Anda di halaman 1dari 25

PKn

“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemudi kita tidak bisa, jika memang mau berjuang.” -
Abdul Moeis

1. Identifikasi nilai Pancasila yang terkandung dalam sila-sila Pancasila


a. Sila 1
1. Sebuah keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan memiliki sifat yang sempurna.
2. Memiliki ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melakukan semua
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
3. Saling hormat menghormati antar umat beragama.
4. Adanya bentuk kebebasan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama masing
masing.
b. Sila 2
1. Manusia memiliki hak dan martabat yang sama dan sejajar.
2. Timbulnya pengakuan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang paling sempurna.
3. Dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan akan mendapat perlakuan adil dari dan kepada
manusia lain.
4. Setiap manusia memiliki rasa solidaritas dan tenggang rasa yang tinggi sehingga mereka
tidak bisa bertindak seenaknya sendiri.
c. Sila 3
1. Menempatkan kepentingan, keselamatan, persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan
diri sendiri dan golongan.
2. Mempunyai rasa cinta tanah air, bangsa serta negara dengan cara rela berkorban demi
kepentingan bangsanya sendiri.
3. Mengakui semua suku bangsa termasuk dengan keanekaragaman budaya suku bangsa
tersebut. Hal ini tentunya dapat mendorong bangsa Indonesia menuju persatuan dan
kesatuan.
d. Sila 4
1. Rakyat Indonesia merupakan warga negara yang memiliki hak, kewajiban dan kedudukan
yang sama.
2. Asas kekeluargaan digunakan untuk melakukan musyawarah serta mufakat.
3. Mengutamakan segala kepentingan bersama dan kepentingan bangsa melebihi kepentingan
diri sendiri dan golongan.
4. Melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan yang menyangkut banyak orang.
e. Sila 5
1. Semua manusia memiliki derajat yang sama di mata hukum.
2. Mencintai segala jenis pembangunan demi kemajuan bangsa.
3. Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan derajat dan golongan.
4. Adil dan bijaksana dalam segala tindakan.

2. Klasifikasi nilai-nilai Pancasila: nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis
a. Nilai dasar: Nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah), nilai-nilai ini terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945
- Cth: Nilai-nilai pancasila sila ke 1-5
b. Nilai instrumental: Penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan dinamis dalam
bentuk UUD 1945. Nilai instrumental ini dapat berubah atau diubah.
- Cth: UUD 1945 pasal .. ayat ..
c. Nilai praksis: Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Cth: Pelaksanaan pemilu

3. Penerapan sila dalam Pancasila


a. Sila 1
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai ajaran agama yang dianut masing-
masing
2. Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-masing
3. Saling menghormati antarumat beragama
4. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain
b. Sila 2
1. Tidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat ekonomi,
maupun tingkat pendidikan
2. Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan
3. Membela kebenaran dan keadilan
4. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama
5. Tidak melakukan diskriminatif
c. Sila 3
1. Cinta pada tanah air dan bangsa
2. Menjaga nama baik bangsa dan Negara
3. Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan bangsa sendiri Ikut serta dalam
ketertiban dunia
4. Menjunjung tinggi persatuan bangsa
5. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
d. Sila 4
1. Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan masalah
2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara
4. Menghormati hasil musyawarah
5. Ikut serta dalam pemilihan umum
e. Sila 5
1. Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan
2. Menghargai hasil karya orang lain
3. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
4. Menjunjung tinggi nilai kekeluargaan
5. Menghormati hak dan kewajiban orang lain

4. Kesimpulan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


a. Nilai ketuhanan
Adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.
Nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius. Nilai ketuhanan juga
memilikI arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antar umat beragama.
b. Nilai kemanusiaan
Adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai persatuan
Adanya usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam
NKRI. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
d. Nilai kerakyatan
Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai keadilan
Sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah atauun batiniah.

5. Sistem pemerintahan presidensiil dan parlementer


a. Presidensil: berdasarkan trias politika (eksekutif, legislatif, dan yudikatif)
Ciri- ciri:
- Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
- Presiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum.
- Presiden dan parlemen tidak bisa saling memengaruhi dan menjatuhkan karena masing-masing
bertanggung jawab kepada rakyat.
- Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen. Namun, jika presiden melakukan perbuatan
yang melanggar hukum, presiden dapat dikenai pengadilan DPR.
- Dalam hal menyusun kabinet, presiden wajib meminta persetujuan parlemen.
- Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri yang memimpin departemen dan nondepartemen.
- Menteri-menteri yang diangkat oleh presiden tunduk dan bertanggung jawab kepada presiden.
Dalam sistem presidensial, kedudukan eksekutif tidak bergantung pada badan perwakilan
rakyat. Adapun dasar hukum dari kekuasaan eksekutif dikembalikan kepada pemilihan rakyat.
Kekuasaan membuat undang-undang ada di tangan kongres, sedangkan presiden mempunyai
hak veto terhadap undang-undang yang sudah dibuat.

