PARTUS SPONTAN
A. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang
berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala
(Varneys, 2003).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro, 2000).
Partus/persalinan normal adalah persalinan yang berlangsung tanpa
komplikasi, dengan kriteria:
1. Bayi tunggal
2. Cukup bulan/aterm, umur kehamilan 38-42 minggu
3. Berlangsung spontan, yaitu dengan kekuatan ibu sendiri tanpa bantuan
induksi atau stimulasi
4. Presentasi belakang kepala, bagian terendah janin di dalam rahim
adalah bagian belakang kepala
5. Waktu persalinan > 3 jam sampai < 24 jam
6. BBL > 2500 gr sampai < 4000 gr
7. Ibu dan bayi sehat, tanpa ada cacat fisik maupun mental
B. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks
antara lain oleh factor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain
penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron. Teori Oxytocin, jika
oxytocin bertambah maka akan timbul kontraksi otot-otot rahim,
keregangan otot-otot dan pengaruh janin.
C. Patofisiologi
Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
1. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesterone. Progesterone bekerja sebagai
penenang otot otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteronnya turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunya kadar estrogen dan progesterone
yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi
uteroplasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh
kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Partus dapat juga ditimbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan
ke dalam kanalis servikalis dengan merangsang pleksus
frankenhauser.
b. Amnioktomi: pemecahan ketuban
c. Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut
tetesan per infus.
E. Tahap-tahap Persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu :
1. Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap
(10cm) proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :
a. Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif (7jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm,
kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif
2. Kala II: dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada
multi.
3. Kala III: dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV: dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama
postpartum.
F. Komplikasi
1. Infeksi
2. Retensi plasenta
3. Hematom pada vulva
4. Ruptur uteri
5. Emboli air ketuban
6. Ruptur perineum
G. Pathway
Faktor hormon
Faktor syaraf
Faktor kekuatan plasenta
Faktor nutrisi
Faktor partus
Kala IV
2. Kala II
A. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap
atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.
B. Penanganan
1) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
mendampingi ibu agar merasa nyaman,menawarkan minum,
mengipasi dan memijat ibu
2) Menjaga kebersihan diri
3) Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi
ibu
4) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan
atau ketakutan ibu
5) Mengatur posisi ibu
6) Menjaga kandung kemih tetap kosong
7) Memberikan cukup minum
C. Posisi saat meneran
1) Bantu
ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
2) Ibu
dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu
untuk mengambik nafas
3) Periks
a DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
D. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik
pada persalinan kala II:
1) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
2) Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada
saat persalinan tahap kedua
3) Tidak turunnya janin dijalan lahir
4) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
E. Kelahiran kepala Bayi
1) Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan
saat kepala bayi lahir
2) Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu
cepat
3) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika
diperlukan
4) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
5) Periksa tali pusat:
a) Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat
longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
b) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua
tempat kemudian digunting diantara kedua klem tersebut
sambil melindungi leher bayi.
II.1 Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji ( Analisa Data)
No Data Etiologi Masalah
DO:
pengkajian nyeri
NIC
Dx NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification )
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M., dkk., 2001,Rencana perawatan maternal bayi, EGC, Jakarta.
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. S., & Setiowulan, W., 1999, Kapita
selekta kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta.
Saifuddin A.B. 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Saifuddin A.B. 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta