Oleh
Sinta Sintia
1600522
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Kandungan Dioksin dan Pengaruhnya terhadap
Kesehatan dan Lingkungan ini dengan baik.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun segi penyusunan kalimat serta
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Kandungan Dioksin dan
Pengaruhnya terhadap Kesehatan dan Lingkungan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
Dioksin terbentuk dari proses industri kimia yang melibatkan klorin, proses
pembakaran sampah insinerasi, produksi samping industri pembuatan pestisida,
pulp, proses pembakaran kayu, batu bara, bensin, atau minyak, limbah kota,
peleburan logam, gas emisi kendaraan, asap rokok serta penyulingan. Dioksin juga
dapat terbentuk dari sumber alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung
berapi. Dioksin dibentuk pada waktu terjadinya pembakaran senyawa yang berbasis
klorin dengan hidrokarbon. Dioksin sangat jarang terdapat dalam sumber alami,
sebagian besar dioksin berasal dari manusia (antropogenik).
Sejarah mulainya dioksin berakumulasi kedalam lingkungan hidup yaitu
ketika perusahaan Dow Chemical (Midland, Michigan) menemukan suatu cara
membelah molekul garam dapur (NaCl) sehingga pecah menjadi atom natrium dan
atom klorin. Manusia menghasilkan jumlah klorin besar-besaran, klorin bebas tidak
melekat pada senyawa atau atom lain. Klorin bebas merupakan limbah yang tidak
diketahui kegunaannya dan bersifat berbahaya. Kemudian dimanfaatkan menjadi
produk yang berguna dengan cara menempelkan atom-atom klorin pada molekul
petrokimia hidrokarbon. Akibatnya, selama tahun 1930-1940 tercipta berbagai
produk klorinat-hidrokarbon yang mampu meningkatkan perkembangan berbagai
produk jenis pestisida, dan berbagai jenis pelarut serta plastic yang dihasilkan dari
klorin bebas tersebut.
Pada saat klorinat-hidrokarbon tersebut diproses di pabrik atau dibakar
dalam insinerator, terbebaskan produk hasil samping yang sangat tidak
dikehendaki yaitu dioksin, suatu jenis senyawa kimia yang paling beracun yang
pernah dipelajari dan diketahui manusia. (The U.S. Environmental Protection
Agency, US-EPA) menyatakan bahwa pembakaran yang tidak diawasi seperti
pembakaran sampah rumah tangga secara terbuka, merupakan sumber cemaran
dioksin pada lingkungan yang diperkirakan sebesar 57% dari total sumber
pelepasan dioksin. Karena dioksin terjadi secara alami di Iingkungan, maka dioksin
tidak akan pernah hilang sama sekali. Ketika lepas ke udara, dioksin dapat
berpindah tempat dalam jarak jauh melampaui batas-batas negara (long-range
transboundary movement). Oleh karena itu, dioksin dapat ditemukan di banyak
tempat di dunia.
7
menyatakan bahwa telah ditemukan dioksin dalam ikadar tinggi pada bahan
tambahan pangan guar gum yang digunakan sebagai pengental dalam jumlah kecil
pada daging, produk susu olahan, kue, atau produk pangan lain. Sumbernya ternyata
berasal dari guar gum dari lndia yang terkontaminasi dengan pentaklorofenol yaitu
pestisida yang kini telah dilarang.
ke dalam tubuh hewan tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel imun,sehingga menetap
dalam tubuh. Dioksin akan berpindah dari hewan satu kehewan lain melalui rantai
makanan. Manusia sebagai konsumen tertinggi dalam rantai makanan menimbun
semua dioksin yang didapat dari hewan yang menjadi makanannya. Karena
bersifat lipofilik, dioksin diduga terakumulasi dijaringan lemak hewan
Perkembangan industri dan penggunaan bahan organik yang terklorinasi dan
plastik (PVC), herbisida, dan insektisida di suatu negara. Maka dalam tubuh
manusia setempat semakin tinggi kandungan dioksinnya. Senyawa tersebut jika
dibakar, terbentuk dioksin sebagai produk samping. Dioksin yang terbentuk selama
pembakaran, masuk ke udara bersama abu yang beterbangan, kemudian mengendap
pada tanaman. Kebun-kebun tanaman pangan, kemudian dikonsumsi oleh ternak
sapi, babi, dan ayam akhirnya dikonsumsi manusia.
