Anda di halaman 1dari 7

CARA DASAR MENGOPERASIKAN

CISCO SWITCH
22 Maret 2011 Baso Basri

Kali ini saya mau berbasa-basi mengenai Cisco


Switch

Mengakses CLI Cisco Catalyst 2960

CLI (Command Line Interface) adalah antarmuka yang bisa kita gunakan untuk
melakukan konfigurasi pada switch, ada beberapa cara untuk mengakses CLI,
diantaranya melalui konsole, telnet, atau SSH. Sebelum membahas lebih lanjut
alangkah lebih baik kita berkenalan dulu dengan yang namanya Cisco Switch 2960

Cisco Catalyst Switches dan Switch 2960

Cisco menyebut penghubung fisik antara switch dan device(komputer) dengan sebutan
port atau interface. Setiap interface memiliki penomoran dengan style x/y. Pada Cisco
Switch 2960 penomoran dimulai dari 0/1, 0/2, dan seterusnya. Interface-interface
tersebut juga memiliki penamaan, misalnya, “interface FastEthernet 0/1” adalah
interface pertama dari 10/100 interface yang dimiliki switch ini. Jika switch
mendukung interface Gigabit maka Interface pertama dari 10/100 nya akan dinamakan
” interface gigabitethernet 0/1.”
Cisco mendukung 2 tipe Operating System (ya betul, seperti halnya komputer yang bisa
diinstall Operating System windows,linux, atau freebsd, cisco juga memiliki Operating
System sendiri) : Internetwork Operating System (IOS) dan Catalyst Operating System
(Cat OS). Kini, umumnya Cisco Catalyst Switch hanya mendukung Cisco IOS.

Catatan : Faktanya produk switch cisco yang paling populer, seri 6500, bisa
menjalankan Cisco IOS ataupun Cat OS. Cisco mamakai istilah Hybrid untuk switch
6500 yang menggunakan Cat OS dan istilah Native untuk switch 6500 yang
menggunakan Cisco IOS..

Status Switch dari LED

Kebanyakan switch Cisco Catalyst memiliki beberapa LED, termasuk LED untuk
setiap interface fisiknya. Gambar dibawah menunjukkan bagian depan dari switch
2960 dengan 5 LED disebelah kiri dan satu LED untuk setiap interfacenya, juga tombol
mode.

Perhatikan SYST LED. LED ini menunjukkan status umum dari switch :

 Mati: Switch dalam kondisi mati.


 Nyala (hijau) : Switch nyala dan siap beroperasi (Cisco IOS sudah ter-load).
 Nyala (kuning/amber): Proses POST Switch gagal dan Cisco IOS tidak ter-load.

Pada LED STAT (status), setiap port LED menunjukkan informasi mengenai port yang
bersesuaian sebagai berikut:

 Mati: Link (koneksi antara device/komputer dengan switch pada port tersebut)
tidak bekerja.
 Hijau muda: Link bekerja tapi tidak ada traffic/ tidak ada frame yang
lewat/tidak ada transfer data pada link tersebut.
 Hijau kedip2: Link bekerja dan ada transfer data yang melalui interface
tersebut.
 Kuning kedip2: Interface dapat berjalan secara normal namun dalam keadaan
di-disable oleh administrator.

Akses CLI melalui Console

Port konsole adalah salah satu cara untuk mengakses CLI walaupun switch belum
terhubung dengan network. Setiap produk Cisco memiliki port konsole yang secara
fisik adalah RJ-45. Sebuah komputer yang terhubung dengan konsole switch harus
menggunakan kabel UTP rollover yang terhubung pada port serial PC. Kabel rollover
UTP memiliki konektor RJ-45 pada setiap ujungnya, dengan ujung pin 1 terhubung
pada pin 8 diujung yang lain, pin 2 dengan pin 7, pin 3 dengan pin 6 dan pin 4 dengan
pin5. Pada beberapa kasus, interface serial pada PC tidak men-support konektor RJ-
45, untuk hal ini bisa digunakan sebuah adapter yang bisa mengkonversi ke konektor
USB.