Kelebihan dan kekurangan:

No Kelebihan Kekurangan

1 Kedudukan badan eksekutif lebih stabil Dimungkinkan terjadinya kekuasaan


karena tidak bergantung pada parlemen mutlak karena kekuasaan eksekutif di
luar pengawasan langsung legislatif

2 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas Kurang jelasnya sistem


karena adanya jangka waktu tertentu pertanggungjawaban karena presiden
tidak bertanggung jawab pada legislatif

3 Penyusunan program kerja kabinet Pembuatan keputusan atau kebijakan


mudah disesuaikan dengan jangka waktu publik umumnya hasil tawar-menawar
masa jabatannya antara eksekutif dan legislatif sehingga
dapat terjadi keputusan yang tidak tegas

4 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk Pembuatan keputusan memakan waktu


jabatan-jabatan eksekutif karena dapat yang lama
diisi oleh orang luar termasuk anggota
parlemen sendiri

a. Parlementer
Ciri-ciri:
- Eksekutif dan legislatif mempunyai hubungan yang sangat erat.
- Eksekutif yang dibentuk oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik
peserta pemilu yang menduduki kursi mayoritas di parlemen.
- Kepala negara berkedudukan sebagai kepala negara saja, bukan sebagai kepala pemerintahan.
Oleh karena itu, kepala negara tidak dituntut pertanggungjawaban konstitusional apapun
karena kepala negara hanya berfungsi sebagai simbol negara atau personifikasi negara saja.
- Terdapat mekanisme pertanggungjawaban menteri kepada parlemen sehingga parlemen dapat
membubarkan atau menjatuhkan mosi tidak percaya kepada kabinet jika pertanggungjawaban
pelaksanaan pemerintahan tidak diterima. oleh parlemen.
- Raja atau ratu berfungsi sebagai kepala negara dan tidak bertanggung jawab atas segala
kebijakan yang diambil kabinet.
- Kabinet harus meletakkan atau mengembalikan mandatnya kepada kepala negara, jika
parlemen mengeluarkan pernyataan mosi tidak percaya kepada menteri.
- Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri
adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum. Sementara itu, partai politik
yang kalah akan menjadi pihak oposisi.
- Jika terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen, kepala negara akan membubarkan
parlemen.
Kelebihan dan kekurangan:

No Kelebihan Kekurangan

1 Adanya penyesuaian pendapat antara Sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan


eksekutif dan legislatif lebih mudah oleh parlemen karena kedudukan badan
sehingga pembuat kebijakan semakin eksekutif atau kabinet sangat bergantung
cepat. pada mayoritas dukungan parlemen.

2 Terdapat garis tanggung jawab yang Kabinet juga dapat bubar sewaktu-waktu
jelas dalam pembuatan dan pelaksanaan karena kelangsungan kedudukan badan
eksekutif atau kabinet tidak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengan masa
jabatannya.

3 Adanya pengawasan · yang kuat dari Kabinet dapat mengendalikan parlemen.


parlemen terhadap kabinet sehingga Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet menjadi berhati-hati dalam kabinet adalah anggota parlemen dan
menjalankan pemerintahan. berasal dari partai mayoritas, karena
adanya pengaruh mereka yang besar di
parlemen dan partai, anggota kabinet
dapat menguasai parlemen.

6. Pembagian kekuasan sebelum dan sesudah amandemen

a. Sebelum Amandenen UUD 1945


1. UUD 1945 mengatur kedudukan lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara, serta hubungan antar
lembaga-lembaga tersebut (hukum tertinggi)
2. Kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi).
3. MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power) kepada 5 Lembaga Tinggi yang sejajar
kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

b. Setelah Amandemen UUD 1945


1. Undang-Undang Dasar 1945 à hukum tertinggi
2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD.
3. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

7. Bentuk negara Indonesia yang sesuai UUD NRI Tahun 1945


Bentuk negara dari Bahasa Belanda ”staatvormen”. Bentuk:
● Negara kesatuan: sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari beberapa negara yang memiliki kedaulatan,
tidak terbagi, dan kewenangannya berada pada pemerintah pusat. Contoh negara: Indonesia, Filipina,
Thailand, Kamboja, dan Jepang
● Negara federasi/serikat: negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-
masing tidak berdaulat.
Contoh negara: Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia, New Zealand,
India.
Bentuk negara Indonesia:
● Negara kesatuan à Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tertuang dalam UUD 1945 pasal 1
yang berbunyi ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.
● Pasal-pasal dalam UUD 1945 telah memperkukuh prinsip NKRI à pasal 1 ayat (1), pasal 18 ayat (1),
pasal 18B ayat (2), pasal 25A, dan pasal 37 ayat (5)

8. Kewenangan lembaga MK
Mahkamah Konstitusi: kekuasaan kehakiman yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final.
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU No. 24 Tahun 2003 tentang MK: punya 9
orang anggota hakim konstitusi. Susunannya terdiri dari seorang ketua, wakil ketua, dan 7 orang anggota
hakim konstitusi.
WEWENANG:
a. Menguji undang-undang terhadap UUD NRI Tahun 1945.
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI
Tahun 1945
c. Memutus pembubaran partai politik.
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
e. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden diduga telah
melakukan pelanggaran hukum yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden-Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam UUD Tahun 1945.