Dioksin bersifat larut dalam lemak dan terakumulasi dalam pangan relatif
tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar ke dalam produk pangan yaitu
daging, susu, produk susu, unggas, daging babi, daging ikan, dan telur. Pada daging
ikan dioksin dapat terakumulasi dalam rantai makanan, sehingga tingkat kadar
dioksinnya mencapai rantai makanan, sehingga tingkat kadar dioksinnya mencapai
100.000 kali dari kadar dioksin yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya. Dioksin
dikenal senyawa hidrofobik, artinya bila dioksin berada di air, akan menghindari
air dan mencari tempat untuk menempel atau masuk ke dalam tubuh ikan.
endokrin, dan reproduksi," tulis WHO seperti dikutip dari situs resminya pada Rabu
(8/7/2015).
Dioksin sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan pada konsentrasi yang kecil
pun bisa mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius, sedangkan dalam jumlah
besar bersifat karsinogenik. Berdasarkan data IARC (International Agency for
Research on Cancer) dioksin termasuk kepada karsinogenik kelas 2B, dimana kelas
2B merupakan karsinogenik yangmemiliki bukti terbatas pada manusiadan kurang
dari bukti yang cukup pada hewan.
EPA pada tahun 1997 telah mengkonfirmasi bahwa dioksin yang paling
berbahaya yaitu 2,3,7,8-TCDD, selanjutnya analisis ulang pada tahun 2003
terhadap resiko kanker dari dioksin menyatakan bahwa dosis aman atau ambang
batas dioksin tidak menyebabkan kanker tidak/belum diketahui, walaupun litelatur
lain menyatakan bahwa resiko kanker yang diakibatkan dari dioksin terjadi pada
level diatas.
Pada tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman konsumsi dioksin,
yaitu 1-4 pikogram /kg berat badan (pikogram = g = part per trilion = ppt). Hasil
penelitian dari Universitas Kiel dan EPA menunjukan bahwa secara normal tubuh
manusia dewasa dapat menerima dioksin 1-10 pg/kg bb/hari tanpa membahayakan
kesehatan. Sedangkan konsentrasi yang aman untuk bayi adalah 0,008 pg/kg
bb/hari. Selain itu beberapa negara juga menerapkan aturan ambang batas toleransi
konsentrasi dioksin yang diijinkan dalam tubuh manusia, antara lain adalah
Amerika 0,006 pg/kg bb/hari, Kanada 10 pg/kg bb/hari, dan Jerman 1 pg/kg
bb/hari.
Dioksin merupakan zat kimia yang berbahaya yang dapat menimbulkan
berbagai permasalahan kesehatan masayarakat. Dampak keracunan dioksin untuk
jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka
kematian sampai 46 % pada beberapa kasus. Sedangkan efek jangka pendek, dapat
menyebabkan lesi kulit seperti chloracne. Chloracne adalah penyakit kulit yang
parah dengan lesi menyerupai acne yang terjadi terutama pada wajah dan tubuh
bagian atas, serta ruam kulit lainnya, perubahan warna kulit, dan kerusakan pada
organ-organ tubuh lain, seperti hati, ginjal dan saluran cerna.
12
jaringan lemak. Akumulasi ini terjadi karena dioxin bersifat hidrofobik yang tidak
akan terurai dalam air dan akan larut dalam lemak. Karena itulah dioxin banyak
ditemukan pada daging, susu, ayam, dan telur. Akumulasi tersebut menjadikan
manusia sebagai pihak yang mengalami akibat terparah karena manusia berada
pada puncak rantai makanan. Sedangkan golongan yang paling rentan terkena
dampak dioxin adalah janin, bayi, orang dengan diet makanan tertentu, dan pekerja
industri.
Jika dioxin menembus plasenta pada kehamilan, meski dalam jumlah kecil,
ini dapat menyebabkan efek terhadap reproduksi atau perkembangan, seperti
keguguran, kemandulan, dan kelainan bawaan saat lahir – deformitas tungkai, efek
neurologis dan perubahan terhadap sistem imun. Anak-anak daripada sejumlah
wanita di Jepang dan Taiwan yang mengonsumsi minyak goreng yang
terkontaminasi dioxin, menunjukkan berbagai jenis kelainan fisik saat lahir dan
kemampuan intelegensia yang rendah saat dites. Anak-anak ini
teracuni dioxin melalui minyak goreng yang terkontaminasi yang dikonsumsi oleh
ibu mereka sebelum lahir. Enam tahun sejak kejadian itu, anak-anak yang lahir
masih juga menunjukkan kelainan – mereka lebih kecil daripada normal (berat
badan lahir lebih rendah 200-250 gram daripada rata-rata), terjadi perubahan warna
pada kulit dan kuku, gigi dan gusi abnormal, dan banyak di antara mereka apatis
dan datar, dengan IQ rendah dan ingatan jangka pendek yang buruk. Mereka juga
menunjukkan tingkat infeksi yang tinggi.
menurunnya tingkat dioxin. Di Vietnam, ada risiko 30% lebih tinggi terjadinya
kematian sebelum usia satu tahun di desa-desa yang dulu disemproti Agent Orange.
7. Penurunan hormon testosteron
Penelitian menyebutkan para pekerja yang terekspos dioksin akan mengalami
penurunan produksi sperma.
8. Endometriosis
senyawa yang banyak digunakan dalam pembuatan cat. Jika dikenai pada cahaya,
terutama sinar ultra violet, maka senyawa tersebut akan bereaksi dengan oksigen di
udara, dan dapat memecahkan materi-materi organik. Peralatan baru tersebut
memanfaatkan sifat Titanium Oksida ini. Alat ini dipasang pada pipa gas buangan
fasilitas pembakar sampah atau incinerator. Bila sampah dibakar, maka dioksin di
dalam gas yang melalui pipa itu akan diurai menjadi karbon dioksida dan air,
dengan mengenai Titanium Oksida dalam alat itu dengan sinar ultra violet.
Dengan menggunakan silika gel (bahan penyerap kelembaban), para
ilmuwan telah berhasil menggunakan Titanium dioksida untuk mengurai dioksin.
Silika gel tersbut yang berdiameter 3 mm dan permukaannya dilapisi oleh Titanium
Oksida digunakan pada alat tersebut. Permukaan silika gel ini memiliki banyak
lubang, sehingga memperbesar luas permukaannya, dan itu akan menarik dioksin
terus menerus dengan daya serap yang besar. Dioksin yang diserap ke dalam silika
gel tersebut kemudian diurai oleh Titanium Oksida yang dikenai pada sinar ultra
violet. Hal yang menguntungkan, silika gel tembus pandang sehingga cahaya dapat
menembusnya dan menyebabkan reaksi kimia di seluruh tempat. Oleh karena itu,
hal ini dapat memecahkan dioksin dengan keandalan tinggi lebih dari 99 persen.
Peralatan yang baru dikembangkan ini sangat mudah untuk dipasangkan
pada fasilitas pembakar sampah/incinerator yang sudah ada. Dan juga teknologi
baru ini ramah lingkungan. Di masa lalu, cara menguraikan dioksin adalah dengan
membakarnya pada suhu yang sangat tinggi sekitar 1000 derajat celcius, namun
dengan teknologi baru ini tidak diperlukan lagi energi sebanyak itu. Alat ini hanya
perlu memaparkan Titanium dioksida pada sinar ultra violet, jadi biaya operasinya
hampir dapat dikatakan sangat rendah.
2. Mengurai Dioksin dengan Enzim
Baru-baru ini, Prof. K. Inoue dkk dari Kyoto University Jepang
mengumumkan sebuah cara baru menguraikan dioksin, yakni dengan
menggunakan enzim hasil penemuannya. Enzim buatan ini diperoleh dengan cara
mengubah struktur gen pada enzim pengurai obat yang dimiliki oleh semua
binatang mamalia. Pada dasarnya binatang mamalia memiliki sekumpulan enzim
yang disebut cytocrom P-450, yang bekerja menguraikan zat kimia di dalam tubuh
sehingga menjadi tidak beracun. Kumpulan enzim ini dapat juga menguraikan jenis
21
dioksin yang tingkat toksisitasnya rendah, namun tidak sanggup menguraikan jenis
dioksin dengan tingkat toksisitas sangat tinggi seperti 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-
p-dioxin (TCDD).
