Anda di halaman 1dari 28

KANDUNGAN DIOKSIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP

KESEHATAN DAN LINGKUNGAN


MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Penyehatan yang
diampu oleh :
Dr. Dra. Rina Marina Masri, M.P
Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda P, M.T

Oleh
Sinta Sintia
1600522

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah Kandungan Dioksin dan Pengaruhnya terhadap
Kesehatan dan Lingkungan ini dengan baik.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkonstribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi materi maupun segi penyusunan kalimat serta
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah Kandungan Dioksin dan
Pengaruhnya terhadap Kesehatan dan Lingkungan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan........................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 4
2.1 Pengertian Dioksin ......................................................................... 4
2.2 Struktur Fisik dan Kimiawi Dioksin ............................................... 5
2.3 Struktur Molekul Dioksin............................................................... 5
2.4 Sumber dan Proses Industri yang Menghasilkan Dioksin................ 9
2.5 Bahaya Dioksin.............................................................................. 10
2.6 Pengaruh Dioksin Terhadap Kesehatan manusia ............................ 13
2.7 Pengaruh Dioksin Terhadap Lingkungan dan Biodiversitas ............ 18
2.8 Pencegahan Toksisitas Dioksin ...................................................... 18
2.9 Upaya Pengendalian Dioksin ......................................................... 19
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 22
3.2 Saran.............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Model Dioksin ............................................................. 5


Gambar 2.2 Proses Bioakumulasi Dioksin dalam Rantai Makanan ................ 8
Gambar 2.3 Diabetes Mellitus ....................................................................... 14
Gambar 2.4 Penyakit Chloracne .................................................................... 14
Gambar 2.5 Akibat Paparan Dioksin Pada Pembalut Wanita ......................... 15
Gambar 2.6 Anak-anak di Vietnam yang mengalami kelainan akibat
Paparan Dioksin ......................................................................... 16
Gambar 2.7 Endomtetriosis ........................................................................... 17
Gambar 2.8 Cacat Fisik dan Mental .............................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Polusi bukan merupakan hal asing bagi masyarakat Indonesia. Semua dampak
buruk dari polusi juga sudah diketahui oleh masyarakat. Tetapi, beberapa bahan
polutan belum diketahui masyarakat secara luas, sehingga masyarakat tidak
mengetahui aktivitas-aktivitas rumah-tangga pun dapat menghasilkan polutan tak
kasat mata yang dapat mengancam jiwa. Salah satu polutan tersebut adalah dioksin.
Dioksin umumnya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Padahal,
dioksin dapat ditemukan di mana saja, seperti kota besar, industri-industri, bahkan
di lingkungan terpencil sekalipun. Dioksin merupakan polutan lingkungan hasil
pembakaran zat organic dengan bahan klorin organic ataupun klorin anorganik.
Masyarakat Indonesia mungkin belum mengetahui aktivitas-aktivitas yang dapat
memaparkan dioksin ke dalam lingkungan dan ke dalam lingkup kesehatan
manusia.
Dengan demikian masyarakat perlu mengetahui lebih jauh mengenai senyawa
dioksin, sumber dioksin dalam kehidupan, dan bahayanya bagi lingkungan serta
kesehatan, sehingga masyarakat mampu memilih beberapa bahan makanan,
peralatan dan lain sebagainya yang aman dari paparan dioksin.
Berdasarkan urgensi tersebut, Pengetahuan tentang dioksin dan bahayanya
perlu diedukasikan kepada masyarakat. Sebagian besar masyarakat Indonesia
belum mengetahui apa itu dioksin dan seberapa besar bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh dioksin itu sendiri. Aktivitas rumah-tangga seperti pembakaran
sampah, pemakaian pemutih berlebihan, ataupun makan makanan yang sudah
tercemar dioksin akan menimbulkan gangguan pada sistem homeostasis makhluk
hidup, sehingga penulis menulis makalah yang berjudul Kandungan Dioksin dan
Pengaruhnya terhadap Kesehatan dan Lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan dioksin ?

1
2

2. Bagaimana struktur fisik dan kimiawi dioksin ?


3. Bagaimana struktur molekul dioksin ?
4. Apa saja sumber dan proses industri yang menghasilkan dioksin ?
5. Mengapa dioksin berbahaya ?
6. Bagaimana pengaruh dioksin terhadap kesehatan manusia ?
7. Bagaimana pengaruh dioksin terhadap lingkungan dan biodeversitas ?
8. Bagaimana pencegahan toksisitas dioksin ?
9. Bagaimana upaya pengendalian dioksin ?

1.3 Tujuan dan Maksud Penulisan


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya :
1. Dapat memahami dan mengetahui yang dimaksud dengan dioksin.
2. Dapat memahami dan mengetahui struktur fisik dan kimiawi dioksin.
3. Dapat memahami dan mengetahui struktur molekul dioksin.
4. Dapat memahami dan mengetahui sumber dan Proses Industri yang
menghasilkan dioksin.
5. Dapat memahami dan mengetahui alasan mengapa dioksin berbahaya.
6. Dapat memahami dan mengetahui pengaruh dioksin pada kesehatan manusia .
7. Dapat memahami dan mengetahui pengaruh dioksin terhadap Lingkungan dan
biodeversitas.
8. Dapat memahami, mengetahui, dan menerapkan pencegahan toksisitas dioksin.
9. Dapat memahami dan mengetahui upaya pengendalian dioksin.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai salah satu
sumber yang dapat mengedukasikan kepada mahasiswa dan pelajar apa itu dioksin
dan seberapa berbahaya dioksin bagi lingkungan, selain itu diharapkan dapat
mendorong para mahasiswa dan pelajar untuk ikut mempelajari efek-efek dari
dioksin dan mencari cara untuk mengurangi potensi dioksin di Indonesia. Yang
tidak kalah penting yaitu dengan dibuatnya makalah ini, dapat memperkenalkan
kepada masyarakat akan bahaya dioksin dan kegiatan-kegiatan yang dapat
3

menghasilkan dioksin dan memberi tahu masyarakat untuk menghindari kegiatan


yang dapat menghasilkan dioksin.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam penyajiannya sebagai tugas mata kuliah teknik penyehatan, dibahas
dan dijelaskan dengan sistematika penulisan seperti berikut ini :
BAB I. PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
Membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perumusan masalah pada bab
sebelumnya.
BAB III. PENUTUP
Membahas mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dioksin