9. Kewenangan lembaga legislatif


BERTUGAS MEMBUAT UNDANG UNDANG
a. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
➔ Berasal dari anggota partai politik yang dipilih dari hasil pemilu dan diresmikan oleh presiden
➔ Kedudukan: tingkat pusat. Tingkat provinsi à DPRD provinsi. Tingkat kabupaten/kota à DPRD
kabupaten/kota.
➔ Masa jabatan : lima tahun
➔ Jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang:
DPRD provinsi: 35 - 100 orang;
DPRD kabupaten/kota à 20 orang - 50 orang.
➔ Fungsi:
1) Legislasi: lembaga pembuat undang-undang;
2) Anggaran: lembaga yang berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN);
3) Pengawasan à lembaga yang melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan
undang-undang.
➔ Hak-Hak:
1) Interpelasi: meminta keterangan kepada pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang
penting dan strategis, serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat;
2) Angket: melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu pemerintah yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
3) Menyatakan pendapat: terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang
terdapat di dalam negeri

b. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


➔ Dipilih melalui pemilihan umum
➔ Jumlah anggota dari setiap provinsi : ± 4 orang
➔ Jumlah seluruhnya: ± 1/3 jumlah anggota DPR
➔ Masa jabatan : lima tahun.
➔ Tugas dan Wewenang (Pasal 22D UUD 1945):
1) Dapat mengajukan dan ikut merancang UU kepada DPR berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat
dan daerah.
2) Memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan undang-undang, RAPBN,
pajak, pendidikan, dan agama.
3) Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan yang disebutkan di poin 1 & 2
c. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
➔ Terdiri atas: anggota DPR dan DPD dari pemilu
➔ Masa jabatan: lima tahun
➔ Tugas dan Wewenang (Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945)
1) Mengubah dan menetapkan UUD
2) Melantik presiden dan wakil presiden
3) Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang
dasar.
➔ Hak-hak:
1) Mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD
2) Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
3) Memilih dan dipilih; Membela diri; Imunitas; Protokoler; Keuangan dan administratif.

10. Batas-batas wilayah Indonesia


Luas wilayah: 5.455.675 km2
Wilayah Teritorial:
a. Batas Laut (penjelasan ada no. 14 yang tentang batas wilayah perairan)
b. Batas Darat
● Batasan negara yang berada di darat dan secara langsung berbatasan dengan wilayah lainnya.
● Berbatasan langsung di darat dengan 3 negara : Papua New Guinea (berbatas dengan Prov.
Papua), Timor Leste (berbatasan dengan Prov. NTT), dan Malaysia (berbatas dengan Prov.
Kalimantan Barat dan Timur)
c. Batas Udara
● Batas udara vertikal Indonesia à area udara setinggi 110 km dari konfigurasi ketinggian
permukaan negara Indonesia.
● Batas udara horizontal à luas = negara Indonesia, yaitu 5.455.675 km2

11. Pelaksanaan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta / sishankamrata


- Sishankamrata: sistem pertahanan keamanan dengan komponen yang terdiri dari seluruh potensi,
kemampuan, dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral serta berlanjut untuk mewujudkan
kemampuan dalam upaya pertahanan keamanan negara.
- Sifat: semesta dalam ruang lingkup & pelaksanaannya
- Diatur dalam UU No. 34 Tahun 2004
- Komponen di dalamnya:
- Utama: ABRI & TNI → sebagai subyek kekuatan pertahanan keamanan negara & kekuatan
sosial
- Pendukung: sumber daya & prasarana nasional → menjamin kemampuan bangsa & negara
dalam meniadakan setiap ancaman dari dalam maupun luar negeri
- 2 kekuatan perlawanan:
- Bersenjata: Bela Semesta. TNI terdiri dari:
- Bela Negara: ABRI (AD, AL, AU, POLRI) → kekuatan pertahanan & keamanan
negara
- Bela potensi: rakyat → untuk ketertiban umum
- Tidak Bersenjata: rakyat di luar Bela Semesta → melindungi masyarakat dalam
menanggulangi bencana akibat perang
- Pola-pola Operasi SISHANKAMRATA:
- Pertahanan
- Tujuan: menggagalkan serangan & ancaman dari kekuatan perang musuh
- Keamanan dalam negri
- Kerangka tetap dalam menggunakan segala unsur kekuatan
- Fungsi: sebagai alat untuk memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintah
NRI terhadap subversi & pemberontakan dalam negeri
- Intelijen Strategis
- Semua operasi untuk menjalankan kegiatan intelijen & perang urat syaraf di tingkat
strategis
- Tujuan:
- Memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksaan strategi nasional
pada umumnya
- Menghancurkan sumber yang mengancam
- Mengadakan perang urat saraf & kegiatan tertutup lainnya demi
mewujudkan kondisi strategis yang menguntungkan
- Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara
- Usaha bersama dalam menghadapi kemungkinan gangguan seperti keamanan,
stabilitas nasional, & perdamaian.
- Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di kawasan tersebut
- Ingin menciptakan suatu kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh negara-
negara lain
-
12. Ketentuan tentang kewarganegaraan seseorang
*kalo gak disebut artinya perkawinan sah*
- Setiap orang berdasarkan peraturan perundang-undangan
- Perkawinan sah ayah dan ibu Indo
- Ayah Indo, Ibu asing
- Ayah asing, Ibu Indo
- Ibu Indo, ayah tidak punya kewarganegaraan yang jelas
- 300 hari setelah ayah meninggal dan ayah Indo
- Luar perkawinan sah dari ibu Indo
- Luar perkawinan sah dari ibu asing yang diakui oleh ayahnya Indo sebagai anaknya & pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
- Lahir di wilayah RI, ayah ibu tidak jelas status kewarganegaraannya
- Baru lahir, ditemukan di wilayah RI, ayah ibu tidak diketahui
- Lahir di wilayah RI, ayah ibu tidak punya kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
- Lahir di luar wilayah Indo, ayah ibu Indo
- Anak dari seorang ayah/ibu yg telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian mereka
meninggal sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia
13. Hak dan kewajiban warganegara dengan bukan warganegara
- Tiap warga negara berhak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan
- Tiap warga negara berhak & wajib ikut serta dalam pembelaan negara
- Tiap warga negara berhak dapat pendidikan
- WNA tidak berhak mendirikan partai politik di Indo dengan tujuan memengaruhi kebijakan politik Indo
- WNI berhak menduduki jabatan-jabatan yang diisi melalui prosedur pemilihan (elected officials), baik
secara langsung ataupun tidak. Cth: presiden, wakil presiden, anggota BPK, panglima TNI, dll
- WNI berhak diangkat dalam jabatan-jabatan tertentu (appointed officials). Cth: TNI, polisi negara, jaksa,
PNS, dll. Hanya dapat diisi oleh WNI, tidak WNA.
- Melakukan upaya hukum dalam melawan atau menggugat keputusan-keputusan negara yang dinilai
merugikan hak konstitusional warga negara yang bersangkutan
https://guruppkn.com/perbedaan-warga-negara-dan-bukan-warga-negara