Setelah PC terhubung secara fisik ke port konsole dari switch, untuk bisa mengakses
CLI sebuah emulator terminal harus sudah terinstall dan terkonfigurasi pada PC. Kini,
terminal emulator juga bisa digunakan untuk Telnet dan Secure Shell (SSH) dimana
kita bisa manfaatkannya untuk mengakses CLI via network.

Emulator yang dikonfigurasi untuk memanfaatkan serial port PC harus sesuai dengan
setting-an konsole port pada switch. defaultnya adalah seperti berikut:

 9600 bits/second
 No hardware flow control
 8-bit ASCII
 No stop bits
 1 parity bit

Mengakses CLI melalui Telnet dan SSH.

Telnet memanfaatkan koneksi via network untuk mengakses switch, tidak


menggunakan kabel khusus ataupun port fisik pada device. Network antara PC dan
switch harus sudah berjalan sehingga PC dan switch bisa bertukar paket IP via
network. Telnet mengirimkan semua data (termasuk username dan password untuk
switch) berupa plain-text, sehingga resiko keamanannya tinggi.

Secure Shell (SSH) melakukan fungsi yang sama persis dengan Telnet, namun lebih
aman karena dilengkapi dengan metode enkripsi, sehingga data yang dikirimkan tidak
berupa plain-text tapi berupa data yang sudah ter-enkripsi. Seperti halnya Telnet, SSH
client juga mengikutsertakan emulator terminal dan kemampuan transfer data via
network menggunakan IP. SSH memanfaatkan port 22 sementara Telnet port 23.

Password Security untuk akses CLI


Default-nya, Cisco switch hanya bisa diakses via konsole, tidak ada Telnet ataupun
SSH. Melalui konsole, user mendapatkan akses penuh untuk semua command/perintah
yang tersedia. Tetapi, mengakses switch via konsole mengharuskan akses secara fisik ke
switch, jadi, meng-enable fitur akses via Telnet dan SSH sangat menguntungkan karena
tidak perlu repot mendatangi switch untuk bisa mengakses CLI-nya.

Untuk alasan sekuriti, cukup beralasan jika menambahkan password untuk mengakses
konsole, Telnet, ataupun SSH.

Konfigurasi line vty 0 15 membuat switch beranggapan bahwa konfigurasi-konfigurasi


setelahnya berlaku untuk semua 16 (0-15) virtual terminal yang terhubung ke switch,
termasuk akses via Telnet dan SSH.

User Mode dan Enable (privileged) Mode

Ketiga metode untuk mengakses switch CLI (konsole, Telnet, dan SSH) menempatkan
user pada area CLI yang disebut user EXEC mode. User EXEC mode, disebut juga
user mode, memungkinkan user untuk melihat-lihat konfigurasi namun tidak bisa
melakukan perubahan setting pada switch. Disini user hanya bisa mengeksekusi
perintah-perintah yang ‘harmless‘ dan switch menampilkan pesan-pesan hasil dari
eksekusi command ke layar.

Untuk EXEC mode yang lebih powerfull, Cisco IOS menyediakan fitur enable mode
(privileged EXEC mode). Dinamakan enable mode karena untuk memasuki area
tersebut dilakukan dengan cara mengeksekusi perintah ‘enable‘. Dinamakan privileged
mode karena pada mode ini kita dapat meng-eksekusi command / perintah-perintah
yang powerful (privileged) disini, misalnya, perintah reload hanya bisa dieksekusi pada
mode ini. Perhatikan gambar berikut.

Jika command prompt nya diikuti dengan “>” berarti user berada pada user mode,
jika berupa ‘#‘ berarti user berada pada enable mode.
Mengkonfigurasi Cisco IOS Software

Configuration mode adalah mode lain yang disediakan oleh Cisco CLI, selain dari user
mode dan privileged mode. Perintah-perintah yang dieksekusi pada User mode dan
enable mode tidak mengubah konfigurasi pada switch. Untuk merubah konfigurasi
switch harus dilakukan pada configuration mode.

Perintah-perintah yang dieksekusi pada configuration mode mengupdate file


konfigurasi yang sedang aktif. Perubahan konfigurasi ini terjadi secara langsung setiap
kali perintah dieksekusi. Untuk itu, user harus ekstra hati-hati setiap mengeksekusi
perintah pada mode ini.

Menyimpan file-file Konfigurasi Switch

Berikut adalah 4 tipe memori pada cisco switch :

 RAM: Kadang disebut DRAM (Dynamic Random-Access Memory), RAM pada


switch bekerja seperti halnya RAM pada komputer: for working storage. Untuk
menyimpan file-file konfigurasi yang sedang aktif.
 ROM: Read-Only Memory (ROM) menyimpan program bootstrap yang
biasanya dipanggil saat switch pertama kali dinyalakan. Program bootstrap ini
kemudian mencari image dari Cisco IOS untuk kemudian di load kedalam
RAM. Setelah itu, operasi pada switch diambil alih oleh Cisco IOS yang baru
saja di load.
 Flash memory: Bisa berupa chip didalam switch atau memory card yang
removable, berfungsi menyimpan Image dari Cisco IOS. Flash memory juga
bisa dimanfaatkan untuk menyimpan file-file yang lain seperti file-file bakup
konfigurasi.
 NVRAM: Nonvolatile RAM (NVRAM) menyimpan file konfigurasi startup yang
digunakan saat switch pertama kali dinyalakan atau setelah switch di reload.

Cisco IOS menyimpan perintah-perintah konfigurasi yang dieksekusi pada 2 jenis file
konfigurasi:
 Startup-config : Menyimpan konfigurasi awal yang digunakan setiap kali switch
dinyalakan atau di reload. File ini disimpan di NVRAM.
 Running-config : Menyimpan perintah-perintah konfigurasi yang sedang/sudah
dieksekusi (on the fly). File ini terus berubah secara dinamis setiap kali perintah
dieksekusi. File ini disimpan di RAM.

Mengkopi dan Menghapus File-File Konfigurasi

Singkatnya *mode males:on*, bisa menggunakan perintah-perintah sebagai berikut :

copy {tftp | running-config | startup-config} {tftp | running-config | startup-config}

Selamat Mencoba

Iklan

Terkait

MENGENAL CISCO & CCNAdalam "Artikel"

DASAR-DASAR ROUTER CISCOdalam "Artikel"

FUNSI & CARA MEMBUAT SAMBUNGAN KABEL STRIGHT DAN CROSS PADA
JARINGANdalam "Artikel"

Share this:

 Facebook
 Twitter
 Reddit
 Surat elektronik

Sukai ini:

Artikel Baso Basri Berbagi Ilmu Cisco Internet Jaringan Komputer Switch
Navigasi pos
Tulisan SebelumnyaMENGENAL CISCO & CCNA
Tulisan SelanjutnyaKONFIGURASI DASAR SWITCH CISCO CATALYST 2960

2 thoughts on “CARA DASAR MENGOPERASIKAN


CISCO SWITCH”

1. megaelinda

21 November 2011 pukul 05:20

kalau misalnya port switchnya bermasalah, apakah ada konfigurasi untuk


menyelesaikan masalah tersebut.? masalahnya ketika kabel straight saya colokkan ke
port 2, 3, 5, 7, 9, 13 pada PC (windows XP) muncul pesan Limitid or no connectivity
dan pada laptop (windows seven) pesannya “Unidentifying Network” . Nah saya ganti
kabel straight ke port 21 baru bisa. Apakah port-port yang tidak bisa itu bisa
digunakan kembali ? karena 1 hari sebelumnya port tersebut tidak kenapa-kenapa
(lancar-lancar saja ngenetnya) . terima kasih..

2. Dedy Hermawan

22 September 2012 pukul 13:03

mantap boss

Anda mungkin juga menyukai