Usbn PKN?
Usbn PKN?
“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemudi kita tidak bisa, jika memang mau berjuang.” -
Abdul Moeis
2. Klasifikasi nilai-nilai Pancasila: nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis
a. Nilai dasar: Nilai-nilai dasar yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah), nilai-nilai ini terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945
- Cth: Nilai-nilai pancasila sila ke 1-5
b. Nilai instrumental: Penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan dinamis dalam
bentuk UUD 1945. Nilai instrumental ini dapat berubah atau diubah.
- Cth: UUD 1945 pasal .. ayat ..
c. Nilai praksis: Nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Cth: Pelaksanaan pemilu
No Kelebihan Kekurangan
a. Parlementer
Ciri-ciri:
- Eksekutif dan legislatif mempunyai hubungan yang sangat erat.
- Eksekutif yang dibentuk oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik
peserta pemilu yang menduduki kursi mayoritas di parlemen.
- Kepala negara berkedudukan sebagai kepala negara saja, bukan sebagai kepala pemerintahan.
Oleh karena itu, kepala negara tidak dituntut pertanggungjawaban konstitusional apapun
karena kepala negara hanya berfungsi sebagai simbol negara atau personifikasi negara saja.
- Terdapat mekanisme pertanggungjawaban menteri kepada parlemen sehingga parlemen dapat
membubarkan atau menjatuhkan mosi tidak percaya kepada kabinet jika pertanggungjawaban
pelaksanaan pemerintahan tidak diterima. oleh parlemen.
- Raja atau ratu berfungsi sebagai kepala negara dan tidak bertanggung jawab atas segala
kebijakan yang diambil kabinet.
- Kabinet harus meletakkan atau mengembalikan mandatnya kepada kepala negara, jika
parlemen mengeluarkan pernyataan mosi tidak percaya kepada menteri.
- Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri
adalah ketua partai politik yang memenangkan pemilihan umum. Sementara itu, partai politik
yang kalah akan menjadi pihak oposisi.
- Jika terjadi perselisihan antara kabinet dan parlemen, kepala negara akan membubarkan
parlemen.
Kelebihan dan kekurangan:
No Kelebihan Kekurangan
2 Terdapat garis tanggung jawab yang Kabinet juga dapat bubar sewaktu-waktu
jelas dalam pembuatan dan pelaksanaan karena kelangsungan kedudukan badan
eksekutif atau kabinet tidak bisa
ditentukan berakhir sesuai dengan masa
jabatannya.
8. Kewenangan lembaga MK
Mahkamah Konstitusi: kekuasaan kehakiman yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final.
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU No. 24 Tahun 2003 tentang MK: punya 9
orang anggota hakim konstitusi. Susunannya terdiri dari seorang ketua, wakil ketua, dan 7 orang anggota
hakim konstitusi.
WEWENANG:
a. Menguji undang-undang terhadap UUD NRI Tahun 1945.
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD NRI
Tahun 1945
c. Memutus pembubaran partai politik.
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
e. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan atau Wakil Presiden diduga telah
melakukan pelanggaran hukum yang tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden-Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam UUD Tahun 1945.
18. Kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia yang terkait dengan sila-sila Pancasila
a. Pembunuhan massal terhadap 40.000 orang rakyat Sulawesi Selatan oleh tentara Belanda yang dipimpin
oleh Kapten Westerling (12 Desember 1946)
b. Pembunuhan 431 penduduk Rawagede oleh tentara Belanda (5 Desember 1947)
c. Kerusuhan Tanjung Priok (12 September 1984)
d. Peristiwa Talangsari (7 Februari 1989)
e. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti (12 Mei 1998)
f. Tragedi Semanggi I (13 November 1998) dan tragedi Semanggi II (24 September 1999)
ASAS:
a. Pacta Sunt Servanda : perjanjian yang telah dibuat harus ditaati
b. Egality Rights : pihak yang saling mengadakan hubungan mempunyai kedudukan yang sama.
c. Reciprositas: tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal.
d. Bonafides : perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh iktikad baik.
e. Courtesy : asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
f. Rebus sic Stantibus : dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar dalam keadaan yang bertalian
dengan perjanjian itu.
BATAL:
a. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan hukum nasional oleh salah satu negara peserta.
b. Adanya unsur kesalahan pada saat perjanjian itu dibuat.
c. Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta yang lain pada waktu
pembentukan perjanjian.
d. Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption), baik melalui kelicikan atau penyuapan.
e. Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta. Paksaan tersebut baik dengan ancaman atau
dengan penggunaan kekuatan.
f. Bertentangan dengan kaidah dasar hukum internasional.
BERAKHIR:
a. Telah tercapai tujuan perjanjian internasional.
b. Masa berlaku perjanjian internasional sudah habis.
c. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya objek perjanjian
d. Adanya persetujuan dari peserta untuk mengakhiri perjanjian.
e. Adanya perjanjian baru di antara para peserta yang kemudian meniadakan perjanjian yang terdahulu.
f. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian yang sesuai dengan ketentuan perjanjian sudah dipenuhi.
g. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.
25. Makna dari pasal tentang pelanggaran hak WN dan pengingkaran kewajiban WN
Pelanggaran Hak WN
● UU no 39 tahun 1999 HAM
● UU no 26 tahun 2000 Pengadilan HAM
● UU no 23 tahun 2002 Perlindungan Anak -> menjamin terpenuhinya hak2 anak agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. Selain itu, perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak INA yg berkualitas, berakhlak mulia, sejahtera.
● UU no 23 tahun 2004 Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
-> mencegah segala bentuk kekerasan dan melindungi korban serta menindak pelaku dan memelihara
keutuhan RT yang harmonis
● UU no 13 tahun 2006 Perlindungan Saksi dan Korban
-> memberikan rasa aman kpd saksi/korban dalam memberi keterangan pada setiap proses peradilan perdana
● PP no 44 tahun 2008 Pemberian Kompensasi, restitusi, dan Bantuan kpd Saksi dan Korban
-> kompensasi: ganti rugi yg diberikan negara krn pelaku tidak mampu melakukannya
-> restitusi: ganti rugi yg diberikan kpd korban oleh pelaku/pihak ke 3 berupa pengembalian harta milik,
pembayaran kerugian u/ kehilangan/penderitaan ato penggantian biaya utk tindakan tertentu
-> bantuan: layanan yg diberikan kpd korban/saksi oleh LPSK dlm bentuk medis dan rehabilitasi psikososial
Kewajiban
● UUD 1945 pasal 27 ayat 1,3 -> (1) menjunjung hukum dan (2) ikut upaya pembelaan negara
● UUD 1945 28 J ayat 1-2 -> tunduk thdp pembatasan (liat UUD lagi)
● UUD 1945 30 ayat 1 -> usaha pertahanan dan keamanan negara
● UUD 1945 31 ayat 2 -> pendidikan dasar
26. Pencegahan dan penanganan kasus pelanggaran hak WN dan pengingkaran kewajiban WN
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan
b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara
à Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui lembaga
pendidikan formal dan non-formal
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
2. Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-
benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelola sumber daya
alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber
daya alam itu sendiri.
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik bersama bangsa
untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa mengabaikan ciri khas
yang memiliki daerah masing-masing.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama dengan
asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi kerakyatan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Sosial-Budaya
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan.
Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa
membedakan suku, asal usul daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya.
Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya yang menggambarkan
kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak nilai-nilai budaya asing asalkan tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
40. Bentuk langkah-Iangkah hukum yang dapat ditempuh sebagai wujud kepastian hukum
Penegakan hukum: melaksanakan & menerapkan hukum serta melakukan tindakan hukum terhadap setiap
pelanggaran atau penyimpangan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum, baik melalui prosedur peralihan
maupun melalui abitrase dan mekanisme penyelesaian sengketa lainnya
> Awalnya diproses, diberikan sanksi, ada pembinaan (cth: kasus narkoba pasti ada rehabilitasi)
> Tujuan penegakan hukum: menciptakan keadilan
1. Menjadikan tanggung jawab ahli hukum untuk dilaksanakan dan yang harus dikerjakan tidak hanya
untuk melindungi dan mengembangkan hak-hak perdata dan politik perorangan dalam masyarakat
bebas, tetapi juga untuk menyelenggarakan dan membina kondisi sosial, ekonomi, pendidikan dan
kultural yang dapat mewujudkan aspirasi rakyat serta meningkatkan integritas Sumber Daya
Manusianya.
2. Menempatkan kebebasan individu sebagai prinsip dasar dari organisasi sosial, untuk menjamin
kemerdekaan individu.
3. Memberi keadilan sosial. Dan perlindungan terhadap harkat martabat manusia, ketertiban,
ketentraman dan kepastian hukum yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara formal terhadap
“rasa keadilan” bagi rakyat Indonesia.
4. Menjamin terjaga dan terpeliharanya nilai-nilai moral bangsa Indonesia.
5. Melindungi kepentingan warga.
6. Menciptakan masyarakat yang demokratis
7. Memberikan jaminan terlindunginya hak-hak individu dalam bernegara dan bermasyarakat.
44. Pasal UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur tentang hubungan antara pemerintah pusat dan daerah
Pasal 18B ayat 1-2
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan Undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang.
Pasal 18B ayat 1-2
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau
bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak
tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
Esensi dari pasal-pasal di atas perlu diperhatikan karena sebagian dari urusan pemerintahan dilaksanakan di
daerah berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom
berdasarkan asas otonomi.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Instansi
vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus urusan
pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka
dekonsentrasi.
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk melaksanakan
sebagian urusan pemerintahan· yang menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah
provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi.
Konsep serupa juga terdapat dalam UU No. 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme mengenai asas-asas umum pemerintahan
negara yang baik, yakni:
1. Asas kepastian hukum
2. Asas tertib penyelenggaraan negara
3. Asas kepentingan umum
4. Asas keterbukaan
5. Asas proporsionalitas
6. Asas profesionalitas
7. Asas akuntabilitas
Dari berbagai definisi dan prinisp-prinsip good governance tersebut, indikator penilaian di dalam dokumen
ini mengambil prinsip Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas dan Koordinasi sebagai faktor kunci penilaian.