Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan
sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah “Dampak Polusi Udara, Air, Tanah Terhadap Kesehatan Manusia.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
para pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................... i
ii
BAB I
PRNDAHULUAN
1
lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi
ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi
ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara pengolaan limbah padat dan cara
penanganan limbah padat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)
Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang
ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan,
penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-
alat pengolahan air limbah , seperti pasir , kayu , sampah , plastik dan lain-lain.
4
Jumlah limbah
• Sedikit : mudah ditangani sendiri.
• Banyak : membutuhkan penanganan khusus.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari : ukuran yang berbeda-beda dan kandungan
bahan yang berbeda maka harus dipisahkan dahulu supaya peralatan pengolahan
menjadi awet. Pemisahan ada 3 sistem , yaitu:
System Balistik adalah system pemisahan untuk mendapatkan keserangan
ukuran/berat/volume.
5
System Gravitasi adalah system pemisahan berdasarkan gaya berat. Misalnya :
– Barang yang ringan/terapung
– Barang yang berat/tenggelam
System Magnetis adalah system pemisahan berdasarkan sifat magnet. Yang
bersifat magnet , akan langsung menempel. Misalnya , untuk memisahkan
campuran logam dan non logam.
2. Penyusutan Ukuran
Penyusutan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil ,
supaya pengelolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk
, sampah kota , buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Limbah padat harus dipisah dan disamakan ukurannya/volumenya supaya hasil
pengomposan baik.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah
yang terbagi menjadi dua , yaitu :
1. Pembuangan di laut
Pembuangan limbah padat di laut , tidak boleh dilakukan sembarangan
tempat dan perlu diingat bahwa tidak semua limbah padat dibuang ke laut. Hal ini
di sebabkan oleh :
6
2. Pembuangan di darat (Canitary Landfill)
Untuk pembuangan limbah di darat , perlu dilakukan pemilihan lokasi
yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :
1.) Pengaruh iklim , temperature dan angin
2.) Struktur tanah
3.) Jaraknya jauh dari pemungkiman
4.) Pengaruh terhadap sumber air, perkebunan, perikanan, peternakan, flora atau
fauna.
Jadi, pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk kepentingan
apapun.
Pembuangan di darat/tanah Pembuangan limbah di darat/tanah di bagi menjadi 3,
yaitu :
1.) Penebaran diatas tanah.
2.) Penimbunan/penumpukan.
3.) Pengisian tanah yang cekung (Landfill).
Sampah yang dihasilkan manusia begitu banyak sehingga bila tidak
ditangani akan menimbulkan banyak masalah pencemaran. Beberapa metode
pengolahan sampah telah diterapkan manusia untuk menangani permasalahan
sampah. Masing-masing metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan.
Belum ada satupun dari metode yang telah diterapkan manusia yang dapat
menyelesaikan permasalahan sampah dengan sempurna. Oleh karena itu, masih
perlu terus dikembangkan berbagai metode baru atau modifikasi yang dapat
menyempurnakan metode yang telah ada. Berikut akan kamu pelajari beberapa
metode pengolahan limbah padat (sampah) yang telah umum diterapkan.
7
keuntungan. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kurnan penyebab
penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan
sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk
serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke
tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut, dapat
terbawa zat-zat yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping
menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih balk, yaitu
sanitary landfill. Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang
yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan
limbah ke tanah. Sampah yang ditimbun dipadatkan, kemudian ditutupi dengan
lapisan tanah tipis setiap hari. Hal ini akan mencegah tersebarnya gas metan yang
dapat mencemari udara dan berkembangbiaknya berbagai agen penyebab
penyakit.
Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem lapisan ganda
(plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Di sebagian besar negara maju, penimbunan sampah dengan metode open
dumping telah banyak digantikan oleh metode sanitary landfill. Namun, di
Indonesia, tempat penimbunan sampah yang menggunakan metode sanitary
landfill masih jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang melakukan
penimbunan terbuka (open dumping).
Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah
cara ini menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan
untuk penimbunan akan semakin berkurang. Sampah yang ditimbun sebagian
besar sulit terdegradasi sehingga akan tetap berada di area penimbunan untuk
waktu yang sangat lama. Selain itu, meskipun telah menggunakan sanitary
landfill, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat
berbahaya dapat erembes dan mencemari tanah serta air. Gas metan yang
terbentuk dalam timbunan mungkin saja mengalami akumulasi dan beresiko
meledak.
8
2. Inseinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/Iimbah padat menggunakan suatu
alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume
sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses
insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik atau untuk pemanas ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah
padat dapat dibakar dalaminsinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk
insinerasi di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis
limbah padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan,
dan baterai.
Kelemahan utama metode insinerasi adalaah biayanya yang mahal, selain
itu insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara
serta abu /ashes pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa yang
berbahaya.
Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi . yang mahal.
Selain itu, insinerasi menghasiIkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar
udara serta abu ashpembakaranyangkemungkinan mengandung senyawa
berbahaya.
3. Pembuatan Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organik, seperti sayuran,
daun dan ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh
mikroorganisme tertentu. Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan
menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan, sementara mikroba yang
ada dalam kompos dapat membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan
tanaman.
Pembuatan kompos merupakan saIah sate cara terbaik untuk mengurangi
timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena
cara pembuatannya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan
atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.
9
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair.
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah
jadi, kultur mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme
yang telah banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos
adalah EM4 (Effective Microorganism 4). EM4 merupakan kultur campuran
mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah/sampah organik,
menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan
produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme
yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, di antaranya Lactobacillus sp.,
Rhodopseudomonas sp., Actinomyces sp., dan Streptomyces sp., dan khamir
(ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos yang dibuat menggunakan EM4
yang dikenal juga dengan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena cacing
tanah mampu menguraikan bahan organik. Kompos yang dibuat dengan bantuan
cacing tanah dikenal juga dengan sebutan kascing. Cacing tanah yang dapat
digunakan adalah cacing dari spesies Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus,
Pheretima defingens, dan Eisenia foetida. Cacing tanah akan menguraikan bahan-
bahan kompos yang sebelumnya sudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Keterlibatan cacing tanah dan mikroorganisme dalam pembuatan kompos
menyebabkan pembentukan kompos menjadi lebih efektif dan cepat.
4. Membuat Biogas
Biogas dari kotoran sapi diperoleh dari dekomposisi anaerobik dengan
bantuan mikroorganisme. Pembuatan biogas dari kotoran sapi harus dalam
keadaan anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang
sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan
karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Proses fermentasi untuk pembentukan biogas maksimal pada suhu 30-55
C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan
organik secara optimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri
adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
10
Berikut adalah komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak
dengan Peralatan Pembuatan Biogas Kotoran Sapi :
a. Bak Penampungan sementara
Terbuat dari kotak dengan ukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m berguna sebagai
tempat mengencerkan kotoran sapi.
b. Digester
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester. Digester berfungsi
untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri.
Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding
dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar
kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya
biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat
digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral,
bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
c. Plastik Penampungan Gas
Terbuat dari bahan plastik tebal berbentuk tabung yang berguna untuk
menampung gas methane yang dihasilkan dari digester. Gas metan kemudian
disalurkan ke kompor gas.
d. Kompor Gas
Berfungsi sebagai alat untuk membakar gas metan untuk menghasilkan
api. Api inilah yang digunakan untuk memasak.
e. Bak penampungan Kompos
Bak ini dapat dibuat dengan cara mengali lobang ukuran 2 m x 3 m dengan
kedalaman 1 m sebagai tempat penampungan kompos yang dihasilkan dari
digester.
11
sampah di buang dari bak penampungan. Pengadukan dilakukan hingga
terbentuk lumpur dari kotoran sapi.
b) Lumpur dari bak penampungan sementara kemudian di alirkan ke digester.
Pada pengisian pertama digester harus di isi sampai penuh.
c) Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter
dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung
untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas
ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
d) Gas metan sudah mulai di hasilkan pada hari 10 sedangkan pada hari ke -1
sampai ke - 8 gas yang terbentuk adalah CO2. Pada komposisi CH4 54%
dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
e) Pada hari ke -14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan
api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita
sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini
tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
f) Digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan
biogas yang optimal.
g) Kompos yang keluar dari digester di tampung di bak penampungan
kompos. Kompos cair di kemas ke dalam deregent sedangkan jika ingin di
kemas dalam karung maka kompos harus di keringkan.
5. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi
produk baru. Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan
sampah karena bahan buangan diolah menjadi bahan yang dapat digunakan
kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat yang dapat didaur ulang adalah
kertas, kaca, logam (seperti besi, baja, dan alumunium), plastik, dan karet.
Bahan-bahan yang didaur ulang dapat dijadikan produk baru yang jenisnya
sama atau produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang menjadi
kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa didaur ulang
menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan aspal untuk
menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur ulang menjadi
12
kaleng alumunium lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari plastik jenis
polyetilen terftalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk lain, seperti
baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil. Gelas dan peralatan plastik.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sampah yang dihasilkan manusia begitu banyak sehingga bila tidak
ditangani akan menimbulkan banyak masalah pencemaran. Beberapa metode
pengolahan sampah telah diterapkan manusia untuk menangani permasalahan
sampah. Masing-masing metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan.
Limbah Cair dapat dikelolah dengan lima (5) cara yaitu,
a) Pengolahan Primer (Primary Treatment)
b) Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
c) Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
d) Desinfeksi (Desinfection)
e) Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Limbah Padat dapat dikelolah dengan lima (5) cara yaitu
a) Penimbunan Terbuka
b) Sanitary Landfill
c) insinerasi
d) Pembuatan kompos padat dan cair
e) Daur Ulang
Limbah Padat Gas dikelolah dengan Dua (2) cara yaitu
a) Mengontrol Emisi Gas Buang
b) Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
Limbah Padat Gas dikelolah dengan Dua (2) cara yaitu
a. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi
b. Metode Pembuangan Limbah B3.
3.2. Saran
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan
tindakan yang amat baik untuk masa depan. Lingkungan sehat kita juga sehat
lingkungan tercemar kita juga yang menderita. Bersama-sama kita wujudkan
lingkungan yang bersih dan sehat.
14