kerumah sakit, dan 2 orang
orang lain disekitarnya. Klien mungkin merasa
keluarganya mengatakan bahwa keluarga tidak
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
pernah menemani keluarga yang sakit untuk
mampu membina hubungan yang berarti
kontrol, sehingga mereka seringkali meminta
dengan orang lain Interaksi sosial merupakan
tetangga, saudara atau anggota keluarga yang
hubungan sosial yang dinamis, yang
lain untuk mendampingi keluarga nya berobat,
menyangkut hubungan antara individu, antara
karena keluarga merasa malu dengan kondisi
individu dengan kelompok, maupun antara
dan keadaan pasien, 2 orang keluarga
kelompok yang satu dengan kelompok yang
mengatakan hampir tidak pernah berinteraksi
lain yang saling mempengaruhi, mengubah
dengan anggota keluarganya dan 1 keluarga
atau memperbaiki perilaku individu lainnya
mengatakan bahwa sering mengkritik,
atau sebaliknya di dalam masyarakat yang
menyalahkan serta kurang memperhatikan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
anggota keluarga yang mengalami gangguan
masyarakat ataupun proses sosial, hal ini
jiwa. Keluarga mengatakan pasien tidak mau
sesuai dengan hasil penelitian terkait hubungan
keluar untuk berinteraksi kepada anggota
antara dukungan keluarga dengan
keluarga lainnya karena malu, 1 anggota
keberfungsian sosial pada pasien skizofrenia
keluarga mengatakan malu sehingga pasien
pasca perawatan di rumah sakit. Sumbangan
dilarang untuk keluar rumah. Tujuan umum
efektif dukungan keluarga terhadap
penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan
keberfungsian sosial pada pasien Skizofrenia
dukungan emosional dan instrumental dengan
pasca perawatan di rumah sakit sebesar 69,9 %
interaksi sosial pada pasien isolasi sosial.
dan faktor-faktor lain memberi pengaruh
sebesar 30,1 %. Angka tersebut menunjukkan Metode
bahwa terdapat hubungan yang sangat
Penelitian ini merupakan penelitian
signifikan antara variabel dukungan keluarga
deskriptif korelasi, yaitu untuk mengetahui
dengan keberfungsian sosial. Kesimpulan
hubungan dukungan emosional dan
peneliti bahwa dukungan keluarga sangat
intrumental dengan interaksi sosial pada pasien
penting bagi penderita yang mengalami
isolasi sosial. Jenis penelitian ini adalah
gangguan jiwa.7
penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang
Pasien yang mengalami gangguan jiwa digunakan adalah cross-sectional (potong
dengan isolasi sosial akan merasa kehilangan lintang), yaitu pengumpulan data penelitian
teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk yang dilaksanakan sekaligus pada suatu saat
membagi pikiran, perasaan dan pengalaman (point time approach).9 Data variabel
serta mengalami kesulitan berinteraksi secara dependen dan variabel independen diambil
spontan dengan orang lain. Upaya dukungan dalam waktu yang bersamaan.Penelitian ini
keluarga sangatlah berpengaruh pada kondisi dilakukan di RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
kesembuhan pasien, dukungan yang diberikan

431
Vol. 8 No. 1 Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Juni digunakan dalam bentuk data kategori. Dalam
2017-Februari 2018. penelitian kesehatan sering kali peneliti perlu
melakukan analisis hubungan variabel
Alasannya peneliti memilih poliklinik
kategorik dengan variabel kategorik. Analisis
di Rumah Sakit tersebut karena sampel dan
ini bertujuan untuk menguji perbedaan
tempat tersebut sesuai dengan kriteria
proporsi dua atau lebih. Kelompok sampel,
penelitian dan mudah dijangkau sehingga
dalam hal ini uji yang cocok digunakan adalah
dapat memperoleh data dasar yang diperlukan.
uji kai kuadrat (Chi Square).9
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.10 Populasi target penelitian adalah Hasil
pasien dengan isolasi sosial yang berobat di
Hasil penelitian terdiri dari hasil analisis
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
univariat dan hasil analisis bivariat. Berikut ini
Heerdjan Jakarta yang berjumlah 68 orang.
adalah hasil analisis univariat.
Sampel adalah bagian dari populasi yang
mewakili populasi yang akan diambil.9 Teknik Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia, Jenis
sampling yang digunakan dalam penelitian ini, Kelamin, Pendidikan, Dukungan Emosional,
yaitu menggunakan total populasi. Ukuran Dukungan Instrumental, dan Interaksi Sosial
populasi penelitian ini relatif tidak besar, yaitu pada Pasien Isolasi Sosial di RS. Jiwa dr.
pasien rawat jalan di Poliklinik Rumah Sakit Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2017 (n=68)
Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dengan
gangguan jiwa isolasi sosial ada 68 orang. Variabel (f) (%)
Usia
Instrumen penelitian ini menggunakan > 25 Tahun 55 80,9
kuesioner yang didalamnya terdapat 15 < 25 Tahun 13 19,1
pertanyaan mengenai variabel dukungan Jenis Kelamin
emosional, 20 pertanyaan variabel dukungan Laki-Laki 19 27,9
instrumental, dan 20 pertanyaan variabel Perempuan 49 72,1
dukungan interaksi sosial.Oleh karena itu Pendidikan
peneliti menggunakan seluruh populasi sebagai SMP 2 2,9
seluruh sumber data (responden). Dalam SMA 46 67,6
Perguruan Tinggi 20 29,4
keadaan yang demikian, maka dilakukan
Dukungan
sensus atau disebut juga total sampling. Sensus Emosional
memungkinkan peneliti untuk memperoleh Tinggi 26 38,2
gambaran yang komprehensif tentang subjek Rendah 42 61,8
yang diteliti Dukungan
Instrumental
Analisis univariat untuk menjelaskan
Tinggi 32 47,1
atau mendeskripsikan karakteristik setiap Rendah 36 52,9
variabel penelitian. Analisis ini hanya Interaksi Sosial
menghasilkan distribusi frekuensi dan Baik 32 47,1
persentase dari tiap variabel. Untuk data Kurang Baik 36 52,9
numerik digunakan nilai mean atau rata-rata,
median dan standar deviasi. Pada umumnya Berdasarkan tabe1 1 menunjukkan
dalam analisis ini hanya menghasilkan karekteristik responden berdasarkan umur
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap terbesar responden yaitu >25 tahun sebanyak
variable.9 analisis univariat dalam penelitian 55 responden (80,9%). Berdasarkan
ini berdasarkan distribusi frekuensi usia, jenis karekteristik responden berdasarkan jenis
kelamin, pendidikan, dukungan emosional, kelamin terbesar jenis kelamin perempuan 49
dukungan instrumental, dan interaksi sosial (72,1%). Berdasarkan karekteristik responden
pada pasien isolasi sosial. berdasarkan pendidikan terbesar frekuensi
terbesar adalah pendidikan SMA sebanyak 46
Analisis bivariat adalah analisis yang responden (67,7%).
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan dukungan emosional dan dukungan Berdasarkan tabel 1, dukungan
instrumental dengan interaksi sosial pada emosional pada pasien isolasi sosial di
Pasien Isolasi Sosial di RS. Jiwa dr. Soeharto poliklinik RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan
Heerdjan Jakarta. Dalam penelitian ini Jakarta Tahun 2017 frekuensi terbesar adalah
menggunakan uji kai kuadrat karena data yang 42 orang (61,8%) Dukungan emosional

432
Quadrona Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

rendah. dukungan instrumental pada pasien pada pasien isolasi sosial di poliklinik RS. Jiwa
isolasi sosial di poliklinik RS. Jiwa dr. dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2017
Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2017 frekuensi terbesar adalah 36 orang (52,9%)
frekuensi terbesar adalah 36 orang (52,9%) interaksi sosial kurang baik. Berikut ini adalah
dukungan instrumental rendah. Interaksi sosial hasil analisis bivariat.
Tabel 2. Hubungan Dukungan Emosional dan Dukungan Instrumental dengan Interaksi Sosial pada
Pasien Isolasi Sosial di RS. Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2017 (n = 68)

Interaksi Sosial
Total P-Value OR
Variabel Baik Kurang Baik
F % F % F %
Dukungan
Emosianal
Tinggi 18 69,2 8 30,8 32 100 0,008 4,500
Rendah 14 33,3 28 66,7 36 100 (1,573-12,876)
Dukungan
Instrumental
Tinggi 20 62,5 12 37,5 32 100 0,031 3,333
Rendah 12 33,3 24 66,7 36 100 (1,231-9,026)

kurang baik 28 responden (66,7%). Dari hasil


Berdasarkan dari hasil analisis bivariat
uji statsistik didapat nilai p=0,008 hasil odd
pada tabel 2 diperoleh responden yang
ratio didapatkan hasil bahwa dukungan
mempunyai dukungan emosional rendah
emosional mempunyai peluang 4,50
dengan interaksi sosial kurang baik 28
menjadikan interaksi sosial baik.
responden. Hasil uji statistik didapat nilai
Penelitian terkait hubungan dukungan
p=0,008 artinya ada hubungan antara
keluarga dan keberfungsian sosial pada pasien
dukungan emosional terhadap interaksi sosial.
skizofrenia rawat jalan, dengan sampel
Nilai Odds Ratio sebesar 4,500 artinya
penelitian 100 orang. Metode pengambilan
responden yang mempunyai dukungan
data menggunakan skala dukungan keluarga
emosional tinggi berpeluang sebesar 4,500 kali
dan skala keberfungsian sosial yang dianalisis
memiliki interaksi sosial yang baik,
menggunakan korelasi product moment. Hasil
dibandingkan dengan responden yang
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
mempunyai dukungan emosional yang rendah.
positif yang signifikan antara dukungan
Selain itu, hasil analisis bivariat pada tabel 2
keluarga dengan keberfungsian sosial (r=
diperoleh responden yang mempunyai
0,508, p= 0,00). Hasil tersebut menunjukkan
dukungan instrumental rendah dengan interaksi
bahwa hipotesis penelitian ini diterima, artinya
sosial kurang baik 24 responden. Hasil uji
hubungan positif yang sangat signifikan antara
statsistik didapat nilai p=0,031 artinya ada
dukungan keluarga dengan keberfungsian
hubungan antara dukungan instrumental
sosial, dimana kemampuan individu sebagai
terhadap interaksi sosial. Nilai Odds Ratio
anggota keluarga dalam berfungsi sosial secara
sebesar 3,333 artinya responden yang
positif dan adaptif dapat mencerminkan
mempunyai dukungan instrumental tinggi
bagaimana fungsi keluarga seharusnya.10
berpeluang sebesar 3,333 kali memiliki
Secara spesifik keberadaan dukungan
interaksi sosial yang baik, dibandingkan
emosional bahwa kasih sayang dikalangan
dengan responden yang mempunyai dukungan
anggota keluarga menghasilkan suasana
instrumental yang rendah.
emosional pengasuhan yang mempengaruhi
Pembahasan pertumbuhan dan perkembangan secara positif
Dukungan Emosional dengan Interaksi dan dukungan instrumental penuh dari
keluarga dalam bentuk memberikan bantuan
Sosial
tenaga, dana maupun meluangkan waktu untuk
Hasil penelitian dari 68 responden membantu melayani dalam menyampaikan
menunjukkan bahwa responden yang pesannya. Dengan adanya suatu dukungan dari
mempunyai dukungan emosional mendukung keluarga yang akan memberikan perubahan
dengan interaksi sosial baik sebanyak 18 perilaku positif, perubahan perilaku positif
responden (69,2%) dan dukungan emosional
kurang mendukung dengan interaksi sosial
433
Vol. 8 No. 1 Maret 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

dapat meningkatkan interaksi sosialnya hubungan yang bermakna antara perhatian


terhadap lingkungan.11 dengan kemampuan sosialisasi responden.
Interaksi sosial merupakan hubungan Analisis keeratan hubungan dua variabel
sosial yang dinamis, yang menyangkut didapatkan nilai OR= 6,691 artinya keluarga
hubungan antara individu, antara individu yang perhatiannya kurang mempunyai peluang
dengan kelompok, maupun antara kelompok 6,691 kali berpeluang mengalami kemampuan
yang satu dengan kelompok yang lain yang bersosialisai responden.13
saling mempengaruhi, mengubah atau Dukungan Instrumental merupakan
memperbaiki perilaku individu lainnya atau suatu dukungan atau bantuan penuh dari
sebaliknya di dalam masyarakat yang keluarga dalam bentuk memberikan bantuan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam tenaga, dana, maupun meluangkan waktu
masyarakat ataupun proses sosial. Setiap untuk membantu melayani dan mendengarkan
individu mempunyai potensi untuk terlibat anggota keluarga dalam menyampaikan
dalam hubungan sosial. Individu tidak akan pesannya.14 Dukungan instrumental keluarga
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa merupakan fungsi ekonomi dan fungsi
adanya hubungan dengan lingkungan sosial. perawatan kesehatan yang diterapkan keluarga
Oleh karena itu individu perlu membina terhadap anggota keluarga yang sakit.15
hubungan interpersonal yang memuaskan. Interaksi sosial merupakan hubungan
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika sosial yang dinamis, yang menyangkut
individu terlibat secara aktif dalam proses hubungan antara individu, antara individu
hubungan.12 dengan kelompok, maupun antara kelompok
yang satu dengan kelompok yang lain yang
Menurut asumsi peneliti antara teori dan
saling mempengaruhi, mengubah atau
kenyataan yang ada dilapangan tidak sesuai
memperbaiki perilaku individu lainnya atau
karena kurangnya dukungan. Lingkungan
sebaliknya di dalam masyarakat yang
yang mendukung terutama dukungan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
emosional keluarga sangat berperan dalam
masyarakat ataupun proses sosial. Setiap
proses interaksi sosial. Hal ini disebabkan,
individu mempunyai potensi untuk terlibat
tidak banyak dari mereka yang setelah pasca
dalam hubungan sosial. Individu tidak akan
perawatan bisa berinteraksi sosial dengan baik,
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa
sehingga peranan dukungan orangtua, saudara,
adanya hubungan dengan lingkungan sosial.
keluarga yang berupa memberikan perhatian,
Oleh karena itu individu perlu membina
kasih saying serta empati sangat dibutuhkan
hubungan interpersonal yang memuaskan.
dan mempengaruhi proses perkembangan
Kepuasan hubungan dapat dicapai jika
interaksinya.
individu terlibat secara aktif dalam proses
Dukungan Instrumental dengan Interaksi hubungan.16
Sosial Menurut asumsi peneliti, apabila salah
Hasil penelitian dari 68 responden satu anggota keluarga menderita gangguan
menunjukkan bahwa responden yang jiwa maka hal ini merupakan masalah yang
mempunyai dukungan instrumental harus di hadapi oleh keluarga, apabila keluarga
mendukung dengan interaksi sosial baik memiliki sosial ekonomi yang cukup untuk
sebanyak 20 responden (62,5%) dan dukungan membantu keluarga yang sedang sakit, maka
instrumental kurang mendukung dengan akan membantu mengurangi bahkan akan
interaksi sosial kurang baik 24 responden menyelesaikan permasalahan yang ada.
(66,7%). Dari hasil uji statsistik didapat nilai Kesimpulan
p=0,031 hasil odd ratio didapatkan hasil bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan
dukungan instrumental mempunyai peluang
mengenai apakah ada dukungan emosional dan
3,33 menjadikan interaksi sosial baik.
dukungan instrumental dengan interaksi sosial
Penelitian terkait hubungan antara pada pasien isolasi sosial di RS. Jiwa dr.
dukungan keluarga dengan kemampuan Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2017,
sosialisasi pada pasien menarik diri di poli jiwa disimpulkan bahwa : Sebagian besar responden
di rumah sakit khusus provinsi sulawesi memiliki dukungan emosional yang rendah,
selatan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= dukungan instrumental yang rendah, dan
0,004 yang berarti < dari nilai α= 0,05 interaksi sosial yang kurang baik. Sebagian
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada besar responden memiliki tindakan pencegahan
434
Quadrona Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

diare yang salah. Ada hubungan antara Kerja Puskesmas Tempel I Kecamatan
dukungan emosional dengan interaksi sosial Tempel Kabupaten Sleman. (Tesis)
pada pasien isolasi sosial. Ada hubungan Pascasarjana Kesehatan Masyarakat.
antara dukungan instrumental dengan interaksi Yogyakarta: UGM; 2007.
4. Firdaus. Dukungan Emosional dan Dukungan
sosial pada pasien isolasi sosial.
Instrumental dengan Interaksi Sosial pada
Saran Pasien Isolasi Sosial Di Puskesmas Kasihan 1
Bantul. (Skripsi) Fakuktas Kesehatan.
Bagi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta;
Herdjan khususnya poliklinik jiwa sebagai 2006.
tempat pelayanan kesehatan bagi klien isolasi 5. Gibson. Principles of Nutritional Assessmet.
sosial, merupakan tempat yang tepat untuk Oxford UK : Oxford University Press; 2010.
mengembangkan program pendidikan 6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia.
kesehatan dan terapi spesialis kepada keluarga Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2010
untuk meningkatkan kemampuan diri dan 7. Gunawan R. Pengaruh Dukungan Emosional
belajar koping yang baru dalam mengatasi dan Dukungan Instrumental dengan Interaksi
Sosial pada Pasien Isolasi Sosial Di Kelurahan
suatu masalah, menemukan strategi dalam
Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun
manajemen keperawatan isolasi sosial yang 2014. (Skripsi) Fakultas Kesehatan
dirasakan oleh keluarga, salah satunya adalah Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera
penerapan terapi psikoedukasi keluarga yang Utara; 2014.
isi terapinya sendiri bisa mengakomodasi 8. Hamka. Hubungan Dukungan Emosional dan
upaya peningkatan dukungan keluarga dan Dukungan Instrumental dengan Interaksi
manajemen masalah isolasi sosial di pelayanan Sosial pada Pasien Isolasi Sosial. (Skripsi)
poliklinik rumah sakit. Dengan melibatkan Fakultas Psikologi. Surakarta: Universitas
keluarga dapat mengurangi atau menurunkan Muhammadiyah; 2012.
kekambuhan atau rawat pulang. 9. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Graha. Ilmu; 2007.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya 10. Rakhmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
untuk menganalisa lebih mendalam, sampai Jakarta: Kencana; 2015.
pada permodelan multivariat, sehingga dapat 11. Sabri dan Hastono. Statistik Kesehatan.
diketahui variabel yang mana paling Jakarta: Penerbit PT. Raya Grafindo Persada;
2011.
berpengaruh terhadap interaksi sosial.
12. Hanum M. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Daftar Pustaka Nuha Medika; 2010.
13. Sanropie. Pengantar Psikologi. Jakarta:
1. Depkes RI. Pedoman Penanganan Pasien Pusdiklat Depkes RI; 2014.
Gangguan Jiwa. Jakarta: DepKes RI; 2007. 14. Andrianto. Penatalaksanaan dan Penanganan
2. Dinkes Jakarta. Profil Kesehatan Dinas Pasien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC; 2015.
Kesehatan Kota Jakarta Tahun 2016. Jakarta: 15. Hidayat. Pengantar Ilmu Kesehatan. Surabaya:
Dinas Kesehatan Kota. Jakarta; 2016. Salemba Medika; 2008.
3. Handayani. Dukungan Emosional dan 16. Parajanto. Ilmu Kesehatan Jiwa. Jakarta :
Dukungan Instrumental dengan Interaksi Informadika Jakarta; 2016.
Sosial pada Pasien Isolasi Sosial di Wilayah

435

Anda mungkin juga menyukai