Dioksin adalah kelompok senyawa kimia yang bersifat racun (toxin).
Senyawa dioksin yang beracun adalah 2,3,7,8 tetraklorodibenzon-p-dioksin atau
TCDD. Tingkat bahaya dioksin dinyatakan dalam Toxicity Equivalent (TEQ).
Dioksin adalah nama umum untuk grup polychlorinated dibenzodioxins (PCDD).
Menurut Isa (2011) dioksin adalah kelompok senyawa yang bersifat racun (toksik)
dan diketahui secara nyata merupakan faktor pemicu kanker. Senyawa dioksin
tersusun oleh atom karbon, hydrogen, oksigen dan klor. Atom chlor pada senyawa
PCDD menghasilkan sampai 75 isomer dengan toksisitas yang sangat bervariasi.
Isomer yang sangat aktif dan mempunyai potensi toksisitas tinggi adalah yang
mempunyai 4 sampai 6 atom chlor, terutama dalam posisi lateral (2,3,7,8) seperti
2,3,7,8-Tetrachlorodibenzo-p-dioxin (2,3,7,8-TCDD) dengan toksisitas akut.
International Agency for Research on Cancer (IARCH), satu bagian dari organisasi
kesehatan PBB-WHO pada tanggal 14 Februari 1997 mengumumkan bahwa dioxin
dengan rumus kimia 2,3,7,8 tetra chlorodibenzo-p-dioxin adalah zat penyebab
kanker (karsinogenik) nomor satu di dunia dan dikenal sebagai zat penyebab
kanker-buatan manusia yang paling berbahaya. Tingkat bahaya dioksin dinyatakan
dalam Toxicity Equivalet (TEQ).
Dioksin terbentuk dari proses industri kimia yang melibatkan klorin. Proses
pembakaran sampah insinerasi, produksi samping industri pembuatan pestisida,
pulp dioksin dibentuk pada waktu terjadinya pembakaran senyawa yang berbasis
klorin dengan hidrokarbon. Dioksin sangat jarang terdapat dalam sumber alami,
sebagian besar dioksin berasal dari manusia (antropogenik).
Dioksin mulai terakumulasi ke dalam lingkungan hidup yaitu ketika
perusahaan Dow Chemical (Midland, Michigan) menemukan suatu cara membelah
molekul garam dapur sehingga pecah menjadi atom-atom natrium dan atom klorin.
Manusia menghasilkan jumlah klorin bebas secara besar-besaran, klorin bebas tidak
melekat pada senyawa atau atom lain. Klorin bebas merupakan limbah yang tidak
diketahui kegunaannya dan bersifat berbahaya. Kemudian yang berguna dengan

4
5

cara menempelkan atom-atom klorin pada molekul petrokimia hidrokarbon.


Akibatnya selama tahun 1930-1940 tercipta berbagai produk klorinat-hidrokarbon
yang mampu meningkatkan perkembangan berbagai produk jenis pestisida dan
berbagai jenis pelarut serta plastik yang dihasilkan dari klorin bebas tersebut.

2.2 Struktur Fisik dan Kimiawi Dioksin


Dioksin merupakan senyawa organic yang terdiri dari dua gugus
benzene yang dihubungkan oleh atom oksigen yang membentuk cincin dan
mempunyai atom klorida berikatan dengan gugus benzenanya (WHO,). Dioksin
merupakan anggota dari hidrokarbon aromatik yang terhalogenasi
(halogenatedaromatic hydrocarbon, HAH) dan merupakan senyawa aromatic
trisiklik.Anggota dari dioksin adalah polychlorinated dibenzodioxin
(PCDD),polychlorinated dibenzofuran (PCDF), dan polychlorinated biphenyls
mirip-dioksin, dengan senyawa yang paling poten adalah 2,3,7,8-
tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD). Ketiga jenis senyawa tersebut mempunyai
kesamaan fungsi danstruktur. Dioksin berbentuk padat pada suhu ruang dan susah
menguap. Senyawa ini berdispersi di dalam atmosfer sebagai aerosol partikulat.
Senyawa ini tidakberbau dan dalam bentuk padatan berupa kristal tak berwarna
yang terakumulasi dalam tanah dan sedimen. Bersifat stabil dan lipofilik, sehingga
dengan mudah terakumulasi pada hewan-hewan yang mempunyai lapisan lemak
pada tubuhnya dan sukar untuk dimusnahkan. Sedikit dioksin saja yang masuk ke
dalam tubuh(part per trillion) sudah dapat menimbulkan efek toksiksitas yang
berbahaya.Menurut WHO, kadar normal dioksin yang dapat ditoleransi oleh tubuh
manusia adalah 10 pg/kg berat tubuh.

2.3 Struktur Molekul Dioksin

Gambar 2.1 Struktur molekul dioksin


Sumber: Jurnal Sains dan Teknologi
6

Dioksin terbentuk dari proses industri kimia yang melibatkan klorin, proses
pembakaran sampah insinerasi, produksi samping industri pembuatan pestisida,
pulp, proses pembakaran kayu, batu bara, bensin, atau minyak, limbah kota,
peleburan logam, gas emisi kendaraan, asap rokok serta penyulingan. Dioksin juga
dapat terbentuk dari sumber alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung
berapi. Dioksin dibentuk pada waktu terjadinya pembakaran senyawa yang berbasis
klorin dengan hidrokarbon. Dioksin sangat jarang terdapat dalam sumber alami,
sebagian besar dioksin berasal dari manusia (antropogenik).
Sejarah mulainya dioksin berakumulasi kedalam lingkungan hidup yaitu
ketika perusahaan Dow Chemical (Midland, Michigan) menemukan suatu cara
membelah molekul garam dapur (NaCl) sehingga pecah menjadi atom natrium dan
atom klorin. Manusia menghasilkan jumlah klorin besar-besaran, klorin bebas tidak
melekat pada senyawa atau atom lain. Klorin bebas merupakan limbah yang tidak
diketahui kegunaannya dan bersifat berbahaya. Kemudian dimanfaatkan menjadi
produk yang berguna dengan cara menempelkan atom-atom klorin pada molekul
petrokimia hidrokarbon. Akibatnya, selama tahun 1930-1940 tercipta berbagai
produk klorinat-hidrokarbon yang mampu meningkatkan perkembangan berbagai
produk jenis pestisida, dan berbagai jenis pelarut serta plastic yang dihasilkan dari
klorin bebas tersebut.
Pada saat klorinat-hidrokarbon tersebut diproses di pabrik atau dibakar
dalam insinerator, terbebaskan produk hasil samping yang sangat tidak
dikehendaki yaitu dioksin, suatu jenis senyawa kimia yang paling beracun yang
pernah dipelajari dan diketahui manusia. (The U.S. Environmental Protection
Agency, US-EPA) menyatakan bahwa pembakaran yang tidak diawasi seperti
pembakaran sampah rumah tangga secara terbuka, merupakan sumber cemaran
dioksin pada lingkungan yang diperkirakan sebesar 57% dari total sumber
pelepasan dioksin. Karena dioksin terjadi secara alami di Iingkungan, maka dioksin
tidak akan pernah hilang sama sekali. Ketika lepas ke udara, dioksin dapat
berpindah tempat dalam jarak jauh melampaui batas-batas negara (long-range
transboundary movement). Oleh karena itu, dioksin dapat ditemukan di banyak
tempat di dunia.
7

Perkembangan industri, penggunaan bahan organik yang terklorinasi,


plastic (PVC), herbisida, dan insektisida yang tinggi di suatu Negara, maka dalam
tubuh manusia setempat semakin tinggi kandungan dioksinnya. Senyawa tersebut
jika dibakar, terbentuk dioksin sebagai produk samping. Dioksin yang terbentuk
selama pembakaran masuk ke udara bersama abu yang beterbangan, kemudian
mengendap pada tanaman, kebun-kebun tanaman pangan yang akan dikonsumsi
oleh ternak seperti sapi, dan ayam akhirnya dikonsumsi manusia
Dioksin bersifat larut dalam lemak, dan terakumulasi dalam pangan relatif
tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar ke dalam produk pangan yaitu
daging, susu, produk susu, ungags, daging ikan, dan telur. Pada daging ikan, dioksin
dapat terakumulasi dalam rantai makanan, sehingga tingkat kadar dioksinnya
mencapai rantai makanan, sehingga kadar dioksinnya mencapai 100.000 kali dari
kadar dioksin yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya. Dioksin dikenal sebagai
senyawa hidrofobik, artinya bila dioksin berada di air dan mencari tempat
menempel atau masuk ke dalam tubuh ikan.
Ketika dioksin lepas ke air, dioksin akan menetap dalam sedimen dan
kemudian senyawa tersebut ditransportasikan lebih jauh, atau termakan oleh ikan
dan hewan perairan lainnya. Selanjutnya, senyawa dioksin akan mengalami
bioakumulasi dan biomagnifikasi melalui rantai pangan, dimana biota pada tingkat
trofi yang lebih tinggi mengakumulasi konsentrasi dioksin yang lebih besar.
Dioksin dengan konsentrasi dari sumber polusi sebesar 0,01 ppt akan diserap oleh
plankton, kemudian dimakan oleh konsumer plankton seperti ikan dan selanjutnya
dimakan oleh ikan yang lebih besar, dan pada akhirnya dioksin pada tingkat
predator puncak seperti burung elang memiliki konsentrasi ribuan kali lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi awal.
8

Gambar 2.2 Proses Bioakumulasi Dioksin dalam Rantai Makanan


Sumber : Direktorat pengawasan produk dan bahan berbahaya
Selain di lingkungan, dioksin dalam jumlah yang sangat kecil juga terdapat
pada sejumlah bahan seperti produk yang diproduksi menggunakan plastik, resin,
pemutih; bahan tampon/pembalut; bahan kemasan pangan; dan rokok. Penggunaan
bahan tersebut menunjukkan bahwa manusia dapat terpapar dioksin (dalam dosis
harian) meski dalam jumlah yang sangat kecil, namun hal ini masih menjadi
perdebatan apakah paparan dalam jumlah tersebut memiliki efek klinik atau tidak.
Dari hasil evaluasi EPA (1994), telah dikonfirmasikan bahwa dioksin
merupakan senyawa organik yang paling beracun yang manusia pernah ketahui,
pengaruhnya sangat negatif terhadap risiko kesehatan, bahkan dengan dosis yang
sangat kecil yaitu 10-15 ppt (part per trillion), yang terakumulasi selama hidup.
Berdasarkan hal tersebut, EPA menetapkan ambang batas dioksin yang diizinkan
dalam tubuh manusia adalah sekitar 0,006 pikogram (seper juta-juta gram) per
kilogram berat badan, atau sekitar 0,40 pikogram untuk seorang dewasa. Sedangkan
dosis yang dapat dipakai acuan adalah ADI (Acceptable Daily Intake) dari WHO
yaitu 1-10 pg/kg/hari.Berdasarkan hasil kajian Europeon Commission dan US-
EPA, lebih dari 90% paparan senyawa dioksin berasal dari makanan terutama
lemak hewan.
Beberapa kasus pencemaran oleh dioksin dalam pangan antara lain krisis
dioksin di Belgia pada Mei 1999 ketika sejumlah dioksin masuk ke dalam rantai
pangan melalui pakan ternak, akibatnya 7.000.000 ekor ayam dan 60.000 ekor babi
harus dimusnahkan. Pada tahun 2004 di Belanda terdapat kasus meningkatnya
kadar dioksin dalam susu, yang ternyata berasal dari tanah liat yang digunakan
dalam proses produksi pakan ternak. Pada Juli 2007, European Commission
9

menyatakan bahwa telah ditemukan dioksin dalam ikadar tinggi pada bahan
tambahan pangan guar gum yang digunakan sebagai pengental dalam jumlah kecil
pada daging, produk susu olahan, kue, atau produk pangan lain. Sumbernya ternyata
berasal dari guar gum dari lndia yang terkontaminasi dengan pentaklorofenol yaitu
pestisida yang kini telah dilarang.

2.4 Sumber dan Proses Industri yang Menghasilkan Dioksin


Dioksin dapat dihasilkan dari alam ataupun proses-proses yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Di alam, dioksin dihasilkan dari letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan alami. TCDD terbentuk dari hasil proses pabrik
yang menggunakan fenol terklorinasi atau saat pembakaran material terklorinasi.
Dioksin juga dihasilkan oleh produk produk dari berbagai macam proses industri
termasuk peleburan; pemutihan dengan klorin (chlorine bleaching) pada
pabrik pulp dan kertas; dan produksi herbisida dan pestisida.Yang paling buruk
adalah pembakar sampah (waste incinerator) yang tidak terkontrol, berhubungan
dengan pembakaran tak sempurna.
Pada pabrik pulp dan kertas, teknik yang paling sering digunakan untuk
memutihkan pulp dan kertas adalah teknik chlorine bleaching. Hasil dari proses ini
menyumbangkan klorin yang menjadi bahan baku pembentukan dioksin. Dan setiap
tahun, kertas yang dihasilkan oleh pabrik tersebut mencapai jutaan
ton,mengindikasikan banyaknya proses pemutihan yang terjadi dan
banyaknya terbentuk dioksin. Pada produksi herbisida terbentuk juga beberapa
jenis dioksin seperti asam 2,4,5-triklorofenoasetat, dan Agent Orange (campuran
dari asam 2,4-diklorofenoasetat dan asam 2,4,5-triklorofenoasetat) yang
digunakan oleh militer AS untuk melawan tentara VietKong pada perang Vietnam
antara tahun1962-1971. Pestisida ini bersifat umum dan banyak dipakai para petani
sebagai pembasmi hama yang merugikan.Pada pembakaran sampah yang tak
terkontrol, dioksin dapat terbentuk jika pembakaran tidak mencapai suhu 850°C.
Beberapa rumah sakit dianggap sebagai penyumbang dioksin terbesar karena tidak
mempunyai insinerator yang memadai. Banyak limbah rumah sakit merupakan
senyawa organic dan jika dibakar bersama klorin maka dapat terbentuk dioksin.
Pencemaran tak langsung dapat terjadi pada mahkluk hidup. Dioksin yang masuk
10

ke dalam tubuh hewan tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel imun,sehingga menetap
dalam tubuh. Dioksin akan berpindah dari hewan satu kehewan lain melalui rantai
makanan. Manusia sebagai konsumen tertinggi dalam rantai makanan menimbun
semua dioksin yang didapat dari hewan yang menjadi makanannya. Karena
bersifat lipofilik, dioksin diduga terakumulasi dijaringan lemak hewan
Perkembangan industri dan penggunaan bahan organik yang terklorinasi dan
plastik (PVC), herbisida, dan insektisida di suatu negara. Maka dalam tubuh
manusia setempat semakin tinggi kandungan dioksinnya. Senyawa tersebut jika
dibakar, terbentuk dioksin sebagai produk samping. Dioksin yang terbentuk selama
pembakaran, masuk ke udara bersama abu yang beterbangan, kemudian mengendap
pada tanaman. Kebun-kebun tanaman pangan, kemudian dikonsumsi oleh ternak
sapi, babi, dan ayam akhirnya dikonsumsi manusia.
Dioksin bersifat larut dalam lemak dan terakumulasi dalam pangan relatif
tinggi kadar lemaknya. Kandungan dioksin tersebar ke dalam produk pangan yaitu
daging, susu, produk susu, unggas, daging babi, daging ikan, dan telur. Pada daging
ikan dioksin dapat terakumulasi dalam rantai makanan, sehingga tingkat kadar
dioksinnya mencapai rantai makanan, sehingga tingkat kadar dioksinnya mencapai
100.000 kali dari kadar dioksin yang terdapat dalam lingkungan sekitarnya. Dioksin
dikenal senyawa hidrofobik, artinya bila dioksin berada di air, akan menghindari
air dan mencari tempat untuk menempel atau masuk ke dalam tubuh ikan.

2.5 Bahaya Dioksin


Dalam detik.com World Health Organization (WHO) dalam situs resminya
menjelaskan bahwa dioksin memiliki potensi racun. Eksperimen dilaporkan
menunjukkan dioksin bisa memengaruhi beberapa organ dan sistem tubuh.
Ketika dioksin memasuki tubuh, ia bisa tersimpan lama karena mudah
terserap oleh lemak yang menjadi cadangan energi. Diperkirakan setidaknya tubuh
bisa terus terkontaminasi hingga 7-11 tahun.
"Paparan jangka pendek manusia terhadap tingkat dioksin yang tinggi bisa
menyebabkan lesi pada kulit seperti chloracne, penggelapan kulit, dan perubahan
fungsi hati. Jangka panjang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh, saraf,
11

endokrin, dan reproduksi," tulis WHO seperti dikutip dari situs resminya pada Rabu
(8/7/2015).
Dioksin sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan pada konsentrasi yang kecil
pun bisa mengakibatkan gangguan kesehatan yang serius, sedangkan dalam jumlah
besar bersifat karsinogenik. Berdasarkan data IARC (International Agency for
Research on Cancer) dioksin termasuk kepada karsinogenik kelas 2B, dimana kelas
2B merupakan karsinogenik yangmemiliki bukti terbatas pada manusiadan kurang
dari bukti yang cukup pada hewan.
EPA pada tahun 1997 telah mengkonfirmasi bahwa dioksin yang paling
berbahaya yaitu 2,3,7,8-TCDD, selanjutnya analisis ulang pada tahun 2003
terhadap resiko kanker dari dioksin menyatakan bahwa dosis aman atau ambang
batas dioksin tidak menyebabkan kanker tidak/belum diketahui, walaupun litelatur
lain menyatakan bahwa resiko kanker yang diakibatkan dari dioksin terjadi pada
level diatas.
Pada tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman konsumsi dioksin,
yaitu 1-4 pikogram /kg berat badan (pikogram = g = part per trilion = ppt). Hasil
penelitian dari Universitas Kiel dan EPA menunjukan bahwa secara normal tubuh
manusia dewasa dapat menerima dioksin 1-10 pg/kg bb/hari tanpa membahayakan
kesehatan. Sedangkan konsentrasi yang aman untuk bayi adalah 0,008 pg/kg
bb/hari. Selain itu beberapa negara juga menerapkan aturan ambang batas toleransi
konsentrasi dioksin yang diijinkan dalam tubuh manusia, antara lain adalah
Amerika 0,006 pg/kg bb/hari, Kanada 10 pg/kg bb/hari, dan Jerman 1 pg/kg
bb/hari.
Dioksin merupakan zat kimia yang berbahaya yang dapat menimbulkan
berbagai permasalahan kesehatan masayarakat. Dampak keracunan dioksin untuk
jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka
kematian sampai 46 % pada beberapa kasus. Sedangkan efek jangka pendek, dapat
menyebabkan lesi kulit seperti chloracne. Chloracne adalah penyakit kulit yang
parah dengan lesi menyerupai acne yang terjadi terutama pada wajah dan tubuh
bagian atas, serta ruam kulit lainnya, perubahan warna kulit, dan kerusakan pada
organ-organ tubuh lain, seperti hati, ginjal dan saluran cerna.
12

Selain itu pada konsentrasi berkisar antara 1 mikrogram sampai beberapa


mikrogram saja, dioksin dapat menyebabkan kematian pada hewan. Berikut
beberapa bahaya lain dari dioksi, diantaranya:
1. Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu
dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan
mekanisme genetis dari sel.
2. Menyebabkan timbulnya penyakit genetis dan dapat mempengaruhi
pertumbuhan anak.
3. Menurunkan daya tahan tubuh, karena secara langsung dioksin mampu
menurunkan sel B dan secara tidak langsung menurunkan jumlah sel T yang
berperan dalam sistem Imun.
4. Mengacaukan sistem saraf
5. Keguguran kandungan
6. Mengakibatkan cacat kelahiran (birth deformity), seperti gangguan intelektual.
7. Mengganggu fungsi reproduksi, dimana berakibat pada jumlah sperma laki-laki
menurun dan endometriosis pada perempuan meningkat.
8. Mengganggu metabolisme glukosa yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
9. Menyebabkan penyakit jantung iskemik.
Dalam sejarah, kasus dioxin yang paling terkenal adalah Agent Orange yang
terjadi di Vietnam saat Vietnam perang dengan Amerika Serikat. Saat ini, setelah 4
dekade dampak dioxin masih dapat kita temukan. Banyak anak yang mengalami
permasalahan tumbuh kembang. Misalnya pada gigi dan rambut. Agent Orange di
Vietnam ini telah membunuh jutaan orang karena dioxin telah bercampur dengan
tanah, mengendap di sungai-sungai sehingga tanaman dan air serta ikan yang
mereka makan telah tercemar bahan kimia tersebut. Permasalahan yang terjadi di
Vietnam akibat dari dioxin yang terkandung dalam Agent Orange adalah kelainan
lahir bawaan pada bayi yang orang tuanya dulunya merupakan veteran Vietnam
adalah kelainan pada otak, jantung, organ kelamin, dan saluran kencing, serta bibir
sumbing (cleft palate), club foot, spina bifida, kanker kongenital, dan sindroma
Down’s.
Sebenarnya dioxin yang berada di lingkungan dalam konsentrasi yang kecil
namun terjadi bioakmulasi dan akan terakumulasi dalam rantai makanan terutama
13

jaringan lemak. Akumulasi ini terjadi karena dioxin bersifat hidrofobik yang tidak
akan terurai dalam air dan akan larut dalam lemak. Karena itulah dioxin banyak
ditemukan pada daging, susu, ayam, dan telur. Akumulasi tersebut menjadikan
manusia sebagai pihak yang mengalami akibat terparah karena manusia berada
pada puncak rantai makanan. Sedangkan golongan yang paling rentan terkena
dampak dioxin adalah janin, bayi, orang dengan diet makanan tertentu, dan pekerja
industri.

2.6 Pengaruh Dioksin Terhadap Kesehatan Manusia


Pada kesehatan manusia, dioksin akan menurunkan imunitas karena dioksin
akan berikatan dengan aryl hydrocarbon receptor (AHR) yang berada dalam sitosol
timus. Pengikatan ini menginduksi perubahan konformasi pada AHR,
memungkinkan kompleks ligan-reseptor untuk bertranslokasi ke dalam nucleus dan
berubah menjadi DNA-binding protein. Perubahan ini melibatkan dimerisasi dari
kompleks ligan-reseptor yaitu aryl hydrocarbon receptor nuclear translocator
(ARNT). Kompleks Ligan-ARH/ ARNT berperan sebagai faktor transkripsi dengan
berikatan dengan DNA di dioxin-responsive element (DRE) pada promoter dan
daerah enchancer gen sensitif seperti sitokrom P-4501A1, ALDH-3, glutation S-
transferase, dan menadion oxidoreduktase.
Pada dioksin tidak ada dosis ambang batas, konsentrasi terendah mampu
menyebabkan kerusakan karena tubuh manusia tidak memiliki mekanisme untuk
menanggulanginya. Di alam dioksin tidak mudah rusak. Bila dioksin terpapar pada
pakan ternak dan dimakan ternak akan terakumulasi dalam sel-sel lemak ternak,
berada di daging dan susu. Bila makanan yang mengandung dioksin tersebut
dimakan manusia akan terakumulasi dalam tubuh dan berbahaya bagi kesehatan
manusia yaitu :
1. Diabetes melitus
Dioksin dapat mempengaruhi transport gula, sehingga meningkatkan glukosa
serum pada manusia. Akibatnya melemahnya toleransi glukosa sehingga beresiko
timbulnya diabetes. Hal ini dibuktikan oleh Steenland (2001), dimana seseorang
dengan kadar dioksin diatas 15 ppt (part per trilion) mempunyai plasma insulin
yang tinggi dibandingkan dengan seseorang yang kadar dioksinnya dibawah 15 ppt.
14

Gambar 2.3 Diabetes Mellitus


2. Gangguan jantung
Dioksin dapat merubah fungsi morfologi jantung. Pengaruh dioksin
mencakup gangguan fungsional, gangguan preatherosklerosis di aorta, degenerasi
myocardial. Selain itu, dioksin menyebabkan meningkatnya serum trigliserida dan
kolesterol yang dikenal sebagai faktor pemicu penyakit jantung
3. Chloracne

Gambar 2.4 Penyakit Chloracne


15

Chloracne adalah penyakit yang ditimbulkan karena tereksposnya seseorang


oleh klorofenol. Ciri-ciri chloracne adalah timbulnya letusan kulit, bisul seperti
jerawat pada remaja dan menyebabkan rasa sakit di sekujur tubuh.
4. Kanker
Badan penelitian kanker internasional telah menetapkan bahwa dioksin dapat
menyebabkan kanker pada manusia dan hewan. Para pekerja industri kimia yang
banyak terekspos dioksin memiliki resiko kanker sampai lima kali lipat
dibandingakan para pekerja lain yang sedikit terekspos. Sebuah penelitian
menemukan kasus peningkatan kematian 5-9 tahun setelah peristiwa meledaknya
pabrik kimia di Saveso Italia yang disebabkan oleh beberapa jenis kanker terutama
pada perut, liver, paru-paru, melanoma, rectum, dan saluran kencing.
Masalah kesehatan terbesar adalah bahwa dioxin dapat menyebabkan kanker
pada orang dewasa. Pekerja yang terpapar dioxin dalam jumlah besar di tempat
kerja mereka selama bertahun-tahun, memiliki risiko yang jauh meningkat untuk
mengalami kanker. Namun, masalahnya dengan kanker yang disebabkan
oleh dioxin, perlu 20 tahun atau lebih sampai kanker itu muncul.
5. Aberasi gigi
Penelitian menyebutkan dioksin dapat merusak email gigi dan mempengaruhi
pertumbuhan gigi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini terlihat
pada anak-anak yang konsentrasi dioksin nya 26.000ng/kg serum lipid mengalami
kerusakan email gigi.
6. Keguguran, kemandulan, dan kelainan bawaan saat lahir

Gambar 2.5 Akibat Paparan Dioksin Pada Pembalut Wanita


16

Jika dioxin menembus plasenta pada kehamilan, meski dalam jumlah kecil,
ini dapat menyebabkan efek terhadap reproduksi atau perkembangan, seperti
keguguran, kemandulan, dan kelainan bawaan saat lahir – deformitas tungkai, efek
neurologis dan perubahan terhadap sistem imun. Anak-anak daripada sejumlah
wanita di Jepang dan Taiwan yang mengonsumsi minyak goreng yang
terkontaminasi dioxin, menunjukkan berbagai jenis kelainan fisik saat lahir dan
kemampuan intelegensia yang rendah saat dites. Anak-anak ini
teracuni dioxin melalui minyak goreng yang terkontaminasi yang dikonsumsi oleh
ibu mereka sebelum lahir. Enam tahun sejak kejadian itu, anak-anak yang lahir
masih juga menunjukkan kelainan – mereka lebih kecil daripada normal (berat
badan lahir lebih rendah 200-250 gram daripada rata-rata), terjadi perubahan warna
pada kulit dan kuku, gigi dan gusi abnormal, dan banyak di antara mereka apatis
dan datar, dengan IQ rendah dan ingatan jangka pendek yang buruk. Mereka juga
menunjukkan tingkat infeksi yang tinggi.

Gambar 2.6 Anak-anak di Vietnam yang mengalami kelainan akibat paparan


orang tua mereka terhadap dioxin konsentrasi tinggi dari Agent Orange
Sumber : Dari Uruknet.com, artikel dapat diakses di Agent Orange Continues to
Poison Vietnam
Masalah dapat juga terjadi melalui ayah mereka, akibat perubahan pada sperma dan
jumlah hitung sperma yang rendah. Kelainan lahir bawaan pada anak-anak dari
veteran Vietnam yang terpapar Agent Orange, suatu dioxin, antara lain kelainan
pada otak, jantung, organ kelamin, dan saluran kencing, serta bibir sumbing (cleft
palate), club foot, spina bifida, kanker kongenital, dan sindroma Down’s.
Menurunnya angka kematian bayi sejak tahun 1966-1970, terjadi seiring dengan
17

menurunnya tingkat dioxin. Di Vietnam, ada risiko 30% lebih tinggi terjadinya
kematian sebelum usia satu tahun di desa-desa yang dulu disemproti Agent Orange.
7. Penurunan hormon testosteron
Penelitian menyebutkan para pekerja yang terekspos dioksin akan mengalami
penurunan produksi sperma.
8. Endometriosis

Gambar 2.7 Endomtetriosis


Dioksin dapat berpengaruh buruk terhadap sistem imun yang bertentangan
dengan produksi hormon sitokin dan mengubah cairan peritonial yang mendorong
angiogenesis. Selain itu perubahan pada sel atau predisposisi genetik bisa
mempengaruhi indivisdu untuk memodulasi imunologi, hal ini menyebabkan
infiltrasi dan adhesi pada sel-sel endometrial dalam selaput rongga perut bagian
dalam. Kedua faktor ini bersinergi untuk mempengaruhi pertumbuhan dan
memperburuk endometriosis.
9. Penurunan sistem imun
Ada hubungan positif antara paparan dioksin dan penurunan konsentrasi sel
darah putih, lifosit, konsentrasi IgG dan IgM yang dapat mengakibatkan penurunan
sistem pertahanan tubuh.
10. Cacat Fisik dan Gangguan Mental

Gambar 2.8 Cacat Fisik dan Mental


18

2.7 Pengaruh Dioksin terhadap Lingkungan dan Biodeversitas


Dioksin dalam bentuk padat dan terakumulasi di tanah dan sedimen akan
menyebabkan vegetasi di tanah tersebut hancur. Sedikit konsentrasi dari dioksin
sudah dapat mengacaukan sistem kehidupan. Di dalam air dioksin membentuk
sedimen dan masuk kembali ke perairan ketika sedimen diganggu. Dioksin dalam
bentuk aerosol dapat pula terhirup oleh mahkluk hidup yang berada di sekitarnya.
Saat mencapai darat, dioksin juga dapat masuk ke dalam tubuh hewan ternak yang
memakan tumbuhan yang terpapar oleh dioksin tersebut.
Beberapa penelitian telah dilakukan para ahli untuk mengetahui efek dari
pencemaran dioksin. Pada penelitian dengan sampel lemak susu dari Vietnam
selatan tahun 1970 menyatakan tingginya kadar dioksin pada sampel tersebut,
berkaitan dengan pemaparan Agent Orange saat Perang Vietnam. Pada tahun 2001,
penelitian di Amerika Serikat menyatakan pada ikan segar dan daging olahan
terdapat kadar dioksin yang cukup tinggi. Pada tahun 2005, saat terjadi pencemaran
dioksin pada rice oil di Cina, kadar dioksin pada manusia cukup tinggi.
Kasus terpaparnya dioksin sudah banyak sekali. Menurut Wikipedia, sudah
terjadi 18 kasus besar tetang pencemaran dioksin di duniadari tahun 1949-2011.
Pada tahun 2004, politisi Ukraina Viktor Yuschenko terpapar dioksin dengan dosis
tinggi, menurut laporan dokter yang memeriksanya. Insiden keracunan dioksin
dosis tinggi ini menyebabkan ia menderita chloracne.