14. Batas wilayah perairan negara Indonesia

Lautan: 3.544.744 km2 atau 2/3 wilayahnya adalah lautan.


Wilayah Teritorial:
● Batas Laut Teritorial: batas laut yang ditarik dari sebuah garis dasar (dipantai waktu air laut surut)
dengan jarak 12 mil (19,3 km) ke luar ke arah laut lepas.
Luas laut teritorial à 282.583 km2
● Batas Landasan Kontinen; dasar laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 m dan batasan diukur
mulai dari garis dasar pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil.
Luas landasan : 2.749.001 km2.
● Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) à wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Luas
ZEE Indonesia; 2.936.345 km2. Diumumkan pemerintah pada 21 Maret 1980. Mengenai kegiatan-
kegiatan di ZEE Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1983 pasal 5 tentang ZEE.

15. Syarat-syarat menjadi warganegara Indonesia menurut ketentuan UU No 12 Tahun 2006


a. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin
b. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia
paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat sepuluh puluh tahun tidak berturut-turut
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
satu tahun atau lebih
f. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan
ganda
g. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
h. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

16. Prinsip-prinsip HAM


a. Bersifat Universal (universality) à hak tidak dapat berubah / tidak dialami dengan cara yang sama oleh
semua orang
b. Martabat Manusia (human dignity) à status hak yang sama / sederajat dan tidak bisa digolong-golongkan
berdasarkan tingkatan.
c. Kesetaraan (equality) à menghormati martabat yang melekat pada setiap manusia
d. Non diskriminasi (non-discrimination) à tidak seorangpun dapat meniadakan hak asasi orang lain
e. Tidak dapat dicabut (inalienability) à Hak-hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan dan
dipindahkan
f. Tak bisa dibagi (indivisibility)
g. Saling berkaitan dan bergantung (interrelated and interdependence) à pelanggaran HAM saling bertalian;
hilangnya satu hak mengurangi hak lainnya.
h. Tanggung jawab negara (state responsibility) à Negara dan para pemangku bertanggung jawab untuk
menaati hak asasi.

17. Ciri-ciri HAM HAM


1. Universal - Berlaku bagi semua orang
2. Martabat Manusia - Harus dihormati dan dihargai hak asasinya
3. Kesetaraan - Manusia dilahirkan sederajat dalam harkat maupun martabat
4. Non-diskriminasi - Tidak membeda bedakan
5. Tidak dapat dicabut - Hak individu tidak dapat direnggut, dilepaskan, dan dipindahkan
6. Tidak bisa dibagi - Karena merupakan sebuah modal dasar bagi setiap orang
7. Saling berkaitan dan bergantung - Pemenuhan dari satu hak bergantung pada pemenuhan hak lainnya,baik
secara keseluruhan atau tidak
8. Tanggung jawab negara - Negara bertanggung jawab atas hak warga negaranya

18. Kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia yang terkait dengan sila-sila Pancasila
a. Pembunuhan massal terhadap 40.000 orang rakyat Sulawesi Selatan oleh tentara Belanda yang dipimpin
oleh Kapten Westerling (12 Desember 1946)
b. Pembunuhan 431 penduduk Rawagede oleh tentara Belanda (5 Desember 1947)
c. Kerusuhan Tanjung Priok (12 September 1984)
d. Peristiwa Talangsari (7 Februari 1989)
e. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti (12 Mei 1998)
f. Tragedi Semanggi I (13 November 1998) dan tragedi Semanggi II (24 September 1999)

19. Perjanjian Internasional


KLASIFIKASI:
a. Menurut subjek
1) Perjanjian Bilateral: perjanjian dua negara
2) Perjanjian Multilateral : perjanjian lebih dari dua negara
b. Menurut fungsi
1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties) : meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi
masyarakat internasional secara keseluruhan.
2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract) : menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-
negara yang mengadakan perjanjian saja.
c. Menurut proses
1) Perjanjian yang bersifat penting: dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan, dan ratifi
kasi.
2) Perjanjian yang bersifat sederhana: dibuat melalui dua tahapan, yaitu perundingan dan
penandatanganan.
ISTILAH:
a. Traktat (treaty): perjanjian untuk mencapai hubungan hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang
sama. Contoh: Treaty Contract tentang penyelesaian masalah dwi kewarganegaraan tahun 1955, antara
pihak Indonesia-RRC
b. Agreement: Seperti traktat, namun lebih bersifat eksekutif / teknis administrative (non-politis), dan tidak
mutlak harus diratifikasi
c. Konvensi: perjanjian/persetujuan yang lazim digunakan dalam perjanjian multilateral. Contoh: Konvensi
Hukum Laut Internasional tahun 1982 di Montego-Jamaica
d. Protokol; hanya mengatur masalah-masalah tambahan, seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan
perjanjian tertentu (tidak resmi). Contoh: protokol Den Haag tahun 1930 tentang perselisihan penafsiran
undang-undang nasionalitas tentang wilayah perwalian, dan lain-lain
e. Piagam (statuta): himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan internasional, baik mengenai
lapangan-lapangan kerja internasional maupun mengenai anggaran dasar suatu lembaga. Contoh: Statuta
of The International Court of Justice (1945)
f. Charter: piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu. Contoh: The Charter of The United
Nation tahun 1945 dan Atlantic Charter tahun 1941
g. Deklarasi (declaration): perjanjian untuk memperjelas atau menyatakan adanya hukum yang berlaku /
menciptakan hukum baru. Contoh: Universal Declaration of Human Rights (10 Desember 1948)
h. Covenant: istilah yang digunakan dalam pakta Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920. Bertujuan untuk
menjamin terciptanya perdamaian dunia, meningkatkan kerja sama internasional, dan mencegah
terjadinya peperangan.
i. Ketentuan penutup (final act): dokumen yang mencatat ringkasan hasil konferensi. Di sini disebutkan
tentang negara-negara peserta dan nama-nama utusan yang ikut berunding serta tentang hal-hal yang
disetujui dalam konferensi itu, termasuk interpretasi ketentuan-ketentuan hasil konferensi.
j. Modus vivendi: dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang bersifat sementara, sampai
berhasil diwujudkan secara permanen (tidak perlu ratifikasi)
TAHAP-TAHAP:
a. Perundingan (negotiation)
b. Penandatanganan (signature)
c. Pengesahan (ratification)

ASAS:
a. Pacta Sunt Servanda : perjanjian yang telah dibuat harus ditaati
b. Egality Rights : pihak yang saling mengadakan hubungan mempunyai kedudukan yang sama.
c. Reciprositas: tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal.
d. Bonafides : perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh iktikad baik.
e. Courtesy : asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
f. Rebus sic Stantibus : dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang bertalian
dengan perjanjian itu.
BATAL:
a. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan hukum nasional oleh salah satu negara peserta.
b. Adanya unsur kesalahan pada saat perjanjian itu dibuat.
c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta yang lain pada waktu
pembentukan perjanjian.
d. Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik melalui kelicikan atau penyuapan.
e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman atau
dengan penggunaan kekuatan.
f. Bertentangan dengan kaidah dasar hukum internasional.
BERAKHIR:
a. Telah tercapai tujuan perjanjian internasional.
b. Masa berlaku perjanjian internasional sudah habis.
c. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian
d. Adanya persetujuan dari peserta untuk mengakhiri perjanjian.
e. Adanya perjanjian baru di antara para peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian yang sesuai dengan ketentuan perjanjian sudah dipenuhi.
g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.

