HO4 - Identifikasi Potensi Bahaya PDF
HO4 - Identifikasi Potensi Bahaya PDF
A. Pendahuluan
Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita sangat membutuhkan daya listrik.
Namun pada sisi lain, listrik sangat membahayakan keselamatan kita kalau tidak dikelola dengan
baik. Sebagian besar orang pernah mengalami/merasakan sengatan listrik, dari yang hanya
merasa terkejut saja sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh karena itu, untuk
mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap
bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui peningkatan pemahaman terhadap sifat dasar
kelistrikan yang kita gunakan.
Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer
adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya sengatan
listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan.
Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak
langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan
dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar baik
langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-lain.
Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu tegangan (V), arus
(I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dan lainnya yang
ditunjukkan dalam hukum Ohm.
Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan listrik atau sistem
tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili- ampere
(mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan ohm, kilo ohm
atau mega ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran yang tersambung pada sumber
tegangan listrik. Sehingga berlaku:
Bila dalam hal ini titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel (penghantar), sistem
pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita termasuk bagian dari tahanan rangkaian
tersebut
Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah arus listrik
yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan ditentukan oleh tegangan
dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi bagian dari saluran. Berarti peristiwa
bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin
tinggi sistem tegangan yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik
tegangan rendah di Indonesia mempunyai tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.5
dan sistem tegangan yang digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga
220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi
keselamatan manusia.
Tersengat listrik atau yang biasa disebut kesetrum adalah peristiwa dimana terdapat aliran listrik
yang mengalir pada tubuh kita. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya tubuh manusia
merupakan konduktor yang baik, dimana tubuh manusia sebagian besar merupakan cairan
sehingga mampu menghantarkan listrik dengan baik. Arus listrik dapat mengalir karena adanya
beda potensial antara kedua titik hubung, dimana arus listrik akan mengalir dari titik yang memiliki
tegangan tingggi ke tegangan yang lebih rendah. Pada kasus kesetrum, tubuh kita menjadi
penghubung antara peralatan elektronik (tegangan tinggi) dengan tanah/ground (tegangan
rendah). Oleh karena itulah arus listrik akan mengalir melalui tubuh kita, hal ini sesuai dengan
sifat alami listrik yang akan mancari jalan terdekat menuju bumi (dalam hal ini merupakan tubuh
kita). Sebagai contoh saat terjadi petir dimana petir akan menyambar pohon atau bangunan yang
lebih tinggi karena itu merupakan jalan terdekat bagi arus listrik untuk sampai ke bumi.
Mengapa burung yang bertengger pada kabel tiang listrik tidak kesetrum?? Karena mereka
bukanlah jalur terdekat menuju bumi (ground). Mereka diibaratkan sebagai jalur buntu karena
tubuh mereka (kaki-kaki burung) tidak terhubung secara langsung ke bumi sehingga tidak ada
perbedaan potensial yang dapat mengalirkan arus listrik. Bagaimana mencegah agar tidak
kesetrum?? Untuk mencegah agar kita tidak tersetrum caranya sangat mudah yaitu dengan
“memotong” jalur arus listrik dengan menggunakan sandal karet atau alas kaki lainnya yang
bersifat isolator saat sedang memegang peralatan listrik/elektronik sehingga tubuh kita tidak akan
tehubung langsung dengan tanah (gound).
Sengatan arus listrik dapat membahayakan tubuh manusia karena arus listrik yang mengalir
dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar jaringan dan juga
menyebabkan terganggunya fungsi organ tubuh, terutama jantung, otot, dan otak. Efek yang
ditimbulkan oleh kesetrum antara lain kejang otot, nafas berhenti, denyut jantung tidak teratur,
luka bakar tingkat tiga, sampai yang terburuk adalah kematian. Aliran listrik yang mengalir pada
tubuh kita dapat menyebabkan cedera dengan 3 cara, yaitu: Henti jantung (cardiac arrest), terjadi
Apa bedanya kesetrum arus AC dan DC? Seperti kita ketahui arus listrik berdasarkan sumbernya
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu arus listrik searah (DC, direct current) dan arus bolak balik
(AC, alternating current). Sumber arus DC adalah batre dan aki sedangkan sumber arus Ac
adalah PLN. Efek yang ditimbulkan karena kesetrum arus listrik AC dan DC juga berbeda. Mana
yang lebih berbahaya? Secara umum efek yang ditimbulkan oleh arus bolak-balik (AC) lebih
bahaya jika dibandingkan oleh arus searah (DC). Efek kesetrum arus AC tergantung dari
besarnya frekuensi arus, arus yang berfrekuensi rendah lebih berbahaya dibandingkan arus
yang frekuensinya tinggi. Saat tersetrum arus DC, pada tubuh terjadi konstraksi otot yang kuat
sehingga menyebabkan korban terdorong/terpental dari sumber arus. Sedangkan jika tersetrum
arus AC, saraf korban akan terganggu yang menyebabkan otot terpaku pada posisinya sehingga
korban tidak dapat melepaskan genggamannya dari sumber listrik, hal ini menyebabkan korban
terkena sengatan listrik lebih lama sehingga cedera yang dialami pun lebih berat.
10 mA: melumpuhkan.
Arus lebih besar 10 mA disebut sebagai “batas pelepasan”, dimana otot terasa menjadi lumpuh
dan tidak mungkin melepaskan hantaran yang bertegangan listrik.
Bahaya henti jantung dapat terjadi pada arus kecil bila berlangsung lama atau pada arus besar
walaupun berlangsung singkat saja. Electrocution adalah mengalirnya arus listrik kedalam tubuh
manusia dan hal ini sangat berbahaya. Aliran arus akan merusak 2 (dua) bagian fungsi tubuh
Besar dan lama Tegangan Sentuh Maksimum (IEC) Tegangan Sentuh ( Volt ) Waktu Pemutusan
( detik ) ≤ 49 – 50 1 75 0,5 90 0,2 110 0,2 150 0,1 220 0,05 280 0,03 Untuk mencegah berbagai
resiko masuknya aliran arus listrik kedalam tubuh manusia digunakan ELCB ( Earth Leakage
Circuit Breaker ) Standar IEC kini sudah menetapkan pemasangan ELCB dengan sensitivitas 30
mA, dimana ELCB akan secara otomatis trip apabila ada arus bocor yang terdeteksi melebihi
ambang batas 30 mA.
Seringkali kita mendengar adanya kebakaran yang dipicu oleh listrik. Banyak orang kehilangan
nyawa akibat kena sengatan listrik. Masalah utama dalam mempelajari kelistrikan adalah tidak
terlihat dan tidak bisa diraba, bahkan kita tidak mau merabanya. Kita tahu ada listrik setelah
melihat akibatnya, misal lampu menyala, kipas berputar, dan radio bersuara.
Ada tiga bahaya yang diakibatkan oleh listrik, yaitu kesetrum (sengatan listrik), panas atau
kebakaran, dan ledakan. Kesetrum atau sengatan listrik akan dirasakan jika arus listrik melalui
tubuh kita. Biasanya arus akan mulai dirasakan jika arus yang mengalir lebih dari 5 mA. Pada
arus yang kecil, aliran arus hanya akan mengakibatkan kesemutan atau kehilangan kemampuan
untuk mengendalikan tangan. Pada arus yang besar, arus listrik bisa membakar kulit dan daging
kita. Yang paling bahaya adalah jika arus tersebut mengalir melalui jantung atau otak. Perlu
dicatat bahwa yang membahayakan adalah aliran arus listrik, bukan tegangan listrik. Walaupun
tegangannya tinggi, bisa saja tidak membahayakan asalkan arusnya sangat kecil.
Bahaya kedua adalah panas atau kebakaran. Panas muncul karena adanya aliran arus melalui
suatu resistansi. Besarnya panas sebanding dengan kwadrat arus, besarnya resistansi, dan waktu.
Jika kita menggunakan kabel yang terlalu kecil maka resistansinya besar sehingga kawat bisa
mengalami pemanasan. Kawat yang panas bisa menyebabkan terbakarnya isolasi kabel sehingga
mengakibatkan terjadinya hubungsingkat. Kontak atau sambungan tak sempurna juga bisa
menyebabkan timbulnya panas yang membakar isolasi kabel. Menutup lampu, menutup kipas
angin, menutup layar komputer dengan bahan yang mudah terbakar juga membahayakan.
Bahaya ketiga adalah ledakan. Saat terjadi hubungsingkat, arus listrik yang mengalir akan sangat
besar. Arus yang sangat besar bisa menyebabkan kenaikan temperatur yang sangat cepat
sehingga menyebabkan naiknya tekanan udara secara cepat. Untuk instalasi perumahan, bahaya
Untuk mengurangi bahaya akibat penggunaan listrik, di Indonesia telah ada Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL). Di dalam PUIL, telah diatur bagaimana mengurangi risiko muculnya
tegangan sentuh yang membahayakan orang. Menurut peraturan, seharusnya semua instalasi
listrik harus mendapatkan sertifikat laik operasi (SLO) yang dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang. Sayangnya, banyak sekali instalasi listrik tidak memiliki SLO. Kalaupun memiliki SLO,
seringkali kita melakukan perubahan instalasi tanpa melapor kepada pihak yang berwenang. Tak
jarang malah instalasi listrik diubah oleh orang yang bukan ahlinya.
Cara pertama untuk mengamankan instalasi listrik adalah dengan memasang pentanahan yang
baik. Pentanahan biasanya dilakukan dengan menanam batang tembaga sedalam tiga meter ke
tanah. Diusahakan tahanan pentanahan yang didapat kurang dari 25 Ohm. Jika penanaman
sedalam tiga meter masih menghasilkan tahanan yang tinggi, kita harus menanam lagi batang
tembaga lain dan menyambungkannya ke batang tembaga yang pertama. Jika tersedia, batang
pentanahan ini harus disambung dengan batang pentanahan penangkal petir. Setelah itu, kawat
netral yang datang dari PLN harus disambung ke batang atau elektroda pentanahan yang telah
dibuat. Setelah itu, semua bagian logam dari peralatan (yang pada keadaan normal tidak dialiri
arus) harus disambung ke elektroda pentanahan tersebut.
Tujuan utama dari pentanahan ini ada tiga. Pertama, menjamin bahwa tegangan titik netral relatif
terhadap tanah sama dengan atau mendekati nol. Kedua, menjamin bahwa semua bagian logam
peralatan tegangannya selalu mendekati nol sehingga aman jika tersentuh oleh tubuh kita.
Ketiga, jika terjadi hubung singkat antara kawat dengan bagian logam peralatan, arus listrik bisa
mengalir cukup besar sehingga bisa terdeteksi oleh pengaman sehingga bisa segera diputus.
Dengan pemutusan yang segera, pemanasan bisa dihindari sehingga mencegah terjadinya
kebakaran.
Selain harus dipasang oleh ahlinya, demi keamanan kita harus menggunakan peralatan listrik
yang sesuai standar. Ukuran kabel harus sesuai dengan kebutuhannya. Bahan isolasi yang
dipakai harus sesuai dengan peruntukannya. Kabel yang terlalu kecil bisa menyebabkan kabel
mengalami pemanasan lebih yang bisa menimbulkan kebakaran. Isolasi yang tidak sesuai akan
mudah sobek dan mudah terbakar jika kawat di dalam kabel mengalami pemanasan.
Pengaman atau MCB juga harus sesuai ukurannya dan benar pemasangannya. Gunakan stop
kontak yang sesuai dengan standar. Jangan melakukan pencabangan terlalu banyak di suatu titik.
Kontak yang tidak sempurna bisa menyebabkan terjadinya pemanasan dan membakar bahan
isolasi. Jangan pernah mencabut kontak tusuk (colokan) peralatan listrik dengan menarik
kabelnya. Idealnya, semua peralatan listrik yang beredar di Indonesia harus memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI). Dalam praktek, banyak sekali beredar peralatan yang tidak sesuai
standar. Banyak konsumen memilih peralatan hanya berdasarkan harga.
Kebiasaan Aman
Jangan menggunakan pencukur listrik dan hair dryer di kamar mandi. Yakinkan tangan
dalam keadaan kering saat menggunakan peralatan listrik;
Jangan memasang stop kontak di tempat yang mungkin basah;
Jangan mencolokan banyak peralatan dalam suatu stop kontak atau pembagi;
Jangan mencabut kontak tusuk dengan kabelnya;
Matikan listrik atau cabut stop kontaknya saat peralatan tidak digunakan;
Jangan gantung pakaian pada lampu atau peralatan listrik lainnya;
Panggil ahlinya jika curiga ada gangguan pada peralatan listrik.
Kadang kita berpikir kenapa tegangan 220 V dirumah bisa mengakibatkan kematian, sedangkan
tegangan baterai 12 V tidak apa apa bila dipegang. Nah, hal ini disebabkan tahanan tubuh kita
terhadap listrik yang apabila diukur adalah sebesar1200-5000 Ohm. Maka dengan rumus dibawah
ini, bisa didapatkan berapa besar arus listrik yang mengalir di tubuh manusia.
Maka tegangan aman=10mA X 1200Ohm untuk kondisi basah dan 10mA X 5000 Ohm untuk
kondisi tubuh kering
Didapatkan tegangan aman tanpa batas waktu untuk arus bolak balik adalah:
Sedangkan tegangan aman tanpa batas waktu pada tegangan searah adalah:
Dari penjelasan seperti diatas itulah maka gawai proteksi arus sisa yang harus dipasang
dirumah adalah: 30 mA. Demikian juga kenapa lampu yang dipasang di area untuk kolam
renang dan didalam kamar mandi khususnya shower menggunakan 12Volt.
Pastikan tidak ada alasan lagi untuk memasang ELCB atau DPNa dirumah dengan besaran 30
mA untuk soket dan 300mA untuk proteksi kebakaran rumah.
Menurut IEC 449, IEC60479 dan PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik
SNI04-0225-2000) batas atas rentang tegangan adalah 50 Volt arus bolak balik dan
120 volt arus searah.