2.8 Pencegahan Toksisitas Dioksin


Upaya pencegahan toksisitas dioksis, diantaranya :
1. Memisahkan sampah-sampah organik yang mudah terdegradasi oleh
mikroorganisme dengan sampah yang susah terdegradasi seperti plastik.
Sampah-sampah plastik yang susah terdegradasi harus dikumpulkan dan jangan
dibakar begitu saja karena berpotensi untuk menghasilkan dioksin.
2. Melakukan pembakaran sampah berkisar antara 800 – 1100 °C, sebab dengan
incinerator yang mampu membakar sampah hingga temperatur 10000C tidak
akan menghasilkan dioksin. Terjadinya dioksin dalam pembakaran sampah,
dapat dikendalikan dengan penguraian suhu tinggi tiroksin melalui pembakaran
sempurna yang stabil. Untuk itu, penting untuk mempertahankan suhu tinggi gas
19

pembakaran dalam tungku pembakaran, menjaga waktu keberadaan yang cukup


bagi gas pembakaran, serta pengadukan campuran antara gas yang belum
terbakar dan udara dalam gas pembakaran. Mengingat upaya ini untuk skala
besar maka upaya perlu didukung serta dilakukan oleh pemerintah, khusunya
pemerintah daerah yang daerahnya menghasilkan banyak volume sampah.
3. Pencegahan pembentukan senyawa de novo yang juga merupakan penyebab
munculnya dioksin, pendinginan mendadak serta pengkondisian suhu rendah gas
pembakaran akan efektif.
4. Terhadap debu terbang yang dikumpulkan dengan penghisap debu yang banyak
mengandung dioksin, ada teknologi pemrosesan reduksi khlorinat dengan panas.
Untuk udara atmosfir yang dikembalikan, karena menggunakan reaksi reduksi
khlorinat dengan menukar khlor yang terkandung dalam dioksin dengan
hidrogen, dengan terus memanaskan debu terbang pada suhu diatas 8000C
dioksin dalam debu dari jumlah totalnya akan terurai. Ini digunakan sebagai
teknologi yang dapat menguraikan dioksin dengan energi input lebih sedikit
dibandingkan dengan peleburan.
5. Bersikap ekstra hati-hati dalam mengkonsumsi makanan, dan yang lebih baik
tentunya kita kembali kepada makanan-makanan yang sifatnya alami, yakni
makanan yang kita olah dan produk sendiri baik itu tumbuh-tumbuhan, biji-
bijian, makanan pokok, maupun daging dan ikan.

2.9 Upaya Pengendalian Dioksin


Dioksin bukan zat yang mudah terurai di alam. Sebagai akibatnya, dioksin
terdapat di tanah, air, dan permukaan tumbuhan. Agar toksisitas dioksin tidak
meningkat di alam, maka diperlukan suatu upaya. Berikut upaya pengendalian
dioksin, diantaranya:
1. Menggunakan Titanium dan Ultraviolet
Kini, sebuah teknologi baru telah dikembangkan untuk memecahkan
dioksin yang menyusahkan ini, yakni dengan memaparinya dengan cahaya dan
mengubahnya menjadi sesuatu yang tidak berbahaya. Alat yang baru
dikembangkan ini adalah sebuah alat untuk menghilangkan dioksin yang
menggunakan suatu zat yang disebut Titanium dioksida. Titanium Oksida adalah
20

senyawa yang banyak digunakan dalam pembuatan cat. Jika dikenai pada cahaya,
terutama sinar ultra violet, maka senyawa tersebut akan bereaksi dengan oksigen di
udara, dan dapat memecahkan materi-materi organik. Peralatan baru tersebut
memanfaatkan sifat Titanium Oksida ini. Alat ini dipasang pada pipa gas buangan
fasilitas pembakar sampah atau incinerator. Bila sampah dibakar, maka dioksin di
dalam gas yang melalui pipa itu akan diurai menjadi karbon dioksida dan air,
dengan mengenai Titanium Oksida dalam alat itu dengan sinar ultra violet.
Dengan menggunakan silika gel (bahan penyerap kelembaban), para
ilmuwan telah berhasil menggunakan Titanium dioksida untuk mengurai dioksin.
Silika gel tersbut yang berdiameter 3 mm dan permukaannya dilapisi oleh Titanium
Oksida digunakan pada alat tersebut. Permukaan silika gel ini memiliki banyak
lubang, sehingga memperbesar luas permukaannya, dan itu akan menarik dioksin
terus menerus dengan daya serap yang besar. Dioksin yang diserap ke dalam silika
gel tersebut kemudian diurai oleh Titanium Oksida yang dikenai pada sinar ultra
violet. Hal yang menguntungkan, silika gel tembus pandang sehingga cahaya dapat
menembusnya dan menyebabkan reaksi kimia di seluruh tempat. Oleh karena itu,
hal ini dapat memecahkan dioksin dengan keandalan tinggi lebih dari 99 persen.
Peralatan yang baru dikembangkan ini sangat mudah untuk dipasangkan
pada fasilitas pembakar sampah/incinerator yang sudah ada. Dan juga teknologi
baru ini ramah lingkungan. Di masa lalu, cara menguraikan dioksin adalah dengan
membakarnya pada suhu yang sangat tinggi sekitar 1000 derajat celcius, namun
dengan teknologi baru ini tidak diperlukan lagi energi sebanyak itu. Alat ini hanya
perlu memaparkan Titanium dioksida pada sinar ultra violet, jadi biaya operasinya
hampir dapat dikatakan sangat rendah.
2. Mengurai Dioksin dengan Enzim
Baru-baru ini, Prof. K. Inoue dkk dari Kyoto University Jepang
mengumumkan sebuah cara baru menguraikan dioksin, yakni dengan
menggunakan enzim hasil penemuannya. Enzim buatan ini diperoleh dengan cara
mengubah struktur gen pada enzim pengurai obat yang dimiliki oleh semua
binatang mamalia. Pada dasarnya binatang mamalia memiliki sekumpulan enzim
yang disebut cytocrom P-450, yang bekerja menguraikan zat kimia di dalam tubuh
sehingga menjadi tidak beracun. Kumpulan enzim ini dapat juga menguraikan jenis
21

dioksin yang tingkat toksisitasnya rendah, namun tidak sanggup menguraikan jenis
dioksin dengan tingkat toksisitas sangat tinggi seperti 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-
p-dioxin (TCDD).
Prof. Inoue dkk membuat enzim buatan pengurai dioksin jenis ini dengan cara
mengambil satu jenis enzim dalam cytocrom P450 dari tikus. Dengan metoda
transgenik, gen dalam enzim ini diubah agar bisa membentuk molekul enzim
dimana bagian yang berfungsi mengikat zat kimia yang ingin diurai menjadi lebih
panjang, kemudian gen ini ditransfer ke ragi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
enzim buatan ini dapat menguraikan 1 molekul 2,3,7,8-TCDD perjam, yang berarti
kecepatan mengurainya 10~100 kali lebih tinggi dari enzim yang ada pada tubuh
manusia.
Penelitian ini masih dalam tahap awal. Namun, menurut Prof. Inoue, jika ini
berhasil akan dapat diaplikasikan secara luas di berbagai bidang seperti
menguraikan dioksin dalam bahan makanan, tanah dan lain sebagainya. Perlu
diketahui, lebih dari 90% dioksin yang masuk kedalam tubuh kita adalah melalui
makanan, baru sisanya melalui pernafasan. Berarti, enzim temuan ini bisa jadi alat
canggih untuk menanganani dioksin yang sudah menjadi momok seluruh dunia.
Indonesia telah mempunyai peraturan pemerintah RI (PP) Bahan beracun dan
berbahaya (B3). Adapun PP yang mengatur tersebut adalah :
1. PP No. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan
telah diubah menjadi PP No. 85 tahun 1999.
2. PP No. 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun.
Menurut PP tersebut yang dimaksud dengan B3 adalah bahan yang karena
sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan, dan atau membuang
bahan berbahaya dan beracun. Peraturan pemerintah (PP) no. 74 tahun 2001 yang
memuat 43 pasal dan 2 lampiran yaitu daftar B3 yang dipergunakan dan B3 yang
dilarang. Dipergunakan berdasarkan daftar ini, bahan kimia POP’s yang dilarang
adalah aldrin, chlordane, dll
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas yaitu :
1. Dioksin adalah kelompok senyawa kimia yang bersifat racun (toxin). Senyawa
dioksin yang beracun adalah 2,3,7,8 tetraklorodibenzon-p-dioksin atau TCDD.
2. Dioksin merupakan anggota dari hidrokarbon aromatik yang terhalogenasi
(halogenatedaromatic hydrocarbon, HAH) dan merupakan senyawa
aromatic trisiklik.Anggota dari dioksin adalah polychlorinated
dibenzodioxin (PCDD),polychlorinated dibenzofuran (PCDF), dan
polychlorinated biphenyls mirip-dioksin, dengan senyawa yang paling poten
adalah 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD).
3. Dioksin terbentuk dari proses industri kimia yang melibatkan klorin, proses
pembakaran sampah insinerasi, produksi samping industri pembuatan
pestisida, pulp, proses pembakaran kayu, batu bara, bensin, atau minyak,
limbah kota, peleburan logam, gas emisi kendaraan, asap rokok serta
penyulingan.
4. Dioksin dapat dihasilkan dari alam ataupun proses-proses yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Di alam, dioksin dihasilkan dari letusan
gunung berapi dan kebakaran hutan alami.
5. Paparan jangka pendek manusia terhadap tingkat dioksin yang tinggi bisa
menyebabkan lesi pada kulit seperti chloracne, penggelapan kulit, dan
perubahan fungsi hati. Jangka panjang bisa menurunkan sistem kekebalan
tubuh, saraf, endokrin, dan reproduksi
6. Bila makanan yang mengandung dioksin dimakan manusia akan terakumulasi
dalam tubuh dan berbahaya bagi kesehatan manusia yaitu diabater mellitus,
gangguan jantung, kanker, dan lain-lain.
7. Pengaruhnya bagi lingkungan yaitu dioksin dalam bentuk padat dan
terakumulasi di tanah dan sedimen akan menyebabkan vegetasi di tanah
tersebut hancur

22
23

8. Salah satu pencegahan terpaparnya dioksin yaitu bersikap ekstra hati-hati


dalam mengkonsumsi makanan, melakukan pembakaran sampah dengan
incenerator, dan lainnya.
9. Upaya pengendalian dioksin dapat melalui cara menggunakan Titanium dan
lltraviolet, dan mengurai dioksin dengan enzim. Pengendalian dioksin sebagai
bahan berbahaya dan beracun diatur dalam PP No. 85 tahun 1999. PP No. 74
tahun 2001

3.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan dari penulis yaitu sudah sepatutnya
pemerintah sebagai lembaga eksekusi dapat memberikan peringatan kepada
instansi-instansinya yang berpotensi menimbulkan pencemaran dioksin.
Pemerintah dapat melakukan penelitian dan mencari cara agar Indonesia tidak
terkontaminasi oleh dioksin. Edukasi terhadap masyarakat juga diperlukan agar
masyarakat tergerak untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan
pencemaran dioksin ke dalam lingkungan. Demi mewujudkan Indonesia yang sehat
diperlukan perhatian untuk kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ansyori, Isa. (2011). Bahaya Dioksin. Beranda Pusarpedal Volume 3. Pusarpedal :


Tangerang.
Detik.com. Efek Dioksin Pada Manusia [online] diakses dari :
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2963951/jika-masuk
dalam-tubuh-ini-efek-dioksin-pada-manusia
Santoso, Andy. (2012). Dalam Karya Tulis Pengaruh Dioksin Terhadap
Lingkungan dan Organisme di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai