Anda di halaman 1dari 5

OBSERVASI PROGRAM PENDIDIKAN DI SMA N 9 SEMARANG

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu : Dra. Istiyarini, M.Pd.

Nama Kelompok :

Firman Ardiansyah (3101418084)

Afif Maulana (3101418087)

Universitas Negeri Semarang

Tahun Akademik

2018/2019
Observasi Program Pendidikan di SMA N 9 Semarang

SMA N 9 Semarang adalah sebuah Sekolah Menengah Atas yang terletak di Jalan Cemara
Raya, Padangsari, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah 50267. SMA N 9 Semarang tercatat
sebagai SMA favorit di Semarang yang membuat banyak calon peserta didik dikawasan
Banyumanik mendaftar di SMA tersebut. Hal itu membuat persaingan masuk di SMA itu semakin
ketat karena bertambah nya pendaftar dari kecamatan sekitar.

Adapun komponen-komponen pendidikan di SMA N 9 Semarang

A. Tujuan Pendidikan.

Dalam menjalankan pendidikan nya SMA N 9 Semarang selalu berorientasi dan berpegang
teguh pada visi dan misi nya yaitu :

Visi :

Mewujudkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia yang mampu bersaing secara lokal
maupun global.

MIsi :

1. Menciptakan suasasan yang kondusif untuk mengembangkan potensi siswa melalui


penekanan pada penguasaan kompetensi bidang ilmu pengetahun dan teknologi serta
Bahasa Inggris.
2. Meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dan alat untuk
mempelajari pengetahuan yang lebih luas.
3. Meningkatkan frekuensi dan kualitas kegiatan siswa yang lebih menekankan pada
pengembanga ilmu pengetahuan dan teknologi serta keimanan dan ketakwaan yang
menunjang proses belajar mengajar dan menumbuh kembangkan disiplin pribadi siswa.
4. Menumbuhkan kembangkan nilai-nilai keutuhan dan nilai kehidupan yang bersifat
universal dan mengintegrasikan dalam kehidupan.
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah. Lembaga
swadaya masyarakat, stake holders dan instansi serta institusi pendukung pendidikan
lainnya.
B. Analisis Evaluasi Pembelajaran.

Dalam menganalisis hasil evaluasi pembelajaran di SMA Negeri 9 Semarang, kami


menggunakan EKOP (Evaluasi Kualitas dan Output Pembelajaran). Kami memilih untuk
menggunakan model EKOP karena dalam EKOP mempunyai kelebihan, antara lain :

1. Lebih komprehensif karena mendetail mencakup proses serta output pembelajaran.


2. Penerapan EKOP sederhana.
3. Tidak tergantung pada setting maupun konteks kurikulum formal yang berlaku.
4. Tidak dipengaruhi oleh pendekatan pengajaran tertentu yang dilaksanakan oleh guru.
5. Mengevaluasi program pembelajaran lebih komprehensif.
6. Dapat digunakan sebagai evaluasi diagnosik.
7. Dapat dimodifikasi sebagai kepentingan evaluasi semua program pembelajaran ditingkat
SMP/SMA.
8. Tidak begitu kompleks.
9. Tidak terkait pada materi tertentu.
10. Sejalan dengan KTSP.

Selain kelebihan diatas, kami sebagai observer merasa terbantu dengan menggunakan metode
EKOP. Dengan menggunakan model tersebut, kami dapat menemukan kekurangan, kelebihan,
serta hal-hal yang perlu untuk ditingkatkan dalam pembelajaran di SMAN 9 Semarang. Berikut
ini kami memberikan analisa berdasarkan data-data lapangan yang telah kami kumpulkan.

Sesuai dengan data yang telah didapatkan, pengukuran Kinerja Guru dapat dikategorikan baik,
dengan rata-rata perhitungan Skor subkomponen kinerja guru adalah 2,75. Subkomponen kinerja
guru terdiri atas penguasaan materi IPS,penguasaan strategi pembelajaran, dan penguasaan
penilaian hasil belajar ketiganya menempati skor 3 (baik), namun penguasaan pengelolaan
pembelajaran menempati skor 2 (cukup). Maka, dapat dikatakan kelompok kami mendapatkan
hasil yang baik berdasarka rata-rata perhitungan di atas. Pembelajaran Sosiologi yang diajar oleh
Pak Bambang menurut kami secara keseluruhan baik, namun penguasaan pengelolaan
pembelajaran perlu ditingkatkan dari kategori cukup menjadi baik, sehingga antusiasme peserta
didik meningkat serta berpengaruh kepada nilai-nilai akademik mereka. Fasilitas pembelajaran
menunjukan hasil yang baik, hal tersebut diperoleh melalui data cek lis. Data cek lis diperoleh
berdasarkan fasilitas yang ada di kelas. Terdapat 14 cek pada fasilitas kelas, sehingga menempati
skor 3 (baik). Terdapat 9 cek pada fasilitas perpustakaan, dan menempati skor 2 (cukup). Dari data
tersebut diperoleh rata-rata 11,5, serta dapat dikategorikan baik berdasarkan Skor. Fasilitas dalam
kelas dapat dilihat dari meja dan kursi yang sudah cukup menurut jumlah siswa, bahkan terdapat
sisa dua kursi di belakang kelas. Adanya meja dan kursi guru di depan kelas yang rapi, bahkan
pada meja guru terdapat taplak meja. Keseluruhan meja dan kursi baik itu meja dan kursi siswa
maupun guru masih sangat layak digunakan. Lampu penerangan kelas yang sudah cukup terang.
Alat kebersihan juga sudah cukup bagi kelas, seperti sapu, kemoceng dan adanya tempat sampah
di dalam kelas yang menunjang kelengkapan fasilitas ruang kelas. Kelengkapan seperti spidol,
penghapus, penggaris dan jam dinding pun dapat berfungsi dengan baik. Namun pada ruang kelas
tidak terdapat gambar atau poster peta, pada ruang kelas tersebut hanya terdapat foto atau poster
presiden dan wakil presiden, serta lambang burung garuda. Pada ruang kelas tidak terdapat AC,
tetapi terdapat dua buah kipas angin yang berfungsi dengan cukup baik yang berada di sisi kanan
dan sisi kiri ruang kelas tersebut. Namun yang kurang adalah layar proyektor yang dapat
mengganggu berjalannya pelajaran karena tidak dapat berfungsi ketika akan digunakan.

Hal yang kurang juga ditunjukan dalam saran dan prasarana pada perpustakaan. Fasilitas yang
belum tersedia yakni gambar peta Indonesia dan Dunia di kelas. Sedangkan fasilitas yang belum
tersedia di perpustakaan yakni jam dinding. Lebih lanjut, sesuai dengan data yang menunjukan
bahwa Iklim Kelas pada mata pelajaran Sosiologi dikategorikan baik. Dengan rata-rata
perhitungan skor sub komponen iklim kelas yakni 3. Dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
iklim kelas baik, hal tersebut didasarkan oleh komponen kekompakan siswa, keterlibatan siswa,
dan dukungan guru. Ketiga komponen tersebut menempati skor 3 ( baik). Kondisi kelas pada saat
proses pembelajaran berjalan dengan baik, siswa siswi dapat bekerjasama dalam kelompoknya.
Setelah Pak Bambang memberi tugas kelompok selalu ada persentasi, Pak Bambang juga menuntut
semua siswa untuk aktif mendengarkan, tanya jawab dan persentasi.

Hasil penilaian Sikap Siswa, menunjukan sikap siswa terhadap mata pelajaran Sosiologi dapat
dikategorikan baik, dengan rata-rata perhitungan skor sub komponen sikap siswa adalah 2,33.
Berdasarkan hasil tersebut dikategorikan baik, namun kategori cukup didapat dari pemahaman
manfaat Sosiologi ( kognisi) dan rasa senang terhadap Sosiologi (afeksi). Kedua aspek tersebut
menempati skor 2. Sedangkan kecenderungan bertindak (konasi) menempati skor 3 (baik). Mereka
paham bahwa pelajaran IPS merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari. Selanjutnya,
perasaan (afeksi) senang juga dapat terlihat ketika mereka mengikuti pelajaran IPS, namun
antusiasme untuk maju, bertanya, dan menjawab pertanyaan belum sepenuhnya terlihat dari siswa
kelas X MIPA I. Disamping itu kecenderungan bertindak ( motorik) juga baik, hal tersebut
tampakketika beberapa siswa mencatat, membaca, dan mengangkat tangan untuk menjawab
ataupun menyanggah jawaban.

Pengukuran Motivasi Belajar menunjukan bahwa motivasi belajar terhadap mata pelajaran
Sosiologi dikategorikan baik. Hal itu berdasarkan rata-rata sub komponen 2,75. Dengan hasil
demikian dapat dikatakan kelompok kami mendapatkan hasil yang baik mengenai antisipasi
kegagalan, inovasi, dan tanggung jawab. Ketiga indikator tersebut masuk dalamklasifikasi baik
dan menempati skor 3, namun masih terdapat kategori yang perlu untuk ditingkatkan menjadi baik,
yakni orientasi keberhasilan. Orientasi keberhasilan masuk dalam klasifikasi cukup, dimana
menduduki skor 2. Hasil wawancara yang kami lakukan dengan beberapa siswa siswi, menunjukan
bahwa mereka mengerjakan semua tugas-tugas yang telah diberikan oleh Pak Bambang. Adanya
kemauan dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan referensi dari buku maupun
internet.

Kecakapan Personal menunjukan bahwa kecakapan personal pada mata pelajaran


Sosiologi dapat dikategorikan baik dengan rata-rata 2,75. Dari keterangan tersebut kelompok kami
mengkategorikan baik. Hal tersebut berdasarkan skor sub komponen mengidentifikasi sebab-
akibat suatu permasalahan (skor 2), menentukan alternatif penyelsaikan masalah dan
mengimplementasikan pengidentifikasian penyelsaian masalah ( skor 3), memilih strategi
pelaksanaan alternatif pemecahan masalah (skor 1), dan mengimplementasikan strategi
pemecahan masalah (3). Dari pemaparan sebelumnya hal-hal yang perlu di perbaiki yakni
kecakapan personal dengan aspek pemilihan strategi pelaksanaan alternatif pemecahan masalah.
Dan ha-hal yang perlu untuk ditingkatkan yakni kecakapan dalam mengidentifikasi sebab-akibat
suatu permasalahan.

Anda mungkin juga menyukai