20. Politik luar negeri Indonesia


Bebas: tidak memihak salah satu blok kekuatan yang ada di dunia. Aktif: selalu aktif dalam menciptakan
perdamaian dunia dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan internasional.
Tujuan:
a. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara,
b. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran rakyat,
c. meningkatkan perdamaian internasional,
d. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
Landasan:
a. Ideal : Pancasila
b. Konstitusional : UUD 1945

21. Peran Indonesia dalam perdamaian dunia


a. Konferensi Asia-Afrika (1955) : menghimpun persatuan negara-negara Asia-Afrika yang pada saat itu
baru memperoleh kemerdekaan. Dipimpin: Ali Sastroamidjojo beserta 4 pemimpin negara lainnya
Pakistan, India, Bangladesh dan Myanmar yang kemudian diikuti 24 negara Asia-Afrika lainnya.
b. Kontingen Garuda (1957-sekarang) : KONGA adalah pasukan penjaga perdamaian yang anggotanya
diambil dari militer Indonesia yang bertugas dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara-
negara yang pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah negara-negara di Timur Tengah
seperti Mesir, Lebanon, Palestina, Irak. Negara Asean seperti Filipina, Kamboja, Vietnam, dan Eropa
Timur seperti Georgia dan Bosnia.
c. Gerakan Non-Blok (1961) : Soekarno dengan beberapa pemimpin negara lainnya medeklarasikan
keinginan mereka untuk tidak terlibat konfrontasi yang muncul menanggapi terjadinya perang dingin
antara blok barat dan blok timur. Saat ini organisasi beranggotakan 120 negara.
d. Membentuk ASEAN (1967) : menciptakan perdamaian antar negara di kawasan Asia Tenggara. Negara
ASEAN berjumlah 10 negara ditambah 5 negara perluasan.
e. Sengketa Laut Tiongkok (2002-sekarang) : Melalui Declaration of Conduct (DoC) pada 2002,
menciptakan perdamaian di Laut Cina Selatan.
f. Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (2007-2008) : Indonesia menyerukan untuk berdirinya
negara Palestina yang merdeka dan diakui dunia (penyelesaian konflik Israel-Palestina).

22. Menganalisis peran INA dalam perdamaian dunia


1. GNB
2. KAA (Dasasila Bandung)
3. Garuda
4. ASEAN
Seperti yang tertulis pada pembukaan UUD 1945 yang menjadi hukum dasar NKRI dimana RI ikut serta
dalam menjaga perdamaian dunia

23. Pasal-pasal tentang pelanggaran hak WN dan pengingkaran kewajiban WN


- TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
- UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
- UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
- Kepres No. 50 Tahun 1993 tentang pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
- Pasal 26 Ayat (1) dan Ayat (2) UUD 1945

24. Penyebab tentang pelanggaran hak WN dan pengingkaran kewajiban WN


a. Faktor internal:
1) Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
2) Rendahnya kesadaran hukum warga negara
3) Sikap tidak toleran
b. Faktor Eksternal:
1) Penyalahgunaan kekuasaan
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3) Penyalahgunaan teknologi
4) Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

25. Makna dari pasal tentang pelanggaran hak WN dan pengingkaran kewajiban WN
Pelanggaran Hak WN
● UU no 39 tahun 1999 HAM
● UU no 26 tahun 2000 Pengadilan HAM
● UU no 23 tahun 2002 Perlindungan Anak -> menjamin terpenuhinya hak2 anak agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. Selain itu, perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak INA yg berkualitas, berakhlak mulia, sejahtera.
● UU no 23 tahun 2004 Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
-> mencegah segala bentuk kekerasan dan melindungi korban serta menindak pelaku dan memelihara
keutuhan RT yang harmonis
● UU no 13 tahun 2006 Perlindungan Saksi dan Korban
-> memberikan rasa aman kpd saksi/korban dalam memberi keterangan pada setiap proses peradilan perdana
● PP no 44 tahun 2008 Pemberian Kompensasi, restitusi, dan Bantuan kpd Saksi dan Korban
-> kompensasi: ganti rugi yg diberikan negara krn pelaku tidak mampu melakukannya
-> restitusi: ganti rugi yg diberikan kpd korban oleh pelaku/pihak ke 3 berupa pengembalian harta milik,
pembayaran kerugian u/ kehilangan/penderitaan ato penggantian biaya utk tindakan tertentu
-> bantuan: layanan yg diberikan kpd korban/saksi oleh LPSK dlm bentuk medis dan rehabilitasi psikososial
Kewajiban
● UUD 1945 pasal 27 ayat 1,3 -> (1) menjunjung hukum dan (2) ikut upaya pembelaan negara
● UUD 1945 28 J ayat 1-2 -> tunduk thdp pembatasan (liat UUD lagi)
● UUD 1945 30 ayat 1 -> usaha pertahanan dan keamanan negara
● UUD 1945 31 ayat 2 -> pendidikan dasar

26. Pencegahan dan penanganan kasus pelanggaran hak WN dan pengingkaran kewajiban WN
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan
b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara
à Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui lembaga
pendidikan formal dan non-formal
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat

27. Bentuk-bentuk ancaman dalam aspek ipoleksosbudhankam


a. Ideologi, ancaman ideologi salah satunya adalah paham liberal yang sedikit demi sedikit mulai masuk
ke Indonesia. Bisa dilihat dari keseharian yang mulai bersifat individualistis
b. Politik, bisa bersumber dari dalam maupun luar negeri yang bersifat seperti intimidasi, blokade, dan
provokasi politik
c. Ekonomi, semakin terdesaknya produk lokal karena masuknya produk luar ke Indonesia.
Perekonomian negara yang mulai dikuasai pihak asing. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang
semakin menurun
d. Sosial Budaya, gaya hidup konsumtif, hedonisme, individualisme, gejala westernisasi. Lunturnya
sifat gotong royong, solidaritas, kepedulian sosial serta nilai nilai agama yang memudar
e. Pertahanan dan Keamanan, masalah teror dan konflik SARA. mengantisipasi agar tidak terjadi
perpecahan dalam bentuk militer maupun non-militer

28. Faktor-faktor pembentuk dan penghambat integrasi nasional


a. Faktor Pembentuk
1. Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2. Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3. Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4. Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
5. Penggunaan bahasa Indonesia.
b. Faktor-faktor penghambat
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan
sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan
luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi
dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain

29. Menganalisa bentuk bentuk ancaman


1. Masuknya pengaruh budaya Asing yang akan mengancam budaya asli leluhur Indonesia (seperti: musik,
lagu-lagu, trend)
2. Masuknya pengaruh ideologi luar (asing), seperti: ideologi komunisme dari etnis Tianghoa, sosialis dari
korea dan jepang, dan liberalis dari AS yang dapat mengancam ideologi Indonesia yaitu Pancasila
3. Adanya pengaruh politik dari AS dan Israel yang membuat sistem politik pemerintah Indonesia
terguncang
4. Adanya penyeludupan barang-barang illegal yang diperdagangkan secara bebas dari luar negeri
5. Adanya penyadapan dari luar negeri yang melakukan Spionase (memata-matai) NKRI sehingga informasi
Indonesia terancam
6. Maraknya perdagangan bebas illegal dpt mengganggu aktivitas perekonomian di Indonesia sehingga para
investor luar negeri berpikir ulang untuk menanamkan modal (saham) di dalam negeri
7. Maraknya penjualan narkoba, suntik,obat-obatan yang dapat merusak generasi muda bangsa
8. Maraknya video-video porno dapat membunuh karakter anak Indonesia
9. Banyak masuknya produk-produk Import dapat mengancam kecintaan rakyat untuk menggunakan produk
lokal

30. Perwujudan wawasan nusantara (poleksosbudhankam)


1. Politik
Bangsa Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi
melalui politik luar negeri yang bebas aktif. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

2. Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelola sumber daya
alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber
daya alam itu sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa
untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas
yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan
asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Sosial-Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa
membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya.
Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan
kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.

4. Pertahanan dan Keamanan


Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan kesadaran
cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara
Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan
mengerakkan partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk ancaman antara lain
:
1) Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya adalah ancaman terhadap seluruh
bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

INGAT SWOT kelas 11

31. Menganalisis konsep wawasan nusantara


Wawasan nusantara merupakan sikap dan cara pandang masyarakat Indonesia yang berdasarkan pada UUD
1945 dan Pancasila. Dalam menjalankan wawasan nusantara ini, diutamakan untuk memenuhi kesatuan
wilayah dan selalu menghargai perbedaan yang ada dengan tujuan untuk mencapai tujuan nasional. Karena
indonesia adalah wilayah yang beragam.
Tujuan ke luar: ikut serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia.

32. Hakikat demokrasi menurut para ahli


● Joseph A. Schmeter: “demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai
keputusan politik.”
● Sidney Hook: “demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting didasarkan pada kesepakatan mayoritas baik secara langsung atau tidak langsung.”
● Philippe C. Schmitter: “demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai
bertanggung jawab atas tindakantindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang
bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang
telah terpilih”
● Henry B. Mayo: “demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan
bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif
oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip persamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik”

33. Tahapan dalam pemilu


a. Penetapan daftar pemilih
b. Pendaftaran dan penetapan calon kepala /wakil
c. Kampanye
d. Pemungutan suara/penghitungan suara
e. Penetapan pasangan calon kepala/wakil kepala terpilih,pengesahan,dan pelantikan

34. Contoh pelaksanaan demokrasi di masyarakat


a. Bersama-sama menjaga kedamaian masyarakat.
b. Pemilihan organisasi masyarakat melalui musyawarah
c. Berusaha mengatasi masalah yang timbul dengan pemikiran yang jernih
d. Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa
e. Mengikuti kegiatan kerja bakti
f. Bersama-sama memberikan ususlan demi kemajuan masyarakat
g. Saling tenggang rasa sesama warga
h. Menghargai pendapat orang lain
i. Memberi usul, kritik, dan saran untuk kesejahteraan desa
j. Mengimplikasikan dana untuk desa dengan benar Ikut berpartisipasi dalam iuran desa
k. Memecahkan masalah dengan musyawarah mufakat

35. Contoh bentuk-bentuk kampanye berdasarkan nilai-nilai demokrasi Pancasila


- No money politics
- Ga bawa SARA
- Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 4 Tahun 2017 pasal 4: kampanye dengan prinsip jujur terbuka
adil dan wujud dari pendidikan politik masyarakat

36. Pengaruh kemajuan IPTEK


Untuk mempermudah pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya teknologi telah menimbulkan keresahan dan
ketakutan baru bagi kehidupan manusia.

37. Dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi tersebut


a. Dampak positif Teknologi saat ini
1. Dapat mencari dan memperoleh informasi dengan mudah dan cepat
2. Semakin cepat dalam hal : berkomunikasi, mencari informasi, bepergian, dll
3. Dapat menghemat waktu, efisien, efektif
4. Sarana mendapat hiburan dengan mudah
b. Dampak negatif Teknologi saat ini
1. Penyalahgunaan terhadap fungsinya, terutama di bidang Komunikasi (Sos-Med)
2. Banyak beredar informasi hoax
3. Ada juga informasi yang kurang mendidik

38. Menganalisa ancaman IPOLEKSOSBUHANKAM

39. Penggolongan hukum berdasarkan bentuknya


a. Tertulis (UUD 1945)
b. Tidak tertulis (Pidato kenegaraan presiden setiap tanggal 16 Agustus)

40. Bentuk langkah-Iangkah hukum yang dapat ditempuh sebagai wujud kepastian hukum
Penegakan hukum: melaksanakan & menerapkan hukum serta melakukan tindakan hukum terhadap setiap
pelanggaran atau penyimpangan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum, baik melalui prosedur peralihan
maupun melalui abitrase dan mekanisme penyelesaian sengketa lainnya
> Awalnya diproses, diberikan sanksi, ada pembinaan (cth: kasus narkoba pasti ada rehabilitasi)
> Tujuan penegakan hukum: menciptakan keadilan

41. Menganalisis peristiwa dari sudut pandang supremasi hukum


-> jd klo disuruh analisa menurut sudut pandang ya tujuan harus tercapai dong. Di mana inti
tujuannya untuk menjadikan hukum sebuah kepala untuk melindungi dan menjaga stabilitas
kehidupan bangsa.

Tujuan supremasi hukum:

1. Menjadikan tanggung jawab ahli hukum untuk dilaksanakan dan yang harus dikerjakan tidak hanya
untuk melindungi dan mengembangkan hak-hak perdata dan politik perorangan dalam masyarakat
bebas, tetapi juga untuk menyelenggarakan dan membina kondisi sosial, ekonomi, pendidikan dan
kultural yang dapat mewujudkan aspirasi rakyat serta meningkatkan integritas Sumber Daya
Manusianya.
2. Menempatkan kebebasan individu sebagai prinsip dasar dari organisasi sosial, untuk menjamin
kemerdekaan individu.
3. Memberi keadilan sosial. Dan perlindungan terhadap harkat martabat manusia, ketertiban,
ketentraman dan kepastian hukum yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap
“rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia.
4. Menjamin terjaga dan terpeliharanya nilai-nilai moral bangsa Indonesia.
5. Melindungi kepentingan warga.
6. Menciptakan masyarakat yang demokratis
7. Memberikan jaminan terlindunginya hak-hak individu dalam bernegara dan bermasyarakat.

42. Bentuk pelanggaran hukum


Korupsi, pembunuhan, perjudian, pencurian, terorisme, pemerasan, kecurangan

43. Peran pemerintah dalam perlindungan hukum


-> menegakkan keadilan dan supremasi hukum
-> Mewujudkan keadilan di masyarakat

44. Pasal UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang hubungan antara pemerintah pusat dan daerah
Pasal 18B ayat 1-2
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.
Pasal 18B ayat 1-2
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak
tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

Esensi dari pasal-pasal di atas perlu diperhatikan karena sebagian dari urusan pemerintahan dilaksanakan di
daerah berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom
berdasarkan asas otonomi.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Instansi
vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus urusan
pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka
dekonsentrasi.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan· yang menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah
provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi.

45. Menganalisa suatu gambaran tata kelola pemerintahan


Tata kelola pemerintahan adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi
dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta menciptakan legal dan political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses pencapaian keputusan dan
pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara bersama.

Konsep serupa juga terdapat dalam UU No. 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme mengenai asas-asas umum pemerintahan
negara yang baik, yakni:
1. Asas kepastian hukum
2. Asas tertib penyelenggaraan negara
3. Asas kepentingan umum
4. Asas keterbukaan
5. Asas proporsionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas akuntabilitas

Dari berbagai definisi dan prinisp-prinsip good governance tersebut, indikator penilaian di dalam dokumen
ini mengambil prinsip Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas dan Koordinasi sebagai faktor kunci penilaian.

1. Transparansi, adalah proses keterbukaan untuk menyampaikan aktivitas yang dilakukan


sehingga pihak luar (termasuk masyarakat lokal/adat, pelaku usaha, maupun instansi
pemerintah lain) dapat mengawasi dan memperhatikan aktivitas tersebut.
2. Partisipasi (inklusifitas), adalah proses pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder) seluas
mungkin dalam pembuatan kebijakan. Masukan yang beragam dari berbagai pihak dalam
proses pembuatan kebijakan dapat membantu pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan
berbagai persoalan, perspektif, dan opsi-opsi alternatif dalam menyelesaikan suatu persoalan.
3. Akuntabilitas, adalah mekanisme tanggung-gugat antara pembuat kebijakan dengan
stakeholder yang dilayani.
4. Koordinasi, adalah mekanisme yang memastikan sejauh mana pihak-pihak lain (khususnya
institusi pemerintah) yang memiliki kepentingan terhadap sektor kehutanan, memiliki
kesamaan tujuan yang tercermin di dalam program kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai