KASUS 1
1. Pencatatan dari penjualan COD yang semula hanya dibuat satu pencatatan
yang disimpan dikasir merupakan metode yang salah. Faktur COD dibuat rangkap 2,
satu rangkap diserahkan ke pihak pengirim barang yang dipesan oleh pelanggan (baik
gosend, kantor pos, JnT, dll), sedangkan satu rangkap lagi disimpan oleh kasir untuk
referensi masa depan jika saja diperlukan. Sebelum faktur COD disimpan, kasir harus
mencatat terlebih dahulu pada saat faktur COD satu dikirim dan pada saat Faktur
COD tersebut dibayar oleh pelanggan, ditantatangani oleh pelanggan, serta diberikan
stempel sudah dibayar oleh pihak pengirim. Pihak pengirim barang harus
menyerahkan bukti pembayaran COD tersebut ke bagian kasir untuk menghindari cut
off oleh bagian kasir.
2. Manajer kredit sebaiknya tidak melakukan banyak fungsi di perusahaan
tersebut, untuk mencegah terjadinya penyelewengan pekerjaan baik yang disengaja
atau tidak disengaja. Ketika manajer kredit melakukan banyak fungsi, besar
kemungkinan manajer kredit akan melaksanakan tugasnya sesuai kepentingannya
saja. Tugas untuk menghapus piutang yang tidak tertagih dan tugas menjaga
pengeluaran yang diterima tidak boleh dilakukan oleh satu orang. Kedua tugas ini
harus dilakukan oleh 2 orang berbeda untuk menghindari penggelapan penerimaan.
3. Setiap karyawan di Far Distributing Company diberikan fungsi yang berbeda
di setiap divisinya. Dalam hal ini penting bagi pihak pengendalian internal
perusahaan untuk memberikan fungsi yang benar untuk setiap divisi agar tidak
tumpang tindih fungsi. Perusahaan Far Distributing Company diharapkan
meningkatkan pengendalian interennya supaya bagian-bagian yang terkait serta
jaringan prosedur yang membentuk sistem dapat terlihat dengan jelas.
Jika uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang
tersebut tidak sempat disetor ke bank, maka simpanlah uang kas tadi dalam safe
deposit box, dan hanya satu orang tertentu saja yang ditunjuk atau memiliki kode
akses untuk membukanya.
Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa penerapan prinsip pengendalian
internal atas penerimaan kas:
Seluruh uang kas harian yang diterima organisasi dipegang oleh departemen
kasir (kepala kasir). Salinan lembar pertama dari ringkasan total penerimaan kas
harian yang telah disiapkan oleh departemen kasir diserahkan di departemen
akuntansi; untuk selanjutnya oleh bagian akuntansi akan dipergunakan sebagai dasar
pencatatan transaksi ke dalam jurnal (tentu saja setelah melewati proses analisis
transaksi identifikasi akun), lalu dibuatkan buku besar, dan seterusnya sesuai dengan
tahapan-tahapan yang ada dalam siklus akuntansi. Sedangkan salinan lembar ke dua
dari ringkasan total penerimaan kas harian tadi yang telah disiapkan oleh departemen
kasir diserahkan ke bagian keuangan. Dokumen asli yang memuat ringkasan total
penerimaan kas harian itu sendiri tetap akan disimpan di departemen kasir.
Departemen kasir (kepala kasir) akan mengisi formulir setoran bank dan
kemudian menyetorkan uang kas tadi ke bank. Salinan bukti setoran bank ini lalu
akan diserahkan oleh departemen kasir ke bagian keuangan. Jika uang kas hasil
penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan piutang tersebut tidak sempat
disetor ke bank, maka simpanlah uang kas tadi dalam safe deposit box, dan hanya
satu orang tertentu saja yang ditunjuk atau memiliki kode akses untuk membukanya;
hal ini dilakukan untuk menghindari sikap saling menuduh atau memudahkan
pertanggungjawaban langsung apabila terjadi kehilangan atas uang kas tersebut.
Selanjutnya dilakukannya pengecekan independen atau verifikasi internal. Misalnya
saja dalam kasus ini supervisor harus memverifikasi (pengecekan) kebenaran atas
jumlah penerimaan kas harian yang telah dihasilkan oleh operator mesin register kas
dengan cara mencocokan antara total catatan register kas dengan total fisik uang kas
aktual; sedangkan bagian keuangan juga akan memverifikasi (mengecek) kebenaran
atas jumlah penerimaan kas harian ini dengan cara membandingkan antara salinan
lembar ke dua dari ringkasan total penerimaan kas harian dengan salinan bukti
setoran bank.
KASUS 2
1. Faktor apa yang memicu terjadinya masalah yang dialami oleh Yard Company
akibat mengimplementasikan mesin yang dikendalikan secara numerik di dalam
operasi produksi Yard?
2. Manajer belum mampu menempatkan orang yang tepat di pekerjaan yang sesuai,
serta menjaga bahwa kekurangan masing-masing karyawan tidak menuai masalah
dalam pekerjaannya.
2. Anda diminta memberikan saran untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh
Yard Company