Prof. Inoue dkk membuat enzim buatan pengurai dioksin jenis ini dengan cara
mengambil satu jenis enzim dalam cytocrom P450 dari tikus. Dengan metoda
transgenik, gen dalam enzim ini diubah agar bisa membentuk molekul enzim
dimana bagian yang berfungsi mengikat zat kimia yang ingin diurai menjadi lebih
panjang, kemudian gen ini ditransfer ke ragi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
enzim buatan ini dapat menguraikan 1 molekul 2,3,7,8-TCDD perjam, yang berarti
kecepatan mengurainya 10~100 kali lebih tinggi dari enzim yang ada pada tubuh
manusia.
Penelitian ini masih dalam tahap awal. Namun, menurut Prof. Inoue, jika ini
berhasil akan dapat diaplikasikan secara luas di berbagai bidang seperti
menguraikan dioksin dalam bahan makanan, tanah dan lain sebagainya. Perlu
diketahui, lebih dari 90% dioksin yang masuk kedalam tubuh kita adalah melalui
makanan, baru sisanya melalui pernafasan. Berarti, enzim temuan ini bisa jadi alat
canggih untuk menanganani dioksin yang sudah menjadi momok seluruh dunia.
Indonesia telah mempunyai peraturan pemerintah RI (PP) Bahan beracun dan
berbahaya (B3). Adapun PP yang mengatur tersebut adalah :
1. PP No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan
telah diubah menjadi PP No. 85 tahun 1999.
2. PP No. 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
Menurut PP tersebut yang dimaksud dengan B3 adalah bahan yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan, dan atau membuang
bahan berbahaya dan beracun. Peraturan pemerintah (PP) no. 74 tahun 2001 yang
memuat 43 pasal dan 2 lampiran yaitu daftar B3 yang dipergunakan dan B3 yang
dilarang. Dipergunakan berdasarkan daftar ini, bahan kimia POP’s yang dilarang
adalah aldrin, chlordane, dll
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas yaitu :
1. Dioksin adalah kelompok senyawa kimia yang bersifat racun (toxin). Senyawa
dioksin yang beracun adalah 2,3,7,8 tetraklorodibenzon-p-dioksin atau TCDD.
2. Dioksin merupakan anggota dari hidrokarbon aromatik yang terhalogenasi
(halogenatedaromatic hydrocarbon, HAH) dan merupakan senyawa
aromatic trisiklik.Anggota dari dioksin adalah polychlorinated
dibenzodioxin (PCDD),polychlorinated dibenzofuran (PCDF), dan
polychlorinated biphenyls mirip-dioksin, dengan senyawa yang paling poten
adalah 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD).
3. Dioksin terbentuk dari proses industri kimia yang melibatkan klorin, proses
pembakaran sampah insinerasi, produksi samping industri pembuatan
pestisida, pulp, proses pembakaran kayu, batu bara, bensin, atau minyak,
limbah kota, peleburan logam, gas emisi kendaraan, asap rokok serta
penyulingan.
4. Dioksin dapat dihasilkan dari alam ataupun proses-proses yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Di alam, dioksin dihasilkan dari letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan alami.
5. Paparan jangka pendek manusia terhadap tingkat dioksin yang tinggi bisa
menyebabkan lesi pada kulit seperti chloracne, penggelapan kulit, dan
perubahan fungsi hati. Jangka panjang bisa menurunkan sistem kekebalan
tubuh, saraf, endokrin, dan reproduksi
6. Bila makanan yang mengandung dioksin dimakan manusia akan terakumulasi
dalam tubuh dan berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu diabater mellitus,
gangguan jantung, kanker, dan lain-lain.
7. Pengaruhnya bagi lingkungan yaitu dioksin dalam bentuk padat dan
terakumulasi di tanah dan sedimen akan menyebabkan vegetasi di tanah
tersebut hancur
22
23
3.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan dari penulis yaitu sudah sepatutnya
pemerintah sebagai lembaga eksekusi dapat memberikan peringatan kepada
instansi-instansinya yang berpotensi menimbulkan pencemaran dioksin.
Pemerintah dapat melakukan penelitian dan mencari cara agar Indonesia tidak
terkontaminasi oleh dioksin. Edukasi terhadap masyarakat juga diperlukan agar
masyarakat tergerak untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan
pencemaran dioksin ke dalam lingkungan. Demi mewujudkan Indonesia yang sehat
diperlukan perhatian untuk kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA